Tiba tiba pandangan laras menjadi berbeda, Semula diri nya yang berada di hutan malah pindah di sebuah tempat yang bangunan nya seperti kerajaan jaman dulu.
Sama sekali tidak ada orang yang lewat di sana, Hanya suara gamelan yang terus masuk kedalam telinga. Laras mendekat kearah suara gamelan yang terdengar sangat nyaring.
"Tempat apa ini sebenar nya?" Bingung laras menatap sekeliling.
Ternyata di pentas ada penari yang sangat cantik dan tubuh sangat menggiur kan mata pria, Dia sedang berlenggak lenggok memuas kan penonton.
"Cantik sekali." Tanpa sadar laras bergumam lirih.
Kesenangan itu tapi langsung berhenti ketika wanita memakai jarik dan kebaya merah datang naik keatas pentas, Penari di tampar nya dan langsung di seret oleh anak buah yang ada bersama nya.
Penonton hanya diam saja tanpa suara atau mencegah, Tampak nya wanita kebaya merah punya pamor yang kuat. Laras mengikuti arah wanita itu membawa penari.
"Dasar perempuan jala4ng! Tidak cukup dengan uang suami ku, Kau juga ingin aku di cerai kan." Geram kebaya merah.
"Ampun nyi ambar, Itu bohong." Elak penari.
"Jangan bohong kau simah, Aku mendengar sendiri saat kau bicara dengan juragan mustiq" Cetus seorang penari juga yang ternyata dia lah yang mengadu.
"Potong tangan nya!" Perintah nyi ambar kepada anak buah nya.
"Tidak nyi, Aku mohon ampuni lah aku." Teriak nyi simah ketakutan.
Dengan gergaji yang seharus nya untuk memotong kayu, Kini malah di gunakan untuk memotong tangan manusia.
"Tangan mu di potong karena bisa nya cuma menadah uang dari suami ku." Geram nyi ambar sangat tega.
"Tidak, Tidak! Aarrkkhhh."
Simah menjerit kesakitan ketika gergaji mulai menggesek tulang tangan nya, Laras yang bersembunyi langsung menekap mulut nya. Menyaksikan kekejian yang sangat menakut kan.
"Aku sudah diam simah walau tau kau selalu datang kerumah ku hanya untuk bermain dengan suami ku! Tapi kau malah semakin melunjak." Geram nyi ambar memegang bambu.
"Aku mohon tolong maaf kan lah nyi, Aku akan menjauhi mas mustiq." Janji simah menangis.
"Iya! Tentu saja kau akan menjauhi nya setelah ini." Angguk nyi ambar.
Laras kini mulai sadar bahwa diri nya di perlihat kan tentang masa lalu dari pemilik makam keramat ini, Namun kenapa pula ia harus terseret kesini pikir laras.
"Aakhhh, Eeeheeek!"
Simah menggelepar sesaat ketika nyi ambar memasukan bambu lewat kemaluan nya dan menembus mulut, Ia meninggal dengan mata melotot tajam.
Melihat lawan nya sudah mati, Nyi ambar pergi meninggal kan nya bersama para anak buah nya juga. Laras menutup mata sangking tidak kuat nya menyaksikan kekejaman ini.
"Hah! Sudah pindah lagi?" Kaget laras kerena kini ia malah berada di dalam kerajaan.
Para dayang pria hanya menggunakan bawahan saja, Yang atas tidak memakai penutup. Jadi tubuh mereka yang terluka pun nampak jelas.
Sementara itu yang masih gadis di tarik menggunakan rantai besar di leher nya, Mereka di tarik oleh mahluk hitam besar berlidah panjang.
"Dia hantu yang pernah ku lihat." Gumam laras yang ketakutan setengah mati.
Di singgah sana yang terbuat dari emas, Seorang wanita cantik yang tidak lain adalah penari yang mati tadi. Sedang duduk dengan pria berbadan kekar, Namun wajah pria itu blur sama sekali tidak tampak di mata laras.
"Siapa pria itu? Kenapa pula dia bisa hidup lagi." Batin laras keheranan.
"Ya allah!"
Reflek laras menyebut nama tuhan nya ketika mengenali wanita yang sedang di setubuhi oleh genderuwo itu, Wanita itu adalah dina yang tampak sekarat. Namun genderuwo masih terus memompa milik nya hingga darah dina muncrat kemana mana.
"Laillah hailalah, Auzubillah himinas shayton niroziim."
Bangunan istana ini bergetar hebat karena laras mengucap asma allah, Tiba tiba penari cantik sudah ada di hadapan laras dan mencekik nya kuat.
"Dia adalah milik ku! Jangan pernah kau merebut nya." Geram nyi simah.
"Allahulailah hailla huwal hayull qoyum, Lataq huduhu sinatu wala nahum...
Nyi simah melepas kan cekikan nya pada sarah dan menjerit jerit kesakitan karena tangan nya terbakar, Laras yang usai membaca ayat kursi juga langsung pingsan di tempat.
Sementara itu nino sudah agak ngeri mau melewati makam angker, Apa lagi hujan terus saja turun mengguyur bumi.
"Loh kok ada motor di sana, Ndak ada orang nya tapi." Batin nino semakin dekat saja.
"Wahh jangan jangan dia orang luar dan malah kena ilusi nya nyi simah." Cemas nino.
Ketika tiba dan melihat motor dan laras yang tergeletak di tanah, Nino langsung loncat karena mengenali tetangga nya.
"Ya allah mbak laras! Bangun mbak laras." Nino mengguncang tubuh sarah.
Nino membawa kepala sarah kepangkuan nya agar tidak terkena air cipratan bercampur tanah, Bibir laras sudah sangat pucat membiru.
"Sampean kenapa to mbak? Ya allah tolong lah kami." Panik nino menatap kanan kiri.
Di tepuk tepuk nya pipi laras agar wanita ini bangun, Perlahan laras mengerjap kan mata nya dan mulai bangun. Ketika bangun malah ketakutan dan panik.
"Tenang mbak, Ini aku nino." Ucap nino.
"Ya allah no, Aku udah di alam nyata kan?" Tanya laras menatap kanan kiri.
"Ya dari tadi di alam nyata, Sampean loh pingsan." Seru nino.
"Motor ku mogok nin, Maka nya aku dorong tadi." Ujar laras agak kebingungan.
"Mogok dari mana? Dari tadi itu motor mbak laras hidup." Tunjuk nino.
Semakin laras tidak mengerti apa yang sudah menimpa nya, Nino segera mengajak laras pulang. Karena ujung mata nino melirik keatas makam dan melihat wanita duduk dengan darah mengalir.
Laras yang di depan dan nino mengiringi nya dengan hati was was, Sekitar satu kilo meter lagi mereka harus menembus hutan jati ini.
Akhir nya mereka berhasil keluar dengan hati yang lega, Nino dan laras berpisah. Sementara itu laras masih mau membeli kue pukis pesanan ibu nya.
"Yang coklat dua sama yang pandan juga dua ya mas." Pesan laras.
"Iya mbak laras."
Sambil menunggu pesanan laras duduk memikir kan kejadian yang baru ia alami, Kenapa nyi simah memperlihat kan kematian nya. Dan siapa pula pria yang duduk di singgasana itu.
"Apa itu selingkuhan nya nyi simah." Batin laras.
"Mas! Sampean tahu cerita ne nyi simah ndak?" Tanya laras kepada penjual.
"Cuma tau sedikit, Dia meninggal karena ketahuan selingkuh sama kepala desa to." Jawab penjual.
"Ciri ciri kepala desa nya bagai mana mas?" Tanya laras lagi.
"Tinggi sih, Badan nya besar juga dan perut nya buncit. Kata si mbah ku loh, Aku ya ndak pernah tau asli nya juga." Ujar penjual.
Jika ciri ciri nya seperti itu, Maka pria yang di singgasana bukan lah kepala desa suami nya nyi ambar. Pria itu berbadan kekar dan bisa di bilang badan nya sangat bagus.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
CacingBesarAlaska
bojomu/Sweat/
2024-10-29
0
CacingBesarAlaska
kejamnya/Gosh/
2024-10-29
0
Trimuntari Darwin
waduh mo kaya kok serem
2024-10-17
0