Aini terus pulang tampa pamit sambil bergumam dalam hatinya "Dasar laki laki,sudah tau salah masih saja tidak mau minta maaf..".
Kini Dwi dan Suaminya duduk berdua didalam kamarnya tampa ada sepatah kata yang keluar dari keduanya,mereka berdua seperti orang asing yang tidak saling kenal.
Dwi memilih diam membisu karena menahan rasa sakit hatinya,sedangkan Suaminya dengan keegoisannya tidak mau merasa bersalah dan tidak mau meminta maaf kepada Dwi.
Setelah lama berdiam diri,Dwi mencoba bangkit dari tidurnya untuk melaksanakan Shalat Ashar. Dengan kaki tertatih tatih Dwi menuju kekamar mandi sambil berpegangan sama dinding triplek rumahnya. Walau Mas Hery ada di sisinya,namun Dwi tidak mau minta tolong kerena terlalu membenci suaminya.
Sedangkan Suaminya hanya memperhatikan langkah istrinya yang sempoyongan tampa ada keinginan untuk membatunya.
Dwi termenung sendiri didalam kamar mandinya, sekedar memikirkan bagaimana caranya untuk memperlihatkan apa yang ia lihat di Hpnya tadi siang..
Toook...!!!
Toook...!!!
Toook....!
"Dwi....!!!
"Dwi...!!!
"Kamu baik baik saja kan di dalam kamar?" Tanya suaminya seraya mengetok pitu kamar mandinya hingga membuat Dwi terkejut dan buyar dari lamunannya.
Dwi tidak menjawab panggilan suaminya,dia hanya menoleh sesaat dan terus mencuci mukanya dan terus be Uduk. Setelah itu Dwi keluar dan langsung melaksanakan kewajibannya itu.
"Apa sebenarnya yang terjadi sama kamu Dik?" Tanya Mas Musa kepada Dwi setelah ia melihat Dwi sudah melaksanakan Shalat Asharnya..
Dwi membalikkan badannya dan terus menatap suaminya yang tiba tiba bertanya itu.
"Apa maksudmu Mas?" Kok masih bertanya tentang apa yang terjadi padaku? Bukankah sepatutnya aku yang harus bertanya padamu apa yang Mas Musa lakukan diluar sana..!" Sahut Dwi dengan suara yang serak karena menahan rasa sakit hatinya.
"Alangkah baiknya Mas Musa jujur saja padaku apa yang kamu lakukan diluar sana..." Kata Dwi lagi seraya membuka mukena yang ia pakai tampa menoleh kepada suaminya.
"Aku tidak melakukan apa apa Dwi,aku cuma menginap dirumah teman aja....!!" Kata Mas Musa sambil menundukkan kepalanya.
Dwi diam sejenak saat mendengar jawaban dari Suaminya yang sudah nyata bersalah namun tidak mau mengakui kesalahannya.
'Dasar laki laki bajingan sudah salah tapi tetap saja tidak mau mengaku...'. Gumam Dwi dalam hatinya.
Dwi bangkit dari duduknya dan terus menuju keruang tamu sekedar untuk melihat keadaan diluar rumah,karena merasa males untuk bertatapan muka dengan suaminya.
Orang orang sudah ramai yang turun dari bangunan,karena sudah sampai waktunya pulang kerja. Sesekali orang yang lewat didepan rumahnya Dwi,ada yang menatap sinis dan ada juga yang iba melihat keadaan Dwi. Namun Dwi tidak mau menghiraukan orang yang lalu lalang didepannya itu,Dwi malah menganggap tidak ada apa apa dengan mereka.
Sedang suaminya hanya duduk didalam kamarnya tampa ada keinginan untuk menjelaskan apa sebenarnya yang terjadi pada dirinya..
"Dwi....! Kok melamun sih Dik? Memang suamimu dimana?". Kata Mbak yang tadi mengompresnya.
Dwi cuma menatap dengan senyum khasnya tampa mengeluarkan kata.
"Oh Tuhaan..! Apa yang harus hamba lakukan?" Gumamnya Dwi dalam hatinya.
"Apakah aku harus menceritakan apa yang telah aku lihat dan meminta penjelasannya?" Gerutunya lagi seraya berdiri dan masuk kedalam kamarnya.
"Jika memang harus demikian,maka hamba mohon kepadamu Yaa Raaab untuk memberi kekuatan kepada hambamu ini agar bisa menjelaskan.." Aamiin.
Dwi terus duduk disamping suaminya dan merogoh Hpnya yang ia simpan didalam saku celananya.
"Mas aku mau bicara sama kamu,dan tolong jawab dengan jujur...". Kata Dwi kepada Suaminya sambil mengotak atik Hpnya.
"Apa yang ingin kamu bicarakan Dik? Bukankah tadi sudah aku katakan kepadamu kalau aku tidur dirumah teman..".
"Lalu ini apa Mas?" Dwi menyodorkan Hp nya kepada Suaminya,lalu Suaminya terbelalak dan mengeluarkan keringat dingin didahinya..
"Oooh ini Dwi,,,Ini....Ini...!"
"Tolong jelaskan Mas..!" Dwi memaksa meminta penjelasan dengan memotong pembicaraan suaminya itu.
"Maaf Dwi,.. Aku bersalah padamu kerena menduakanmu..! Sebenarnya aku juga ingin menjelaskan padamu,tapi mau menunggu waktu yang tepat untuk menceritakannya padamu..! Dan aku juga berniat untuk meminta persetujuanmu agar kamu mau dimadu..."
Dwi hanya diam menyimak pembicaraan Suaminya itu,air matanya menetes lagi dan tiba tiba juga nafasnya tersendat sendat karena terlalu emosi dan terkejut dengan semua pengakuan suaminya.
Badannya mulai lemas dan sesaat kemudian hilang juga kesadarannya,Mas Musa yang panik dengan keadaan Dwi. Dia berteriak meminta petolongan kepada tetangga terdekatnya.
Lalu orang orang yang mendengar teriakan Mas Musa,mereka mulai berdatangan dan melihat keadaan Dwi. Ada yang menyalahkan Mas Musa,ada juga yang memarahinya. Dan ada yang sebagian membaringkan Dwi diatas ranjangnya dan ada juga yang mengambil air hangat untuk mengompres badannya.
Seperti biasa,Dwi akan lama sadarnya kalau sudah pingsan. Makanya orang orang yang sudah tau bagaimana Dwi,mereka tidak merasa terkejut dan heran.
Jam 08.00 malam,Dwi mulai menggerakkan jari jari tangannya bertanda bahwa dia akan sadar dari pingsannya. Setelah Dwi sadar,orang orang yang melayatnya mulai berpamitan untuk pulang.
Sedang suaminya hanya diam membisu,entah apa yang ia pikirkan. Apakah dia merasa bersalah dengan apa yang ia lakukan,atau dia tetap berniat untuk tetap menduakan Dwi.
Dwi nangis tersedu sedu seakan suaranya sudah tidak terdengar lagi,lalu Suaminya menghampiri dan mendekati Dwi....
"Mas......! Kenapa kamu lakukan itu kepadaku Mas? Apa salahku? Apa kekuranganku?"
"Maafkan aku istriku...! Aku tidak bermaksud untuk menyakiti hatimu,tapi aku juga tidak mau menyakiti istri keduaku...! Aku menikah lagi karena aku ingin mempunyai keturunan,karena aku tau kalau kamu tidak mungkin hamil...! Jadi mulai malam ini aku harap kamu akan menerima kenyataan ini walau terlalu pahit untuk kamu jalani...". Mas Musa menjelaskan segala unek unek yang ada didalam hatinya tampa merasa bersalah dan iba kepada istri tuanya itu.
Dwi terus menangis seraya menepuk dadanya yang seakan sudah hancur setelah mendengar penjelasan suaminya,hatinya mulai terasa panas sedang badannya terus menggigil seperti orang demam.
"Kamu kejam Mas..! Kamu jahat..! Aku membencimu...! Sekarang aku minta Mas Musa keluar dari sini dan pergi kerumah istri mudamu..!Aku jijik melihatmu dan aku tidak sudi lagi untuk melayanimu,dan mulai sekarang Mas Musa jangan pernah menyentuhku lagi..!"
"Keluaaaaaaaaaaaaarrrrrrr......!" Teriak Dwi seraya membalikkan badanya dan menutupi wajahnya dengan bantal yang ada disampingnya.
Mas Musa bangkit dan melangkahkan kakinya untuk keluar dari rumah itu,dia duduk diterasnya dan merogoh rokok yang ia simpan didalam saku celananya,Mas Musa menatap jauh sekali seraya mengoreksi diri tantang apa yang terjadi dengan yan ia telah lakukan.
"Oh Tuhan....! Apakah aku bersalah karena menikah lagi? Apakah aku juga salah kalau tujuanku menikah karena ingin mempunyai keturunan...? Tolong berikan hamba jalan kemudahan untuk mengatasi masalah ini Yaa Raaab...!" Gumamnya Mas Musa dalam hati seraya meniupkan asap rokoknya.
Setelah sekian lama termenung,dan sudah menghabiskan sebatang rokoknya. Mas Musa mencoba untuk masuk lagi ke kamarnya Dwi,tapi tampa sepengetahuan Mas Musa. Dwi sudah menguci pintunya dari dalam,hingga Mas Hery pun mengurungkan niatnya dan terus melangkahkan kakinya kekuar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Aishi OwO
Bagus banget, jadi mau baca ulang dari awal lagi🙂
2023-12-27
0