"Apa kamu tidak capek terus berdiri disitu?" Tanya Rendy sinis.
Anin mengambil laptop suaminya kemudian menaruhnya di atas meja yang tak jauh dari ranjang. Setelah itu, Anin duduk di dekat suaminya dan mulai memegang tangan Rendy yang kekar itu.
"Kak, aku udah siap menjadi istrimu seutuhnya. Aku udah siap menyerahkan seluruh hidupku. Aku milik kak Rendy seutuhnya." Ucap Anin.
Rendy masih bertahan dengan senyuman sinis nya. Bahkan Anin sudah berani menyentuh tangan Rendy dan secara perlahan mulai menggodanya.
"Kamu pikir aku tergoda dengan aksi murahan ini? Walaupun kamu telanjang sekaligus,aku tidak akan nafsu melihatmu. Dasar wanita murahan, jangan berharap aku akan menyentuhmu!" Ucap Rendy.
Rendy pergi meninggalkan Anin, lelaki itu langsung berpindah tempat mengambil posisi tidur di sofa tanpa menggubris Anin yang sedang terluka dan menangis.
Sedangkan Anin menangis tersedu-sedu setelah mendengar kata-kata suaminya yang begitu menyakitkan. Gadis itu naik ke tempat tidurnya dan menarik selimut lalu menutupi seluruh tubuhnya dan mematikan lampu untuk segera tidur.
Anin menguatkan hatinya untuk berusaha kuat menerima hinaan dari suaminya tersebut. Ini memang resiko yang harus ia hadapi karena menikah dengan orang yang tidak mencintainya.
"Aku harus kuat untuk mendapatkan rasa cinta kak Rendy. Aku harus berkorban, bahagia itu pasti akan datang, aku hanya perlu bersabar saja." Batin Anin.
Malam telah berlalu, kini pagi sudah datang dengan sinar cerah sang matahari.
Kini Rendy dan Anin sudah berada di dalam pesawat yang akan membawa mereka liburan honeymoon. Rendy dengan terpaksa menuruti semuanya, laki-laki itu selalu bersikap dingin dengan Anin yang selalu berusaha memulai percakapan dengan dirinya.
Tak jarang kata-kata kasar dan pedas ia hadiahkan kepada gadis ceria yang duduk disampingnya. Rendy yakin jika ia terus ketus dan dingin kepada Anin, pasti gadis manja itu akan cepat menyerah dan ia bisa bebas dari pernikahan sialan itu.
Tapi sepertinya apa yang diinginkan laki-laki itu tidak akan terwujud.
Karena Anin justru semakin bersemangat untuk mendapatkan cinta dan perhatiannya tanpa peduli dengan ucapan dari mulut pedasnya itu.
Setelah beberapa jam di pesawat, akhirnya mereka sampai juga di hotel mewah tempat mereka menginap, pemandangan dari sana sangat indah.
Arga memang pengusaha sukses dan kaya, sehingga ia sengaja memesan hotel mewah untuk putranya tersebut agar bisa menikmati malam bersama menantu barunya dendam bahagia.
Hotel mewah dengan gaya modern kelas atas yang berada disebelah tempat tujuan pertama, bergaya minimalis dengan warna monokrom putih dan abu-abu dengan percikan warna terang.
Hotel mewah ini sangat cocok untuk pengantin baru yang sedang honeymoon. Keduanya menempati kamar paling mewah diantara yang lain, yang terletak di lantai atas dengan view menatap Eiffel dengan suasana romantis khususnya saat malam hari disaat lampu menara sudah menyala.
Anin begitu menikmati keindahan dari kamar hotel mereka, bertepatan dengan sampainya mereka di hotel tersebut saat malam hari sehingga gadis itu langsung bisa melihat dan menikmati keindahan kota Paris dengan lampu-lampu yang menghiasi seluruh kota.
"Kak, hotelnya keren banget ya? Lihat deh kak, menara itu terlihat bagus banget. Aku tidak menyangka bisa melihatnya secara langsung. Ini adalah tempat impianku selama ini, tapi Papa dan Mama tidak pernah mengizinkan aku berlibur kesini. Papa selalu beralasan takut aku hilang, padahal kan aku sudah besar." Ucap Anin yang berusaha mencairkan suasana.
"Itu karena orangtuamu tidak yakin kalau kamu bisa hidup tanpa mereka. Kamu kan cewek manja yang tidak bisa apa-apa. Aku saja juga tidak yakin kalau orangtuamu tidak ada, akan seperti apa kehidupanmu." Jawab Rendy dengan nada datar.
"Kak, jangan ngomong begitu! Apa kak Rendy mendoakan orangtuaku segera meninggal? Kakak tega banget." Ucap Anin dengan mata yang sudah mengembun.
Seketika mood gadis itu berantakan akibat kata-kata yang keluar dari mulut pria tersebut.
Anin langsung memasuki kamar mandi dan meninggalkan Rendy yang bersalah dengan kata-katanya.
Keesokan harinya Rendy dan Anin bersiap untuk mengunjungi tempat indah di Paris. Anin sangat senang karena sudah lama ia bermimpi bisa liburan ke Paris, bahkan sedari pagi gadis itu sudah tidak sabar untuk ingin segera berangkat.
Bahkan Anin berkali-kali membangunkan Rendy sehingga gadis itu terkena marahan dari sang suami.
Sepasang pengantin baru itu kini sedang menikmati hidangan beberapa menu spesial disana.
Setelah selesai makan,mereka kembali melanjutkan perjalanan menuju tempat-tempat indah di kota tersebut.
Rendy mengunjungi tempat tersebut untuk melihat karya lukisan disana.
Sementara Anin hanya mengikuti suaminya yang fokus memperhatikan setiap lukisan yang di pajang di museum tersebut. Walau sebenarnya ia sudah tidak sabar untuk mengunjungi tempat indah yang lainnya.
Setelah puas melihat lukisan, keduanya melanjutkan perjalanan ke tempat lain hanya dengan berjalan kaki karena tempat tujuan berikutnya ini tidak terlalu jauh. Keduanya sengaja jalan kaki agar bisa lebih menikmati keindahan kota tersebut.
Sesampainya ditempat tersebut, lagi-lagi Anin mengajak berfoto di pintu masuk tersebut yang merupakan salah satu monumen paling populer di Paris yang berdiri tegak tersebut.
"Kak, tolong dong fotoin aku!" Titah Anin sembari memberikan ponselnya kepada Rendy.
"Dasar lebay, dimana tempat pasti minta foto. Kampungan banget jadi orang." Ucap Rendy yang kesal dengan istrinya.
"Kak, kita ini kan lagi bulan madu. Suatu saat nanti foto ini akan menjadi kenangan untuk kita perlihatkan kepada anak kita nanti. Dari tadi kita belum foto bersama, sekarang ayo kita foto bareng berdua!" Ajak Anin sambil tersenyum.
"Anak? Baru nikah sehari aja udah mikir punya anak. Lagian siapa juga yang mau punya anak denganmu?" Ucap Rendy dengan mulut pedasnya.
Tanpa peduli dengan omongan pedas suaminya, Anin langsung meminta tolong kepada wisatawan yang berada disana untuk mengambil gambar mereka.
Setelah itu, ia menarik tangan Rendy agar terlihat lebih dekat dengannya. Anin terlihat menggenggam tangan Rendy agar terlihat lebih romantis. Dengan berat hati Rendy mengikuti rengekan Anin karena tidak ingin banyak debat lagi.
Pengantin baru tersebut menghabiskan waktu bersama di kota Paris dengan melihat keindahan dari ketinggian.
Setelah puas menikmati suasana sore kota Paris, Anin mengajak suaminya berkeliling. Gadis itu menggandeng tangan Rendy dan mengajaknya untuk mengunjungi pusat perbelanjaan mewah di tempat tersebut.
"Dasar gadis manja, nggak tau gimana susahnya cari duit. Taunya cuma ngabisin duit aja." Ucap Rendy yang kesal karena semua barang branded yang dibeli Anin ia yang membayarnya.
Mendengar ucapan suaminya, hati Anin kembali terasa ngilu dan sakit. Tapi ia kembali teringat dengan prinsipnya untuk membuat lelaki dingin dan cuek itu takluk di hadapannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
Irmha febyollah
ya jual mahal lah dikit, udah tau suami nya gak cinta. udah di hina ttp aja mepet terus SMA suami, ya cuekin balik lh.
2024-01-04
2