Sore hari pun tiba, di sepanjang hari tadi Elisa di sibukan dengan pekerjaan rumah, dia merapikan dan membersihkan seluruh ruangan dirumah itu, sendiri tanpa asisten rumah tangga sedikit membuatnya kelelahan. Walaupun Dirga tidak menyuruhnya tapi dia ingin berusaha menjadi istri yang baik.
Sebuah mobil nampak terlihat memasuki pelataran rumah besar itu, Elisa tahu kalau itu adalah mobil Dirga yang baru saja pulang, Elisa dengan segera merapikan penampilannya untuk menyambut kedatangan suaminya.
"Kamu sudah pulang mas?" Sambut Elisa didepan pintu sambil mengulurkan tangannya.
Disana Dirga tak memperdulikan Elisa sama sekali dia langsung masuk begitu saja kedalam rumah meninggalkan Elisa yang masih berdiri menyambutnya. Elisa hanya mampu tersenyum tipis saat dirinya seperti tak di anggap istri oleh Dirga.
Dengan cepat Elisa segera mengikuti langkah Dirga yang sudah terlihat menaiki tangga menuju kamar mereka, Dirga masih terlihat tenang saat tahu Elisa mengikutinya.
Sesampainya di dalam kamar Dirga segera melempar tas kerjanya keatas tempat tidur, dengan cepat Elisa segera mengambil tas itu dan dengan segera ia simpan tas itu di atas meja.
Dirga terlihat masih sibuk membuka dasi serta kancing baju kemejanya, Elisa ingin sekali membantunya dia mulai mendekati suaminya untuk membantu melepaskan kancing baju yang ia kenakan.
"Jangan sentuh aku! Dan jangan membantuku!" Tepis Dirga saat Elisa mau membantunya.
Elisa nampak terdiam, dia hanya mampu melihat suaminya berusaha sendiri membuka pakaian kerjanya.
"Kenapa kamu masih disitu? Aku mau mandi! Apa kamu juga mau ikut mandi? Sudah pergi sana!" Bentakan suaminya sedikit membuat hati Elisa terasa sakit, dia tidak menyangka suaminya akan bersikap kasar seperti ini. Padahal Dirga yang dulu sangat ramah kalau berkunjung kerumahnya, bahkan kalau berbicara dengan Elisa juga sangat lembut.
Elisa dengan cepat langsung keluar meninggalkan Dirga sendiri di dalam kamar, dia segera berjalan menuju kedapur untuk menyiapkan makan untuk suaminya.
Sudah hampir dua puluh lima menit Elisa menunggu Dirga keluar dari dalam kamar, tapi sepertinya belum ada tanda-tanda Dirga ingin turun Elisa berencana ingin menyusul Dirga di dalam kamar, tapi suara bel pintu rumahnya membuatnya mengurungkan niatnya.
Dia dengan cepat langsung berlari menuju keruang tamu untuk melihat siapa yang datang, dengan segera Elisa membukakan pintu itu.
"Tante!" dengan takzim Elisa mencium tangan mertuanya.
"Kok Tante sih? sekarang Tante sudah jadi Mamamu juga kan?"
"Maaf Ma-Mama"
"Nah, itu kan enak. Dimana Dirga? Pasti anak itu baru saja pulang kerja dan masih tertidur!"
"Masuk dulu ma, Nanti Elisa panggilkan mas Dirga"
Mama Dirga segera masuk kerumah putranya, disana dia nampak heran rumah itu sangat bersih sekali. Pasti Elisa yang sudah membersihkan dan merapikan rumah itu.
"Sebentar ya Ma, aku panggilkan mas Dirga dulu, Oya apa Mama ingin minum?"
"Sudah, nanti mama ambil sendiri, wah sepertinya kamu habis masak ya?"
"Iya ma, nanti kita makan bersama ya?"
"Baiklah, mama ingin menyicipi masakan menantu Mama." senyum bahagia terlihat dari mama Rina saat melihat menantunya bisa menjadi istri yang baik untuk putranya.
Di depan kamarnya, nampak Elisa sangat hati-hati membuka pintu kamarnya. Dia tidak mau suaminya terganggu dengan kedatangannya, benar saja kata mama Rina Dirga sedang tertidur pulas di tempat tidur.
"Maaaas....bangun, Maaf aku mengganggumu.'' nampak Dirga sedikit menggeliat saat dirinya terusik dengan suara Elisa.
"Mas, bangun."
"Kamu apa-apaan sih! Apa kamu tidak lihat aku sedang istirahat!"
"Maaf, aku tahu, tapi di luar ada Mama Rina datang!"
Dirga yang tadi memiringkan tubuhnya kini tiba-tiba langsung terbangun saat mendengar mamanya datang kerumahnya.
"Mama! Mama kesini?"
"Iya, mama ada di luar!"
"Kenapa kamu tidak bilang dari tadi!" Dirga segera bangun dari tempat tidurnya, dan segera mencuci wajahnya.
"Ingat kita harus nampak mesra di depan mama!" Ancam Dirga pada Elisa.
Disana Elisa hanya mampu mengelus dadanya kembali saat mendengar perintah suaminya untuk berpura-pura di depan mertuanya.
Nampak dari bawah Dirga dan Elisa sedang menuruni tangga dengan tangan mereka yang saling bergandengan, mereka nampak tersenyum bahagia saat mama Rina menatap kearah mereka.
"Wah, pengantin baru mesra sekali ya?"
"Mama? kapan mama datang? Kenapa tidak meminta Dirga untuk menjemput mama?" Mereka berdua saling berpelukan disana.
"Mama bisa sendiri sayang, Oya mama ingin mencicipi masakan istrimu, apa kamu mau menemani mama?"
"Tentu saja ma, walau nampak berat tapi demi menunjukan dirinya dan Elisa baik-baik saja Dirga akhirnya mengabulkan permintaan mamanya, disana nampak Elisa tersenyum saat tahu Dirga terpaksa mau mengikuti ucapan mamanya.
"Kamu mau makan apa mas?" Tanya Elisa saat Dirga sudah duduk di kursi meja makan.
"Apa saja, semua masakanmu aku suka." Ucap Dirga sambil tersenyum dengan kepura-puraannya, walaupun demikian Elisa sudah merasa bahagia seandainya Dirga baik padanya mungkin rasanya akan seperti ini.
"Mama, mau aku ambilkan?"
"Boleh sayang, ambilkan mama masakan yang paling enak yang sudah kamu buat." Mama Rina memang sangat sayang sekali dengan Elisa dia sudah menganggap Elisa sebagai putri kandungnya saat sebelum menikah dengan Dirga.
Disana nampak keraguan di mata Dirga, dia sebenarnya tidak mau menelan omongannya sendiri, dia sudah bilang kalau dirinya muak melihat masakan Elisa tapi demi mamanya kali ini dia harus memakannya.
Satu suapan dua suapan di dalam hati Dirga mulai memuji masakan Elisa berbeda dengan masakan Mona yang hanya terasa asin saja tapi Dirga tetap bilang enak, tapi beda dengan masakan Elisa bumbunya sangat meresap rasanya juga enak.
"Wah, kamu harus bangga dengan istrimu Dirga, Elisa pintar sekali memasak, benarkan?"
"I-iya Ma, masakan istriku memang paling enak." Disana rasanya Elisa ingin sekali tertawa mendengar pujian dari suaminya entah itu tulus atau berbohong tapi dia sungguh sangat geli mendengarnya.
Nampak terlihat Dirga juga menambah lagi makanannya begitu juga dengan Mamanya, Dirga seakan lupa dengan semuanya, mulutnya serasa tidak mau berhenti untuk makan.
"Sudah Ma, Dirga sudah kenyang sekali!'' Elisa pun dengan cekatan mengambilkan segelas air minum untuk suaminya.
"Minumlah!" Mata mereka saling bertemu saat Elisa menyodorkan gelas itu pada Dirga, tapi dengan cepat Dirga langsung mengalihkan pandangannya kearah lain, dia tidak mau terbuai dengan perasaannya, di hatinya tetap ada Mona tidak akan tergantikan.
"Makasih ya sayang, masakanmu sungguh enak-enak lain kali mama akan kesini lagi!" ucap mama Rina yang sangat puas dengan masakan menantunya.
"Sama-sama ma, mama kapanpun boleh datang kesini, nanti akan aku masakan makanan yang mama mau!"
"Benarkah? Mama sungguh senang punya menantu sebaik kamu, Dirga, tolong jaga baik-baik istrimu ini! Jangan buat dirinya menangis, ingat itu!''
"I-iya ma!" Jantung Dirga seakan mau lepas saat mendengar pesan dari mamanya.
Jam delapan malam akhirnya mama Rina berpamitan untuk pulang, sebenarnya dia ingin sekali menginap di rumah itu, tapi dia tahu kalau anaknya baru saja menikah pasti mereka sedang bahagia merasakan bulan madu.
"Ya sudah mama pulang dulu ya sayang, cepat kasih mama cucu!" bisik mama Rina ditelinga Dirga saat dirinya memeluk putra semata wayangnya.
Dirga tidak bisa menjawab apa-apa dia hanya bisa menganggukan kepalanya. Dia rasa tidak mungkin karena dirinya tidak mencintai Elisa sedikitpun.
Bersambung ....
Tinggalkan jejak kalian Readers😊terimakasih🙏♥️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
ria
dirga bener2. suami egois..
sok sok an baik
2024-02-16
1
Ara Julyana
tidak mencintai kok di unboxing
2024-01-25
2
Nofita Sari
tidak mencintai tp udh nyentuh dn udh nabur benih ke elisa..
2023-12-17
1