Hantu rumah kosong

Bersemangat karena akan mendapat kan sumbangan dari desa, Baru pukul setengah tiga saja laras sudah berangkat dengan jalan kaki. Tidak peduli panas terik menyinari batok kepala nya.

"Lihat orang miskin, Kalau dengar dapat bantuan cepet banget." Cibir bu mira yang iri dengki plus angkuh.

"Nama nya juga orang tidak mampu, Ya pasti senang lah dapat bantuan." Sahut bu lula sambil mengibas kan tangan nya yang penuh emas.

"Bahkan sampai pak rt sendiri loh yang ngantarin kupon nya." Timpal mbak dina.

"Benar kah?!" Kaget bu mira sebagai istri nya pak rt.

Mendengar suami nya sampai rela mengantar kan kupon kerumah nya laras, Darah wanita gemuk ini mendidih seketika karena cemburu takut pak rt mendekati laras.

"Hati hati mbak, Siapa tahu pak rt tergoda nanti." Mbak dina mengompori.

Mira langsung menghadang laras yang padahal sudah berjalan cepat agar tidak mendengar hinaan mereka, Namun masih saja diri nya di hadang.

"Dasar miskin tidak tau malu! Kau menggoda suami ku kan." Tuduh mira lantang.

"Ya allah bu rt jangan asal tuduh begitu, Saya tidak pernah berbuat kotor." Elak laras bergetar.

"Halah tidak usah ngelak kau laras! Kan rahmat kerja nya cuma nguli, Pasti lah kau kekurangan uang." Ejek mbak dina.

"Jaga bicara mu dina! Pantas saja tidak ada pria yang mau dengan mu." Sentak laras jadi emosi.

Sudah pikiran kacau memikir kan susah nya hidup yang ia jalani, Malah bertambah dengan hadir nya tiga dajal ini.

Plaaak.

Mira melayang kan tangan nya yang gemuk kepipi laras, Membuat wanita bertubuh kecil ini jadi terduduk sambil memegangi pipi nya.

Cuiih.

Tanpa iba mira meludahi kepala laras dan segera mengajak teman teman nya pergi, Dina menginjak tangan laras yang berada di tanah dengan tatapan penuh amarah.

Padahal dulu nya dina adalah teman nya laras ketika masih sekolah, Namun semua nya berubah ketika laras menikah dengan rahmat.

"Hiks, Hiks. Kenapa hidup ku seperti ini sengsara nya ya allah." Rintih laras menangis.

Bukan hanya cobaan dari allah tentang ekonomi saja, Cibiran para tetangga kepada nya pun banyak laras terima. Terlebih tiga orang tadi yang memang tidak pernah berhenti membenci laras

Dengan hati yang tidak karuan, Laras berjalan kembali menuju kantor desa. Ada sekitar sepuluh orang yang mendapat bantuan dari rt nya laras.

"Kamu kenapa nak?" Tanya mbok puah ketika sedang menunggu antrian.

"Tidak apa apa mbok." Jawab laras berusaha tersenyum.

"Mereka menghina kamu lagi to?" Tebak mbok puah.

Laras tidak menjawab pertanyaan wanita tua itu, Air mata nya lah yang menjawab mengalir deras membasahi pipi nya.

"Aku tidak tau kenapa mereka membenci ku mbok! Apa karena aku miskin? Padahal aku juga tidak ingin hidup miskin begini." Isak laras.

"Seng sabar yo nduk, Mereka itu hanya orang yang berhati busuk." Hibur mbok puah ikut kasihan.

Mbok puah memeluk laras agar wanita muda ini tenang, Ia tahu keadaan hidup laras karena mereka satu rt. Memang dia lah yang paling susah.

Tiba lah laras yang mengambil jatah nya, Ternyata berisi cukup banyak bantuan sembako ini walau hanya dapat sekali. Ada beras dan gula, Serta minyak.

Laras membawa kain panjang untuk membawa sembako nya, Memang sudah ia siap kan sejak dari rumah tadi agar tidak kesusahan saat membawa.

"Mbak laras." Panggil pak rt.

Walau pun agak ketar ketir karena takut bu mira kembali murka pada nya, Laras pun mendekat karena mustahil mengabai kan panggilan dari rt.

"Tadi pak lurah bilang kalau ada bantuan PLN bagi yang tidak mampu, Segera antar kan KTP dan KK sampean ya mbak." Pinta pak rt.

"Beneran pak?" Kaget laras tidak percaya.

"Iya, Dari desa kita nanti di cari sekitar lima orang yang akan di bantu." Jelas pak rt.

"Ini saya bawa KTP sama KK pak." Laras mengeluar kan dari dompet lusuh nya.

"Wah bagus lah, Saya tinggal memberi kan kepada pak lurah." Ujar pak rt.

Pak rt masuk kedalam kantor desa dan laras segera pulang, Takut jika terlalu lama ngobrol dengan rt nya. Sebenar nya pak rt bukan lah tipe pria yang ganjen, Hanya bu mira saja yang cemburuan karena pak rt usia nya jauh lebih muda dari nya.

"Assalamualaikum mak." Teriak laras dari luar rumah.

"Walaikum salam, Masuk nduk." Jawab mak roro mertua nya laras.

"Lagi ngapain mak kok di pinggir sungai?" Tanya laras penasaran.

"Bersihin ikan loh, Tadi adik mu mancing dapat agak lumayan." Sahut mak roro.

"Tadi aku dapat bantuan mak, Karena agak banyak jadi aku bagi dua beras nya sama emak." Laras memberi mertua nya beras.

"Enggak usah kalau tidak banyak nduk, Yang penting kamu sama rahmat bisa makan." Tolak mak roro.

Kehidupan mak roro juga pas pasan walau tidak semiskin laras, Ia masih punya anak PNS adik nya rahmat. Dari uang gaji itu lah ia makan dan hidup, Walau kadang juga berkebun.

"Udah mak ini banyak kok, Mumpung ada rezeki aku bisa ngasih emak." Paksa laras.

"Terima kasih nak, Walau hidup mu susah tapi kamu masih mau memberi untuk emak! Semoga suatu hari nanti allah memberi kan rezeki yang besar untuk kalian." Doa mak roro.

Laras tersenyum mendengar doa emak nya yang tulus, Berapa dan sebesar apa pun pemberian laras untuk nya. Mak roro selalu bersyukur, Tidak seperti ibu laras sendiri.

"Ini di bawa ikan nya, Emak kebanyakan kalau makan sendiri." Mak roro membungkus ikan untuk menantu nya.

"Makasih ya mak, Aku pulang dulu." Pamit laras berjalan cepat.

Rintik hujan mulai turun membasahi bumi, Sebenar nya ini masih bisa di bilang sore karena baru pukul tujuh belas lewat. Laras agak berlari karena takut juga jalan sendirian.

Apa lagi ia harus lewat rumah kosong yang konon ada hantu nya, Bahkan hujan juga semakin deras. Untung tadi beras sudah di bungkus dengan plastik jadi tidak basah terkena air hujan.

"Lailah hailalah!"

Laras mengucap asma allah ketika melihat mahluk tinggi besar di rumah kosong itu, Mata nya yang merah terus menatap laras seolah sangat mendambakan nya.

Sandal laras entah lepas di mana tidak ia peduli kan sangking takut nya, Ia terus berlari dalam deras nya hujan dan tiba di rumah dengan tubuh basah kuyub.

"Ya allah bulek, Kok hujan hujanan gini sih." Sarah cepat menurun kan barang yang laras bawa.

"Iya sar, Bulek lihat hantu di rumah kosong." Ujar laras terengah engah.

"Masa iya bulek?!" Sarah bergidik takut.

"Ya allah seram sekali." Keluh laras memegang dada nya.

Sarah cepat menutup pintu karena takut, Ia paling takut jika mendengar hal begituan. Laras yang ketakutan pun masih terdiam mendengar kan suara hujan turun.

Terpopuler

Comments

Adi Nugroho

Adi Nugroho

sabar ya laras hidup pasti berputar

2024-02-23

1

Mimik Pribadi

Mimik Pribadi

Kasian hidup Laras,,,,tega2nya y Trio songong memperlakukan Laras ky gitu bikin tmbh ngenes bacanya 🥺

2024-02-09

2

Nur Tini

Nur Tini

lanjutkan... aku gak pernah melihat setan, hantu atau demit

2024-02-06

0

lihat semua
Episodes
1 Laras
2 Hantu rumah kosong
3 Di tawari uang
4 Rukayah
5 Nafsu genderuwo
6 Alasan kekota
7 uang banyak
8 Pasang lampu
9 Mangsa baru
10 Meninggal nya dina
11 Hantu dina
12 Bau bangkai
13 Belanja
14 bu dila vs bu rt
15 Kuntilanak
16 Hantu
17 Motor mogok
18 Bayangan masa lalu
19 Selasa kliwon
20 Badcover sobek
21 Bu rt dihantui
22 Kelakuan rahmat
23 Bagas tidur di makam
24 Motor baru
25 Meninggal nya mak roro
26 Mayat bangkit
27 Rahmat dan rusdi
28 Dinda tewas
29 Mayat membusuk
30 Sesajen
31 Menyerah kan laras
32 Menyerupai rahmat
33 Di ajak nikah ki lawu
34 Bagas celaka
35 Hilang nya bagas
36 Rahmat sakit
37 Nyi simah
38 Garam dari ustad
39 Berhasil keluar
40 Kondisi sarah
41 Di bawa ke RS
42 Rahmat kesakitan
43 Memandikan rahmat
44 Sakit nya rahmat
45 Ayam mentah
46 ###
47 Kamalu*n berulat
48 Hutan jati
49 Tidak bisa mengaku
50 Air yasin pahit
51 Ustad Adi
52 Meninggal nya Sarah
53 Masuk mimpi
54 Rahmat di bawa Ki Lawu
55 Santet Dianti
56 Gosip
57 Gangguan malam
58 Dua orang misterius
59 Lamaran Cipto
60 Kedatangan Rusdi
61 Perangkap Simah
62 Mira dan Cipto
63 Minta di tinggal
64 Tertangkap
65 Cipto meninggal
66 Mira Selamat
67 Sobekan Sarung
68 Rahmat mengamuk
69 Bujukan Nyi Simah
70 Dianti Kaya
71 Ketahuan
72 Loreng
73 Nyi Simah lenyap
74 Ternyata memang nyata
75 Rusdi di makam kan
76 Mayat Dianti
77 Baju Dianti
78 Pisau tanduk loreng
79 Ular
80 Danau
81 Rahmat terbakar
82 Di jemput Nino
83 end
84 🫠🫠
Episodes

Updated 84 Episodes

1
Laras
2
Hantu rumah kosong
3
Di tawari uang
4
Rukayah
5
Nafsu genderuwo
6
Alasan kekota
7
uang banyak
8
Pasang lampu
9
Mangsa baru
10
Meninggal nya dina
11
Hantu dina
12
Bau bangkai
13
Belanja
14
bu dila vs bu rt
15
Kuntilanak
16
Hantu
17
Motor mogok
18
Bayangan masa lalu
19
Selasa kliwon
20
Badcover sobek
21
Bu rt dihantui
22
Kelakuan rahmat
23
Bagas tidur di makam
24
Motor baru
25
Meninggal nya mak roro
26
Mayat bangkit
27
Rahmat dan rusdi
28
Dinda tewas
29
Mayat membusuk
30
Sesajen
31
Menyerah kan laras
32
Menyerupai rahmat
33
Di ajak nikah ki lawu
34
Bagas celaka
35
Hilang nya bagas
36
Rahmat sakit
37
Nyi simah
38
Garam dari ustad
39
Berhasil keluar
40
Kondisi sarah
41
Di bawa ke RS
42
Rahmat kesakitan
43
Memandikan rahmat
44
Sakit nya rahmat
45
Ayam mentah
46
###
47
Kamalu*n berulat
48
Hutan jati
49
Tidak bisa mengaku
50
Air yasin pahit
51
Ustad Adi
52
Meninggal nya Sarah
53
Masuk mimpi
54
Rahmat di bawa Ki Lawu
55
Santet Dianti
56
Gosip
57
Gangguan malam
58
Dua orang misterius
59
Lamaran Cipto
60
Kedatangan Rusdi
61
Perangkap Simah
62
Mira dan Cipto
63
Minta di tinggal
64
Tertangkap
65
Cipto meninggal
66
Mira Selamat
67
Sobekan Sarung
68
Rahmat mengamuk
69
Bujukan Nyi Simah
70
Dianti Kaya
71
Ketahuan
72
Loreng
73
Nyi Simah lenyap
74
Ternyata memang nyata
75
Rusdi di makam kan
76
Mayat Dianti
77
Baju Dianti
78
Pisau tanduk loreng
79
Ular
80
Danau
81
Rahmat terbakar
82
Di jemput Nino
83
end
84
🫠🫠

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!