" Bismillah ... Ya Allah Izinkan hamba Adam El Kautsar menikahi Alia. Berikanlah kebahagiaan seluas samudra pada pernikahan kami. Lapangkanlah hati hamba sebagai seorang suami untuk ikhlas menjalani pernikahan ini. Ridhoi-lah langkah kaki ini untuk memberikan nafkah terbaik padanya," lirih El sambil memandang cermin di hadapannya.
El yang sudah menggunakan Dress Code pernikahan itu nampak sangatlah tampan. Bunda Hannah dan papa Zein memberikan jempol pada putranya. El pun membalas senyuman pada mereka.
Mereka pun keluar menuju masjid Ashabul Kahfi di pesantren. Jangan di tanya bagaimana perasaan El kali ini. Meskipun bukan karena landasan cinta tapi bukan berarti dia tenang untuk mengucapkan kalimat akad. Tetap saja nervous sangat dia rasakan. Bahkan dia sampai bersholawat di dalam hatinya. Sesekali dia mengucapkan ...
Robbis rohlii shodrii, wa yassirlii amrii, wahlul 'uqdatam mil lisaani yafqohu qoulii. Artinya: “Ya rabbku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku.” (QS. Thaha: 25-28).
Bukan tanpa alasan dia melafalkan doa itu. Dia ingin di mudahkan dalam mengucapkan kalimat akad di hadapan Ayah Alia. Di saksikan ratusan santriwan dan santriwati serta para ulama terdekat. Di saksikan pula oleh Mbah Kyai Atha dan Umma Sesepuh pesantren Ashabul Kahfi.
" Sudah siap nak El!?" tanya Ayah Hafla dengan tegas menatap calon menantunya itu. Dengan satu tarikan nafas dan mengucapkan sholawat pada nabi serta mengucapkan basmalah.
" Bismillah .... El Siap Ayah!" serunya dengan mantap. Senyuman itu pun terbit dari wajah sang calon mertuanya.
Jika biasanya pernikahan yang terjadi dalam keluarga besar Al Qassam dan Ghazalah di gelar secara sederhana. Kali ini kasus berbeda datang dari pernikahan Alia binti Ghazalah. Pernikahannya bersama UstadZ El Kautsar di gelar secara meriah.
Ankahtuka wazawwajtuka makhtubataka binti (Alia Shakeela Zanitha ) alal mahri (milyun wathamanimiayat wakhamsun 'alf rial wa dhahab 200 jiram) hallan."
Artinya:
"Saya nikahkan engkau dan saya kawinkan engkau dengan pinanganmu, putriku (Alia Shakeela Zanitha) dengan mahar ( Uang sebesar 1.850.000 dan Emas 200 gram ) dibayar tunai.
El kemudian melafalkan kabul di saksikan para tamu yang hadir selepas sholat dhuha berjamaah beberapa waktu lalu.
"Qobiltu nikahaha wa tazwijaha alal mahril madzkuur wa radhitu bihi, wallahu waliyu taufiq."
Artinya:
"Saya terima nikah dan kawinnya dengan mahar yang telah disebutkan, dan saya rela dengan hal tersebut. Semoga Allah selalu memberi anugerah."
" Para Saksi Sah?!" ujar Ayah Hafla sambil menatap para saksi dan jamaah yang hadir.
Jamaah yang hadir sontak semua melafalkan kalimat sah dengan lantang dan jelas.
Sah!
Sah!
Sah!
“Bârakallâhu laka wa bâraka 'alaika wa jama'a bainakumâ fî khairin.”
Artinya: Semoga Allah memberkahimu dalam suka dan duka dan semoga Allah mengumpulkan kalian berdua di dalam kebaikan.
Saat gelar akad sudah selesai El di antarkan ke kamar Alia. Kini, hatinya semakin berdegup tak karuan bukan karena cinta tapi bisakah dia menjadi imam yang baik ke depannya.
Allahu akbar ! El ... Saat dia-lah masa depanmu. Batinnya sambil berjalan.
" Masuklah nak!" seru Mama Alia. El mengangguk dan masuk ke dalam kamar Alia yang wanginya begitu semerbak. Aroma mawar dan melati menjadi satu padu. Ruang kamar yang di hias begitu indah.
Nampak Alia duduk dengan balutan gamis brukat. Dress yang nampak indah itu cocok untuk tubuh Alia yang tinggi dan ideal.
Degh.
El kaget saat menatap Alia. Gadis itu mengenakan cadarnya. Namun el tetap diam dan mendekatinya. Tugas awal sebagai seorang suami adalah mendoakan istrinya. Maka El akan melakukannya. El kemudian menyentuh ubun - ubun Alia dan mendoakan gadis itu. Alia nampak mengamini - nya.
ALLAHUMMA INNI AS-ALUKA MIN KHOIRIHAA WA KHOIRI MAA JABALTAHAA 'ALAIH. WA A'UDZU BIKA MIN SYARRIHAA WA SYARRI MAA JABALTAHAA 'ALAIH.
Tak lupa El mengecup ubun - ubun Alia sebagai Syarat. Ya - iyalah di cium secara di belakangnya masih ada Mama dan Umma yang nampak sumringah bahagia menatap keduanya.
" Baiklah nak istirahatlah! Acara resepsi masih nanti siang. Oh, iya El putri mama belum sarapan suruhlah dia makan sedari tadi katanya tidak tenang," ujar Mama Alia. El mengangguk mengiyakan.
" Iya ma ... " jawab El. Sedang Alia menatap tajam ke arah mamanya.
" Kami keluar dulu ya! Ayo Umma ... " Umma dan mama pun pergi dari sana setelah El mengulas senyumannya.
El kini nampak menarik kursi ke arah depan Alia. Dia duduk di depan wanita yang sah menyandang gelar Nyonya Kautsar ini beberapa menit lalu. Dia menatap Alia yang masih mematung tak membuka Cadar.
" Buka Cadarnya! Akan aku suapi," ucap El yang terdengar dingin sekali.
" Aku sedang tidak lapar. Lagian kamu kan yang memintaku memakai cadar ketika kita sudah halal," jawab Alia sudah memulai perdebatan.
" Al ... Jangan mulai! Dengar Ketika aku pinta buka maka bukalah," Ucap El penuh penekanan. Alia menggelengkan kepala. Alia merasa El ini egois. Jika maunya maka harus di turuti.
" Tidak ... " Alia memalingkan mukanya. Sedangkan El nampak menghela nafasnya ketika Alia sudah mulai menguji dirinya dengan cara ambekan atau apalah ini. Dia tak paham sama sekali. Tanpa banyak berkata El berdiri dan melepaskan cadar Alia dan kain penutup itu lolos ke pangkuan Alia.
Barulah El bisa melihat bagaimana cantiknya Alia di balik cadar itu. Namun sayangnya ternyata Alia menangis di balik cadar itu. El tahu mungkin dia sangat egois. Ketika Alia datang meminta dia menerima pernikahan ini El malah menolaknya. Namun ketika Alia menolak El malah memaksanya untuk menikah dengan syarat yang berat bagi Alia. Tanpa di duga tangan El mendekat untuk menghapus air mata itu.
" Maafkan aku Al ... Makanlah!" pinta El padanya.
" Aku tidak bisa ... Berpura - pura. Mungkin kamu bisa berpura - pura di hadapan mereka semua tapi aku tidak. Kamu benar lebih baik aku menggunakan ini untuk menutupi semuanya," alia mengambil cadarnya sambil terisak.
" Alia!!! Sudah ku katakan makan .... Aku sedang tak membahas lainnya. Jika kamu ingin jadi istri seutuhnya akan aku kabulkan! Sudah pernah kita bahas bukan??? Sekarang makan agar kamu tidak sakit," ujar el menyodorkan sendok ke mulut Alia.
Alia ... Apa yang mau kamu tunjukkan! Dengan memprotes pernikahan kita yang baru saja di mulai. Sudah ku katakan belajarlah bersabar. Aku juga sudah menerimamu. Huft.
" Berhentilah menangis jika tidak mau tersedak!" seru El yang melihat Alia masih saja menangis sambil makan.
" Jangan terlalu perhatian padaku! Bersikaplah seperti dulu yang kasar. Sikap seperti ini bisa membuatku baper dan cinta padamu," ucap Alia datar. Jawaban El malah mengejutkan.
" Biarkan saja cinta! Salahnya di mana. Bukankah sudah halal," jawabnya tak kalah flat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Rita Riau
mang dasar El egois,,, seenaknya bikin peraturan,,,
2024-03-23
0
Elizabeth Zulfa
katanya alia anaknya hagla kok zg jdi wali + mertuanya hafla??
2024-01-12
0
Lilik Juhariah
lah dia yg minta diturutin gk mau, aneh El ini
2024-01-10
1