Poligamy Berbuah Derita

Poligamy Berbuah Derita

Suamiku menikah lagi

"Dwi..", Temanku memanggil,aku langsung menoleh sambil menatap sinis padanya. Dengan nada yang ngos ngosan temanku menghampiriku dan menceritakan tentang apa yang dia lihat.

"Dwi..", Kamu tau tidak kalau suamimu itu menikah lagi?"

"Apa..?" Kataku kepadanya dengan nada terkejut.

"Iya Dwi.." Suamimu menikah lagi,aku mendengar kabar dari saudaraku sendiri yang saat ini sedang menghadiri pernikahan itu disebrang sana.

Aku diam sesaat,karena aku belum percaya dengan perkataan temanku itu.

"Apakah sikap ke anehan suamiku itu yang selama ini aku rasakan benar benar terjadi yaa?" Gumamku dalam hati.

"Dwi..", Kamu dengar tidak sih apa yang aku katakan?" Temanku membentakku.

"Iya aku dengar,tapi biarlah dia menikah lagi..." Sahutku seraya membesarkan hatiku,walau nyatanya hati ini sangat perih dan sakit.

Dwi langsung pergi meninggalkan temannya itu dengan perasaan hati yang sangat sakit,dengan jiwa yang kosong dan raga yang terasa hampa.

Dwi langsung masuk kekamarnya dan mengunci pintunya dari dalam,dia menangis sejadi jadinya tampa menghiraukan orang yang ada disekelilingnya.

"Ada apa Dwi ada apa?" Suara perempuan memanggil namanya dari luar,tapi Dwi tetap menangis menumpahkan segala rasa sakitnya dan berkurung diri didalam kamarnya.

Setelah satu jam lebih Dwi menangis,akhirnya dia diam berusaha untuk tenang. Dengan wajah yang sudah kusam Dwi masuk kekamar mandi sekedar untuk memcuci mukanya yang sudah kusam itu,mata yang dulunya cantik dan bulat sekarang menjadi bengkak karena menangis.

Sesaat menjadi hening,Dwi melamun sendrian memikirkan suaminya yang dengan sengaja menikah lagi.

"Aku harus mencari jalan bagaimana caranya aku bisa melihat sendiri penghianatan suamiku,dan kalau apa yang dikatakan temanku itu benar benar tejadi aku akan meminta cerai padanya..", Gumamnya sambil melamun.

Sore sudah menjadi malam,suaminya belum datang juga. Dwi melihat jam yang terpampang di dindingnya sudah menunjukkan jam satu,namun Dwi belum juga bisa terlelap. Dwi mencoba mengotak atik Hp--nya agar bisa terlelap,namun sampai jam tiga pagi belum juga tertidur.

Malam seakan sangat panjang bagi Dwi karena memikirkan suaminya yang tidak pulang pulang.

Sampai akhirnya Dwi memutuskan untuk beruduk dan ingin melaksanakan Shalat Malam,dengan tujuan untuk menenangkan jiwanya yang hampa dan minta petunjuk kepada yang Khalik.

Setelah selesai Shalat,Dwi menadahkan kedua tangannya meminta memohon agar mendapatkan pentunjuknya. Air matanya menetes menahan rasa sakit dan rasa kecewanya..

"Ya Raaabb tunjukkan kebesaranmu kepada hambamu yang penuh dosa ini..", Dia bersimpuh bersujud dan meminta dengan deraian air matanya yang tak henti hentinya menetes.

Dan tampa disadari,dia tertidur dengan mukena yang ia pakai.

"Toook...!"

"Took....!"

"Toook...!"

Ada suara ketokan pintu dari luar memanggil nama Dwi yang entah jam berapa dia tertidur, "Siapa sih yang memanggil manggil namaku pagi pagi buta seperti ini..?" Gumamnya dia dalam kamar sambil mengucek matanya.

Dengan kaki tertatih tatih Dwi berjalan untuk membuka pintu,dan tak disangka setelah dia buka. Ternyata suaminya yang datang dengan muka yang pucat dan berpakaian lusuh.

"Kok baru pulang mas?" Tanya Dwi pada suaminya yang pura pura tidak tau,karena Dwi bermaksud untuk menyelidiki sendiri tentang kabar yang ia dengar dari temannya tadi malam.

"Aku tidur dirumah teman Dik karena kemaleman habis bermain...!" Kata mas Musa suaminya.

"Oooh ya udah masuk saja dulu mas,aku mau cuci muka lepas itu kita makan yaaa..!" Jawab Dwi datar tampa menoleh kepada suaminya karena merasa jijik.

"Oke dik,kita makan diluar saja ya...!" Kata mas Musa tampa ada rasa bersalah.Dwi terus masuk ke kamar mandinya sekedar untuk mencuci mukanya yang sudah kusut.

Setelah selesai cuci muka Dwi terus menganti baju yang ia pakai,setelah selesai dia pun keluar dengan suaminya untuk mencari warung makan.

Sesampainya diwarung makan tampa sengaja Dwi bertemu dengan temannya yang tadi malam membicarakan suaminya,namun Dwi tidak memperdulikannya. Karena Dwi tau bahwa temannya itu akan mengejeknya dan menghinanya.

Dwi duduk berhadapan dengan suaminya dan terus memanggil pelayan untuk memesan makanan,setelah makanan yang ia pesan datang akhirnya mereka makan berdua tampa ada kata sedikitpun dari mereka.

"Mas..., Nanti malam mas Musa mau tidur dimana?" Dwi sengaja bertanya sekedar membuka keheningan dan sekedar ingin tau kejujuran suaminya seraya mengelap bibirnya dengan tisu.

"Kenapa Dik?" Kamu keberatan tah kalau aku tidur dirumah teman lagi?" Jawab suaminya tampa menoleh sambil mengelap tangannya yang basah.

"Ya tidak apa apa sih mas,yang penting mas Musa jangan niko niko gitu..!".

"Ehemm ehemmmm..!"

Mas musa tersedak setelah mendengar ucapan Dwi,dan terus meraih segelas air yang ada di sampingnya untuk diminum.

"Kenapa mas?" Tanyanya Dwi datar sambil menatap sinis pada suaminya.

"Tidak apa apa Dik,aku cuma tersedak saja...".

"Oooooh.....!" Jawabnya Dwi dengan santai.

"Rasain lhooo....! Ingat mas,suatu saat nanti aku akan mencari kebenaran tentang kabar ini.Dan kalau itu semua benar,maka aku akan menuntut cerai terhadapmu...!". Gumamnya dalam hati sambil menelan makanannya.

Setelah selesai makan,suami Dwi mengajak Dwi jalan jalan mencari angin. Tapi Dwi menolaknya dengan alasan sakit kepala,walau sebenarnya Dwi sudah tidak sudi lagi berjalan dengan orang yang telah menghianati cinta sejatinya.

Sesampainya dirumah,Dwi hanya diam tampa kata.Dwi langsung tiduran sambil memainkan Hp-nya dan mendengarkan musik kesukaannya.

Tampa sadar Dwi pun tertidur dengan begitu pulas karena semalaman ia tidak bisa tidur.

Suara Adzan Dzuhur berkumandang disebrang sana membuat Dwi terbangun,wajah yang tadinya pucat sekarang kembali cerah lagi. Badan yang tadinya lemas dan loyo sekarang sudah bersemangat lagi...

Dwi menoleh kekanan dan kekiri,seraya menyelidiki suaminya yang dari tadi entah pergi kemana. Setelah sekian lama mencari suaminya namun masih tidak ada,akhirnya Dwi memutuskan untuk mandi dan segera melaksanakan Shalat Dzuhur. Setelah semuanya selesai,Dwi melirik kemija rias untuk memules mukanya dengan bedak yang ia punya.

Setelah itu,Dwi keluar sekedar mencari angin untuk menenangkan jiwanya yang hampa karena kelakuan suaminya yang selama ini dibangga banggakan.

Namun sebelum keluar,Dwi tidak mengunci pintunya terlebih dahulu karena ia takut suaminya masuk tampa sepengetahuan istrinya.

Tidak terasa hari pun sudah mulai gelap,sedangkan Dwi belum melaksanakan Shalat Ashar. Akhirnya Dwi seraya melangkahkan kakinya dengan gontai karena merasa penat.

Sesampainya dirumah,Dwi cuma ber Uduk dan terus melaksanakan kewajibannya sebagai ummat Islam. Dan seperti biasa,Dwi pun menadahkan kedua tangannya seraya meminta petunjuk agar kecurangan suaminya segera terbongkar..

"Dwi,aku mau main kerumah teman yaa.. Dan mungkin juga aku tidur disana..!" Kata suaminya tiba tiba dari belakang yang membuat Dwi terkejut,Dwi menoleh dengan mukena yang ia pakai sambil mengernyitkan alisnya saja.

"Ya tidak apa apa mas,nginep saja sekalian dirumah temanmu itu tampa memperdulikan aku..!" Jawabnya dengan nada ketus karena menahan rasa kecewa terhadap suaminya.

"Dan kalau perlu,tidak usah pulang lagi kesini bawa semua bajumu itu...!" Tambahnya Dwi lagi sambil berdiri dan membuka mukena yang ia pakai.

Dwi terus tiduran tampa menghiraukan suaminya lagi,karena ia tau bahwa suaminya itu akan pergi kerumah istri mudanya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!