Pulang dari salon bersama teman teman nya, Dina langsung merebah kan diri. Tubuh nya sangat lemas dan kepala dina terasa pusing, Bagian bawah pun berdenyut terus sejak pagi tadi.
"Apa aku mau halangan ya." Batin dina memejam kan mata.
Saat mata dina terkatub sepenuh nya, Sebuah tangan besar dengan bulu tebal seperti monyet mencekik nya. Sedang kan tangan yang satu lagi merogoh bagian bawah dina.
"Lepas kan aku...Aakkh sakit lepas kan aku." Jerit dina kesakitan.
Rasa nya perut dina seakan di aduk aduk oleh tangan yang masuk lewat lobang bawah itu, Ketika tangan tersebut di tarik kuat. Sebuah benda bergerak gerak di tangan nya.
"Aakkhhh!"
"Hah, Hah. Ternyata cuma mimpi." Lirih dina mengusap peluh nya.
Tapi rasa sakit bagian bawah nya bukan hanya mimpi, Saat bangkit dina kaget karena kasur nya menjiplak darah.
"Astaga aku memang sedang halangan." Pekik dina masuk kamar mandi.
Baru kali ini dina mens dengan darah sebanyak itu, Bahkan celana nya sudah basah oleh darah berbau amis.
"Apa aku terlalu capek ketika main sama mas rahmat?" Batin dina membersih kan diri.
Gumpalan darah bercampur dengan cairan putih kekuningan keluar, Rasa nya pun sangat sakit di bagian perut dan juga lembah nya.
"Mbok puaaahh."
Dina memanggil pembantu nya yang belum pulang, Mbok puah gegas mendatangi majikan nya karena takut kena marah jika lambat.
"Ada apa non?" Tanya mbok puah.
"Cari kan aku obat buat sakit perut halangan." Titah dina.
"Mau minum air jahe sama asem saja ndak non?" Tawar mbok puah.
"Boleh lah." Angguk dina.
Mbok puah segera kedapur membuat kan dina minuman penghilang sakit, Usai memakai baju dina pun kembali berbaring sambil terus merintih kesakitan.
"Amis banget sih bau nya." Keluh dina menyemprot kamar.
Hanya jarak sebentar itu, Darah dina sudah kembali tembus walau dina menggunakan pembalut doble. Tentu saja dina kaget bukan main, Ia berpikir mungkin ini pendarahan akibat rahmat ganas bermain.
"Ini minuman nya non." Sepuluh menit kemudian mbok puah datang membawa air jahe.
"Suruh pak parto keluar kan mobil mbok, Aku mau kerumah sakit." Ujar dina.
"Sakit sekali ya non, Coba dulu minuman nya." Mbok puah memberikan gelas.
Praangg.
"Cepat panggil parto! Kau tidak dengar ucapan ku sialan." Maki dina.
Mbok puah berlari keluar dari kamar memanggil parto, Setelah semua nya siap. Dina di bawa parto kerumah sakit terdekat.
"Tidak ada tanda pendarahan mbak dina, Ini hanya datang bulan biasa." Ujar dokter rina.
"Kenapa darah nya banyak sekali dok?" Tanya dina cemas.
"Bisa jadi karena mbak dina kelelahan." Ujar dokter rina.
"Apa sakit perut dan juga sakit di bagian situ adalah hal wajar?" Tanya dina lagi.
"Masih dalam hal wajar mbak, Ini saya buat kan obat untuk menghilang kan nyeri."
Dina pulang dari rumah sakit dengan pikiran belum nyaman, Sakit nya semakin menjadi. Bahkan dina sampai mengeluar kan keringat dingin.
"Matikan saja AC nya parto." Suruh dina menahan sakit sambil bersender.
"Baik non."
Karena AC yang di matikan, Dina membuka jendela mobil nya agar angin semilir masuk. Namun mata nya malah melihat sosok tinggi besar dengan lidah basah terjulur.
"Astaga!"
Bukan hanya lidah yang membuat dina kaget, Senjata nya juga sangat besar menggantung. Bahkan mahluk itu terus melotot kearah nya membuat dina memejam kan mata.
Sampai rumah dan minum obat nya dari dokter rina, Tapi bukan nya reda. Dina malah semakin menjerit jerit karena sakit nya tidak tertahan, Darah dina berserakan di mana mana.
"Ya allah non istqfar non." Mbok puah menangis melihat dina yang berguling di lantai.
"Sakiiiiit aaarrkkhhh sakit." Jerit dina memegang lembah nya.
"Non dinaaa.."
Mbok puah dan parto semakin histeris karena dina merayap di dinding dengan darah berceceran, Tragis nya bukan hanya darah yang keluar. Ada ular kecil kecil ikut merayap keluar dari lembah nya dina.
"Panggil non dini sekarang to." Suruh mbok puah sangat panik.
"Lagi di jalan tadi kata nya mbok, Aku minta tolong warga dekat saja." Parto berlari keluar rumah.
Kebetulan dudung lewat dengan nino, Parto segera berlari menghampiri mereka dengan wajah pucat pasi.
"Tolongin mbak dina mas, Kayak nya dia di santet orang." Ujar parto menarik dudung dan nino.
"Aku manggil ustad ali kalau gitu." Dudung berlari kearah rumah ustad ali.
Nino dan parto masuk kedalam rumah nya dina yang sangat besar, Namun bau amis langsung menyergap hidung mereka.
"Itu non dina nya to, Dia semakin parah." Pekik mbok puah menangis.
"Ya allah mbak dina! Kenapa bisa begitu dia parto?" Kaget nino mundur ketakutan.
"Ihihihihi, Aku di jadikan tumbal." Ujar dina tertawa mengikik.
Nino dan parto berusaha menurun kan dina yang sibuk merayap kesana kemari, Tiba tiba juga perut dina sangat besar bagai kan orang hamil sembilan bulan.
"Auzubillah himinas saiyton nirozim." Ujar nino berusaha memberani kan diri.
"Ihihihihi, Hanya itu yang kau bisa anak manusia! Rasakan ini." Pekik dina membuka kaki nya lebar.
Srooott.
Nino kelabakan karena wajah nya di semprot darah dari lembah nya dina, Parto menutup mulut nya yang akan muntah.
"Alllahula ilahailah huwal hayulqoyum....
Ustad ali datang bersama dudung membaca ayat kursi, Dina menyeringai dan mendekati ustad ali. Cara merayap nya seperti bukan manusia lagi.
"Kemari lah manusia sok suci, Kau ingin uang atau harta lain nya?" Tawar dina dengan suara berat sekaligus nyaring.
Ustad ali sama sekali tidak terpengaruh dengan ucapan dina, Saat dina akan menyentuh ustad ali yang sedang khusuk. Tiba tiba saja ia terpental dan menggelepar seperti ayam di potong.
Para tetangga sudah pada datang akibat suara bising di rumah dina, Dini kakak nya dina pun telah tiba. Ia langsung pingsan melihat adik nya demikian.
"Tadi dia tampak sehat saja loh, Kenapa kok mendadak gini." Lula sibuk mendusal ingin masuk kedalam.
"Apa benar dia di santet orang?!" Bisik bu rt.
Sedang mereka berkasak kusuk dengan tragedi nya dina, Ustad ali mendekati dina yang terbaring telentang. Saat tangan ustad hampir menyentuh perut nya.
Duaaar.
Bagai kan suara petasan, Perut dina meledak dan darah muncrat kemana mana. Ular kecil menggeliat keluar dari rahim dina.
"Astqfirullah halazim ya allah." Desis ustad ali mengusap wajah nya yang basah oleh darah.
"Ya allah non dina!!"
Mbok puah terpekik dalam tangis nya melihat sang majikan telah tiada dengan cara yang amat tragis, Dina meninggal dengan perut meledak dan mata melotot keatas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
Natasia Wang
seram banget pesugihannya, karma mu sadis bgt dina tega2nya ngegoda suami tmn sendiri ckck
2025-01-13
1
CacingBesarAlaska
tragis sekali
2024-10-29
0
CacingBesarAlaska
/Slight//Slight//Slight//Slight//Slight//Slight/
2024-10-29
1