Seperti biasa rahmat berjalan kaki menuju tempat kerja nya, Sebenar nya sangat lelah jalan begini. Saat sampai pun masih harus langsung kerja, Mau beli sepeda harga nya pun ratusan ribu.
Mana hari ini rahmat kesiangan ketika bangun karena tadi malam terus bermimpi mahluk seram itu, Perjalanan juga memakan waktu hingga rahmat sampai di kerjaan sudah pukul delapan lewat.
"Bangunan bapak mu mat?! Jam segini baru datang kau." Tegur mandor kasar.
"Maaf pak saya bangun kesiangan dan saya juga berjalan dari rumah." Rahmat memberi alasan.
"Maka nya jangan ngebut kelon terus kau, Enak saja wayah gini baru datang." Bentak mandor lagi.
"Saya tidak akan mengulangi nya lagi pak, Hitung saja saya kerja setengah hari." Ucap rahmat.
Mandor berdecih kesal karena merasa rahmat sangat tidak disiplin, Sebenar nya bukan hanya sekali ini saja rahmat kesiangan.
"Hais aku malas dengan bacotan mu, Pergi saja kau dari hadapan ku." Usir mandor.
"Saya permisi pak." Rahmat pergi mengambil cangkul untuk mengaduk semen.
"Hei mau apa kau dengan cangkul itu?! Tuli kah telinga mu bangsaat." Maki mandor sangat marah.
"Saya akan bekerja pak." Ujar rahmat.
"Aku bilang pergi kau dari sini, Aku tidak butuh anak buah seperti mu." Mandor memecat rahmat.
Rahmat terperangah karena harus kehilangan pekerjaan nya, Sedang kan kini cari pekerjaan sekarang sangat lah sulit.
"Saya mohon pak maaf kan sekali ini saja, Saya butuh kerjaan." Rahmat memelas.
"Kalau butuh kerjaan harus nya kau rajin mat, Bukan seenak perut begini." Sinis mandor.
"Tolong lah pak, Saya janji tidak akan mengulangi nya lagi." Rahmat sampai memohon.
"Halah aku tidak percaya ucapan mu! Pergi kau dari sini." Usir mandor bergegas pergi.
Rahmat tergugu sedih karena harus kehilangan pekerjaan nya, Mau kemana lagi cari kerjaan sekarang. Tanpa terasa air mata nya jatuh, Hati dan tubuh nya sangat lelah sekarang.
"Kenapa kau berikan aku cobaan sangat berat begini ya allah." Rahmat mengeluh nelangsa.
Membayang kan bagai mana nanti reaksi laras saat tau ia di pecat, Mungkin saja istri nya akan marah atau menangis.
Rahmat naik keatas jembatan menumpah kan rasa sedih nya, Bayangan nanti jika mertua nya akan datang dan kembali mencela diri nya. Terbersit pikiran buruk dalam otak nya.
"Aku merasa gagal sebagai suami dan juga anak mamak ku, Sama sekali aku tidak bisa memberi mereka uang! Lebih baik aku mati saja." Rahmat berdiri di pinggir jembatan.
"Hanya masalah uang kenapa harus putus asa! Masih banyak cara untuk mendapat kan nya." Cetus sebuah suara.
Karena mendengar suara itu rahmat kaget dan menoleh, Ternyata itu adalah tetangga ujung rumah nya. Wanita bernama rukayah atau lebih akrab di sapa kayah.
"Kenapa mbak kayah di sini?!" Kaget rahmat.
"Kau sungguh ingin uang?" Kayah mengabai kan pertanyaan rahmat.
"Siapa orang yang tidak mau uang, Hanya dengan uang kita bisa hidup nyaman." Sahut rahmat getir.
"Aku bisa memberi jalan mendapat kan uang, Namun resiko nya kau tanggung sendiri." Ujar rukayah penuh misteri.
Mendengar ucapan rukayah, Rahmat bingung mau jawab apa. Ada rasa takut juga kalau wanita ini malah menyuruh nya merampok, Karena rukayah di kenal penuh misteri.
Kayah hanya menjual hasil kebun nya yang tidak seberapa, Namun rumah dan kendaraan semua nya bentuk mewah. Bahkan emas bergelantungan di tubuh wanita ini, Ada yang bilang bahwa dia adalah seorang dukun.
"Bagai mana cara nya mbak?" Tanya rahmat penasaran.
"Pesugihan!"
"Hah? Memang itu sungguh ada." Rahmat tidak percaya dengan ucapan kayah.
"Tinggal kau mau apa tidak?! Jika mau datang lah kerumah ku nanti selepas mahgrif." Rukayah bergegas pergi.
Bimbang hati rahmat mau percaya atau tidak, Ada juga rasa takut jika itu memang ada. Masih ada rasa takut kepada tuhan nya, Tapi setan rahmat berbisik kalau tuhan nya tidak adil kepada diri nya.
Sekitar pukul tiga sore rahmat pulang dengan langkah gontai, Agak takut jika laras mengamuk setelah tahu bahwa diri nya tidak punya pekerjaan lagi.
"Loh kok mas cepat banget pulang?" Heran laras saat sedang mengambil baju yang ia jemur.
"Iya dik." Rahmat berusaha tersenyum.
Sampai dalam rumah ia termenung mencari awalan mau memberi tahu kepada istri nya, Bahkan jantung rahmat amat berdebar.
"Mas sakit kok pulang awal?" Laras kembali bertanya.
"Mas di pecat dik." Lirih rahmat tak berani menatap istri nya.
Baju yang laras pegang jatuh kelantai, Dunia nya semakin memburuk setelah masalah ekonomi seret. Kini rahmat malah di pecat, Semakin sengsara lah rasa nya hidup.
"Kamu jangan cemas ya? Nanti mas akan coba cari kerja lagi." Hibur rahmat.
"Selama kamu cari kerja kita mau makan apa? Kamu kerja saja hidup kita sengsara mas." Laras langsung menangis.
"Yang sabar to dik, Mas juga tidak mau hidup sengsara begini." Ujar rahmat mengguyar rambut nya.
"Kurang sabar apa aku sama kamu mas?! Saat orang lain beli ini dan itu. Aku hanya diam menahan kepingin, Apa pernah aku nuntut kamu untuk membeli kan aku." Teriak laras.
"Kalau punya uang mas pasti beliin kamu dik, Tapi keuangan kita memang seret." Ujar rahmat melembut.
"Menyesal aku nikah mas! Lebih baik aku jadi perawan tua dari pada hidup sengsara begini." Sentak laras membanting pintu kamar.
Hati rahmat tersentil karena laras bilang menyesal nikah, Apa mungkin istri nya tidak bahagia menikah dengan nya.
Lagi pula memang sudah jelas jika laras tidak bahagia, Andai dia kaya maka istri nya akan bahagia.
"Lalu kamu sekarang mau bagai mana ras?!" Rahmat menyusul istri nya di kamar.
"Aku mau uang banyak mas, Bisa belanja kebutuhan tanpa memikir kan uang akan habis." Geram laras.
"Hanya aku tulang punggung nya ras, Kamu tidak tahu bagai mana lelah nya aku saat bekerja? Di maki orang pun aku tidak peduli, Hanya berharap uang ku banyak." Bentak rahmat.
"Kau pikir aku tidak mencari uang mas! Aku sampai rela mencuci baju orang demi uang yang tidak seberapa, Baru sekarang mas aku sengsara begini. Dulu orang tua ku tidak pernah membuat ku bekerja." Sergah laras dengan air mata terburai.
Rahmat menggebrak dinding meluap kan rasa emosi nya, Ia meninggal kan laras yang masih menangis. Tujuan nya langsung kerumah kayah, Ia gelap mata sekarang
Bagi rahmat adalah mendapat kan uang banyak dengan cara instan, Tampak nya kepala rahmat sudah di penuhi dengan setan.
"Mau kemana tuh simiskin." Bisik bu mira julid.
"Kata nya suami saya dia di pecat kerja, Karena selalu datang kesiangan." Sahut bu lula yang istri nya mandor.
"Waah tambah miskin dong sekarang." Ejek dina keras.
Rahmat menahan amarah nya agar tidak meluap, Ia abai kan saja gunjingan merek semua. Ia fokus menuju rumah rukayah paling ujung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
nailaa
apaan maghrif maghrif drtd, kirain typo trnyta emg gatau cara ngetik yg bnr
2025-02-01
2
Indah Ayunisafitri
iyhh klau mau nikah ,mkir aphh" dluu
2024-11-15
0
CacingBesarAlaska
bagus. liat siapa yang kau gunjing lambe turah!
mat sebentar lagi kaya raya dan menyumpal mulut ente
2024-10-29
0