Kini Rendy sudah berada di luar kendali dan seolah berubah menjadi seperti monster dengan tidak berperasaan pria itu memperlakukan Anin dengan sangat kasar. Semua impian Anin untuk bercinta pertama kali dengan orang yang sangat ia cintai harus hancur karena ulah Rendy yang secara kasar merebut paksa mahkota yang selalu dijaga oleh Anin. Tak ada kenikmatan ataupun kelembutan yang dirasakan oleh Anin. Gadis itu hanya merasa diperlakukan seperti wanita malam yang tidak mempunyai harga diri.
Rendy terus melakukan aksinya tanpa memperdulikan tangis pilu Anin. Rendy kembali memberikan tanda di sekujur tubuh istrinya. Pria itu bermain dengan buas dan brutal. Setelah puas menggenjot, kini Rendy mulai melepas penyatuan itu. Terdengar suara teriakan dua orang yang mana Anin berteriak kesakitan dan Rendy berteriak kenikmatan setelah berhasil memasuki rawa-rawa milik istrinya yang masih sempit.
"Sakit Kak, aku mohon berhenti!" Titah Anin sambil menangis sendu.
"Tidak sayang, aku tidak akan melepaskan mu." Ucap Rendy kemudian kembali melanjutkan aksinya.
Keesokan harinya Rendy terbangun dari tidurnya dengan rasa di kepala yang sangat pusing. Pria itu perlahan membuka matanya dan berusaha menyesuaikan pandangannya dengan cahaya matahari yang sudah menerangi kamarnya.
Kemudian Rendy duduk di ranjang dan baru menyadari bahwa dirinya tidak mengenakan pakaian.
"Astaga, apa yang terjadi? Dimana pakaianku? Tapi tunggu, bukannya aku di kamarku?" Gumam Rendy yang berusaha mengumpulkan nyawanya setelah bangun dari tidur.
Rasa sedikit tenang itu tidak berlangsung lama ketika Rendy melihat pakaiannya dan pakaian Anin berserakan di lantai. Rendy langsung menoleh ke sampingnya dan terkejut setengah mati setelah melihat Anin yang tertidur pulas di ranjangnya dalam keadaan polos yang hanya tertutup selimut.
"Brengsek. Tidak mungkin, ini pasti mimpi. Aku tidak akan sudi menyentuh gadis manja itu." Umpat Rendy yang sudah mulai emosi.
Dengan cepat Rendy membangunkan Anin dengan kasar. Rendy berteriak agar wanita di sampingnya itu segera bangun dari tidurnya.
"Bangun kamu, hei brengsek bangun!" Teriak Rendy.
Karena merasa kesal Anin yang tak kunjung bangun, Rendy dengan tega mendarat tangan Anin dengan keras sehingga membuat Anin langsung bangun.
"Ada apa? kenapa ribut sekali?" Tanya Anin yang belum sepenuhnya sadar.
"Hei yang seharusnya bertanya itu aku bukan kamu. Kenapa kamu bisa tidur di kamarku?"
Mendengar pertanyaan Rendy membuat Anin langsung sadar dan mengingat kembali kejadian tadi malam. Dengan cepat ia langsung melihat ke dalam selimut dan menoleh ke arah suaminya.
"Apa Kakak tidak ingat dengan apa yang sudah Kakak lakukan semalam padaku?"
"Aku tidak ingat sama sekali, yang aku ingat hanya saat aku berada di klub malam dengan sahabatku dan setelah itu aku tidak ingat lagi. Apa kamu menjebakku atau merayuku agar aku mau tidur bersamamu? Pasti kamu memanfaatkan keadaanku yang sedang mabuk. Dasar wanita manja, murahan." Umpat Rendy.
Mendengar ucapan yang menyakitkan dari suaminya, Anin harus tetap bersikap tenang menghadapinya.
"Apa ada yang salah kalau kita melakukannya Kak? Apakah Kak Rendy lupa kalau aku ini adalah istri Kakak? Aku bukan wanita murahan yang seperti kakak tuduhkan selama ini. Semalam aku sudah berusaha mengingatkan Kakak untuk tidak menyentuhku, tapi karena Kakak dalam kondisi mabuk dan tidak terkendali Kakak menyentuh dan memaksaku dengan kasar. Kakak pikir aku menikmati sentuhan itu? Yang ada aku justru merasa sangat kesakitan karena disentuh dengan kasar dan dianggap orang lain olehmu." Ucap Anin yang sudah tidak bisa lagi menahan emosinya.
Setelah itu Anin langsung beranjak dari ranjang dan memunguti pakaiannya. Dengan langkah tertatih wanita itu meninggalkan Rendy yang masih diam dan berusaha mengingat semua kejadian yang sudah dilakukannya semalam.
Rendy kemudian menjambak rambutnya. Laki-laki itu terlihat frustasi setelah ia mulai sedikit sadar dengan apa yang dikatakan istrinya itu adalah benar. Dialah yang memaksa Anin, bahkan Anin sudah memaksa Rendy untuk segera melepaskannya tetapi itu tak digubris olehnya.
"Ahh,, kenapa bisa begini?" Ucap Rendy menyesali perbuatannya.
"Dia memang masih perawan. Kenapa aku malah merusaknya." Ucap Rendy setelah melihat beberapa bercak darah di spreinya.
Sedangkan dikamarnya, Anin masih menangis dan begitu terpukul karena dikatakan wanita murahan oleh suaminya.
"Aku nggak boleh nangis, nggak boleh cengeng. Kak Rendy kamu sudah mengambil satu-satunya barang berharga milikku. Jadi aku akan membuatmu sangat terikat denganku dan tidak akan melepaskanmu." Ucap Anin sambil mengepalkan kedua tangan.
Kini setelah puas menangis dan menyesal, sepasang suami istri itu sarapan bersama di meja makan. Seperti biasa Anin melayani Rendy dengan baik. Tapi kali ini wanita tersebut hanya diam.
Rendy juga hanya diam karena merasa bersalah sudah memperkosa istrinya sendiri. Meskipun itu memang hak nya, tapi Rendy melakukannya dengan kasar dan brutal. Apalagi ini adalah pertama kalinya Anin dijamah pria dan pasti sangat sakit baginya. Keduanya sama-sama diam dengan menikmati menu sarapan pagi ini.
"Maaf!"ucap Rendy yang memulai obrolan itu.
"Maaf untuk apa?" Tanya Anin yang tengah sibuk memotong steak tanpa menatap wajah suaminya itu.
"Maaf karena aku sudah melecehkanmu. Aku semalam tidak sadar karena di bawah pengaruh alkohol. Harusnya aku tidak melakukan itu. Gara-gara aku, kamu sampai kehilangan mahkota terbesarmu yang seharusnya kamu berikan kepada orang yang kamu cintai." Ucap Rendy sendu.
"Tidak perlu minta maaf, bukannya itu memang sudah menjadi kewajibanku sebagai seorang istri? Untung saja kamu pulang ke rumah, kalau tidak entah seperti apa wanita yang akan kamu tiduri diluar sana. Mulailah untuk berfikir dewasa, jangan mencari solusi dengan mabuk-mabukkan. Bukannya malah menghilangkan masalah, tapi justru akan menambah masalah baru. Tidak usah merasa bersalah, kesucianku memang sudah direnggut oleh orang yang aku cintai, hanya saja laki-laki itu tidak mencintaiku."
"Tapi Anin, aku tidak bilang kalau,,," Ucap Rendy menggantung.
"Aku tidak mau menerima penolakan lagi Kak. Apa kakak mau kalau aku memberitahu hal ini kepada orang tua kakak?" Ancam Anin.
Rendy yang mendengar ancaman istrinya semakin merasa frustasi. Pria itu terpaksa menuruti keinginan istrinya karena sudah tidak memiliki pilihan lain lagi.
Kemudian setelah mereka sudah saling sepakat, mereka melanjutkan urusannya masing-masing. Rendy langsung berangkat ke kantor sedangkan Anin membereskan kamar apartemennya dan memindahkan barang-barangnya ke kamar Rendy.
Siang harinya Rendy sengaja sengaja mengajak Rizki untuk makan siang bersama dan menanyakan kejadian tadi malam. Rendy sudah sampai di restoran tempat mereka janjian. Pria itu harus sabar menunggu kedatangan temannya yang sangat sibuk itu.
"Sorry bro telat. Tadi tiba-tiba ada kerjaan darurat yang harus segera ditandatangani" Ucap Rizki dengan nafas terengah-engah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments