Kuntilanak

Rahmat heran ketika sedang bersantai di depan rumah sambil merancang toko yang akan di bangun untuk usaha loundry laras nanti nya, Tiba tiba laras menarik nya masuk kedalam rumah.

"Apa to sayang? Pengen lagi tah." Goda rahmat tengil.

"Berisik kamu mas, Ini udah mau mahgrif." Gertak laras tampak panik karena sarah belum pulang.

"Lah mas kan cuma di depan sambil lihat lokasi nya dik." Ujar rahmat bingung.

"Kamu lihat ada rumah orang yang buka ndak? Wayah gini sekarang ndak boleh lagi berkeliaran." Beritahu laras.

Di ujung jalan tampak sarah berlari sekencang kencang nya, Bahkan rok seragam nya di angkat tinggi agar bisa berlari leluasa.

"Kok sampai jam segini to sar." Laras cepat menarik keponakan nya masuk.

"Kampung sebelah hujan bulek, Jadi ndak nemu ojek." Ujar sarah.

"Cepat mandi dan terus sholat." Suruh laras.

"Aku sedang dapat bulek." Sahut sarah nyengir.

"Tuh lagi dapet malah kelayapan sampai jam segini sarah." Laras semakin kesal.

Sarah hanya menunduk dan menyalami rahmat yang masih tampak bingung, Segera ia menyuruh sarah mandi dan ganti baju.

"Ayo wudhu mas, Kita sholat bareng nanti." Ajak laras.

"Eeehh?!"

Tentu saja rahmat kaget di ajak istri nya sholat, Sudah satu bulan ini rahmat tidak pernah menjalan kan tiang agama.

"Kamu duluan saja ya, Aku mau lihat pesan dari bos ini." Rahmat beralasan.

Meski kecewa karena rahmat malah tidak mau jadi imam nya, Namun laras tetap sholat dengan khusuk. Sampai selesai pun rahmat masih menelfon yang kata nya dari bos.

"Udah sayang?" Tanya rahmat menarik laras duduk di sebelah nya.

"Kamu kenapa ndak sholat mas?" Laras menatap suami nya.

"Kayak nya lagi datang nih setan ras, Malas banget ini mau sholat." Cengir rahmat.

Dari dulu memang rahmat kadang kala ada malas sholat, Laras hanya menghembus kan nafas panjang.

"Kenapa sih tadi kamu panik banget dik?" Tanya rahmat penasaran.

"Hhmm itu, Sudah sebulan ini kami semua cepat menutup pintu ketika hendal ba'da mahgrif." Ujar laras.

"Kenapa kok gitu?"

"Mas belum dengar kabar ya kalau dina meninggal?" Laras balik bertanya.

"Hah? Sakit apa dia." Rahmat berpura pura kaget dengan senatural mungkin.

"Masih jadi misteri sih, Dia meninggal nya tragis mas! Dan banyak yang bilang kalau dia gentayangan." Tutur laras.

"Masa sih dik?" Tanya rahmat tidak percaya.

"Benar mas, Aku saja pernah di datangi nya! Mbak sri pernah nekad keluar pas habis isya, Dia ketemu dan besok nya sakit dua hari." Cerita laras.

Rahmat mengangguk angguk sambil mulai berpikir, Selama ini dia tidak pernah di datangi oleh salah satu tumbal nya.

Srek, Srek.

Tiba tiba terdengar suara orang seperti menyapu dari luar, Laras memberi isyarat agar suami nya diam. Bahkan sarah yang di dalam kamar langsung keluar dan mendekati bulek nya dengan wajah pucat.

"Jangan mas!" Laras mencegah ketika rahmat bangkit.

"Sutt."

Rahmat malah menyuruh istri nya diam, Dengan keberanian penuh. Rahmat mengintip dari jendela yang di buka sedikit, Namun hanya kegelapan yang ia dapati.

"Ndak ada apa apa kok dik, Mungkin cuma orang iseng." Rahmat malah membuka lebar jendela dan berbalik menatap istri nya.

Baik laras mau pun sarah, Mereka tidak menjawab ucapan rahmat. Lidah laras terasa kelu untuk mengucap kan asma allah.

Rahmat berbalik lagi menatap keluar jendela, Seketika jantung nya berhenti berdetak sangking kaget nya. Dina tepat berada di hadapan nya dengan perut pecah.

"Ihihihihi."

Tawa khas dina menggema dalam rumah karena hantu tersebut malah melayang masuk, Bau amis bercampur bangkai langsung menyeruak.

"Ihihihihi rahmatt."

Dina terbang di atas bubung rumah sambil berulang kali tertawa nyaring, Lampu berkedip kedip menambah horor nya suasana.

Duaaar.

Gelas kaca kopi rahmat pecah karena tawa nya dina yang telah berubah menjadi setan kuntilanak, Rahmat membaca aksara jawa yang sama sekali tidak menyangkut nama tuhan nya.

"Aaarrrkkhhhh."

Kembali dina berteriak nyaring karena tubuh nya di hantam oleh bola api yang entah muncul dari mana, Perlahan suasana kembali normal.

"Hiks, Hiks. Aku takut bulek." Sarah menangis dalam pelukan laras.

"Ngucap sarah, Lailah hailallah." Lirih laras akhir nya bisa membuka mulut nya.

Rahmat membuka pintu rumah sambil melihat keatas genteng, Tampak mahluk pujaan nya dudum di sana dengan lidah menjulur. Hanya dia yang bisa melihat genderuwo tersebut.

Laras tidak berhenti membaca ayat kursi agar arwah dina tak kembali lagi, Sarah hanya diam karena diri nya sedang haid. Konon kata nya darah wanita haid sangat di sukai oleh kuntilanak.

"Dia sudah pergi, Kalian masuk lah kedalam kamar." Suruh rahmat.

"Iya paklek." Angguk sarah berat.

Sebenar nya sarah ingin tidur bersama bulek nya saja, Tapi gadis ini paham jika paklek nya baru pulang merantau dan pasti merindukan bulek nya.

"Nanti kalau mau kekamar mandi temani aku ya bulek." Pinta sarah.

"Iya, Bangun kan saja bulek nanti ya " Ucap laras mengelus kepala keponakan nya.

"Sudah tidak ada hantu nya, Semoga dia tidak kembali lagi." Ujar rahmat.

Laras juga masuk kedalam kamar nya namun sebelum nya berwudhu dulu, Saat ini yang ia butuh kan hanya membaca alquran untuk menenang kan pikiran.

"Untuk apa garam itu sama mas rahmat?" Bingung laras ketika melihat rahmat mengambil garam osrok.

Sambil terus berkomat kamit membaca mantra nya, Rahmat keluar keliling rumah menabur kan garam. Menurut laras itu hal yang tidak perlu, Akan lebih baik meminta pertolongan pada allah.

"Jangan buka jendela mu sarah, Siapa pun yang meminta di buka kan." Peringat rahmat.

"Uhuhu aku takut paklek." Sarah sudah menangis duluan.

"Jika ada yang menampak kan diri, Siram kan garam ini." Ujar rahmat memberikan semangkuk kecil garam.

"Baik paklek."

Posisi sarah memang sedang susah, Mau membaca ayat alquran pun tidak akan mempan karena diri nya sedang kotor. Mau tak mau ia hanya bergantung pada garam itu.

Sedang kan laras yang fokus mengaji malah di datangi mahluk peliharaan rahmat, Sosok tinggi besar itu seolah duduk di hadapan laras sambil menjilati ujung sajadah.

"Ya allah hanya kepada mu aku berlindung dari godaan syaitan." Hati laras berdoa.

Tak lama mahluk itu menghilang meninggal kan aroma sawo yang sangat matang dan manis, Laras jadi semakin hapal jika mencium aroma ini.

Kemudian azan isya mulai terdengar kembali, Suasana rumah perlahan mulai cerah. Awal nya yang terlihat redup dan menyeram kan, Kini berangsur normal saja.

Rahmat lewat di sebelah laras mengambil sesuatu di ranjang, Hati laras berdetak karena aroma suami nya yang mirip dengan mahluk hitam itu.

Terpopuler

Comments

Dewi

Dewi

Sarah tu ngeyel bgt ya jd ank cwe tau kondisi kmpung nya gimn pulng mgrib trus penakut lgi..
Bisa2 sarah jdi ssaran rhmat atau kunti dina ini

2024-02-22

1

Yurnita Yurnita

Yurnita Yurnita

sarah pulang Maghrib terus thor

2024-02-12

0

Zoya

Zoya

laras ikut di hatui

2023-12-24

2

lihat semua
Episodes
1 Laras
2 Hantu rumah kosong
3 Di tawari uang
4 Rukayah
5 Nafsu genderuwo
6 Alasan kekota
7 uang banyak
8 Pasang lampu
9 Mangsa baru
10 Meninggal nya dina
11 Hantu dina
12 Bau bangkai
13 Belanja
14 bu dila vs bu rt
15 Kuntilanak
16 Hantu
17 Motor mogok
18 Bayangan masa lalu
19 Selasa kliwon
20 Badcover sobek
21 Bu rt dihantui
22 Kelakuan rahmat
23 Bagas tidur di makam
24 Motor baru
25 Meninggal nya mak roro
26 Mayat bangkit
27 Rahmat dan rusdi
28 Dinda tewas
29 Mayat membusuk
30 Sesajen
31 Menyerah kan laras
32 Menyerupai rahmat
33 Di ajak nikah ki lawu
34 Bagas celaka
35 Hilang nya bagas
36 Rahmat sakit
37 Nyi simah
38 Garam dari ustad
39 Berhasil keluar
40 Kondisi sarah
41 Di bawa ke RS
42 Rahmat kesakitan
43 Memandikan rahmat
44 Sakit nya rahmat
45 Ayam mentah
46 ###
47 Kamalu*n berulat
48 Hutan jati
49 Tidak bisa mengaku
50 Air yasin pahit
51 Ustad Adi
52 Meninggal nya Sarah
53 Masuk mimpi
54 Rahmat di bawa Ki Lawu
55 Santet Dianti
56 Gosip
57 Gangguan malam
58 Dua orang misterius
59 Lamaran Cipto
60 Kedatangan Rusdi
61 Perangkap Simah
62 Mira dan Cipto
63 Minta di tinggal
64 Tertangkap
65 Cipto meninggal
66 Mira Selamat
67 Sobekan Sarung
68 Rahmat mengamuk
69 Bujukan Nyi Simah
70 Dianti Kaya
71 Ketahuan
72 Loreng
73 Nyi Simah lenyap
74 Ternyata memang nyata
75 Rusdi di makam kan
76 Mayat Dianti
77 Baju Dianti
78 Pisau tanduk loreng
79 Ular
80 Danau
81 Rahmat terbakar
82 Di jemput Nino
83 end
84 🫠🫠
Episodes

Updated 84 Episodes

1
Laras
2
Hantu rumah kosong
3
Di tawari uang
4
Rukayah
5
Nafsu genderuwo
6
Alasan kekota
7
uang banyak
8
Pasang lampu
9
Mangsa baru
10
Meninggal nya dina
11
Hantu dina
12
Bau bangkai
13
Belanja
14
bu dila vs bu rt
15
Kuntilanak
16
Hantu
17
Motor mogok
18
Bayangan masa lalu
19
Selasa kliwon
20
Badcover sobek
21
Bu rt dihantui
22
Kelakuan rahmat
23
Bagas tidur di makam
24
Motor baru
25
Meninggal nya mak roro
26
Mayat bangkit
27
Rahmat dan rusdi
28
Dinda tewas
29
Mayat membusuk
30
Sesajen
31
Menyerah kan laras
32
Menyerupai rahmat
33
Di ajak nikah ki lawu
34
Bagas celaka
35
Hilang nya bagas
36
Rahmat sakit
37
Nyi simah
38
Garam dari ustad
39
Berhasil keluar
40
Kondisi sarah
41
Di bawa ke RS
42
Rahmat kesakitan
43
Memandikan rahmat
44
Sakit nya rahmat
45
Ayam mentah
46
###
47
Kamalu*n berulat
48
Hutan jati
49
Tidak bisa mengaku
50
Air yasin pahit
51
Ustad Adi
52
Meninggal nya Sarah
53
Masuk mimpi
54
Rahmat di bawa Ki Lawu
55
Santet Dianti
56
Gosip
57
Gangguan malam
58
Dua orang misterius
59
Lamaran Cipto
60
Kedatangan Rusdi
61
Perangkap Simah
62
Mira dan Cipto
63
Minta di tinggal
64
Tertangkap
65
Cipto meninggal
66
Mira Selamat
67
Sobekan Sarung
68
Rahmat mengamuk
69
Bujukan Nyi Simah
70
Dianti Kaya
71
Ketahuan
72
Loreng
73
Nyi Simah lenyap
74
Ternyata memang nyata
75
Rusdi di makam kan
76
Mayat Dianti
77
Baju Dianti
78
Pisau tanduk loreng
79
Ular
80
Danau
81
Rahmat terbakar
82
Di jemput Nino
83
end
84
🫠🫠

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!