Semua orang yang berakting.

Esok harinya ketika langit temaram. Bahkan lampu-lampu di luar pun masih berpendar. 

Erika memarkirkan mobilnya di depan pelataran rumah berlantai tiga. Seorang security langsung mengejar lantas membukakan pintu untuk wanita berbadan gemuk yang sekarang telah menjadi istri dari Tuan muda Elvan.

"Selamat pagi, Bu— eh, Mbak Erika" buru-buru mengganti sapaan dengan yang lebih terkesan muda setelah mendapat pukulan sikut di perutnya dari rekan sesama security. 

"Pagi, Pak." Seperti biasa, Erika akan membalas sapaan semua orang dengan senyum ramahnya. 

"Wah, sepagi ini datang demi Mas Elvan." 

Erika tersenyum. "Iya, Pak. Maaf, saya langsung masuk, ya?" 

"Silahkan, Mbak Erika." Keduanya mempersilahkan hampir berbarengan. 

Kebetulan sudah ada ibu asisten rumah tangga yang menyambutnya. Erika langsung mengikuti langkah wanita tersebut di belakang. 

"Ssssstt… itu yang namanya Mbak Erika?" tanya salah satu dari mereka dengan nada berbisik. 

"Iya–"

"Wah, bukan main. Kok mau ya, Mas Elvan?" 

"Heh, biar bodinya seperti itu. Tapi uangnya bisa untuk membayar semua tanah di kampungmu, Bro!" 

"Eh iya, bener. Kalau melihat dari sisi hartanya Beliau sih, rela. Lumayan, seumur hidup hanya ungkang-ungkang kaki."

"Eh, dengan badanmu yang kerempeng itu. Sudah dipastikan, kau hanya bertahan satu bulan saja. Setelahnya masuk liang lahat karena gepeng tertimpa badan dia yang sebesar gajah.."  

"Sialan!" Keduanya cekikikan sembari melangkah menuju pos security. 

….

Sementara itu seorang wanita paruh baya yang baru saja terjaga berjalan keluar kamar dengan langkah terseret.

"Huuuh, menyebalkan. Mereka digaji untuk apa sih, sampai galon di dalam kamar saja kosong?" 

Meruntuk dengan posisi masih mengantuk menuju tangga. Matanya menoleh ke kanan dan kiri mencari seseorang. 

"Selamat pagi, Bu." 

"Astaga!" Bu Regina terkejut bukan kepalang, saat tiba-tiba berpapasan dengan Erika di ujung tangga bagian atas. "K-kau?" 

"Ibu, Aku ini Erika." 

"E–Erika? Ya ampun…" Bu Regina menepuk-nepuk dadanya sendiri merasa lega. Ku pikir hantu leak… 

"Ibu, aku datang untuk Elvan. Dan saat ini saya izin ingin ke kamar suamiku." 

"Hah?" Sedikit gelagapan, pasalnya Elvan pasti akan marah saat istrinya yang gendut itu tahu-tahu masuk tanpa seizinya. Namun, ia tak memiliki alasan untuk melarang. 

"Ada apa, Bu?" 

"Ah, tidak apa, Nak." Terkekeh garing. 

Bagaimana ini. Anak itu pasti akan mengamuk. Terlebih Elvan semalam pulang dalam keadaan mabuk, tingkat emosionalnya pasti lebih tinggi. (Bu Regina)

"Ibu, Maaf. Bolehkah saya langsung ke kamar suamiku?" 

"Ah, iya-ya… silahkan. Kamarnya yang di sana. Ujung!" Menunjuk kamar di bagian ujung void. 

Erika tersenyum senang, setelahnya kembali mengarahkan pandangan pada sang ibu mertua. 

"Em… sebelum itu, saya mau memberikan ini untuk Ibu." 

Bu Regina baru menyadari paper bag dengan nama brand terkenal asal paris tertulis di depannya. 

"Ya ampun apa ini, Sayang?" Buru-buru menerima dengan mata yang semula mengantuk seketika berbinar. 

"Hanya bingkisan kecil yang sengaja saya beli saat ke paris minggu lalu." 

"Ah, ya ampun terima kasih banyak, Nak. Ibu benar-benar merepotkan mu." 

"Tidak, Kok," jawabnya malu-malu.

"Kalau begitu masuklah. Kasian Elvan sejak semalam sendirian." 

"Baik, Ibu. Saya permisi…" 

"Ya—" wajah bahagianya masih menghiasi. 

Dan saat perempuan itu sudah agak menjauh, Regina mengintip sebentar. 

"Astaga!" 

Seolah jantungnya berhenti berdetak saat melihat kotak mewah yang membungkus isi dari barang branded tersebut. 

"Tidak salah lagi, ini pasti tas keluaran terbaru yang hanya ada lima di dunia ini." 

Seketika hausnya hilang. Bu Regina bergegas balik badan dan kembali masuk ke dalam kamar untuk memastikan segera. 

***

Di dalam kamar… 

Tok tok tok. Erika mengetuk pelan sebelum mencoba menekan handle pintu. Dan saat tahu kamar itu tidak dikunci, Erika pun masuk. 

"Permisi—" masih agak canggung ia tetap melangkah masuk ke dalam. 

Sampai di dekat ranjang. Ia melihat Elvan tidur dengan jaket dan sepatu masih melekat di tubuhnya. 

"Ya ampun suamiku." 

Buru-buru mendekati Elvan yang tidur dalam posisi miring. Erika menyentuh keningnya. Di sana ia tak merasakan suhu yang tinggi. Bahkan tak ada satupun keringat yang keluar dari tubuhnya yang bersih. 

Melihat pakaian yang dipakai Elvan, perempuan itu berencana untuk menggantinya dengan yang lebih nyaman. Tapi, rasa malunya membuat Erika mematung sejenak untuk berpikir. 

Dan setelah cukup lama berdiam diri, ia pun mulai membukakan sepatu dan kaos kaki yang digunakan suaminya. Saat proses pelepasan kaos kaki, matanya yang bulat sesekali melirik. Memastikan apa yang ia lakukan tak mengusik tidur suaminya. 

Tatkala situasi tetap aman, ia melanjutkan pekerjaannya melepaskan seluruh atribut di kaki. Kemudian berlanjut melepaskan jaket pria itu dengan hati-hati. Ketika tubuh miring itu berubah terlentang Erika bergeming. Sosoknya yang tampan dan berkarisma benar-benar membuat perempuan berusia tiga puluh tahun itu terpesona. 

Tampannya suamiku… (Erika)

Diusapnya lembut pipi pria itu dengan penuh kasih sayang. Erika termenung saat menyadari debaran jantungnya semakin kuat. Ia benar-benar sudah jatuh cinta pada laki-laki ini. 

"Sayangku," gumamnya dengan mata berkaca-kaca. Berharap, setelah ini mereka akan bahagia dan saling mencintai. 

Pandangannya kini tertuju pada bibir Elvan. Erika sedikit tergoda, namun ia sadar bahwa dirinya adalah wanita. Tidak mungkin ada wanita yang memulai lebih dulu. Kedua pipinya merah padam, merasa malu sendiri. 

Dasar! umpatnya sembari senyum-senyum. Erika buru-buru menyelesaikan tugasnya. Yang hanya melepaskan jaket dan sepatu agar sang suami lebih nyaman. 

"Veeeeen," rintihan samar terdengar. Erika hanya diam saja menatapnya lucu karena mengigau. 

Padahal, Elvan sedang menyebut nama wanita lain yang ada di hatinya saat ini. 

"Aku akan memasak hidangan spesial untukmu, Sayang. Tunggu sebentar, ya?" Perempuan itu bangkit. Ia melepaskan blazzer mahalnya kemudian gegas keluar dari dalam kamar suaminya. 

Terpopuler

Comments

Maryati Yati

Maryati Yati

kenapa gak ada ya tulus sama erika

2024-02-24

0

Bunda dinna

Bunda dinna

Bu Regina juga pura2 baik hanya karena dapat hadiah tas branded

2024-01-24

1

solihin 78

solihin 78

kasihan Erika jadi bayang bayang pacar nya Elvan

2024-01-08

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!