Sudah tiga hari ini rahmat ada di rumah, Ia pun berpamitan untuk pulang kembali kekota dengan alasan pekerjaan. Padahal nyata nya nanti malam ada selasa kliwon, Malam ini rahmat dan nyi simah akan memadu kasih.
"Kamu hati hati ya di sana, Jangan tinggal kan sholat terus." Ujar laras ketika rahmat akan berangkat.
"Iya sayang, Besok mas akan pulang lagi kalau udah dapat cuti." Jawab rahmat.
"Jangan cuma iya saja mas, Kamu di sini tiga hari saja tidak pernah sholat." Rutuk laras.
"Besok aku kirim video sama kamu pas aku sholat." Ujar rahmat.
Laras menyalami tangan suami nya saat akan masuk mobil, Bagian depan rumah sudah tahap renovasi. Sekitar delapan orang yang menjadi tukang, Rahmat ingin mereka cepat menyelesai kan nya.
Mereka janji akan satu bulan selesai dengan borongan dua puluh juta, Rahmat setuju dengan syarat mereka harus tepat waktu. Saat nanti libur berarti mereka sudah selesai menggarap bagian depan rumah yang akan di buat tempat loundry.
"Nanti mas akan transfer kamu kalau uang dari TT udah cair." Janji rahmat.
"Aku tidak akan bermasalah kan mas kalau pakai uang itu?" Tanya laras menunduk.
"Maksud kamu apa sih ras?! Aku susah payah mencari uang untuk kamu, Tapi kamu malah meragu kan aku." Rahmat meninggi kan suara nya.
"Aku cuma takut saja mas." Lirih laras.
"Pada dasar kamu yang tidak pernah bersyukur! Aku susah kamu ngeluh, Sekarang bisa dapat uang lebih pun masih saja bertingkah." Kesal rahmat.
"Bukan gitu mas maksud aku." Laras memegang tangan suami nya.
"Udah lah ras, Memang aku tidak benar di mata mu." Rahmat membanting pintu mobil nya keras.
Laras sampai terjingkat kaget dengan kelakuan suami nya, Ada juga rasa bersalah karena terus meragu kan pendapatan suami nya. Memang rasa tidak nyaman itu bersarang di hati laras, Padahal ia sudah berusaha untuk menerima nya.
Dengan ponsel baru nya, Laras mencoba menelusuri gaji yang seleb terima dari aplikasi tersebut. Ada yang nilai nya sangat wah, Bahkan sampai ada yang membeli mobil.
"Mungkin mas rahmat memang dapat dari sini, Mana ketambahan gaji supir nya juga. Apa lagi dia bilang pun dapat pinjaman dari bos." Gumam laras.
Sebisa mungkin laras membuat firasat buruk di dalam pikiran nya, Ia masuk membuat kan teh untuk para tukang yang bekerja. Setelah itu laras kembali berkecimpung dalam pekerjaan loundry nya.
"Aku udah pesan sama teman ku bulek, Tinggal sebar saja brosur londry mbak laras." Ucap sarah duduk di dapur.
"Kalau yang jauh gimana ya sar?" Tanya laras menoleh.
"Kita juga harus membuat promo bulek, Bisa antar jemput biar mereka tertarik." Sarah memberikan ide.
"Lah ya itu, Kita kan ndak punya kendaraan nduk." Ucap sarah memasukan baju kedalam mesin cuci.
"Iya ya bulek, Kita ndak punya motor." Ujar sarah pelan.
Laras tampak memikir kan ide yang sarah berikan tentang antar jemput loundry, Mereka mungkin akan semangat karena tidak perlu mengantar nya ketempat laras.
Uang yang di miliki pun tentu nya cukup untuk membeli kendaraan, Lagi pula ia sudah melihat pekerjaan rahmat juga. Laras menimbang perasaan nya untuk membeli motor.
Setelah selesai memutar mesin cuci nya, Laras membuka ponsel untuk melihat lihat motor yang mudah untuk membawa cucian banyak.
"Mau beli motor ya bulek?" Seru sarah girang.
"Lihat dulu, Belum izin juga sama paklek mu." Sahut laras.
"Yang matic saja bulek, Kan lebih gampang untuk membawa barang." Saran sarah.
"Iya, Nanti bulek mau bilang dulu sama paklek mu." Jawab laras.
Laras tidak buru buru juga membeli nya karena sekarang masih belum punya pelanggan tetap, Hanya mbak sri yang terus loundry di tempat nya.
"Sar kamu tungguin cucian ya, Ternyata parfum lonudry habis." Ujar laras ketika melihat kearah botol.
"Oke."
Laras berganti baju karena tempat jual parfum nya agak jauh mesti memakai motor juga, Laras meminjam motor ibu nya.
"Beliin ibu kue pukis yang di simpang ya ras." Teriak bu dila.
"Mau rasa apa bu?" Tanya laras menghentikan motor nya.
"Pandan sama cokelat, Ini uang nya." Bu dila memberikan uang dua puluh ribu.
"Laras ada kok bu, Biar laras belikan nanti." Ujar sarah.
Bu dila tersenyum mendengar ucapan putri nya, Dulu laras tidak pernah menjawab demikian. Bahkan kadang uang lima ribu saja ia tidak punya.
"Alhamdulillah hidup anak ku telah berubah." Bu dila sangat bersyukur.
Laras melaju kan motor nya menuju toko parfum loundry, Jika malam laras tidak akan berani lewat sini. Karena di sepanjang jalan hanya ada pohon yang tumbuh.
Ada juga gapura kecil yang konon kata nya itu adalah makan penari cantik, Ia mati karena di bunuh oleh istri pria yang di cintai nya.
Merinding tubuh laras karena mengingat cerita itu, Sudah bukan rahasia lagi cerita tentang penark cantik itu yang bernama nyi simah.
"Waah kok kayak mau hujan." Batin laras melihat mendung yang menggantung.
Sampai lah laras di toko tersebut, Laras membeli lumayan banyak agar tidak sering kesini. Takut jika melewati makam tersebut.
Bresss.
Seketika hujan turun mengguyur bumi, Terpaksa laras berlindung di toko tersebut agar tidak basah.
"Kenapa ndak ajak sarah tadi ras?" Tanya doni pemilik toko.
"Dia nunggu cucian tadi mas." Jawab laras agak menyesal juga.
"Nanti berani lewat sana hujan hujan gini?" Tanya doni lagi.
"Di berani kan lah mas, Mau lewat mana lagi." Cengir laras.
"Nunggu orang lewa saja ras, Sekalian barengan." Saran doni.
"Kayak nya ndak ada orang lewat dari tadi ya, Apa mereka tidak keluar rumah." Heran laras.
"Tadi nino lewat tuh, Belum pulang juga." Ujar doni.
Mendengar nino yang akan lewat lagi, Hati laras lumayan tenang. Namun sampai hujan reda pun nino tak kunjung tampak batang hidung nya.
Mau tak mau laras menghidup kan motor nya dan segera tanjap gas, Pikir nya nanti ia bisa ngebut saat lewat makan keramat itu.
Namun malang memang tidak bisa di tolak, Hanya tinggal satu meter dari makam. Motor laras mogok sama sekali tidak mau hidup, Bukan main panik nya laras.
"Ya allah tolong lah hamba." Laras berdoa dalam hati nya.
Berulang kali di stater pun tetap saja tidak mau hidup, Laras mencoba untuk mengengkol. Namun motor nya memang tak mau hidup, Jalan satu satu nya adalah di dorong. Hujan mulai turun lagi membasahi laras yang berjalan mendorong motor.
Dalam hati terus berdoa kepada tuhan nya agar tidak mendapat gangguan, Bau kapur barus yang sering di gunakan untuk orang meninggal tiba tiba menyeruak menusuk hidung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
Natasia Wang
kasian Laras ada aja cobaannya
2025-01-13
0
CacingBesarAlaska
duh apa lagi tuh
2024-10-29
0
Trimuntari Darwin
iih takut setaaan
2024-10-17
1