bab 15

"Iya aku tahu Pak Direktur. Kamu harus tetap profesional bekerja." Sahut Rendy sembari menyodorkan sebotol air mineral untuk sahabatnya itu.

Setelah Rizki tenang, Rendy mulai bicara dan membahas kejadian semalam.

"Riz, apa benar kamu yang sudah nganterin aku ke apartemen semalem?"

"Hmmm,, kenapa?" Rizki balik bertanya sambil mengunyah makanannya.

"Gara-gara aku mabuk, aku sampai melakukan hal fatal." Jawab Rendy.

"Kesalahan fatal apa?" Tanya Rizki penasaran.

Rendy terlihat bimbang untuk menceritakan semuanya. Tapi karena ia terus didesak oleh Rizki yang sudah penasaran setengah mati terpaksa ia memberitahu sahabatnya itu.

"A,,aku,,aku menyentuh Anin tadi malam." Ucapnya gagu.

"Yaelah Ren kirain mau ngomong apa. Itu mah bukan kesalahan fatal, itu wajar kalau kamu menyentuh istrimu. Kenapa kamu malah khawatir begitu?" Tanya Rizki santai.

"Ya jelas khawatir lah. Aku gak mencintai dia. Dan aku udah berencana untuk membuat dia bosan dan meninggalkanku atas kemauannya sendiri. Tapi setelah kejadian semalam aku merasa bersalah padanya, mana dia masih perawan lagi."

"Rendy Rendy aku heran sama kamu. Apa sih kurangnya istri kamu? Dibanding sama Reva, Anin jauh lebih cantik dan lebih baik dari segi apapun. Sudah cantik, baik sopan lagi, dan satu lagi Anin jelas asal usul keluarganya. Anin berasal dari keluarga terpandang dan baik."

"Jadi kamu pikir Reva nggak baik buat aku?" Tanya Rendy kesal.

"Gini deh sekarang kamu pikir pakai logika aja. Kalau memang Reva benar perempuan baik-baik, nggak mungkin dia kabur dan ninggalin kamu saat acara pernikahan kalian akan segera digelar. Reva itu pengecut Ren, buat apa kamu masih mengharapkan cintanya lagi?" Ucap Rizki yang sudah mulai kesal dengan kebodohan Rendy.

"Tapi Reva hanya bilang kalau dia belum siap untuk menikah, makanya aku masih nungguin dia kembali."

"Hahaha, sadar Ren! Tolong buka mata dan hati kamu. Kamu percaya kalau dia pergi hanya karena dia belum siap menikah atau malah jangan-jangan dia pergi dengan pria lain. Jangan terlalu bodoh Ren!"

"Sialan kamu ngatain aku bodoh." Sahut Rendy kesal.

"Loh emang bodoh kan? Cintamu membuatmu bodoh dan buta. Aku yakin suatu saat nanti kamu akan menyesal karena telah mencintai wanita seperti Reva. Saran aku nih ya, kamu lupakan saja Reva mulailah hubungan baru dengan istrimu. Saat ini kamu memang belum bisa untuk mencintai istrimu, tapi aku yakin dengan pengertian dan kasih sayang Anin akan membuatmu takluk dengannya." Ucap Rizki sambil menepuk bahu sahabatnya itu.

Rendy masih terdiam mendengar saran dari sahabatnya. Sebenarnya dalam hati kecilnya ia sudah mulai berpikir seperti apa yang dikatakan Rizki. Sudah saatnya ia membuka hati untuk istrinya dan melupakan rencananya untuk menyakiti dan membuat istrinya menyerah.

"Aku pergi duluan ya Ren. Jam makan siang udah habis. Ingat ya dengan apa yang aku katakan tadi, jangan sampai kamu menyesal setelah kamu kehilangan semuanya." Ucap Rizki.

Rendy hanya mengangguk tanpa bersuara.

Ia merasa timbang untuk menjalani kehidupannya.

Kini di tempat lain Anin sudah pulang dari rumah mertuanya dalam rangka belajar memasak dan mengetahui apa yang disuka dan tidak disukai oleh suaminya.

Anin menyimpan makanan yang sudah ia masak bersama-sama mertua dan menaruhnya di tempat penyimpanan makanan. Lalu ia bersiap untuk segera mandi karena sebentar lagi suaminya akan datang.

Sedangkan Rendy berencana pulang lebih awal karena tidak fokus dengan pekerjaannya. Nasehat dari sahabatnya membuat pikirannya kacau sehingga ia memutuskan untuk pulang lebih awal.

Kini pria itu sudah berada di dalam lift menuju ruang kamar apartemennya. Rendy yang sudah memasuki kamar apartemennya merasa terkejut karena mendengar suara air gemericik dalam kamar mandi.

"Ternyata dia tidak main-main, semua barang-barang yang sudah dipindah ke kamar ini." Gumam Rendy.

Rendi memilih duduk di sofa sambil menunggu Anin selesai mandi. Beberapa saat kemudian Anin sudah selesai mandi dan keluar dari kamar mandi hanya dengan berbalut handuk sebatas dada. Sebelumnya wanita itu belum menyadari bahwa ada orang lain selain dirinya di dalam kamar tersebut. Dengan santai Anin mengeringkan rambut panjangnya sambil bersenandung sementara Rendy sudah menelan ludahnya melihat pemandangan indah yang membuatnya tidak tahan.

Tetapi Rendy tidak memperlihatkan rasa gugupnya itu. Ia memilih diam dan berpura-pura santai seolah ia tidak terpancing dengan body mulus milik istrinya. Tetapi yang sebenarnya terjadi otaknya sudah mulai traveling dan memikirkan berbagai gaya untuk menyetubuhi wanita yang kini berada di depannya.

"Benar juga apa yang dikatakan Rizki tadi. Kenapa aku menyia-nyiakan wanita secantik ini. Harusnya aku berterima kasih kepadanya karena sudah menyelamatkan keluargaku dari rasa malu." Batin Rendy.

Sementara Anin masih sibuk mengeringkan rambutnya dengan hair dryer dan mulai terkejut saat melihat pantulan kaca yang memperlihatkan sang suami menatapnya dengan fokus.

"Astaga Kak Rendy sejak kapan kakak di situ?" Tanya Anin panik.

"Sejak kamu masih di kamar mandi aku sudah di sini."

"Kenapa Kakak masih di sini? Sana pergi aku mau ganti baju dulu."

"Hahaha, kamu ada-ada aja. Apa kamu lupa kalau aku adalah pemilik kamar ini? Jadi aku berhak dong di sini. Atau apa perlu aku ingatkan lagi kalau kita ini suami istri, jadi tidak masalah kalau aku melihat kamu ganti pakaian. Bukannya aku sudah pernah melihat semuanya, bahkan aku sudah menyentuh dan menikmatinya." Ucap Rendy yang sudah mulai menggoda Anin.

Anin yang sudah tidak kuat menahan malu, terlebih saat sang suami menyinggung kejadian malam itu. Wanita itu mengambil pakaian dan segera berlari ke kamar mandi, Anin memutuskan untuk berganti pakaiannya di sana. Meskipun sebenarnya yang dikatakan Rendy adalah kebenaran, tapi wanita itu masih merasa malu untuk memperlihatkan tubuhnya.

"Ternyata asik juga menggoda gadis manja itu. Eh salah bukan gadis tapi wanita. Karena dia sudah resmi jadi wanitaku sejak tadi malam." Ucap Rendy mengembangkan senyuman di wajahnya.

Karena cuaca yang sangat panas, Rendy membuka bajunya karena tidak tahan gerah. Rendy kini sudah berdiri mematung di depan pintu kamar mandi dan menunggu istrinya keluar.

"Astaga Kak Rendy bikin aku kaget aja. Ngapain Kakak berdiri di situ?"

"Nungguin kamu lah, aku juga mau mandi, panas banget cuaca hari ini. Kamu udah nyiapin makan malam belum? Aku laper banget."

"Ya udah kalau gitu Kakak mandi aja, biar aku yang nyiapin makan malam."

Kini keduanya sudah selesai makan malam.

Rendy dan Anin sekarang sudah berada di dalam satu kamar dan satu ranjang yang sama, tetapi tidak ada pembicaraan satu kata pun dari keduanya.

Terpopuler

Comments

Septiani Rahim

Septiani Rahim

Hmmmmm yang kabur Reva bukan sih? trus citra itu kn emaknya min

2023-12-18

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!