Di rumah Bapak Adam...
Ibu Aira yang melihat Suami dan Anaknya pulang dari rumah Besannya dengan wajah memirah karena marah dan menangis,ia langsung berteriak menjerit karena sakit hati melihat Anaknya yang sudah dimadu diusia yang masih muda.
Yati sendiri terus masuk kekamarnya,dan menangis meratapi nasibnya. Ia terus menangis hingga suara tangisnya pun terdengar oleh Anaknya yang sedang tidur disampingnya.
Yati meraih Anak kecil itu,dan menggendongnya keluar dengan keadaan sama--sama menangis. Sedang Ibu Aira yang melihat anak dan cucunya menangis saat keluar dari kamarnya,ia pun ikut sedih dan iba hingga air matanya juga menetes kerena rasa sedihnya.
Sedangkan Bapak Adam sendiri, ia langsung menghempaskan badanya untuk duduk dikursi sambil menghisap rokok seraya menatap langit- langit rumahnya karena merasa kecewa dengan sikap Mas Hery yang sanggup menghianati kedua keluaganya. Bapak Adam menyesal karena telah menerima Mas Hery sebagai Menantu,walaupun Mas Hery sendiri adalah ponakannya sendiri.
Sedangakan dirumah Ibu Asiyah.
Ibu Asiyah kini berbaring diatas ranjang dalam kamarnya,setelah ia jatuh pingsan karena mendengar Dwi menikah lagi.
Ibu Asiyah Shok waktu itu,karena mendengar kabar dari tetangganya bahwa Anak satu-satunya telah menikah dengan Mas Hery yang sudah mempunyai Istri dan Anak. Dia tidak pernah menyangka bahwa anak kesayangannya itu sanggup merebut Suami orang.
[Kini tiga keluarga sudah sama-sama tau tentang pernikahan Mas Hery dan Dwi].
Namun Dwi sendiri belum tau,kalau Ibunya sedang sakit. Di pagi itu seperti biasa,Dwi terus sarapan pagi setelah ia mengganti handuk yang ia pakai selepas mandi dengan baju kerjanya.
Orang-orang terus berhamburan,bersilih ganti menaiki anak tangga untuk menuju ketempat kerjanya masing-masing. Dwi yang sekarang bersama Mbak Hos pun beriringan menaiki anak tangga itu.
Mereka berbicara sambil mengangkat kakinya seraya menaiki anak tangga,hingga tak disadari oleh mereka kalau sudah sampai ketempat kerjaanya.
Dan disela-sela ia sedang sibuk dengan kerjaannya tiba-tba
Kriiiiiiing....!
Kriiiiiiing.....!
Kriiiiiiiing.....!
Hp Dwi berbunyi didalam Tas gendongnya yang ia gantung didinding,dan dengan sigap Dwi mengambil Tas itu lalu merogoh Hpnya. Ia terkejut setelah melihat nomer di layar Hpnya,karena yang menghubungi adalah Om-nya dari kampung.
"Iya halo Om....!" Sapa Dwi kepada Om-nya di kampung dengan nada gemetar
"Dwi...! Ibumu sedang sakit..!" Sahut Om-nya dari sebrang sana,Dwi yang mendengar itu wajahnya langsung pucat dan air matanya menetes keluar membasahi pipinya.
"Sakit kenapa Om..?" Tanya Dwi dengan nada serak karena menangis.
"Ibumu tempo hari pingsan lantaran mendengar bahwa kamu menikah dengan orang yang sudah punya istri,dan sekarang dia sakit karena memikirkan kelakuan kamu..!"
Dwi yang mendengar penuturan Om-nya dari kampung itu badannya langsung menggigil kakinya gemetar,dan iapun langsung hilang kesadarannya. Teman-temannya yang melihat itu langsung kaget,dan dengan serentak mereka yang melihat terus menghampiri Dwi dan mengangkatnya untuk dibawa pulang.
Om-nya dari kampung tidak tau kalau Ponakannya itu sudah pingsan,ia terus memanggil
"Halo Dwi...!"
"Halo Dwi...!"
"Halo Dwi...!"
Mbak Hos yang membawa Hpnya Dwi pun menjawab dengan mengatakan kalau, "Dwi pingsan",sedang Om-nya yang mendengar penuturan Mbak Hos itu cuma bilang, "Oh..!" saja dan menutup panggilannya.
Dwi terus diangkat dan di bawa pulang kerumahnya,setelah sampai ia langsung dibaringkan diatas ranjang miliknya. Sedang Mbak Hos sendiri,langsung memasak air untuk mengompres badan Dwi.
Mbak Hos yang hawatir dengan keadaan Dwi yang masih pingsan,ia mengambil Hp Dwi dan mencari kontak yang bernama Hery. Setelah menemukan nomernya,ia terus menghubungi mas Hery. Dan dengan beberapa kali panggilan saja,Mas Hery langsung menjawabnya. Mbak Hos pun langsung memberi tau kalau Dwi sedang pingsan,dan memintanya untuk pulang kerumah Dwi.
Mas Hery yang mendengar dari sebrang sana pun panik,ia segera menghentikan Truknya ditepi jalan dan menanyakan kepada Mbak Hos bagaimana ia bisa pingsan. Namun Mbak Hos yang tidak tau apa yang sebenarnya terjadi,ia hanya menyuruh Mas Hery untuk segera pulang kerumah Dwi saja.
Setelah satu jam lebih,Dwi pun sadar dan mencoba membuka matanya untuk melihat disekelilingnya. Ia hanya melihat Mbak Hos yang sedang mengompres badannya,karena yang lain sudah kembali ketempat kerjaannya.
Mbak Hos yang melihat Dwi sudah sadar,ia merasa bahagia dan mecoba untuk bertanya apa yang terjadi kepadanya sehingga bisa pingsan.
Dwi pun menceritakan kepada teman baiknya itu tampa mengurangi dan melebihi apa yang terjadi,Mbak Hos mendengar penuturan Dwi itu seranya menghembuskan nafasnya. Ia merasa kasihan sama Dwi,karena bernasib seperti itu.
Sedangkan Mas Hery yang sudah tau kalau Istrinya pingsan,ia menghidupkan mesin Truknya dan terus menjalankan dengan kelajuan sedang. Karena ia berniat untuk melihat Dwi,setelah barangnya muatannya di hantar kepemiliknya.
Dirumah Bapak Ilham.
Bapak Ilham yang melihat Istrinya bertambah parah,ia berniat untuk menyuruh Mas Hery pulang. Krena ia takut akan terjadi apa-apa kepada Istrinya.
Bapak Ilham takut kehilangan Istrinya karena keadaan Istrinya yang semakin kurus,maka ia memutuskan untuk menyuruh Mas Hery pulang. Setelah ia berpikir panjang,ia terus menghampiri Istrinya yang sedang berbaring dan menceritakan tentang kemaunnya untuk menyuruh Mas Hery pulang,Ibu Aisyah yang mendengar penuturan Suaminya itu hanya mengatakan, "Terserah Abi saja bagaimana baiknya..!" Tampa membuka matanya untuk melihat Suaminya.
Bapak Ilham yang melihat Istrinya seperti itu,ia pun keluar dan mengambil Hp-nya yang disimpan diatas meja itu. Ia terus mencari Naman Mas Hery,dan langsung menghubunginya.
Mas Hery yang baru sampai kerumahnya Dwi,ia terkejut karena Hpnya berbunyi didalam saku celananya sesaat setelah ia membuka sepatunya.
Kriiiiiing...!!!
Kriiiiing...!!!
Kriiiiing...!!!
"Ia Abi...!" Sapa Mas Hery kepada Abi-nya dikampung setelah ia menempelkan Hp ketelinganya.
"Hery...! Kamu sedang nyetir ya disana?" Sahut Abi--nya Mas Hery untuk memastikan keadaan Mas Hery karena takut terjadi apa-apa kalau sedang nyetir.
"Tidak Abi...! Saya sedang ada dirumahnya Dwi,karena Dwi sedang sakit...!" Sahut Mas Hery seraya membuka pintu untuk masuk kekamarnya Dwi.
"Oh...! Bisa tidak kamu keluar dulu karena aku ada hal penting sama kamu..!"
"Iya Abi...! Saya keluar sekarang..!" Sahut Mas Hery seraya membalikkan badannya,untuk keluar sambil menutup pintu kembali. Dwi yang melihat Suaminya keluar lagi,ia merasa heran dan aneh. Namun Dwi hanya diam berbaring,sambil tersenyum tipis kepadanya
"Hery...! Sakit Ummi kamu semakin memburuk,jadi aku minta sama kamu untuk pulang walau hanya satu minggu". Sambung Abi-nya dari kampung,mendengar hal itu Mas Hery langsung meneteskan air mata. Ia merasa bersalah kepada kedua Orang tuanya,dan ia menyesal dengan apa yang telah dilakukan.
Mas Hery diam seketika,dia tidak tau harus menjawab apa kepada orang Tuanya itu.
"Her..! Kamu masih disana kan?" Ketus Abi-nya lagi.
"Iya Abi...!" Saya masih disini,dan saya juga akan pulang dalam beberapa hari lagi". Sahut Mas Hery datar,seraya mengusap air matanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
adie_izzati
ni nth apa2 jln cerita, masa laki pertama poligami bukan main marah skg sendiri yg rela dipoligami...apa hal ni..ni la yg dikatakan meludah ke langit jatuh ke muka sendiri...malas mo continue bacany... perempuan munafik + murahan juga...
2024-01-23
1