Berita meninggal nya dina langsung menjadi topik hangat, Terlebih mereka masih percaya jika dina akan jadi hantu gentayangan karena mati stragis itu.
Laras juga datang melayat walau hubungan nya dengan dina bisa di kata kan tidak baik, Padahal dulu mereka adalah teman. Namun semua nya hancur karena laras menikah dengan rahmat.
"Jangan jangan orang tua nya punya pesugihan." Bisik mbak rini.
"Oh bisa jadi ya! Kok mati nya seram banget begitu." Timpal ningsih.
Mira dan lula hanya diam di pojokan sembari menangis karena satu besty nya telah tiada, Dini kakak nya dina pun berulang kali pingsan karena di tinggal kan oleh adik semata wayang nya.
"Kira kira dina itu mati kenapa ya?" Dudung berbisik pada nino.
"Dina kan mulut nya tukang menghina orang dung, Bisa jadi ada yang sakit hati." Balas nino.
Akhir nya tiba lah mayat dina harus di mandikan, Wak mis selaku tukang pemandi jenazah pun sigap memandikan dina.
Berulang kali mulut nya mengucap asma allah, Bahkan ia harus menahan mual ketika membersih kan kemaluan dina yang tampak menganga lebar.
"Ampuni lah dosa adik ku ya allah." Doa dini membantu memandikan dina.
Setelah di mandikan bersih, Kini tinggal mengkafani dina. Namun wak mis kaget karena kemaluan dina masih terus mengeluar kan darah bercampur nanah.
"Kenapa dengan adik ku ini wak?" Dini bertanya sambil terisak isak.
"Banyak berdoa kepada allah nak, Sesungguh nya kita hanya boneka di atas muka bumi ini." Ujar wak mis.
"Minta kan lah maaf pada nak laras non, Dahulu non dina kerap menghina nya." Bisik mbok puah.
"Benar kah mbok? Di mana laras sekarang." Tanya dini berdiri.
"Dia sedang merakit bunga, Minta lah maaf dengan tulus." Suruh mbok puah.
Dini memang jauh berbeda sifat nya dengan dina, Maka dari itu ia langsung menurut saja ketika di suruh minta maaf.
"Laras."
"Eeeh iya mbak dini, Ada yang bisa laras bantu?" Laras bangkit menghampiri dini.
"Mbak ingin minta maaf mewakili almarhum, Tolong maaf kan atas semua ucapan dia padamu." Ujar mbak dini.
"Laras sudah memaaf kan nya mbak, Dina juga kan teman ku dulu." Angguk laras sedih.
"Terima kasih ya ras, Doa kan semoga dina di ampuni segala dosa nya." Lirih mbak dini.
Laras mengangguk kan kepala nya, Walau laras sakit hati dengan segala ucapan dina. Namun ia berusaha memaaf kan nya.
"Darah nya tidak mau berhenti mak." Bisik pipit anak wak mis.
"Ya sudah nanti di sumpal saja pakai kain." Jawab wak mis.
Pipit berlari menjauh karena akan mengeluar kan isi perut nya, Bau darah dina sangat lah amis dan juga ada bau bangkai dari tubuh nya. Padahal baru tadi malam ia meninggal.
Setelah di sholat kan, Kini dina di kubur kan setelah sholat zuhur. Kuburan baru tampak merah dengan bunga yang berserakan di tabur oleh dini.
"Kakak pulang ya din, Semoga allah melapang kan kubur mu." Doa dini meninggal kan kuburan.
Angin mulai bertiup kencang sampai pohon bergoyang kesana kemari, Mendung juga menggantung tebal. Hati dini sudah was was karena malam ini bakal ada acara tahlilan.
"Seng sabar yo nduk, Nyawa manusia tidak ada yang tau." Hibur mbok puah memeluk dini.
"Aku tinggal sendirian sekarang mbok, Tidak punya orang tua dan saudara lagi." Isak dini pilu.
"Masih ada mbok di sini, Kata nya kamu anak simbok." Ucap mbok puah.
Hanya isak tangis yang keluar dari mulut dini, Sedang kan kini lula dan mira mulai bergunjing menuduh sembarang orang.
"Aku curiga ini ulah nya darto, Kan dina sempat menolak cinta nya." Bisik bu rt mira.
"Masa sih, Tapi kan kejadian nya sudah lama bu rt." Sangkal lula.
"Siapa tahu dia baru dapat dukun yang paten, Hissh aku jadi takut." Mira bergidik.
"Ayo kita bantu si dini untuk menyiap kan acara nanti malam, Kasihan juga dia." Ajak lula.
"Takut aku masuk rumah nya dina." Bisik mira.
Namun lula tetap menarik besty nya masuk, Di dalam mereka malah berpapasan dengan rukayah. Ternyata wanita penuh misteri ini juga melayat.
"Heh kayah, Kamu kan kata nya dukun! Bisa ndak lihat dina sekarang." Bu rt mendekati nya.
"Dia lagi nangis tu, Kata nya sakit sekali." Kayah menunjuk pojok rumah.
"Astaga! Jangan menakuti kau kayah." Sentak lula.
"Memang nyata kok, Paling nanti malam dia datang kerumah kalian." Ujar kayah berlalu pergi.
Lula panik karena mendengar nanti malam dina akan datang kerumah nya, Suasana rumah dina memang terasa sangat menyeram kan sekarang.
Sementara itu laras sudah pulang kerumah dan langsung mandi, Saat mandi ia merasa sedang di perhati kan oleh seseorang.
"Perasaan ku saja." Batin laras segera menyiram tubuh nya.
Tanpa sadar kalau mahluk hitam itu menatap tubuh mulus nya penuh nafs*, Untung nya laras kuat iman sehingga genderuwo tersebut takut jika terlalu dekat dengan laras.
"Buleekk...Aku malam ini nginap di rumah mbah ya?" Sarah berteriak dari dapur.
"Lah kok nginap sana! Kamu ndak ikut baca yasin di rumah dina." Tanya laras.
"Ndak bulek! Aku mau kerumah mbah saja." Tolak sarah.
"Yaaah, Bulek tinggal sendirian dong." Rajuk laras.
"Halah gaya nya! Bulek kan pembrani gitu." Cetus sarah karena laras memang pembrani.
"Yo wes karep mu, Jangan kesiangan tapi ya berangkat sekolah nya." Laras mengingat kan.
Sarah mengacung kan jempol nya dan segera berangkat, Laras memakai baju dan sholat ashar dulu. Tak lupa membaca alquran.
Selepas mahgrif laras bersiap akan kerumah nya dina, Ibu ibu lain sudah berangkat karena akan mengada kan pengajian. Laras sedikit telat jadi ia di tinggal, Lagi pula mbak sri memang sudah sejak sore di sana.
"Eeh itu ada orang." Batin sarah karena melihat ada orang berjalan memakai gamis putih.
Laras mempercepat langkah nya agar bisa mengejar, Mau memanggil laras tidak melihat wajah nya wanita itu.
"Mbak tunggu saya." Teriak laras akhir nya.
Wanita bergaun putih itu berhenti tegak pas di bawah pohon kapas, Laras mendekati nya dengan langkah lebar karena mendadak tubuh nya merinding.
"Orang udah pada berangkat ya mbak?" Tanya laras basa basi.
"Iya."
Tapi laras langsung melongo karena yang ada di hadapan nya sekarang ini adalah dina dengan perut membuncit, Suara tulang gemeretek seperti di patah kan.
"Aku tidak mau mati laras.." Ujar dina dengan suara serak.
Gaun yang semula putih bersih itu, Kini mulai berubah jadi merah karena darah yang merembes dari perut nya dina.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
nailaa
pdhl ceritanya bagus, tpi penulisan katanya banyak yg salah
2025-02-01
1
nailaa
ih ketikan nya jelek bgt ga kuat bacanya
2025-02-01
1
CacingBesarAlaska
dina yang malang
2024-10-29
0