Setelah pernikahan.

Di depan kamar, ia sudah disambut oleh pelayan laki-laki yang bekerja di rumah itu. 

"Bapak didalam?" Tanyanya.

"Iya, Bu." 

Erika tersenyum. "Kamu boleh kembali dengan pekerjaanmu." 

Laki-laki di depannya mengangguk sopan sebelum melenggang pergi. 

Kini tinggal Erika yang berdebar saat hendak memasuki kamarnya dengan Elvan. Ia bahkan bingung, ingin berekspresi apa saat berduaan dengan suaminya di dalam kamar. 

Perlahan menarik nafas kemudian menghembuskan sama pelan. Perempuan bertubuh gempal mulai membuka pintu. 

Di dalam… 

ia tak mendapati sang suami. Mungkin sedang di kamar mandi pikirnya. Ia langsung memasuki ruangan ganti. Melihat semua barangnya dan Elvan sudah tertata rapi di tempatnya, Erika merasa senang. 

"Oh—" 

Mendadak teringat sesuatu. Sebuah kado pernikahan yang disiapkan untuk suaminya.

Buru-buru ia mendekati laci yang memiliki efek menyala terang secara otomatis setelah dibuka.  Di dalamnya ada satu kotak berukuran sedang. Erika meraihnya dengan hati-hati. 

Helaan nafas bercampur senyum terukir di wajahnya yang bulat. Arloji dengan desain khusus akhirnya ia dapatkan juga, tepat tiga hari sebelum pernikahan. 

"Ku harap suamiku suka," gumamnya sebelum kembali meletakan kotak tersebut ke tempat semula.

Sebagai seorang istri ia menyadari kewajibannya melayani Elvan sepenuh hati. Tidak peduli dengan status kekayaan yang jauh diatas sang suami. Ia harus tetap menghormati Elvan tanpa memandang status sosialnya, karena itulah yang diajarkan keluarga Sena Hartono.

Tertegun sebentar memandangi deretan baju di lemari. Erika berpikir pakaian mana yang pas untuk laki-laki itu. Karena sepertinya mereka tidak akan kemana-mana, mungkin setelan rumahan lebih cocok. 

Dengan semangat yang membara, tangan gempalnya mulai menggeser satu-persatu beberapa baju yang tergantung. Hingga tiba pada setelan yang menurutnya akan keren di pakai sang suami. 

"Yang ini saja." 

Melangkah sedikit tergopoh ke sudut lain. Wanita bertubuh gempal menggantungkan pakain yang akan digunakan suaminya. 

Masih sibuk kesana kemari di dalam ruang ganti. Menyiapkan serta menata ulang sesuai seleranya. Erika sampai menghabiskan beberapa menit ditempat yang berisi banyaknya perlengkapan fashion. Hingga perempuan itu dibuat terkejut saat pintu kamar ganti terbuka. Ia pun reflek menoleh ke arah pintu.. 

"S-Suamiku?" Senyumnya melebar sempurna. 

Elvan berdiri tanpa ekspresi. Ya, respon serupa pun ditunjukkan oleh Elvan yang terkejut saat melihat wanita itu ada di depan mata. 

Ck! Rasanya eneg sekali melihat si babi ini… batinnya. 

Erika tampak gugup melihat Elvan yang hanya menutupi area pinggang hingga ke lutut, kembali melangkah masuk mendekati lemari.

"A-anu, aku sudah menyiapkan baju untukmu." 

Pria itu tak menggubris, ia tetap memilih pakaiannya. Dilihat semua baju yang ada kebanyakan bukan bawaan dia sendiri. Melainkan pakaian baru yang sengaja dibeli istrinya.

"Mana baju saya?" tanyanya datar tanpa menoleh. 

"Itu semua bajumu." 

Elvan menggeleng. Ia terus mencari pakaian yang ia bawa dari rumah. Namun tak satu potong pun pakaian miliknya yang ditemukan. Pria itu menghela nafas kasar. 

"Suamiku, apakah kau tidak suka semua pakaiannya?" tanya Erika hati-hati. 

Aku lebih tidak suka melihat wajah berlemak mu itu. Elvan menjawab dalam hati. 

"Aku akan mencoba menghubungi asisten pribadi di rumah ini untuk mencarikan baju yang lain."

"Tidak perlu!" Elvan mengambil asal pakaian casualnya. 

Sebenarnya ia bukannya tidak suka dengan baju-baju keren ini. Hanya tidak mau saja memakai barang-barang yang dibeli Erika. Pria itu pun langsung berjalan mendekati pintu hendak keluar.

"Kau mau kemana?" 

"Kau pikir aku akan ganti pakaian di depanmu?" jawabnya ketus.

"Tetaplah di sini. Biar aku yang keluar." 

Tubuh besarnya dipaksa melangkah cepat mendahului sang suami menuju pintu. Dan setelah pintu tertutup Elvan mendengus sebal. 

"Dasar babi jelek!" hinanya dengan gestur geli. 

Ia buru-buru memakai baju. Seolah khawatir wanita gendut itu kembali masuk dan menerkam tubuhnya. Walau sebenarnya tak mungkin hal itu terjadi.

Di luar, Erika tersipu malu saat mengingat bentuk tubuh profesional milik Elvan. Kakinya bahkan lemas, terseret pelan menuju ranjang tidur yang luas dan nyaman. 

Tangan gempalnya menempel ke dada. Erika senyum-senyum sendiri tatkala bayangan liar melayang-layang di kepala setelah sang suami keluar dari ruang ganti. 

"Haruskah aku mandi juga?" 

Erika mengendus bau badanya sendiri. 

"Kurasa tidak bau. Lagipula aku kan hendak masak makanan malam. Ya ampun aku hampir lupa." 

Bergegas bangkit, perempuan itu menuliskan memo untuk Elvan kalau dia saat ini ada di dapur. Setelah selesai menulis, ia pun meletakan kertasnya dibawah ponsel milik suaminya yang tergeletak di atas nakas.

"Aku masak dulu ya, suamiku…" rasa bahagia setelah memiliki pasangan membawa langkahnya seperti melayang keluar kamar. 

Erika membayangkan ide hidangan utama yang akan mereka santap nanti malam. Bahkan ia pun berencana untuk menghias meja makan agar lebih romantis.

….

Selang beberapa detik pria itu sudah terlihat rapi. Elvan keluar ruang ganti tanpa mencari wanita gemuk tadi. Diambilnya ponsel dan dompet, tanpa memperdulikan kertas memo yang ditulis Erika terjatuh ke lantai sebelum ia baca. Kemudian pergi begitu saja.

Sore ini, dia harus menenangkan pikiran dan bersenang-senang setelah selama seharian tertekan akibat menyembunyikan perasaan jijiknya ketika bersanding dengan perempuan gendut itu. 

Elvan sebenarnya sudah berusaha keras untuk menolak perjodohan. Namun Ayahnya justru mengancam akan mencabut segala fasilitas termasuk menarik bisnis yang selama ini dipegang Elvan. Hingga mau tak mau ia harus patuh atas keinginan konyol itu dan mengorbankan mimpi besarnya yakni menikah dengan wanita yang dicintai.

Karena ia sendiri sebenarnya sudah punya kekasih yang rencananya akan dinikahinya tahun depan. Namun semua kandas hanya karena sang Ayah yang tak ingin kehilangan investor terbesar di perusahaannya. 

Terpopuler

Comments

Hani Ekawati

Hani Ekawati

Anak orang kaya, CEO, tidak sombong dan msh mau berkutat didapur itu menjadi nilai plusnya seorang Erika.👍

2024-07-25

0

Hani Ekawati

Hani Ekawati

Ya ampun Thor, pake ditegaskan "tangan gempalnya" auto lngsng kebayang tangannya Segede apa 🤣

2024-07-25

0

Bunda dinna

Bunda dinna

Erika bisa kok diet dengan bantuan yg profesional,,demi Erika sendiri..
Gak tega sebenarnya

2024-01-24

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!