Dwi terus melanjutkan kerjaannya walau badannya terasa lesu,lesu karena pikiran dan lesu karena tidak tidur di jam istirahatnya.
Sore tiba,semua orang berhamburan pulang. Dwi yang pulang dengan wajah lesu,ia terus menghempaskan badannya diteras rumahnya seraya menghembuskan nafas penjang.
Setelah hari terlihat sangat sore,Dwi meraih handuknya dan terus mandi untuk menyegarkan badannya. Lalu melakukan Aktivitasnya sebagai ummat Muslim.
Kini Dwi berbaring diruang tamu dengan terlentang menatap langit-langit rumahnya, seraya memikirkan nasib yang akan menimpanya. Dwi terlihat sedih hari ini,karena Rahasia Pernikahannya dengan Mas Hery sudah diketahui Mertuanya dikampung.
Dulu sebelum menikah dengan Mas Hery,ia sempat berpikiran bahwa Pernikahannya akan ketahuan. Bahkan hal itu juga sempat di ungkapkan kepada Mas Hery,tapi Mas Hery selalu meyakinkan Dwi dengan kesanggupannya untuk mengahadapi masalah apapun yang akan terjadi kelak.
Dwi tidak bisa terlelap sampai larut malam,dia terus melamun dan melamun. Dan entah sampai jam berapa,ia bisa tertidur.
Pagi tiba,
Dwi bangun dengan mata yang bengkak,hingga Mbak Hos yang melihatnya pun merasa heran. Ia mencoba bertanya menelisik,seraya mendekati Dwi sebelum berangkat kerja. Dwi yang menyadari hal itu pun langsung menceritakan kepada Mbak Hos itu,tentang apa yang terjadi tampa mengurangi dan melebihi. Lalu mereka pun berangkat kerja dengan beriringan.
Di tempat Mas Hery bekerja,kini Mas Hery sudah sampai kekilang tempat ia bekerja. Naman Mas Hery sekarang tidak seperti biasanya,yang dulunya seorang yang Humoris dan Peramah. Kini hanya diam dan sesekali ia bengong,hingga teman-temannya yang melihat merasa heran dengan tingkahnya.
Sebagian temannya ada yang berbisik satu sama lain membicarakan sikap Mas Hery yang dingin,ada juga yang ingin bertanya kepada Mas Hery. Tapi sebagian dari mereka ada yang mencegahnya,seraya menyuruh untuk tidak ikut campur dengan masalah orang lain.
Mas Hery pun berangkat mengemudi Truknya setelah lama ia panaskan mesinnya,Mas Hery terus menjalankan Truknya mengikuti liku-liku Jalan Raya untuk sampai ketempat yang dia tuju.
Sedangkan dirumah Bapak Ilham.
Setelah satu minggu berlalu dari kabar angin itu,Ibu Aisyah belum juga pulih dari sakitnya walau sudah beberapa kali di bawa kerumah sakit terdekat. Malah sekarang,ia terlihat lebih kurus dengan wajah yang semakin memucat. Dan di tambah lagi dengan batuk yang menyiksa badannya.
Bapak Ilham yang melihat Istrinya seperti itu,ia merasa tidak tega dan kasihan. Ia terus menemani Istrinya tampa memikirkan pekerjaan lain yang ia tanggung.
Hingga hari itu,
Bapak Ilham kedatangan Besannya melayat bersama menantunya,Bapak Ilham merasa ada yang aneh dengan Besan dan Menantunya itu yang datang secara dadakan. Karena kalau bertamu kerumah Bapak Ilham,biasanya ia sendirian saja.
Bapak Ilham mencoba menepis kecurigaannya terhadap Besannya itu,seraya menyuruhnya untuk duduk diteras rumahnya. Besannya pun duduk sambil mengeluarkan bungkusan rokok dari saku bajunya,dan menghisapnya..
Bapak Ilham pun mengeluarkan rokok dari saku bajunya,lalu menghisapnya juga. Mereka bercerita seadanya dengan ditambahi sedikit tawa oleh keduanya..
Sedangkan Yati Istri Mas Hery yang tua,disuruh membuat Teh atau Kopi oleh Bapak Ilham mertuanya. Karena Ibu Aisyah sendir,tidak bisa membuatkan Kopi lantaran badannya yang masih lemah.
Setelah Teh selesai,Yati terus menghidangkan kepada Bapak Adam Ayahnya sendiri. Dan kepada Bapak Ilham Ayah mertuanya. Yati yang sudah menghidangkan Tehnya itu,terus duduk disamping kedua orang Tuanya.
Bapak Ilham yang melihat Menantunya duduk disampingnya merasa aneh,namun ia hanya tersenyum tipis seraya menyeruput Teh yang telah dihidangkan oleh menantunya itu.
Lama mereka mengobrol saling menanyakan kabar,hingga akhirnya sampai ke tentang pernikahan Mas Hery dengan Dwi.
"Apa benar Hery menikah lagi Ji...?" Tanya Bapak Adam tiba-tiba,Bapak Ilham yang mendengar pertanyaan itu langsung tersedak karena terkejut disaat menyeruput Tehnya.
Pak Ilham diam seketika,seraya menenangkan pikirannya sambil menarik nafasnya dalam-dalam.
"Kamu tau dari siapa Dam,kalau Hery menikah?" Sahut Bapak Ilham mencoba untuk mengelak.
"Aku tau dari teman aku yang ada dimalaysia la h Ba...!" Ketus Yati kepada Ayah mertuanya,Bapak Ilham yang mendengar itu langsung menatap tajam kepada Anak menantunya itu,sambil membelalakkan matanya.
"Iya Ji...! Yati tau dari temannya,makanya kami datang kesini ingin memastikan benar apa tidak Hery menikah".
"Sudah lah Bi....! Katakan saja kepada mereka tentang kebenarannya..!" Teriak Ibu Aisyah dari dalam kamarnya,dengan suara parau saat Bapak Ilham mau menjawabnya.
"Iya Mik...! Saya akan menceritakan semunya". Sahut Bapak Ilham kepada Istrinya,seraya membesarkan suaranya.
"Ji....! Berita pernikahan Hery ini sudah tersebar kemana-mana,bahkan mungkin Besan barumu juga sudah mendengar...! Jadi tolong ceritakan semuanya kepada kami". Kata Bapak Adam sambil menatap Yati,Yati sendiri hanya diam dengan sedikit mata yang sudah memirah. Karena ada tetesan air mata keluar dari matanya,dan mencoba menahan rasa sakit hatinya.
Bapak Ilham pun langsung menceritakan semuanya,tampa mengurangi dan melebihi apa yang diceritakan oleh Mas Hery. Setelah semuanya di ceritakan,Bapak Adam hanya membalas dengan, "Oh..!" saja sambil mendengus nafas kasar karena amarah.
Sedangkan Yati,ia menangis tersedu-sedu di depan kedua Orang Tuanya itu hingga Bapak Ilham yang melihatnya pun merasa iba kepadanya.
Bapak Adam sendiri merasa kecewa kepada Mas Hery,hingga meminta Yati untuk melupakan Mas Hery. Namun Yati sendir masih mencintai Suaminya,dan ditambah lagi dengan Anak perempuannya.
Setelah itu,Bapak Adam langsung mengajak Yati pulang karena rasa kesal dan amarah. Yati pun mengiyakan ajakan Bapaknya dan mengikuti langkahnya.
Sedangkan Bapak Ilham,ia hanya terpaku menatap kepergian Besan dan Menantunya. Ia merasa bersalah kepada Besan dan Menantunya gara-gara kelakuan Mas Hery,dan ia juga merasa bahwa dirinya sudah tidak becus mendidik Anak.
"Bi.........!" Tiba-tiba Ibu Aisyah memanggil suaminya yang sedang termenung.
"Iya Mik,,,!" Sahut Bapak Ilham kepada Istrinya, seraya membuyarkan termenungnya sambil berdiri berjalan menghampiri Istri tercintanya.
"Bi....! Walau bagaimanapun Hery itu anak kita,jadi biarlah waktu yang menentukan mereka..! Kita sebagai Orang tuanya cukup men Doakan yang terbaik saja buat Hery..!" Kata Ibu Aisyah sesaat,sambil menatapi Suaminya setelah ia duduk disampingnya.
"Iya Mik...! Aku tau itu,tapi sebagai Orang tuanya,saya juga tidak bisa membiarkan Hery begitu saja..! Dia harus bertanggung jawab dengan apa yang telah dia lakukan" Sahut Bapak Ilham kepada Istrinya sambil mengelus rambutnya.
"Iya Bi..! Saya paham itu,makanya biarkan saja dulu Hery menjalankan kehidupannya disana...! Kita Doakan saja ya....!" Kata Ibu Aisyah kepada Suaminya sambil mengepak punggung tangan Suaminya yang sedang mengelus rambutnya.
Bapak Ilham yang mendengar itu cuma menganggukkan kepalanya,sebagai tanda setuju sambil tersenyum tipis kepada Istrinya.
Sedangkan Mas Hery sendiri belum tau kalau Istri dan Mertuanya sudah mendengar bahwa dia sudah menikah,bahkan Mas Hery juga belum tau bahwa kabar pernikahannya dengan Dwi sudah tersebar kemana-mana.
Dwi pun belum tau,kalau Ibunya sendiri sudah mendengar bawa dirinya sudah menikah lagi. Karena dalam beberapa hari ini,Dwi tidak menghungi Ibunya dikampung lantaran ia masih bingung memikirkan nasibnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments