NovelToon NovelToon

Poligamy Berbuah Derita

Suamiku menikah lagi

"Dwi..", Temanku memanggil,aku langsung menoleh sambil menatap sinis padanya. Dengan nada yang ngos ngosan temanku menghampiriku dan menceritakan tentang apa yang dia lihat.

"Dwi..", Kamu tau tidak kalau suamimu itu menikah lagi?"

"Apa..?" Kataku kepadanya dengan nada terkejut.

"Iya Dwi.." Suamimu menikah lagi,aku mendengar kabar dari saudaraku sendiri yang saat ini sedang menghadiri pernikahan itu disebrang sana.

Aku diam sesaat,karena aku belum percaya dengan perkataan temanku itu.

"Apakah sikap ke anehan suamiku itu yang selama ini aku rasakan benar benar terjadi yaa?" Gumamku dalam hati.

"Dwi..", Kamu dengar tidak sih apa yang aku katakan?" Temanku membentakku.

"Iya aku dengar,tapi biarlah dia menikah lagi..." Sahutku seraya membesarkan hatiku,walau nyatanya hati ini sangat perih dan sakit.

Dwi langsung pergi meninggalkan temannya itu dengan perasaan hati yang sangat sakit,dengan jiwa yang kosong dan raga yang terasa hampa.

Dwi langsung masuk kekamarnya dan mengunci pintunya dari dalam,dia menangis sejadi jadinya tampa menghiraukan orang yang ada disekelilingnya.

"Ada apa Dwi ada apa?" Suara perempuan memanggil namanya dari luar,tapi Dwi tetap menangis menumpahkan segala rasa sakitnya dan berkurung diri didalam kamarnya.

Setelah satu jam lebih Dwi menangis,akhirnya dia diam berusaha untuk tenang. Dengan wajah yang sudah kusam Dwi masuk kekamar mandi sekedar untuk memcuci mukanya yang sudah kusam itu,mata yang dulunya cantik dan bulat sekarang menjadi bengkak karena menangis.

Sesaat menjadi hening,Dwi melamun sendrian memikirkan suaminya yang dengan sengaja menikah lagi.

"Aku harus mencari jalan bagaimana caranya aku bisa melihat sendiri penghianatan suamiku,dan kalau apa yang dikatakan temanku itu benar benar tejadi aku akan meminta cerai padanya..", Gumamnya sambil melamun.

Sore sudah menjadi malam,suaminya belum datang juga. Dwi melihat jam yang terpampang di dindingnya sudah menunjukkan jam satu,namun Dwi belum juga bisa terlelap. Dwi mencoba mengotak atik Hp--nya agar bisa terlelap,namun sampai jam tiga pagi belum juga tertidur.

Malam seakan sangat panjang bagi Dwi karena memikirkan suaminya yang tidak pulang pulang.

Sampai akhirnya Dwi memutuskan untuk beruduk dan ingin melaksanakan Shalat Malam,dengan tujuan untuk menenangkan jiwanya yang hampa dan minta petunjuk kepada yang Khalik.

Setelah selesai Shalat,Dwi menadahkan kedua tangannya meminta memohon agar mendapatkan pentunjuknya. Air matanya menetes menahan rasa sakit dan rasa kecewanya..

"Ya Raaabb tunjukkan kebesaranmu kepada hambamu yang penuh dosa ini..", Dia bersimpuh bersujud dan meminta dengan deraian air matanya yang tak henti hentinya menetes.

Dan tampa disadari,dia tertidur dengan mukena yang ia pakai.

"Toook...!"

"Took....!"

"Toook...!"

Ada suara ketokan pintu dari luar memanggil nama Dwi yang entah jam berapa dia tertidur, "Siapa sih yang memanggil manggil namaku pagi pagi buta seperti ini..?" Gumamnya dia dalam kamar sambil mengucek matanya.

Dengan kaki tertatih tatih Dwi berjalan untuk membuka pintu,dan tak disangka setelah dia buka. Ternyata suaminya yang datang dengan muka yang pucat dan berpakaian lusuh.

"Kok baru pulang mas?" Tanya Dwi pada suaminya yang pura pura tidak tau,karena Dwi bermaksud untuk menyelidiki sendiri tentang kabar yang ia dengar dari temannya tadi malam.

"Aku tidur dirumah teman Dik karena kemaleman habis bermain...!" Kata mas Musa suaminya.

"Oooh ya udah masuk saja dulu mas,aku mau cuci muka lepas itu kita makan yaaa..!" Jawab Dwi datar tampa menoleh kepada suaminya karena merasa jijik.

"Oke dik,kita makan diluar saja ya...!" Kata mas Musa tampa ada rasa bersalah.Dwi terus masuk ke kamar mandinya sekedar untuk mencuci mukanya yang sudah kusut.

Setelah selesai cuci muka Dwi terus menganti baju yang ia pakai,setelah selesai dia pun keluar dengan suaminya untuk mencari warung makan.

Sesampainya diwarung makan tampa sengaja Dwi bertemu dengan temannya yang tadi malam membicarakan suaminya,namun Dwi tidak memperdulikannya. Karena Dwi tau bahwa temannya itu akan mengejeknya dan menghinanya.

Dwi duduk berhadapan dengan suaminya dan terus memanggil pelayan untuk memesan makanan,setelah makanan yang ia pesan datang akhirnya mereka makan berdua tampa ada kata sedikitpun dari mereka.

"Mas..., Nanti malam mas Musa mau tidur dimana?" Dwi sengaja bertanya sekedar membuka keheningan dan sekedar ingin tau kejujuran suaminya seraya mengelap bibirnya dengan tisu.

"Kenapa Dik?" Kamu keberatan tah kalau aku tidur dirumah teman lagi?" Jawab suaminya tampa menoleh sambil mengelap tangannya yang basah.

"Ya tidak apa apa sih mas,yang penting mas Musa jangan niko niko gitu..!".

"Ehemm ehemmmm..!"

Mas musa tersedak setelah mendengar ucapan Dwi,dan terus meraih segelas air yang ada di sampingnya untuk diminum.

"Kenapa mas?" Tanyanya Dwi datar sambil menatap sinis pada suaminya.

"Tidak apa apa Dik,aku cuma tersedak saja...".

"Oooooh.....!" Jawabnya Dwi dengan santai.

"Rasain lhooo....! Ingat mas,suatu saat nanti aku akan mencari kebenaran tentang kabar ini.Dan kalau itu semua benar,maka aku akan menuntut cerai terhadapmu...!". Gumamnya dalam hati sambil menelan makanannya.

Setelah selesai makan,suami Dwi mengajak Dwi jalan jalan mencari angin. Tapi Dwi menolaknya dengan alasan sakit kepala,walau sebenarnya Dwi sudah tidak sudi lagi berjalan dengan orang yang telah menghianati cinta sejatinya.

Sesampainya dirumah,Dwi hanya diam tampa kata.Dwi langsung tiduran sambil memainkan Hp-nya dan mendengarkan musik kesukaannya.

Tampa sadar Dwi pun tertidur dengan begitu pulas karena semalaman ia tidak bisa tidur.

Suara Adzan Dzuhur berkumandang disebrang sana membuat Dwi terbangun,wajah yang tadinya pucat sekarang kembali cerah lagi. Badan yang tadinya lemas dan loyo sekarang sudah bersemangat lagi...

Dwi menoleh kekanan dan kekiri,seraya menyelidiki suaminya yang dari tadi entah pergi kemana. Setelah sekian lama mencari suaminya namun masih tidak ada,akhirnya Dwi memutuskan untuk mandi dan segera melaksanakan Shalat Dzuhur. Setelah semuanya selesai,Dwi melirik kemija rias untuk memules mukanya dengan bedak yang ia punya.

Setelah itu,Dwi keluar sekedar mencari angin untuk menenangkan jiwanya yang hampa karena kelakuan suaminya yang selama ini dibangga banggakan.

Namun sebelum keluar,Dwi tidak mengunci pintunya terlebih dahulu karena ia takut suaminya masuk tampa sepengetahuan istrinya.

Tidak terasa hari pun sudah mulai gelap,sedangkan Dwi belum melaksanakan Shalat Ashar. Akhirnya Dwi seraya melangkahkan kakinya dengan gontai karena merasa penat.

Sesampainya dirumah,Dwi cuma ber Uduk dan terus melaksanakan kewajibannya sebagai ummat Islam. Dan seperti biasa,Dwi pun menadahkan kedua tangannya seraya meminta petunjuk agar kecurangan suaminya segera terbongkar..

"Dwi,aku mau main kerumah teman yaa.. Dan mungkin juga aku tidur disana..!" Kata suaminya tiba tiba dari belakang yang membuat Dwi terkejut,Dwi menoleh dengan mukena yang ia pakai sambil mengernyitkan alisnya saja.

"Ya tidak apa apa mas,nginep saja sekalian dirumah temanmu itu tampa memperdulikan aku..!" Jawabnya dengan nada ketus karena menahan rasa kecewa terhadap suaminya.

"Dan kalau perlu,tidak usah pulang lagi kesini bawa semua bajumu itu...!" Tambahnya Dwi lagi sambil berdiri dan membuka mukena yang ia pakai.

Dwi terus tiduran tampa menghiraukan suaminya lagi,karena ia tau bahwa suaminya itu akan pergi kerumah istri mudanya.

Menyelidiki

Shalat Magrib tiba,Dwi terbangun dan terus melihat sekelilingnya. Dan ternyata suaminya benar benar berangkat tampa pamitan padanya.

Dwi tidak ada niat untuk mencari kemana perginya suaminya itu,ia langsung masuk kekamar mandinya untuk ber Uduk untuk melaksanakan kewajibannya.

Setelah itu,Dwi terus mengaji seraya menunggu Isyak dengan harapan untuk menenangkan pikirannya yang selalu resah dan gelisah lantaran sikap suaminya yang kurang ajar.

Malam telah berlalu dengan begitu cepat,namun Dwi tidak mampu untuk memejamkan matanya. Dia meraih Hpnya yang ada diatas mija riasnya, lalu menekan tombol mencari kontak salah satu temannya yang kebetulan berkumpul dengan istri mudanya mas Hery.

Setelah menemukan nomernya,Dwi pun terus menekan tombol biru di layar Hpnya dan meletakkan ketelinganya. Dalam beberapa panggilan saja temannya langsung mengangkatnya.

[Hallo Wati,,,Apakah Suamiku ada disana sekarang?]

[Iya hallo Dwi..Suamimu tidak ada disini lah,atau mungkin karena belum sampa...] Jawab Wati dari sebrang sana.

[Aku mau minta tolong sama kamu Wati,tolong selidik Suamiku apakah benar dia menikah lagi disana]..

[Baik Dwi,,,Nanti aku selidiki,kalau memang dia menikah lagi apa yang harus aku lakukan untuk menolongmu.]

[Tolong difoto ya,dan kirimkan fotonnya ke nomer aku..]

[Baik Dwi..]

[Ya udah,terima kasih ya....!]

Lalu Dwi mematikan Hpnya dan terus berbaring untuk melelapkan matanya yang kian ngantuk.

Pagi tiba,,

Kini Dwi sedang memasak sekedarnya untuk sarapan paginya,krena ia berniat untuk bekerja. Setelah semuanya siap,dia terus menyantap makanan yang sudah tersaji di atas mija. Namun setelah memakan beberapa suapan saja Dwi langsung tidak ada selera makan,karena ingat tentang kelakuan Suaminya yang menikah lagi dan memikirkan tentang penghianatannya terhadap cinta sucinya.

Pukul 07.0,Dwi berangkat menaiki anak tangga untuk bekerja ke lantai dua puluh. Dwi bekerja sebagai kuli bangunan di Negri Jiran itu,walau nyatanya memang berat pekerjaan itu. Namun Dwi tetap menekuni dan berusah tegar walau hatinya sudah mulai retak dan entah kapan ia akan hancur oleh kelakuan suaminya.

Sudah dua hari suaminya tidak pulang,Dwi tetap menunggu kabar dari temannya yang ia hubungi tempo hari. Namun belum juga ada kabar darinya sampai saat ini,hingga membuat hati Dwi serba gelisah tidak karuan.

Dan seperti biasanya,Dwi selalu bekumpul dengan teman teman kerjanya disaat waktu istirahat sekedar ngobrol sana sini.

Krriiiiiiing...!!

Krriiiiiing...!

Krriiiiiing...!

Tiba tiba Hp Dwi berbunyi tanda ada pesan masuk,setelah ia lihat dilayar Hpnya ternyata Wati yang mengirim pesan padanya. Matanya Dwi langsung terbelalak sambil melototi seraya mengernyitkan alisnya saat melihat foto kemesraan antara suami dan istri mudanya,dan tampa disadari air matanya mengalir lagi membasahi pipinya.Dwi menangis sejadi jadinya tampa menghiraukan teman temanya yang ada di sekelilingnya..

"Ada apa Dwi?" Salah satu teman kerjanya bertanya.Dwi hanya mampu memberi Hpnya pada temannya itu tampa bicara satu kata pun untuk memperlihatkan foto kemesraan suaminya disaat makan berdua di sebuah restoran.

Teman temannya terus bergantian untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi anatara Dwi dan suaminya,sedangkan Dwi tiba tiba badannya lemas dan lansung jatuh tersungkur dihadapan teman temannya itu.

Semua yang ada sana panik saat melihat Dwi sudah pingsan,ada yang masuk ke kamarnya untuk mengambil air dan ada yang berlarian berteriak minta tolong dengan para lelaki yang ada disana.

Dan ada juga yang mencari kontak suaminya untuk menghubungi dan memberi tau kabar tentang istrinya yang pingsan.

Satu jam lebih Dwi menggigil di dalam kamarnya namun tak ada satupun dari temannya yang ingin membawa Dwi kerumah sakit. Karena selain semua temannya itu tak ada dukumen asli,mereka juga takut dengan segala macam pertanyaan yang akan ditanyakan oleh perawat disana. Karena undang undang di Negri Jiran itu jauh berbeda dengan undang undang di Negri sendiri.

Dwi cuma mampu dikompres oleh salah satu temannya dengan air hangat menggunakan handuk disekujur tubuhnya..

"Kemana suaminya Dwi yaaa...! Kok belum datang,padahal aku sudah menghubungi dari tadi.." Kata salah satu temannya yang tadi telah menghubungi suaminya..

"Tidak tau tuh orang,betul betul suami yang tidak tau diri.. Istri sudah baik seperti ini masih saja bertingkah,kurang apa coba Dwi sama suaminya itu.. Dasar lelaki...!" Teman yang lainnya menjawab ketus sambil mengernyitkan alisnya.

"Iya.....Padahal Dwi baik yaaa...! Sudah cantik lagi,eeeeeh malah dimadu.Kalau aku mah ogah,mending peluk bantal guling dari pada meluk suami yang tak tau diri itu..." Teman yang lainnya bergerutu sambil mengelapkan kain handuknya sama Dwi.

Dwi terus tidak sadarkan diri,karena selain Dwi Shok.Dwi juga mengidap penyakit lemah jantung yang ia alami dari sejak remaja. Jadi secara otomatis,Dwi tidak boleh mendengar kabar yang akan membuatnya terkejut. Dan kalau itu terjadi,maka Dwi akan pingsan dengan waktu yang lumayan lama.

Jam satu sudah tiba,menandakan waktu istirahat sudah habis. Maka orang orang yang ada di sekelilingnya satu persatu meninggalkan Dwi seorangan dirumahnya,sedangkan suaminya belum datang juga.

"Mbak Nur...! Aku mau kerja setengah hari saja yaaa,kasihan Dwi ditinggal sendirian disini..". Kata salah satu teman baiknya.

"Oh ya udah tidak apa apa Dik,nanti aku akan kasih tau bos kalau kamu kerja setengah hari..", Teman yang lainnya menjawab sambil beranjak pergi.

Setelah semua teman temannya pergi,kini tinggal Dwi dengan teman baiknya itu yang ada didalam kamar Dwi. Seraya sambil menunggu suaminya Dwi datang,temannya terus mengompres badan Dwi.

Took....!!!

Took....!!!

Took....!!!

Suara ketokan pintu dari luar,menandakan ada orang lain yang mau masuk kekamar Dwi.

"Halo Mbak,Siapa didalam? Ada orang lain tidak selain Dwi didalam?" Suara laki laki terdengar dari luar pintu seraya mengetok pintu rumah Dwi.

"Iya ada aku disini sedang menemani Dwi..". Kata Aini temannya itu seraya berdiri untuk membukakan pintu...

Setelah dibuka,Aini langsung mendelik melototi wajah suaminya Dwi yang menjengkelkan itu..

"Kok baru datang sih Mas? Bukankah sudah dari tadi Mas Musa dihubungi oleh temanku?" Sapa Aini dengan judesnya dan terus berpaling seraya mendekati Dwi untuk mengompres badanya lagi.

Mas Musa terus duduk disamping Dwi sambil memegang tangannya dan menanyakan apa sebetulnya yang terjadi sama Dwi kepada Aini.

Aini terus menceritakan apa yang ia lihat di Hp Dwi tampa mengurangi dan melebihi dengan apa yang Aini lihat.

Mas Musa hanya diam tampa kata,dan seakan terlihat tampa ada penyesalan diwajahnya.

Tiba tiba Dwi merengek dan menggerakkan badannya yang lemas seraya membuka matanya..

Dengan penglihatan yang samar karena habis pingsan,Dwi melihat sesosok laki laki yang berada disampingnya.

Dwi langsung mendelik sesaat karena yang ia lihat adalah suaminya yang dengan tega menghianati cinta sucinya,lalu Dwi berpaling membelakangi suaminya tampa sepatah kata,dan tampa terasa air mata kesedihannya menetes lagi..

"Oh Tuhan kenapa nasibku harus seperti ini Tuhaaan...?" Gumamnya Dwi dalam hatinya.Dwi hanya diam tampa kata dan terus membelakangi suaminya..

Sedang Aini juga diam karena merasa iba dengan nasib yang Dwi rasakan,sesekali Aini juga meliriki Mas Musa yang hanya mematung tampa kata.

"Dwi,,Aku mau pulang yaaa..! Mas,,Aini pulang ya...! Mau sambung kerja nanggung nih,sekejap lagi juga sudah waktunya pulang". Kata Aini kepada Mas Musa dan Dwi.

Setelah mendapat anggukan dari Dwi,Aini pun berdiri dan terus beranjak pergi. Namun sesaat sebelum ia sempat melangkahkan kakinya,Aini menoleh kebelakang sambil menatap sinis terhadap suami Dwi itu.

Terbongkarnya Rahasia

Aini terus pulang tampa pamit sambil bergumam dalam hatinya "Dasar laki laki,sudah tau salah masih saja tidak mau minta maaf..".

Kini Dwi dan Suaminya duduk berdua didalam kamarnya tampa ada sepatah kata yang keluar dari keduanya,mereka berdua seperti orang asing yang tidak saling kenal.

Dwi memilih diam membisu karena menahan rasa sakit hatinya,sedangkan Suaminya dengan keegoisannya tidak mau merasa bersalah dan tidak mau meminta maaf kepada Dwi.

Setelah lama berdiam diri,Dwi mencoba bangkit dari tidurnya untuk melaksanakan Shalat Ashar. Dengan kaki tertatih tatih Dwi menuju kekamar mandi sambil berpegangan sama dinding triplek rumahnya. Walau Mas Hery ada di sisinya,namun Dwi tidak mau minta tolong kerena terlalu membenci suaminya.

Sedangkan Suaminya hanya memperhatikan langkah istrinya yang sempoyongan tampa ada keinginan untuk membatunya.

Dwi termenung sendiri didalam kamar mandinya, sekedar memikirkan bagaimana caranya untuk memperlihatkan apa yang ia lihat di Hpnya tadi siang..

Toook...!!!

Toook...!!!

Toook....!

"Dwi....!!!

"Dwi...!!!

"Kamu baik baik saja kan di dalam kamar?" Tanya suaminya seraya mengetok pitu kamar mandinya hingga membuat Dwi terkejut dan buyar dari lamunannya.

Dwi tidak menjawab panggilan suaminya,dia hanya menoleh sesaat dan terus mencuci mukanya dan terus be Uduk. Setelah itu Dwi keluar dan langsung melaksanakan kewajibannya itu.

"Apa sebenarnya yang terjadi sama kamu Dik?" Tanya Mas Musa kepada Dwi setelah ia melihat Dwi sudah melaksanakan Shalat Asharnya..

Dwi membalikkan badannya dan terus menatap suaminya yang tiba tiba bertanya itu.

"Apa maksudmu Mas?" Kok masih bertanya tentang apa yang terjadi padaku? Bukankah sepatutnya aku yang harus bertanya padamu apa yang Mas Musa lakukan diluar sana..!" Sahut Dwi dengan suara yang serak karena menahan rasa sakit hatinya.

"Alangkah baiknya Mas Musa jujur saja padaku apa yang kamu lakukan diluar sana..." Kata Dwi lagi seraya membuka mukena yang ia pakai tampa menoleh kepada suaminya.

"Aku tidak melakukan apa apa Dwi,aku cuma menginap dirumah teman aja....!!" Kata Mas Musa sambil menundukkan kepalanya.

Dwi diam sejenak saat mendengar jawaban dari Suaminya yang sudah nyata bersalah namun tidak mau mengakui kesalahannya.

'Dasar laki laki bajingan sudah salah tapi tetap saja tidak mau mengaku...'. Gumam Dwi dalam hatinya.

Dwi bangkit dari duduknya dan terus menuju keruang tamu sekedar untuk melihat keadaan diluar rumah,karena merasa males untuk bertatapan muka dengan suaminya.

Orang orang sudah ramai yang turun dari bangunan,karena sudah sampai waktunya pulang kerja. Sesekali orang yang lewat didepan rumahnya Dwi,ada yang menatap sinis dan ada juga yang iba melihat keadaan Dwi. Namun Dwi tidak mau menghiraukan orang yang lalu lalang didepannya itu,Dwi malah menganggap tidak ada apa apa dengan mereka.

Sedang suaminya hanya duduk didalam kamarnya tampa ada keinginan untuk menjelaskan apa sebenarnya yang terjadi pada dirinya..

"Dwi....! Kok melamun sih Dik? Memang suamimu dimana?". Kata Mbak yang tadi mengompresnya.

Dwi cuma menatap dengan senyum khasnya tampa mengeluarkan kata.

"Oh Tuhaan..! Apa yang harus hamba lakukan?" Gumamnya Dwi dalam hatinya.

"Apakah aku harus menceritakan apa yang telah aku lihat dan meminta penjelasannya?" Gerutunya lagi seraya berdiri dan masuk kedalam kamarnya.

"Jika memang harus demikian,maka hamba mohon kepadamu Yaa Raaab untuk memberi kekuatan kepada hambamu ini agar bisa menjelaskan.." Aamiin.

Dwi terus duduk disamping suaminya dan merogoh Hpnya yang ia simpan didalam saku celananya.

"Mas aku mau bicara sama kamu,dan tolong jawab dengan jujur...". Kata Dwi kepada Suaminya sambil mengotak atik Hpnya.

"Apa yang ingin kamu bicarakan Dik? Bukankah tadi sudah aku katakan kepadamu kalau aku tidur dirumah teman..".

"Lalu ini apa Mas?" Dwi menyodorkan Hp nya kepada Suaminya,lalu Suaminya terbelalak dan mengeluarkan keringat dingin didahinya..

"Oooh ini Dwi,,,Ini....Ini...!"

"Tolong jelaskan Mas..!" Dwi memaksa meminta penjelasan dengan memotong pembicaraan suaminya itu.

"Maaf Dwi,.. Aku bersalah padamu kerena menduakanmu..! Sebenarnya aku juga ingin menjelaskan padamu,tapi mau menunggu waktu yang tepat untuk menceritakannya padamu..! Dan aku juga berniat untuk meminta persetujuanmu agar kamu mau dimadu..."

Dwi hanya diam menyimak pembicaraan Suaminya itu,air matanya menetes lagi dan tiba tiba juga nafasnya tersendat sendat karena terlalu emosi dan terkejut dengan semua pengakuan suaminya.

Badannya mulai lemas dan sesaat kemudian hilang juga kesadarannya,Mas Musa yang panik dengan keadaan Dwi. Dia berteriak meminta petolongan kepada tetangga terdekatnya.

Lalu orang orang yang mendengar teriakan Mas Musa,mereka mulai berdatangan dan melihat keadaan Dwi. Ada yang menyalahkan Mas Musa,ada juga yang memarahinya. Dan ada yang sebagian membaringkan Dwi diatas ranjangnya dan ada juga yang mengambil air hangat untuk mengompres badannya.

Seperti biasa,Dwi akan lama sadarnya kalau sudah pingsan. Makanya orang orang yang sudah tau bagaimana Dwi,mereka tidak merasa terkejut dan heran.

Jam 08.00 malam,Dwi mulai menggerakkan jari jari tangannya bertanda bahwa dia akan sadar dari pingsannya. Setelah Dwi sadar,orang orang yang melayatnya mulai berpamitan untuk pulang.

Sedang suaminya hanya diam membisu,entah apa yang ia pikirkan. Apakah dia merasa bersalah dengan apa yang ia lakukan,atau dia tetap berniat untuk tetap menduakan Dwi.

Dwi nangis tersedu sedu seakan suaranya sudah tidak terdengar lagi,lalu Suaminya menghampiri dan mendekati Dwi....

"Mas......! Kenapa kamu lakukan itu kepadaku Mas? Apa salahku? Apa kekuranganku?"

"Maafkan aku istriku...! Aku tidak bermaksud untuk menyakiti hatimu,tapi aku juga tidak mau menyakiti istri keduaku...! Aku menikah lagi karena aku ingin mempunyai keturunan,karena aku tau kalau kamu tidak mungkin hamil...! Jadi mulai malam ini aku harap kamu akan menerima kenyataan ini walau terlalu pahit untuk kamu jalani...". Mas Musa menjelaskan segala unek unek yang ada didalam hatinya tampa merasa bersalah dan iba kepada istri tuanya itu.

Dwi terus menangis seraya menepuk dadanya yang seakan sudah hancur setelah mendengar penjelasan suaminya,hatinya mulai terasa panas sedang badannya terus menggigil seperti orang demam.

"Kamu kejam Mas..! Kamu jahat..! Aku membencimu...! Sekarang aku minta Mas Musa keluar dari sini dan pergi kerumah istri mudamu..!Aku jijik melihatmu dan aku tidak sudi lagi untuk melayanimu,dan mulai sekarang Mas Musa jangan pernah menyentuhku lagi..!"

"Keluaaaaaaaaaaaaarrrrrrr......!" Teriak Dwi seraya membalikkan badanya dan menutupi wajahnya dengan bantal yang ada disampingnya.

Mas Musa bangkit dan melangkahkan kakinya untuk keluar dari rumah itu,dia duduk diterasnya dan merogoh rokok yang ia simpan didalam saku celananya,Mas Musa menatap jauh sekali seraya mengoreksi diri tantang apa yang terjadi dengan yan ia telah lakukan.

"Oh Tuhan....! Apakah aku bersalah karena menikah lagi? Apakah aku juga salah kalau tujuanku menikah karena ingin mempunyai keturunan...? Tolong berikan hamba jalan kemudahan untuk mengatasi masalah ini Yaa Raaab...!" Gumamnya Mas Musa dalam hati seraya meniupkan asap rokoknya.

Setelah sekian lama termenung,dan sudah menghabiskan sebatang rokoknya. Mas Musa mencoba untuk masuk lagi ke kamarnya Dwi,tapi tampa sepengetahuan Mas Musa. Dwi sudah menguci pintunya dari dalam,hingga Mas Hery pun mengurungkan niatnya dan terus melangkahkan kakinya kekuar.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!