Akhirnya dengan sangat berat hati Elisa harus kembali pulang kerumah bersama Dirga, padahal dia ingin sekali malam ini bisa bermalam di rumah orang tuanya. Demi menjaga nama baik keluarga kali ini Elisa tidak bisa berbuat apa-apa.
"Ga! langsung pulang ya, cepat buatkan mama cucu!" Ucap Mama Rina disambut anggukan juga dari mama Rosa.
Dirga hanya mampu tersenyum sedang Elisa masih terdiam menanggapi mertua serta mamanya berbicara, entah harus dengan apa Elisa menjelaskan tentang apa yang sebenarnya terjadi dengan rumah tangganya bersama Dirga.
"Ya sudah ma, kita pulang dulu! Mama ga mau Dirga anterin sekalian?"
"Tidak usah, mama pakai mobil sendiri! kan ada sopir mama juga!" Tolak mama Rina yang sebenarnya ingin membiarkan anak serta menantunya berduaan saja didalam mobil.
Akhirnya Dirga segera melajukan mobilnya setelah sudah berpamitan pada mama, serta mertuanya, di perjalanan baik Dirga dan juga Elisa masih sama-sama terdiam, belum ada satu pun yang mau membuka pembicaraan.
Setelah melakukan perjalanan hampir 30 menit akhirnya Dirga dan Elisa sampai juga di rumah mereka, masih dengan kebisuan mereka tak ada satu pun yang berbicara.
Elisa segera turun dari mobil dan dengan cepat berjalan menuju kepintu rumah itu, tapi suara Dirga dari dalam mobilnya menghentikan langkah Elisa yang akan segera membuka pintu.
"Elisa aku akan pergi dan mungkin malam ini aku tidak pulang, kunci semua pintu!" Disana Elisa segera menoleh ke arah Dirga yang ternyata masih berada di dalam mobil.
"Kamu mau kemana mas?"
''Bukan urusanmu!" jawaban Dirga membuat hati Elisa kembali merasakan sakit.
"Teganya mas kamu bilang bukan urusanku lalu untuk apa pernikahan ini? Dan kamu anggap aku apa?" Suara lirih Elisa mengiringi kepergian Dirga yang sudah mulai melajukan mobilnya meninggalkannya sendiri.
Elisa pun segera masuk kerumah itu, kalau boleh memilih seharusnya tadi dia tetap di rumah orang tuanya ketimbang harus sendiri lagi di rumah besar itu.
Sementara itu Dirga ingin sekali pergi ke apartemen milik Ronal, malam ini dia ingin menginap saja disana. Dirumahnya sendiri dan harus bersama Elisa, sudah membuatnya tidak nyaman, dia takut terjadi sesuatu lagi kalau harus berdua bersama Elisa.
"Nal, kamu ada diapartemen kan?" tanya Dirga saat sedang menelepon Ronal di dalam mobilnya.
"Ya aku ada di apartemen! Apa kamu mau ketempatku?"
"Ya, malam ini aku menginap di apartemenmu?"
"Lalu istrimu? kamu biarkan sendiri?" Tak ada jawaban lagi dari Dirga, Ronal segera mengecek ponselnya ternyata Dirga sudah mematikan sambungan teleponnya.
"Kebiasaan kamu Ga, bisa ga sih kamu menghargai Elisa!!" Kesal Ronal disana.
Tidak menunggu lama ternyata Dirga sudah sampai di apartemen milik Ronal, bel di apartemen itu pun berbunyi dan dengan cepat Ronal segera membukakan pintu apartemennya.
"Lama sekali kamu membukanya?"
"Baru juga kamu sampai dan aku langsung membukanya!"
Dirga segera masuk begitu saja tanpa menunggu Ronal mempersilahkannya untuk masuk, Dirga memang sudah terbiasa datang ke tempat Ronal. Walaupun mereka atasan dan bawahan tapi mereka tidak mempermasalahkan itu semua.
"Ga! apa kamu tidak kasihan dengan Elisa?"
"Ini bukan kemauanku, orang tuaku yang menginginkan semua ini. Bukan aku!"
"Tapi secara tidak langsung kamu mengorbankan Elisa di sini! Kamu menyakitinya!''
"Sudahlah Nal, aku kesini mau cari ketenangan bukan malah keributan. Sudah ini urusanku, aku minta kamu jangan ikut campur dengan masalahku!"
Ronal terdiam sejenak memang benar tidak seharusnya dia ikut campur dengan urusan rumah tangga sahabatnya, tapi rasa pedulinya membuat lupa siapa dirinya. Ronal hanya kasian pada Elisa, Dirga tidak tahu selama ini Ronal sudah memendam perasaan cintanya pada sosok Elisa yang kini sudah resmi menikah dengan sahabatnya.
Drrtttttt..
Drtttttt....
Sedari tadi ponsel milik Dirga terus bergetar, sebenarnya malam ini dia tidak mau diganggu siapa pun dia ingin ketenangan. Tapi getaran diponselnya sedari tadi tidak mau berhenti, dengan malas Dirga segera melihat siapa yang sudah menghubunginya.
"Mona?"
"Ya!"
"Halo sayang, kok kamu jawabnya begitu sih? Apa kamu marah sama aku?"
"Pikir saja sendiri!"
"Sayang sudahlah, aku tidak akan meminta kalung itu lagi, sekarang kamu dimana? Kita jalan yuk!" Disana Dirga segera melirik jam di tangannya ternyata sudah jam sembilan malam.
"Besok saja ya, sekarang sudah jam 9sembilan malam, aku janji besok aku akan mengajakmu kemana pun kamu mau ya?" Disana nampak Mona sedang berpikir.
"Baiklah, kamu janji ya?"
"Iya sayang aku janji! Sekarang aku tidur diapartemen Ronal dan aku tidak tidur di rumahku!" Disana nampak senyum sumringah Mona saat tahu Dirga ternyata tidak tidur satu kamar dengan Elisa.
"Baiklah sayang, selamat beristirahat. Jangan lupa besok kamu ada janji denganku!"
"Iya tunggu besok ya!"
Dengan cepat Dirga segera mengakhiri sambungan teleponnya, dia sudah sedikit tenang saat Mona sudah tidak meminta kalung yang sama dengan Elisa, sebenarnya Dirga tidak masalah kalau harus mengeluarkan uang tujuh ratus lima puluh juta tapi dia tidak suka kalau Mona meniru semua yang Elisa punya.
**
Sementara itu Elisa yang berada sendiri di rumahnya malah merasa tenang, malam ini Dirga tidak ada di rumah itu. Dia tidak perlu merasa was-was malam ini, dia bisa tidur nyenyak semalaman.
Tapi sendiri membuat Elisa sudah merasa bosan dia malah tidak bisa memejamkan matanya, entah mengapa malam ini dia merasa kesepian seharusnya dia bisa tidur pulas.
"Ya Tuhan kenapa dengan mataku, kenapa susah sekali aku pejamkan?" Dengan cepat Elisa mengambil obat tidurnya yang biasanya ia minum kalau sedang susah tidur.
Tidak menunggu lama akhirnya rasa kantuknya pun datang Elisa bisa memejamkan matanya begitu saja saat obat yang ia minum sudah mulai bereaksi.
Tanpa Elisa ketahui di luar pagar rumahnya sudah ada beberapa orang memakai baju hitam serta memakai tutup kepala serba hitam sedang mengintai rumah itu. Dua di antara mereka sedang mengawasi kamar milik Elisa yang baru saja lampu kamarnya terlihat mati.
Rumah Dirga memang masih terlihat sepi dia mengambil rumah disebuah perumahan Elit yang masih sepi penghuni hanya beberapa penghuni saja yang sudah menempati rumah mereka itu pun jaraknya terlalu jauh dari rumah Dirga.
"Sepertinya penghuninya baru saja tidur bos, lampunya baru saja mati!" Ucap seseorang disana.
"Kita lanjutkan tugas berikutnya, dua orang masuk dan tiga orang berjaga di depan rumah!"
Benar saja mereka berlima berperan dengan tugas mereka masing-masing, suara sedikit berisik tidak membuat Elisa terbangun dia masih saja nyenyak dalam tidurnya.
Dua orang sudah berhasil memanjat masuk lewat atas tembok pagar yang berada didekat pintu gerbang, tiga orang tetap berjaga di luar pagar itu. Sambil mengendap-endap mereka mulai berjalan mendekati pintu rumah Dirga.
Denga keahlian yang mereka punya akhirnya pintu itu mulai terbuka dua orang itu segera masuk kerumah itu dengan mata tajam mereka menyusuri ruangan yang semuanya nampak gelap. Satu kamar di lantai bawah sepertinya itu kamar yang sedang ditempati oleh pemilik rumah.
Seperti tugas yang di berikan untuk mereka, disana mereka harus menaiki tangga masuk kekamar atas yang kemungkinan itu adalah kamar Dirga, disana mereka akan mencari sesuatu.
Bersambung.....
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian Readers terimakasih🙏😊♥️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
ria
waduuh..perampok2x suruhan mona gk ya
2024-02-17
1
ria
oala..ronal cinta elisa..
2024-02-17
1
Itha Fitra
wah,,scara tdk langsung.ibu mertua mmberi mslh kpd anak mantu ny ni..
2024-01-12
1