Sarah meringkuk memeluk guling nya ketika dinding dekat jendela seperti sedang di gores oleh sesuatu dari luar, Bingung yang kini sarah rasakan. Mau mengaji seperti laras ia tidak bisa.
"Ya allah lindungi hamba." Lirih sarah sangat ketakutan.
"Sarahhh..."
Suara serak dan berat memanggil nama nya dari jendela, Sarah menggenggam garam yang tadi rahmat berikan untuk berjaga jaga. Sementara itu angin terus berhembus kencang pertanda akan turun hujan.
"Sar buka jendela nya sebentar." Terdengar suara laras dari luar jendela.
Tentu saja sarah mendelik kaget karena tiba tiba saja laras sudah ada di luar, Teringat pula pesan rahmat tadi. Namun suara ini sangat sama dengan milik laras.
"Ini bulek sar, Ayo buka sebentar." Laras terus bersuara.
Agak gamang sarah turun dari kasur nya dan mendekati jendela, Lewat lobang kecil yang ada di sana. Sarah berusaha mengintip apa benar bahwa itu bulek nya.
"Astaqfirrulah hallazim." Pekik sarah sampai loncat.
Ketika sarah mengintip lewat lobang itu, Yang di lihat sarah adalah sebuah mata yang juga mengintip nya. Tampak bola mata tersebut sedang memperhatikan diri nya.
Sarah berlari keluar kamar ingin mendatangi bulek nya, Namun sungkan juga mau mengetuk pintu. Ingin kembali masuk kamar pun sarah tidak punya nyali.
Kreteek, Kreteek.
Kursi bambu yang ada di depan bersuara seperti ada yang menduduki nya, Sarah berjalan mengendap endap untuk melihat kesana. Lampu depan sudah di matikan, Hanya ada cahaya dari lampu luar saja.
Namun sarah langsung terjatuh melihat pemandangan yang ada di hadapan nya, Sesosok mahluk sangat menyeram kan tampak duduk dan berbalik menatap nya.
"Ha..Han...
Tidak bisa sarah mengucap kan sepatah kata pun, Mahluk hitam besar dengan lidah terjulur itu mendekati laras yang terdiam kaku. Kemaluan nua menggantung besar, Taring nya juga mencuat runcing.
"Hah, Hah."
Terdengar nafas nya memburu dan menjilati kaki sarah, Bahkan air liur nya menetes di kaki sarah sehingga bau amis nya sangat kuat.
"Uukkk, Uummm."
Sarah berusaha untuk bersuara memanggil bulek nya karena mahluk itu terus saja menjilati nya, Namun suara tidak mau keluar dari mulut nya sarah.
"Ayo bersama ku." Mahluk itu bersuara dengan serak.
Air mata sarah meluncur begitu saja sangking takut nya, Lidah mahluk itu menjulur masuk kedalam rok yang sarah gunakan.
"Eemmm enak enak." Ujar nya menjilati darah halangan sarah.
Slaapp.
Mahluk tersebut hilang begitu saja ketika rahmat keluar dan melempar nya dengan garam, Sarah masih terpaku sambil menangis.
"Ada apa mas?" Laras keluar dari kamar dengan wajah bingung.
"Ajak sarah kekamar nya dan tenang kan dia dik." Suruh rahmat.
Laras membawa keponakan nya masuk kedalam kamar, Tampak sarah sangat ketakutan dengan apa yang baru ia alami barusan.
"Hantu nya berbeda dari yang biasa bulek." Lirih sarah.
"Maksud mu?"
"Bukan kuntilanak nya mbak dina, Hantu nya seperti kera bulek." Isak sarah.
"Ya allah kenapa banyak sekali gangguan sekarang." Bingung laras.
Sejak kematian dina yang sangat tidak wajar, Hidup mereka memang bagai kan di teror oleh hantu hantu menyeram kan.
Apa lagi sekarang malah bertambah hantu yang sangat tidak wajar, Kampung ini seakan di teror oleh hal yang tidak wajar terus menerus.
"Apa kita melakukan kesalahan ya bulek? Kenapa kita terus di datangi hantu." Ujar sarah.
"Bukan hanya kita sarah yang di datangi, Yang lain pun sudah di datangi juga." Jawab laras.
"Mbak dina hidup nya suka ganggu orang, Mati pun masih juga ganggu." Kesal sarah.
"Hust! Tidak boleh mengatai orang yang sudah meninggal." Cegah laras.
Akhir nya sarah pun terdiam dan mulai menidur kan diri, Laras menunggu sampai keponakan nya sampai terlelap pulas.
...****************...
Pagi hari suasana di selimuti mendung yang sangat tebal, Mereka hanya duduk di teras rumah sambil di temani kopi dan singkong rebus.
"Loh mobil apa lagi ni mas?" Heran laras ketika mobil pick up berhenti.
"Mesin cuci kita to dik." Sahut rahmat menyambut barang mereka.
"Kok udah beli sekarang! Mau di taruh mana nanti nya." Ucap laras bingung.
"Taruh kamar dulu sementara dik, Sebentar lagi juga kan selesai bangun di depan." Ucap rahmat.
Mesin sebanyak empat buah pun di susun dalam kamar laras, Tidak muat juga jika di taruh sana semua. Yang satu di taruh kamar nya sarah, Entah kenapa laras tidak merasa senang sedikit pun juga.
Walau pun banyak uang tapi rasa nya hambar, Namun laras tidak mengungkap nya karena takut menyinggung perasaan nya rahmat.
"Waah jadi orang kaya mendadak nih, Memang nya kerja apa sih di kota mat?" Bu lula datang menggunakan payung.
"Kerja jadi sopir bu." Jawab rahmat sambil tersenyum.
"Sopir nya tante girang ya?!" Bu mira juga ikut datang sambil memiring kan bibir.
"Kalian sebenar nya kenapa selalu mengusik saya! Saya tidak pernah ikut campur masalah kalian." Laras membuka suara.
"Oohh udah kaya berani ya membantah, Sombong banget sih kamu ras." Cetus bu rt.
Laras menarik nafas panjang karena serba salah sekali membalas ucapan orang orang julid ini, Di jawab salah. Tidak di jawab malah membuat sakit hati.
"Baru naik dikit saja kok sudah sombong banget sih kamu ras." Cetus bu lula.
"Kalian yang mendatangi saya untuk menghina duluan, Dari dulu kalian pun kerap menghina saya." Ucap laras.
"Udah yuk buk kita pergi saja! Pasti si rahmat di kota cuma jual diri sama tante girang." Cemoh bu rt menarik bu lula pergi.
"Ya allah kalian ini kenapa sih." Geram laras.
Dua tetangga laras ini pun pergi sambil terus bergunjing, Mbak sri datang sambil membawa satu buntalan besar cucian baju.
"Ada apa sih ras?" Tanya nya bingung.
"Biasa lah mbak, Mereka jauh jauh datang cuma mau menghina saja." Sahut laras.
"Waah udah mesin cuci to kamu, Bagus lah jadi cepat kering baju ku." Girang mbak sri.
"Ya gara gara ini mereka jadi datang tadi mbak, Padahal kata mas rahmat dia minjam uang sama bos nya." Ujar laras.
"Eh aku kayak pernah lihat rahmat di video viral gitu, Pokok nya ada lah ras." Ucap mbak sri.
"Beneran, Aku udah download juga aplikasi yang dia bilang." Laras menunjukan ponsel nya.
"Wiiih ras kamu keren banget loh hape nya." Seru mbak sri kagum.
Mbak sri menujukan nama rahmat yang ada di aplikasi, Memang follower nya hampir dua M. Hati laras yang semula ragu dengan uang yang rahmat berikan, Kini menjadi sedikit lega.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
Istrinya Suga
tunggu dulu, bulan purnama kan sebulan sekali ya, berarti hs sebulan sekali untuk tumbal tapi kok, ah sudahlah
2024-11-03
0
CacingBesarAlaska
hidup ganggu mati lebih mengganggu
2024-10-29
0
Ziran Lawrence
typo thor
2024-02-28
3