Dirga tidak membalas pesan dari Mona, dirinya sangat kesal karena ulah Mona semalam dia harus melakukannya lagi dengan Elisa.
Baru saja masuk keruangannya ternyata Ronal sudah menunggu kedatangannya, Ronal sedang mempersiapkan pertemuan antara Dirga dengan salah satu orang penting rekan dari ayah Dirga.
''Kamu baru datang? kita harus bertemu klien sebentar lagi!''
''Iya aku tahu!''
''Apa semalam kamu menemui Mona lagi?''
''Ya, dia mengajakku bertemu di kafe.''
''Kamu tahu resikonya kan?''
''Aku tahu, dan aku tidak masuk ke kafe itu.''
"Baguslah kalau kamu tahu, Ga, bisakah kamu tidak berhubungan lagi dengan Mona Ga? dia bukan perempuan baik-baik!''
''Tahu apa kamu! aku mencintai Mona dan seterusnya akan mempertahankannya!''
''Kamu tahu, dia tidak tulus mencintai kamu! dia hanya memanfaat kamu saja! apartemen, perhiasan, tas-tas mahal koleksinya, bahkan uang belanja dan keperluan lainnya kamu semua yang memberi!"
'Bukankah wajar perempuan meminta itu pada kekasihnya?''
''Ga, buka pikiranmu! dia itu bukan istrimu! yang harus kamu semua yang menanggungnya, kalau ternyata dia hanya memanfaatkan kamu saja, dan ternyata dia punya kekasih lain selain kamu, bagaimana?''
Mendengar perkataan Ronal, Dirga langsung naik pitam dia tidak suka kalau Ronal menjelek-jelekkan Mona di depannya, hatinya benar-benar tidak terima.
''Jaga bicaramu! kamu tahu, kamu sedang berbicara dengan siapa?''
''Aku tahu kamu siapa Ga, kamu adalah seorang Direktur utama di kantor ini. Kamu juga adalah sahabatku maka dari itu aku peduli denganmu!''
Disana mereka saling terdiam, Dirga nampak sedang menahan amarahnya entah mengapa kalau menyangkut tentang Mona dia bisa semarah ini.
Dirga merasa pilihannya sudah benar, dia ingin mencari kebahagiaannya sendiri. Selama ini hidupnya selalu diatur oleh kedua orang tuanya.
Ronal juga sedikit bersalah, tapi di hatinya tidak ada niatan lain dia ingin menyelamatkan Dirga dari ular berbisa, ditambah lagi dia sedang membawa tugas dari Ayah Dirga yang memberi tugas pada dirinya agar bisa memisahkan Dirga dengan Mona.
''Maaf Pak, tamu penting Bapak sudah datang!'' ucap Sekretaris Dirga disana.
''Baiklah, siapakan semua dengan baik!''
''Baik Pak!''
Ronal dan Dirga saling melirik, Ronal menyadari dia harus bekerja secara profesional tanpa melibatkan permasalahan lainnya, demikian juga dengan Dirga dia langsung mengajak Ronal untuk segera mendampinginya bertemu dengan klien pentingnya.
**
Dirumah sendiri membuat Elisa sedikit kesepian, dia berencana akan pulang kerumah kedua orang tuanya baru kemarin saja dia berpisah tapi dia sudah sangat rindu dengan kedua orang tuanya. Elisa dengan cepat segera mengirimkan pesan pada suaminya.
''Mas, hari ini aku akan pulang ke rumah Mama dan Papaku mungkin malam ini aku tidak pulang!''
Pesan singkat itu belum terbaca oleh Dirga, Elisa dengan segera menghubungi sopir pribadinya untuk segera menjemputnya dirumah suaminya.
Sementara itu Mona dan teman-temannya sedang berada di sebuah toko perhiasan ternama, sudah jadi kebiasaan Mona dia selalu bisa mengandalkan Dirga dengan uang yang Dirga punya.
''Mona, kamu jadi beli kalung itu?'' ucap salah satu dari temannya.
''Jadi, kenapa? kamu meragukan aku!''
''Bukan begitu, kalung itu harganya sangat mahal dua ratus juta, apa kamu tidak sayang dengan uangmu?''
''Tenang saja, selagi aku masih punya Dirga semua bisa aku beli!'' dengan sombongnya Mona berucap.
''Kalau itu aku percaya Mon, aku jadi pengen deh punya kekasih kaya raya seperti Dirga!'' ucap salah satu temannya.
''Bisa, tapi jangan kamu ambil juga Dirgaku!'' gelak tawa dari Mona dan teman-temannya membuat ruangan di toko perhiaan itu menjadi gaduh.
Tanpa mereka sadari seorang perempuan berperawakan tinggi putih namun sudah sedikit berumur baru saja masuk ke toko itu, semua karyawan disana segera menyambut kedatangannya dengan ramah.
"Silahkan Nyonya, ada yang bisa saya bantu?"
Disana Mona dan teman-temannya saling pandang, dia belum pernah melihat sekali pun perempuan itu di toko perhiasan yang biasa Mona kunjungi, tapi sepertinya karyawan disini sudah sangat mengenal orang itu.
"Saya mau mengambil pesanan saya!"
"Baik, tunggu sebentar Nyonya akan saya ambilkan." Salah satu karyawan disana dengan cekatan segera mengambil pesanan langganannya itu.
"Ini Nyonya" Perempuan itu langsung mengecek perhiasan yang sudah dia pesan dari jauh-jauh hari, dia ingin memberi hadiah untuk menantunya yang sangat ia sayangi.
"Berapa semuanya?"
"Semua tujuh ratus lima puluh juta nyonya!"
Disana Mona dan teman-temannya saling melongo mendengar ucapan perempuan itu, perhiasan Mona sungguh terlihat murah sekali di banding perhiasan yang wanita itu beli. Padahal dengan bangganya Mona baru saja memperlihatkan ke teman-temannya kalau hanya dia yang mampu membeli perhiasan seharga dua ratus juta.
Perempuan itu segera mengeluarkan black card miliknya dan segera memberikan pada seorang kasir di toko perhiasan itu, Mona dan teman-temannya semakin takjub saat perempuan itu ternyata menggunakan Black card untuk membayarnya.
Mereka semua tahu yang bisa mempunya black card pasti bukan orang biasa, perempuan itu pasti perempuan kaya raya bisik mereka disana. Mona sedikit kesal melihat seorang perempuan yang ternyata lebih kaya dari dirinya.
"Lihat saja besok, aku juga akan meminta Dirga memberiku Black card agar teman-temanku tidak meremehkan ku!" gumamnya dalam hati.
Perempuan itu segera meninggalkan toko itu saat semua pembayaran sudah diselesaikan, dengan penuh wibawa perempuan itu berjalan keluar dengan didampingi dua orang laki-laki di belakangnya.
"Wah, sepertinya orang itu bukan orang sembarangan ya?" Ucap teman Mona disana.
"Mba siapa perempuan itu?" Tanya Mona pada pelayan toko perhiasan didepannya.
"Oh Nyonya tadi adalah langganan kami? Beliau adalah Ibu dari Pak Dirga pemilik perusahaan terbesar di kota ini!"
"Apa!" Disana Mona sungguh terkejut, ternyata perempuan tadi adalah Mamanya Dirga kekasihnya.
"Tidak bisa di biarkan, tadi dia bilang perhiasan seharga tujuh ratus juta itu untuk menantunya, aku yakin perhiasan itu untuk Elisa, harusnya aku yang mendapatkan semua itu bukan Elisa! Aku tidak mau tahu Dirga juga harus bisa membelikan aku perhiasan yang sama seperti perhiasan Elisa!" kesal Mona di dalam hati.
"Ya sudah mba, saya mau membayar kalung ini!" Ucap Mona dengan wajah kesalnya.
Sedang di sampingnya teman-teman Mona mulai berbisik-bisik membicarakan tentang Mona, Mona bertambah kesal melihat teman-temannya seakan-akan menertawakan dirinya.
"Lihat saja nanti, kalau Dirga sudah memberiku Black card untukku, apa kalian masih bisa menertawakan ku!'' Mona tidak mau di remehkan oleh teman-temannya.
Dia sangat bangga mempunyai Dirga yang bisa ia andalkan, dengan cintanya dan dengan tubuhnya dia bisa menaklukan hati seorang Dirga.
Bersambung....
Terimakasih untuk para readers yang sudah mengikuti dan yang sudah memberikan dukungannya, tanpa kalian siapalah Author...jangan bosan ya dengan semua cerita Author.
Terimakasih 😊🙏♥️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
ria
kelihatan kalo mona disini orang miskin tp ngimpi jd org kaya makax ngrampok dirga tp dirga gk nyadar..
kalo elisa bener2 dr keluarga terhormat makax elisa lbh berharga dan bermoral dilihat dr sikap jg tingkah lakux..
semangat elisa❤
2024-02-16
1
ria
istri bukan tp belagu...
2024-02-16
2
Ara Julyana
bunga mawar untuk mu thor, tp cuma satu hehehe
2024-01-25
1