Bau bangkai

Pengajian di rumah dina sedang berlangsung dengan di pimpin ustad ali, Namun hanya ustad ali saja yang khusuk. Bapak bapak lain sibuk menutup hidung sambil berbisik pada rekan sebelah nya.

"Bau bangkai nya semakin menyengat ya." Bisik pria berkumis.

"Campur bau darah ini." Timpal yang lain.

Sesungguh nya bukan hanya mereka saja yang mencium bau bangkai ini, Ustad ali juga merasakan nya. Namun pria berusia dua puluh delapan tahun ini hanya diam dan fokus membaca yasin nya.

"Hueeek, Hueeek."

Nino tak kuat lagi menahan bau menyengat tersebut, Apa lagi ia langsung ingat semprotan darah nya dina yang bercampur nanah.

"Kau ini gimana to no! Lagi baca yasin malah muntah." Dudung menemani sohib nya.

"Hidung mu bumpet tah?! Ambu ne koyok ngene." Rutuk nino memakai bahasa jawa nya.

"Aku yo mambu juga, Tapi yo di tahan no." Seru dudung.

"Ndak kuat aku dung, Biar aku di luar saja." Putus nino duduk di teras.

Dudung akhir nya masuk lagi dan melanjut kan baca yasin, Nino duduk sambil merasakan mual nya. Di teras memang agak menyeram kan, Namun setidak nya tidak ada bau bangkai bercampur darah.

"Ya allah ada apa lagi ini?" Batin nino menatap sekeliling.

Di ujung tiang paling kiri, Tampak ada sebuah bayangan hitam besar sedang memperhatikan nya. Nino berusaha cuek dan mengusap tengkuk nya yang sangat dingin.

"Salaamun, Qaulam mirrabbir rahim."

"Wamtaazul yauma ayyuhaal mujrimun." Nino ikut membaca ayat yasin dari dalam.

Bayangan tersebut semakin lama semakin pudar, Nino menarik nafas lega karena tidak ada yang mengganggu nya. Tapi rasa merinding masih terus menyelimuti, Terpaksa nino ikut duduk kedalam walau cuma di depan pintu.

"Masuk mas nino." Suruh pak rt.

"Di sini saja pak, Cari angin sambilan." Jawab nino memberi alasan.

Entah kenapa semejak melihat dina yang sekarat kemarin, Mata nino seolah terbuka hingga bisa melihat lihat mahluk menyeram kan.

Saat ini pun ia melihat dina yang berlumuran darah, Perut nya yang menganga lebar penuh dengan ular kecil.

"Ya allah! Astaqfirrullah." Nino mengucap asma allah sambil menunduk.

Bukan hanya bapak bapak saja yang di landa bau bangkai, Para wanita yang duduk di bagian belakang pun ikut merasakan hal yang sama.

Mbok puah tak henti henti mulut nya terus mengaji, Wanita tua ini memang bisa melihat hal ghaib.

"Kasihan dini, Dia sangat terpukul seperti nya." Bisik bu rt.

"Adik satu satu nya loh, Pasti lah dini sangat berduka." Sahut lula.

"Apa bener ya kalau dina di santet?" Tanya bu rt.

"Mungkin saja iya! Kok bisa tragis gitu kematian nya." Ujar lula.

"Jangan jangan laras yang nyantet! Toh sekarang dia tidak datang mengaji." Cetus bu rt.

"Hah? Masa iya begitu." Kaget lula.

"Selama ini kan mereka saingan, Hanya masalah rahmat yang miskin itu." Ujar bu rt memiring kan bibir nya jijik.

"Cuma modal ganteng saja dia, Kok mau mau nya laras sampai harus nyantet dina ya." Timpal lula.

Mereka langsung bergosip menuduh laras adalah pelaku nya, Sampai lah pembagian nasi yang di masukan kedalam takir. Namun dalam perjalanan mereka membuang nya sebab merasa jijik.

Teringat dengan bau yang amat menyengat itu, Melihat air putih saja mereka sudah tidak selera sama sekali.

"Itu apaan di sana putih putih?" Kaget nino ketika berjalan pulang.

"Ya allah jangan jangan itu hantu nya dina." Pekik dudung.

"Ah masa? Mana sih." Pak rt juga kaget.

Mereka berjalan pelan pelan dengan pak rt yang paling depan, Namun sosok putih itu sama sekali tidak bergerak atau mau terbang.

"Kok kayak orang beneran." Heran dudung.

"Coba di balik mas." Suruh bu rt ketakutan juga.

Pak rt membalik sosok yang terbaring menyamping itu, Dan mereka langsung terperanjat kaget karena itu adalah laras.

"Loh mbak laras!" Kaget pak rt.

"Laras?! Ngapain dia di situ." Seru bu rt mendekati.

"Seperti nya dia pingsan, Ayo bantu angkat kerumah nya." Ajak pak rt.

"Ngapain kamu mau bantu dia mas! Ayo tinggal kan saja." Mira menarik suami nya pulang kerumah.

Hanya nino dan dudung yang mengangkat laras masuk kedalam rumah, Mbak sri juga ikut panik melihat laras pingsan.

"Bangun ras, Kenapa to ini?" Panik mbak sri.

Setelah di beri minyak angin dan di tepuk tepuk, Perlahan laras membuka mata nya. Namun ia langsung bangkit meringkuk ketakutan.

"Ono opo to ras? Kamu kenapa." Tanya mbak sri.

"Minum dulu mbak laras." Nino memberikan segelas air putih.

Lama mereka menunggu agar laras mau cerita, Namun laras tetap bungkam dan mengatakan bahwa diri nya tersandung sehingga pingsan.

Mereka pun pulang setelah memastikan laras baik baik saja, Berbeda hal nya dengan laras yang tampak cemas.

"Apa hubungan nya kematian dina sama mas rahmat sih?" Bingung laras.

Saat tadi pingsan setelah bertemu hantu dina, Laras di perlihat kan dina yang sedang di tarik dengan rantai di leher nya. Sosok yang menarik dina sangat besar dan lidah nya penjang.

"Bukan! Pasti itu bukan mas rahmat." Sangkal laras.

Laras memang tidak melihat dengan jelas orang yang duduk di atas singgasana bersama seorang wanita cantik bagai kan ratu itu, Namun hati laras mengatakan bahwa itu rahmat suami nya.

"Pasti hanya ulah syaitan." Gumam laras bergegas wudhu.

Setelah wudhu laras langsung menjalan kan sholat isya, Malam ini ia tidur sendirian karena sarah malah menginap di rumah mbah nya.

Krompyang.

Ketika laras mengucap kan salam sholat terakhir, Terdengar suara sesuatu yang jatuh dari arah dapur. Namun laras tetap khusuk dan sekarang mengaji.

Sreetttt

Kreteeeekk.

Terdengar suara dari luar rumah, Suara sesuatu yang beradu dengan benda di dinding rumah. Laras mengabai kan nya dan terus mengaji, Walau perasaan nya sudah sangat tidak enak.

Bluukk.

Suara yang sangat berat jatuh tepat di belakang laras, Bukan nya laras tidak takut sekarang. Namun hanya dengan mengaji ia bisa meminta tolong pada tuhan nya.

Mahluk itu hanya bisa menggoda laras saja tanpa bisa menyentuh nya, Karena laras memiliki pagar iman yang lumayan kuat.

"Ya allah, Lindungi lah hamba dari segala gangguan syaitan dan juga manusia. Hanya padamu lah hamba memohon pertolongan." Laras mengangkat kedua tangan nya berdoa.

Seketika hilang suara suara yang terus mengganggu nya, Suasana kamar pun terasa normal kembali.

"Ada apa sebenar nya ini ya allah." Batin laras sangat resah.

Andai saja ia memiliki ponsel dan bisa menghubungi rahmat, Ingin sekali laras menyuruh suami nya pulang saja.

Terpopuler

Comments

Mimik Pribadi

Mimik Pribadi

Apa karna Laras make uang yng 1 juta yng diberikan Rahmat hasil pesugihan itu apa knpa y ko diganggu terus

2024-02-09

2

༄⍟Mᷤbᷡah_Atta࿐

༄⍟Mᷤbᷡah_Atta࿐

Cerita ini gambaran pada semua orang yang membaca Karya Novel ini, agar tidak tersesat kayak si Rahmat.

2024-01-12

6

Syahrudin Denilo

Syahrudin Denilo

waduh

2024-01-04

1

lihat semua
Episodes
1 Laras
2 Hantu rumah kosong
3 Di tawari uang
4 Rukayah
5 Nafsu genderuwo
6 Alasan kekota
7 uang banyak
8 Pasang lampu
9 Mangsa baru
10 Meninggal nya dina
11 Hantu dina
12 Bau bangkai
13 Belanja
14 bu dila vs bu rt
15 Kuntilanak
16 Hantu
17 Motor mogok
18 Bayangan masa lalu
19 Selasa kliwon
20 Badcover sobek
21 Bu rt dihantui
22 Kelakuan rahmat
23 Bagas tidur di makam
24 Motor baru
25 Meninggal nya mak roro
26 Mayat bangkit
27 Rahmat dan rusdi
28 Dinda tewas
29 Mayat membusuk
30 Sesajen
31 Menyerah kan laras
32 Menyerupai rahmat
33 Di ajak nikah ki lawu
34 Bagas celaka
35 Hilang nya bagas
36 Rahmat sakit
37 Nyi simah
38 Garam dari ustad
39 Berhasil keluar
40 Kondisi sarah
41 Di bawa ke RS
42 Rahmat kesakitan
43 Memandikan rahmat
44 Sakit nya rahmat
45 Ayam mentah
46 ###
47 Kamalu*n berulat
48 Hutan jati
49 Tidak bisa mengaku
50 Air yasin pahit
51 Ustad Adi
52 Meninggal nya Sarah
53 Masuk mimpi
54 Rahmat di bawa Ki Lawu
55 Santet Dianti
56 Gosip
57 Gangguan malam
58 Dua orang misterius
59 Lamaran Cipto
60 Kedatangan Rusdi
61 Perangkap Simah
62 Mira dan Cipto
63 Minta di tinggal
64 Tertangkap
65 Cipto meninggal
66 Mira Selamat
67 Sobekan Sarung
68 Rahmat mengamuk
69 Bujukan Nyi Simah
70 Dianti Kaya
71 Ketahuan
72 Loreng
73 Nyi Simah lenyap
74 Ternyata memang nyata
75 Rusdi di makam kan
76 Mayat Dianti
77 Baju Dianti
78 Pisau tanduk loreng
79 Ular
80 Danau
81 Rahmat terbakar
82 Di jemput Nino
83 end
84 🫠🫠
Episodes

Updated 84 Episodes

1
Laras
2
Hantu rumah kosong
3
Di tawari uang
4
Rukayah
5
Nafsu genderuwo
6
Alasan kekota
7
uang banyak
8
Pasang lampu
9
Mangsa baru
10
Meninggal nya dina
11
Hantu dina
12
Bau bangkai
13
Belanja
14
bu dila vs bu rt
15
Kuntilanak
16
Hantu
17
Motor mogok
18
Bayangan masa lalu
19
Selasa kliwon
20
Badcover sobek
21
Bu rt dihantui
22
Kelakuan rahmat
23
Bagas tidur di makam
24
Motor baru
25
Meninggal nya mak roro
26
Mayat bangkit
27
Rahmat dan rusdi
28
Dinda tewas
29
Mayat membusuk
30
Sesajen
31
Menyerah kan laras
32
Menyerupai rahmat
33
Di ajak nikah ki lawu
34
Bagas celaka
35
Hilang nya bagas
36
Rahmat sakit
37
Nyi simah
38
Garam dari ustad
39
Berhasil keluar
40
Kondisi sarah
41
Di bawa ke RS
42
Rahmat kesakitan
43
Memandikan rahmat
44
Sakit nya rahmat
45
Ayam mentah
46
###
47
Kamalu*n berulat
48
Hutan jati
49
Tidak bisa mengaku
50
Air yasin pahit
51
Ustad Adi
52
Meninggal nya Sarah
53
Masuk mimpi
54
Rahmat di bawa Ki Lawu
55
Santet Dianti
56
Gosip
57
Gangguan malam
58
Dua orang misterius
59
Lamaran Cipto
60
Kedatangan Rusdi
61
Perangkap Simah
62
Mira dan Cipto
63
Minta di tinggal
64
Tertangkap
65
Cipto meninggal
66
Mira Selamat
67
Sobekan Sarung
68
Rahmat mengamuk
69
Bujukan Nyi Simah
70
Dianti Kaya
71
Ketahuan
72
Loreng
73
Nyi Simah lenyap
74
Ternyata memang nyata
75
Rusdi di makam kan
76
Mayat Dianti
77
Baju Dianti
78
Pisau tanduk loreng
79
Ular
80
Danau
81
Rahmat terbakar
82
Di jemput Nino
83
end
84
🫠🫠

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!