bab 20

"Ya Allah kenapa di saat kebahagiaan itu mulai menjemput, Engkau menghancurkan harapan indahku untuk bisa hidup bersama laki-laki yang aku cintai? Apa aku memang tidak pantas untuk merasakan dan mendapatkan kasih sayang dari orang yang aku cintai? Jika memang Engkau ingin mengambil nyawaku, tolong beri aku waktu untuk bisa merasakan rasanya dicintai oleh orang yang selama ini aku cintai." Wanita itu berdoa dalam hati hingga tak sadar bahwa pipinya sudah basah air mata.

"Mbak, kita sudah sampai!" Ucap sopir taxi yang ditumpangi Anin.

"Oh,,iya Pak. Maaf. Ini uang nya, makasih ya Pak." Ucap Anin setelah sadar dari lamunannya. Ia langsung menghapus air matanya, kemudian langsung masuk ke perusahaan suaminya.

"Tok,,tok,,tok,,"

"Siapa?" Tanya Rendy dari dalam ruangannya.

"Maaf Pak, ibu Anin datang untuk menemui Bapak." Ucap seorang sekretaris Rendy.

"Masuk!" Titah Rendy.

Setelah mendengar perintah atasannya, sekertaris itu meninggalkan Anin di ruangan Rendy.

"Siang Kak, apakah aku menganggu?" Tanya Anin dengan semangat yang menurun.

"Kamu tidak ganggu Nin, lagian kita sudah janjian untuk makan siang bersama." Ucap Rendy dengan senyuman hangat untuk istrinya.

Anin masih diam karena terus teringat dengan ucapan dokter Aska mengenai kondisi jantungnya. Ia memandang semua sudut ruang kerja Rendy untuk menahan air matanya agar tidak keluar.

Deg,,

Jantung Anin terasa kembali sakit melihat foto Reva yang masih tertata rapi di meja kerja suaminya. Rasa sesak itu kembali hadir ketika menghadapi kenyataan jika suaminya masih menyimpan foto Reva. Anin memang tidak berkomentar mengenai foto tersebut agar tidak membuat Rendy kembali marah seperti dulu.

"Kamu masih kerja ya Kak? Kalau gitu aku tunggu disana aja ya!" Ucap Anin sambil menunjuk sofa diruang tersebut.

"Sebentar lagi selesai kok. Kamu masih sabar nunggu kan? Apa kamu mau makan atau minum dulu, biar aku pesan."

"Tidak usah Kak, aku lagi tidak ingin makan apa-apa."

"Oh ya sudah kalau gitu." Jawab Rendy dan ia langsung kembali melanjutkan pekerjaannya. Sementara Anin duduk di sofa memainkan ponsel untuk mengusir rasa bosannya. Setelah setengah jam berlalu, Rendy sudah menyelesaikan pekerjaannya. Rendy berdiri dan menghampiri istrinya yang masih duduk termenung di sofa. Bahkan Anin tidak menyadari bahwa Rendy sudah menghampirinya.

"Kamu kenapa melamun? Lagi ada masalah?" Tanya Rendy berusaha peka.

"Astaga Kak Rendy, bikin kaget aja sih?" Ucap Anin terkejut.

Sedari tadi Rendy sudah memandangi istrinya. Rendy melihat Anin yang melamun seperti sedang memikirkan sesuatu. Rendy yakin jika istrinya sedang ada masalah. Sebagai suami ia akan membantu menghadapi masalah yang dihadapi istrinya sehingga ia ingin mengetahui permasalahan yang saat ini di di alami istrinya.

"Kalau ada masalah, kamu cerita aja sama aku! Jangan dipendam sendiri!"

"Bukan masalah besar Kak, cuma masalah kecil di kampus aja." Jawab Anin berusaha menutupi kesedihannya. Sedari tadi wanita itu masih terhanyut dalam lamunannya, penyakit jantungnya yang semakin parah membuatnya cemas dan takut akan terjadi yang tidak-tidak padanya. Tapi dengan cepat Anin berusaha tersenyum agar Rendy tidak semakin curiga padanya.

"Kakak sudah selesai kerja? Kalau sudah, ayo kita berangkat, aku sudah lapar." Ucap Anin mengalihkan pembicaraan.

Rendy tersenyum melihat Anin yang sudah membuatnya gemas. Ia merasa bahagia ketika mempunyai istri yang tidak pilih-pilih dalam menu makanan.

"Ya udah kalau gitu ayo kita berangkat! Aku tidak mau di cap suami kejam yang tega membuat istrinya kelaparan."

Rendy dan Anin keluar dari ruangan dengan mesra. Keduanya jalan bergandengan.

Beberapa saat kemudian mereka sampai direstoran. Keduanya disambut hangat oleh rekan Rendy.

"Hallo bro, apa kabar? Maaf tidak hadir di acara pernikahan kalian." Ucap Nevan pada sahabatnya yang sudah lama tidak berjumpa itu.

"Kabar baik Van, nggak papa aku tahu kalau kamu super sibuk. Kamu sudah lama menunggu Van?" Tanya Rendy balik.

"Nggak juga kok Ren, baru sepuluh menit yang lalu. Silahkan duduk!"

"Kenalin ini istri gue Van!" Ucap Rendy.

Nevan dan Anin berjabat tangan dan memperkenalkan diri masing-masing. Begitu juga dengan Astri istri Nevan yang berkenalan dengan Anin.

Setelah berkenalan ke empat orang tersebut menikmati makan siang mereka. Terdengar Nevan dan Rendy sering menceritakan kisah hidup mereka masing-masing. Kedua sahabat itu memang jarang bertemu karena Nevan tinggal di kota yang berbeda dengan Rendy. Sehingga jika keduanya kembali bertemu, mereka akan asyik bercerita hingga lupa dengan sekitarnya.

Merasa sama-sama dicuekin dengan suami masing-masing, Astri dan Anin juga terlihat sedang mengobrol. Kedua wanita itu sudah terlihat akrab meskipun baru pertama kali bertemu. Sifat Astri yang hangat dan ramah membuat Anin mudah berbaur dengan istri dari sahabat suaminya itu. Bahkan mereka sudah bertukar nomor ponsel agar bisa saling berbagi kabar nantinya. Mendengar tawa dari dua wanita yang berada di samping mereka, membuat Rendy dan Nevan menghentikan sejenak pembicaraan mereka.

Keduanya senang melihat kedua wanita itu yang tampak cocok dan sudah akrab. Jika Rendy senang melihat Anin yang sudah beradaptasi dengan lingkungan, berbeda dengan Nevan yang senang melihat sahabatnya mendapatkan pengganti yang jauh lebih baik dari Reva.

Nevan yakin jika suatu saat nanti hubungannya bersama Reva diketahui oleh Rendy, Nevan yakin kalau Rendy akan memaafkannya apalagi setelah Rendy mengetahui sifat buruk Reva. Sebenarnya Nevan hanya ingin menyelamatkan Rendy dari perempuan licik seperti Reva.

Nevan dan Astri pamit setelah makan siang selesai karena sepasang suami istri itu masih mempunyai agenda lain, sehingga dengan berat hati mereka harus berpisah.

Setelah kepergian Nevan dan Astri, Rendy juga segera mengantarkan Anin pulang dan barulah ia kembali ke kantor untuk melanjutkan pekerjaannya.

Sedangkan di dalam mobil Astri merasa sangat kesal dengan Nevan, karena dari tadi ponsel suaminya itu selalu berbunyi dan Nevan tidak mengangkatnya.

"Siapa sih mas dari tadi telepon terus nggak diangkat? Berisik banget." Ucap Astri kesal.

"Nggak tahu nih sayang, orang iseng-iseng aja kali, males mau ngangkat." Jawab Nevan mengelabuhi Astri.

Astri menghela nafasnya berat, karena sebenarnya dia sudah mengetahui siapa yang menelpon suaminya tersebut.

"Sudah berapa lama Mas?" Tanya Astri penuh teka-teki pada Nevan.

"Maksud kamu berapa lama apanya?" Tanya Nevan bingung.

"Reva, wanita yang rela kamu tinggalkan demi menikahi ku dulu, sekarang sudah berapa lama kamu menyembunyikannya di apartemen lain?" Tanya Astri. Wanita itu tampak tenang tanpa emosi dan beban saat bertanya bertanya hal yang membuat kebanyakan wanita akan naik pitam setelah mengetahui suaminya membohonginya.

Nevan terkejut setengah mati saat mendengar bahwa istrinya mengetahui tentang Reva. Dan yang paling mengejutkan lagi saat Astri sudah mengetahui di mana tempat Nevan menyembunyikan Reva.

Terpopuler

Comments

Holipah

Holipah

lanjut Thor

2023-12-15

1

MuthiaAstari

MuthiaAstari

up lagi thor

2023-12-15

1

Fitri Yani

Fitri Yani

upp LG thorrr

2023-12-15

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!