Rumah laras yang biasa nya gelap hanya ada cahaya minim, Kini terlihat terang setelah mendapat kan bantuan amper listrik. Rasa nya ia sangat bahagia, Jika saja ada rahmat di sini.
"Nanti dia pas pulang pasti lah kaget." Pikir laras tersenyum bahagia.
Biasa nya di sudut sudut rumah terlihat gelap menyeram kan, Sekarang kekamar mandi pun laras berani walau pun sendirian saat malam hari.
"Alhamdulilah ya allah atas rezeki mu." Ujar laras.
Terdengar di surau suara mengaji pertanda mahgrif akan segera datang, Di ujung jalan sana tampak sarah sedang berjalan menuju rumah.
Karena keponakan nya sudah akan sampai, Laras pun lega dan segera masuk kamar mandi untuk berwudhu. Menunai kan sholat agar allah semakin meluas kan rezeki nya.
"Assalamualaikum."
Walau sarah tahu jika bulek nya sedang sholat, Namun ia tetap mengucap kan salam ketika masuk rumah.
"Walaikum sallam."
Sontak sarah menoleh karena suara halus barusan berada tepat di belakang nya, Tidak ada orang sama sekali saat ini. Buru buru sarah melongok kekamar laras, Namun bulek nya sedang sujud.
"Cuma perasaan ku saja mungkin." Gumam sarah menuju dapur.
"Kalau pulang itu jangan mau mahgrif gini sar, Wayah nya lelembut keluar." Ujar laras keluar dari kamar mandi.
"Ya allah apa ini?!" Teriak sarah pucat pasi.
Jantung sarah berpacu kencang karena laras baru keluar dari kamar mandi sedang berwudhu, Sedang kan tadi ada orang sedang sholat dengan posisi sujud.
"Kenapa bulek keluar dari sini?" Tanya sarah mendelik.
"Ya bulek wudhu lah, Tu dengar orang baru azan." Jawab laras.
"Terus siapa yang sholat di kamar bulek?" Tanya sarah lagi.
"Siapa? Mana ada orang selain kita." Sahut laras ikut bingung.
Sarah menarik laras agar percaya pada ucapan nya, Namun kamar laras kosong sama sekali tidak ada apa pun.
"Bulek sudah bilang to sama kamu, Jangan pulang surup begini. Mahgrif itu jam nya jin keluar sar." Ucap laras.
"Masa to aku salah lihat bulek." Lirih sarah merinding sekujur tubuh.
"Sana kamu mandi dan langsung sholat." Suruh laras.
Tanpa membantah ucapan bulek nya, Sarah pun bergegas membersih kan diri dan akan menunai kan sholat juga. Sementara itu laras sedikit kepikiran dengan ucapan sarah, Tapi segera di tepis nya.
Tapi ketika laras sudah menjalan kan raka'at ketiga nya, Di ujung kamar seperti ada orang tinggi besar berdiri menatap nya dengan pandangan seram.
"Assalamualaikum warahmatullah, Assalamualaikum warahmatullah." Dua kali laras mengucap salam ketika usai sholat.
Di lihat nya langsung namun tidak ada apa pun, Laras mengambil alquran nya dan mengaji sampai nanti isya datang.
"Larasss..."
Suara berbisik memanggil nama nya seolah lewat di telingan wanita ini, Punggung nya juga terasa dingin dan berat. Laras tetap khusyuk mengaji dan terakhir membaca ayat kursi juga.
"Ya allah lindungi lah suami hamba, Semoga engkau mempermudah jalan rezeki kami." Doa laras selepas isya.
Baru lah setelah isya laras keluar dari kamar, Suasana rumah terasa sangat sepi sekarang karena sosok sang suami tidak ada. Kursi yang terbuat dari rotan itu tampak kosong.
"Kamu lagi apa mas di sana?" Laras menghapus sudut mata nya yang basah.
Berat dan juga rindu laras rasakan, Selama menikah ia tidak pernah rahmat tinggal kan. Namun sekarang mereka harus berpisah sementara.
...****************...
Berbeda dengan sang istri yang merindu kan kehadiran nya, Rahmat malah sibuk memacu diri nya di atas anak remaja berusia enam belas tahun.
Dela nama gadis kelas satu SMA ini, Dengan iming iming uang dari rahmat. Ia rela menjual diri nya yang masih kecil, Karena dela anak orang susah.
"Aaakkhh sakit om." Pekik dela meronta ronta ketika sangat brutal.
"Diam lah, Kamu mau uang apa tidak." Gertak rahmat.
Karena gengsi nya ingin memiliki ponsel mewah, Dela menahan rasa sakit pada bagian bawah nya. Terhentak hentak dan hanya bisa meringis menahan sakit nya.
"Sshhhh, Sshhh."
Rahmat terus mendesisi seperti orang yang kepedasan memakan cabai, Nafs* rahmat sangat menggila jika sudah bermain dengan wanita.
"Aaakhkkh cukup om ini sangat sakit." Pekik dela tak kuat lagi karena rahmat semakin menekan.
Berbeda dengan dela yang hampir sekarat, Rahmat malah menggerang puas setelah menyembur kan bisa nya.
"Aaahhh nikmat sekali." Ujar rahmat ambruk di kasur.
Peluh membasahi tubuh nya sehingga terlihat mengkilat dan sangat sexy karena tubuh rahmat yang berotot, Dela berusaha bangkit dari ranjang karena ia harus pulang.
"Sakit sekali." Keluh dela terduduk di lantai.
"Segera pakai baju mu, Ini uang nya." Rahmat memberikan uang tiga gepok yang jumblah nya tiga puluh juta.
"Terima kasih om." Dela memakai baju dan segera pergi walau sangat susah berjalan.
Rahmat menyewa hotel ketika bermain untuk yang kedua kali nya ini, Rasa nya hidup seakan mulai berpihak kepada nya. Otak rahmat telah di kuasai nafsu wanita dan serakah pada uang.
Setelah lelah melepas hasrat nya, Rahmat tertidur pulas di atas ranjang empuk bersprai putih. Tetes noda darah peraw*n dela tampak sedang di jilati oleh mahluk mengerikan berlidah panjang.
Pagi hari rahmat bangun dan kembali mendapat kan uang gepokan sebanyak lima puluh gepok lagi, Langsung rahmat mandi dan bersiap menuju bank kembali.
"Rasa nya aku seperti sedang mimpi, Kini aku punya uang di bank sebanyak delapan ratus juta." Girang rahmat.
Tidak pernah ia bayang kan jika akan punya uang sebanyak ini, Padahal sebelum nya rahmat hanya memegang uang paling banyak ya satu juta.
"Bulan depan aku akan mengirim kan uang untuk laras, Pasti dia kaget." Ujar rahmat sendirian.
Pekerjaan yang akan dia cerita kan kepada sang istri sudah ia karang, Dengan begini kedok nya pasti akan mulus. Tidak ada yang tahu dari mana asli nya uang tersebut, Biar lah dia saja yang tahu pikir rahmat.
"Berarti semakin sering aku main, Maka akan semakin banyak uang ku." Ujar rahmat.
"Besok aku akan mencari gadis miskin seperti dela, Pasti banyak yang mau. Aku juga akan perawatan agar wajah ku tampan." Gumam rahmat.
Semua rencana tersusun rapi dalam benak rahmat, Pokok nya kini ia hanya tingal menunjuk. Dapat uang dan juga dapat kenikmatan dari para gadis perawan.
Tin.
Rahmat membunyi kan klakson ketika melewati rumah nya ari, Ia harus bersikap ramah dan sopan agar orang tidak curiga kepada nya.
"Kok sudah pulang mas?" Tanya ari sedikit berteriak.
"Iya pak, Badan saya kurang enak." Jawab rahmat beralasan.
Kini rahmat sudah tiba di rumah nya yang paling ujung, Kos kosan ini khusus untuk pria saja. Yang bagian kanan agak jauh baru lah untuk wanita, Ari memang juragan kontrakan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
Natasia Wang
30juta harga dela wkwkwk mahal bgt apa msh segel gw lupa
2025-01-13
0
Afifa Syahira
magrib kak bukan maghrif🙏☺
2024-12-29
0
CacingBesarAlaska
rusak dah tuh rahmat
2024-10-29
0