Kemaluan membusuk akibat pesugihan genderuwo

Kemaluan membusuk akibat pesugihan genderuwo

Laras

Rahmat pulang kerja di hari sabtu dengan berjalan kaki, Walau pun sebenar nya tubuh lelah karena untuk kerja sebagai kuli bangunan. Namun rahmat tak patah semangat, Hanya dengan pekerjaan ini ia bisa memberi kan istri nya uang walau pun tidak banyak.

Tampak di depan rumah mereka yang paling jelek laras sedang menyapu halaman, Memakai daster yang tampak lusuh dan banyak jahitan di sana sini.

"Assalamualaikum." Sapa rahmat dengan senyum mengembang.

"Walaikum salam mas, Aku nungguin kamu dari tadi." Sahut laras.

"Kerja nya kan jauh to dik, Mas jalan kaki jadi ya agak sore." Ujar rahmat melepas tas kumuh nya.

"Nasib ya mas, Tetangga kita kerja bisa naik motor. Sedang kan kita sepeda saja tidak punya." Laras tersenyum kecut.

Rahmat tidak menanggapi ucapan istri nya, Ia memilih masuk karena hari sudah menjelang mahgrif. Rumah mereka tidak punya listrik karena tidak mampu pasang amper.

Hanya ada lampu teplok dari minyak tanah yang menerangi, Laras ikut masuk membuat kan kopi untuk suami nya. Bahkan termos air panas sampai di sumpal dengan plastik karena tutup nya telah pecah.

Mau ganti yang baru pun laras masih mikir tujuh kali, Harga nya sekitar tujuh puluh ribuan. Bagi nya itu adalah harga yang mahal.

"Ini gaji mas minggu ini." Rahmat memberikan semua gaji nya.

"Kamu udah ngambil bagian mas?" Tanya laras ketika menghitung uang yang suami nya berikan.

"Belum, Itu ya tadi langsung dari bos." Sahut rahmat mengunyah tempe goreng pagi tadi.

Laras menghembus kan nafas panjang melihat gaji suami nya, Hanya ada tiga ratus ribu rupiah. Mana beras juga habis, Tak terasa air mata laras jatuh menangisi kesengsaraan hidup nya.

"Yang sabar ya dik, Nama nya juga mas cuma kerja tiga hari." Hibur rahmat.

"Aku selalu sabar mas, Walau pun setiap hari aku menahan kepingin melihat ibu ibu lain bisa belanja banyak." Lirih laras nelangsa.

"Enggak akan ada habis nya jika kita mengikuti tetangga dik, Yang penting kita tidak kelaparan." Nasihat rahmat.

"Kamu memang tidak kelaparan mas karena aku selalu mengutama kan kamu dan narsih, Aku rela menahan lapar hanya agar beras kita lima kilo cukup satu minggu." Larah semakin sedih.

Rahmat berlalu meninggal kan istri nya yang menangis, Dalam hati ia kesal karena laras seolah tidak pernah merasa cukup dengan uang yang ia berikan.

Laras bangkit mengambil air wudhu ketika azan sudah terdengar, Uang tiga ratus ia letak kan saja di atas meja. Rasa nya hati sangat gundah, Sudah tiga tahun berumah tangga dengan rahmat.

Namun hidup laras masih terus saja sengsara, Mau mengadu pada orang tua pun malu. Karena orang tua laras pasti menyalah kan nya, Dulu laras akan di jodoh kan dengan toke kambing.

Tapi laras menolak dengan alasan pria itu sudah tua, Ia malah memilih rahmat yang hanya anak buruh cangkul. Rahmat memang orang tidak punya.

"Bulek aku punya oleh oleh." Sarah masuk membawa kantong kresek.

"Apa yang kamu bawa nduk?" Tanya laras cepat menghapus air mata nya.

"Tadi aku bantu pakde min cuci piring, Terus di kasih upah bakso tiga bungkus." Sarah bercerita riang.

"Kamu kan lagi ujian sarah, Enggak usah di campuri kerja." Nasihat laras.

"Endak masalah kok bulek, Cuma cuci piring saja." Sahut sarah mengambil mangkuk tiga buah.

"Kamu makan saja duluan, Bulek mau sholat dulu." Suruh laras bergegas masuk kamar.

Sarah adalah keponakan laras yang di tinggal merantau ibu nya sejak kecil, Namun sampai saat ini sama sekali tidak ada kabar dari kaka nya tersebut. Jangan kan mengirim uang untuk anak nya, Kasih kabar saja tidak pernah.

"Makan paklek." Tawar sarah ketika rahmat keluar dari kamar mandi.

"Iya nanti saja, kamu ndak sholat?" Tanya rahmat.

"Makan dulu lah paklek, Aku keburu lapar ini." Cengir sarah menyuap kan bakso kemulut nya.

Rahmat tersenyum dan segera masuk kedalam kamar mereka, Walau pun terbuat dari kayu tapi rumah mereka masih memiliki kamar.

Hanya bagian belakang yang terbuat dari anyaman bambu, Rahmat melihat istri nya yang sedang khusuk sholat. Dalam hati ada juga rasa bersalah karena tidak bisa memberi uang berlebih untuk istri nya, Mereka kerap berhutang jika susah mepet tak punya beras.

...****************...

Pagi ini cucian laras bertumpuk dari para tetangga nya, Mereka mengupah kan pada laras dengan cara di timbang. Sebenar nya sama seperti loundry, Hanya saja laras mencuci nya dengan tangan dan tanpa strika.

"Ngumpuli duit gitu loh ras, Biar bisa beli strika! Kan harga nya lebih naik kalau di strika." Ujar mbak sri tetangga sebelah.

"Boro boro mau beli strika mbak, Kolor ku harga sepuluh ribu pun tidak kebeli." Sahut laras tetap fokus mencuci.

"Sabar saja ya dulu, Siapa tahu nanti allah akan memberi rezeki." Hibur mbak sri.

Laras hanya tersenyum mendengar ucapan tetangga nya, Mereka tidak tahu apa yang laras rasakan. Apa lagi mbak sri, Dia orang yang cukup kaya di kampung ini.

Uang di tangan masih ada satu juta pun sudah mengeluh tidak punya uang, Bagai mana dengan laras yang tiga ratus ribu seminggu.

"Dik mas pergi kekebun dulu ya." Pamit rahmat sudah menggunakan caping bambu.

"Iya mas." Angguk sarah lesu.

Mbak sri berpamitan untuk pulang juga karena mau masak, Tadi bercerita kalau hari ini mau masak daging ayam. Laras hanya menelan ludah mendengar masakan tetangga nya yang selalu enak.

Kadang kala ia di beri satu potong daging ayam oleh mbak sri, Namun laras tidak memakan nya karena ia berikan kepada rahmat.

"Ya allah kapan hidup ku bisa enak seperti mereka." Keluh laras nelangsa.

Sambil mencuci ia menangis pilu tentang hidup nya yang amat sengsara, Merasa kadang tuhan tidak adil pada nya. Bisa di bilang kalau diri nya lah orang paling miskin di kampung ini.

"Assalamulaikum." Teriak seseorang dari luar.

Tergopoh gopoh laras keluar menyambut tamu nya, Ternyata pak rt yang datang dengan senyum di wajah nya.

"Walaikum salam, Ada apa pak rt?" Tanya laras

"Ini ada kupon bantuan sembako mbak laras, Nanti jam tiga datang ya kekantor desa." Pak rt memberikan kupon.

"Alhamdulilah terima kasih pak rt." Girang laras bukan main.

"Sama sama, Jangan lupa di ambil ya mbak." Pesan pak rt.

"Tentu saja pak." Angguk sarah.

Hilang rasa sedih nya hanya karena mendapat kan kupon sembako, Jika dapat beras maka duit yang akan di beli kan beras bisa di belikan yang lain pikir laras.

Terpopuler

Comments

Puteri Mawineywell

Puteri Mawineywell

beras 5 kg untuk 3 orang seharusnya lebih dari cukup, bahkan itu bisa untuk 2 minggu harusnya. kecuali makan porsi kuli.

2024-11-11

0

CacingBesarAlaska

CacingBesarAlaska

alhamdulillah tuh dapet rejeki, mungkin beras apek dari pemerintah.. syukuri saja nggih

2024-10-29

0

CacingBesarAlaska

CacingBesarAlaska

masih banyak ketimbang si fia di sebelah

2024-10-29

0

lihat semua
Episodes
1 Laras
2 Hantu rumah kosong
3 Di tawari uang
4 Rukayah
5 Nafsu genderuwo
6 Alasan kekota
7 uang banyak
8 Pasang lampu
9 Mangsa baru
10 Meninggal nya dina
11 Hantu dina
12 Bau bangkai
13 Belanja
14 bu dila vs bu rt
15 Kuntilanak
16 Hantu
17 Motor mogok
18 Bayangan masa lalu
19 Selasa kliwon
20 Badcover sobek
21 Bu rt dihantui
22 Kelakuan rahmat
23 Bagas tidur di makam
24 Motor baru
25 Meninggal nya mak roro
26 Mayat bangkit
27 Rahmat dan rusdi
28 Dinda tewas
29 Mayat membusuk
30 Sesajen
31 Menyerah kan laras
32 Menyerupai rahmat
33 Di ajak nikah ki lawu
34 Bagas celaka
35 Hilang nya bagas
36 Rahmat sakit
37 Nyi simah
38 Garam dari ustad
39 Berhasil keluar
40 Kondisi sarah
41 Di bawa ke RS
42 Rahmat kesakitan
43 Memandikan rahmat
44 Sakit nya rahmat
45 Ayam mentah
46 ###
47 Kamalu*n berulat
48 Hutan jati
49 Tidak bisa mengaku
50 Air yasin pahit
51 Ustad Adi
52 Meninggal nya Sarah
53 Masuk mimpi
54 Rahmat di bawa Ki Lawu
55 Santet Dianti
56 Gosip
57 Gangguan malam
58 Dua orang misterius
59 Lamaran Cipto
60 Kedatangan Rusdi
61 Perangkap Simah
62 Mira dan Cipto
63 Minta di tinggal
64 Tertangkap
65 Cipto meninggal
66 Mira Selamat
67 Sobekan Sarung
68 Rahmat mengamuk
69 Bujukan Nyi Simah
70 Dianti Kaya
71 Ketahuan
72 Loreng
73 Nyi Simah lenyap
74 Ternyata memang nyata
75 Rusdi di makam kan
76 Mayat Dianti
77 Baju Dianti
78 Pisau tanduk loreng
79 Ular
80 Danau
81 Rahmat terbakar
82 Di jemput Nino
83 end
84 🫠🫠
Episodes

Updated 84 Episodes

1
Laras
2
Hantu rumah kosong
3
Di tawari uang
4
Rukayah
5
Nafsu genderuwo
6
Alasan kekota
7
uang banyak
8
Pasang lampu
9
Mangsa baru
10
Meninggal nya dina
11
Hantu dina
12
Bau bangkai
13
Belanja
14
bu dila vs bu rt
15
Kuntilanak
16
Hantu
17
Motor mogok
18
Bayangan masa lalu
19
Selasa kliwon
20
Badcover sobek
21
Bu rt dihantui
22
Kelakuan rahmat
23
Bagas tidur di makam
24
Motor baru
25
Meninggal nya mak roro
26
Mayat bangkit
27
Rahmat dan rusdi
28
Dinda tewas
29
Mayat membusuk
30
Sesajen
31
Menyerah kan laras
32
Menyerupai rahmat
33
Di ajak nikah ki lawu
34
Bagas celaka
35
Hilang nya bagas
36
Rahmat sakit
37
Nyi simah
38
Garam dari ustad
39
Berhasil keluar
40
Kondisi sarah
41
Di bawa ke RS
42
Rahmat kesakitan
43
Memandikan rahmat
44
Sakit nya rahmat
45
Ayam mentah
46
###
47
Kamalu*n berulat
48
Hutan jati
49
Tidak bisa mengaku
50
Air yasin pahit
51
Ustad Adi
52
Meninggal nya Sarah
53
Masuk mimpi
54
Rahmat di bawa Ki Lawu
55
Santet Dianti
56
Gosip
57
Gangguan malam
58
Dua orang misterius
59
Lamaran Cipto
60
Kedatangan Rusdi
61
Perangkap Simah
62
Mira dan Cipto
63
Minta di tinggal
64
Tertangkap
65
Cipto meninggal
66
Mira Selamat
67
Sobekan Sarung
68
Rahmat mengamuk
69
Bujukan Nyi Simah
70
Dianti Kaya
71
Ketahuan
72
Loreng
73
Nyi Simah lenyap
74
Ternyata memang nyata
75
Rusdi di makam kan
76
Mayat Dianti
77
Baju Dianti
78
Pisau tanduk loreng
79
Ular
80
Danau
81
Rahmat terbakar
82
Di jemput Nino
83
end
84
🫠🫠

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!