bab 18

"Kok gitu, kamu pengen apa? Aku udah jauh-jauh ngajak kamu ke restoran favorit kamu loh. Masa kamu nggak mau pesan menu kesukaanmu?"

"Ya udah aku mau yang ini aja Kak." Ucap Anin sambil menunjuk daftar menu yang sudah dipegangnya.

Rendy mengangguk dan langsung memanggil pelayan restoran untuk segera membuatkan pesanan mereka.

Anin merasa sangat bahagia karena sang suami sudah banyak perubahan padanya. Ia bersyukur karena Rendy sudah peduli padanya meskipun belum begitu yakin bahwa suaminya itu benar-benar sudah mencintainya dan melupakan Reva dari hidupnya.

Kini mereka sudah selesai makan malam dan mampir ke sebuah Mall untuk berbelanja kebutuhan Anin. Bahkan Rendy memberikan kartu ATM miliknya untuk Anin berbelanja bebas.

Tetapi Anin bukan seperti wanita lain yang hanya memikirkan fashion dan skincare saja, ia juga tak lupa membeli barang kebutuhan dapur untuk ia gunakan masak sebisanya.

Saat semuanya sudah masuk ke troli, Anin langsung ke kasir untuk membayarnya. Rendy yang sedari tadi menunggu istrinya selesai belanja, kini langsung memapah Anin saat mengetahui bahwa istrinya terlihat repot membawa banyak barang belanjaan.

Setelah keduanya sudah sampai di apartemen, Anin langsung menata semua barang yang sudah ia beli dan Rendy lngsung membersihkan diri.

Rendy sudah berada di kamar terlebih dulu sambil menunggu Anin selesai mengurus semuanya.

Setelah melewati malam yang terasa sunyi, kini Rendy membuka matanya dan terbangun dari tidurnya. Ia tersenyum saat melihat celananya berserakan dilantai. Rendy langsung mengambil celananya, Jangan tanya lagi kenapa celana Rendy bisa berada dilantai. Sudah jelas tadi malam Rendy habis menggempur dan menembak dalam Anin. Rendy langsung mengambil dan memakai celananya karena akan segera mencari keberadaan Anin.

Kini Rendy sedang berdiri di dekat dapur memandangi istrinya yang sedang sibuk berkutat dengan peralatan masaknya. Sesekali wanita itu bernyanyi gembira.

Entah kenapa Rendy selalu ikut bahagia ketika melihat istrinya sedang memasak. Kecantikannya seakan bertambah ketika Anin memakai daster, rambut diikat asal semakin membuat Rendy terpesona.

Tak hanya memandangi wajah istrinya saja, Rendy berjalan menghampiri Anin dan memeluk dari belakang. Tak lupa Rendy mencium pipi Anin dan dan sesekali mengecup leher Anin.

"Astaghfirullah Kak Rendy, Anin kaget tahu. Jangan suka bikin kaget Kak! Nanti aku bisa mati jantungan." Ucap Anin sembari melanjutkan memasak.

"Hus,,kalau ngomong dijaga! Mana mungkin kamu jantungan, kamu masih muda, nggak mungkin punya penyakit jantung." Jawab Rendy sambil memeluk Anin lebih erat.

"Kita kan nggak tahu umur kita sampai berapa tahun Kak. Tua muda bisa aja kena penyakit itu. Bahkan bisa saja besok aku mati." Ucap Anin pelan.

"Udahlah ngapain sih bahas yang aneh-aneh. Kamu lagi masak apa?" Tanya Rendy mengalihkan pembicaraan.

" Nasi goreng petai sama telur ceplok. Udah sana Kakak buruan mandi entar keburu telat loh. Jangan mentang-mentang kakak bos di perusahaan jadi bisa seenak jidat datang jam berapa."

"Iya Nyonya Bos. Semakin hari istriku semakin galak aja ya?" Canda Rendy sambil mencolek hidung istrinya dan meninggalkannya pergi.

"Kak Rendy, sakit tahu."

Setelah selesai memasak untuk sarapan, Anin meninggalkan dapur dan bergegas menyiapkan pakaian kerja suaminya dengan cekatan. Anin yang dulu selalu dianggap wanita manja dan tidak bisa melakukan apa-apa sendiri, kini berubah menjadi seorang wanita yang sangat mandiri dan selalu berusaha menyelesaikan tugasnya sendiri. Anin juga sudah mulai bisa memasak tanpa harus mendatangi rumah mertuanya untuk belajar memasak lagi.

Melihat perubahan istrinya yang semakin mandiri, membuat Rendy semakin mantap untuk melanjutkan hidup rumah tangganya bersama Anin. Tak jarang juga Rendy sering memberikan kode sang istri untuk segera membuat momongan bersama. Anin sudah tidak merasakan kesakitan saat dijamah oleh suaminya. Anin juga sudah tidak keberatan lagi untuk melayani kebutuhan ranjang suaminya karena kuliah Anin sudah selesai tinggal menunggu wisuda saja. Jadi tidak masalah baginya untuk segera hamil, karena tak bisa dipungkiri Anin merasa kesepian saat ditinggal Rendy bekerja.

Ceklek,,

Ready yang baru saja selesai mandi langsung tersenyum ketika melihat istrinya yang sedang meletakkan pakaian kerjanya di atas kasur. Rendy berjalan mendekati sang istri dan langsung memakai pakaian yang sudah dipilihkan istrinya.

"Kamu memang tidak pernah salah memilihkan pakaian untukku sayang, silakan lanjutkan pekerjaanmu!" Ucap Rendy yang tersenyum tipis mengkode Anin untuk mengancingkan kemejanya. Setiap hari ada-ada saja kelakuan Rendy untuk mencari perhatian sang istri. Jika dulu Rendy yang selalu mengatakan bahwa Anin adalah perempuan manja, kini justru dialah yang berbalik menjadi pria manja.

Anin sudah paham dengan kode suaminya dan langsung menuruti keinginannya dengan tersenyum malu-malu.

"Dasar manja." Goda Anin pada Rendy. Tetapi Rendi tidak marah pada Anin, ia malah mengecup bibir Anin.

"Biarin manja, sama istri sendiri juga,, hahaha."

Akhirnya Anin sudah selesai melakukan pekerjaannya. Kini Rendy sudah rapi dengan pakaian kerjanya meskipun dari tadi Rendy selalu berbuat usil pada istrinya.

"Udah selesai pangeran, sudah terlihat semakin ganteng. Ayo kita sarapan dulu!"

Rendy tersenyum dan menghadiahkan sebuah kecupan di pipi Anin. "Terima kasih sayang, ayo aku udah laper." Ajak Rendy sambil menggandeng tangan istrinya.

Rendy yang sudah berusaha membuka hati berangsur-angsur telah melupakan Reva kekasih hati yang entah hilang kemana. Walaupun kadang masih terlintas di pikirannya tentang Reva, tapi sudah tak sesakit dulu lagi. Kini pria itu sudah mulai nyaman dengan istrinya walaupun Rendy belum sepenuhnya yakin apakah Anin bisa membuatnya jatuh hati.

"Segini kurang nggak Kak?" Tanya Anin sambil menyendok kan nasi goreng untuk suaminya.

"Hop,,hop,, sudah. Sudah cukup gadis manja." Goda Rendy.

"Aku bukan gadis manja lagi Kak, Kakak lupa kalau sekarang aku sudah bisa ngelakuin semuanya?" Ucap Anin membanggakan diri.

"Iya deh, gadis mandiri,, eh salah lagi, wanita maksudku, kamu kan udah aku bikin kehilangan kegadisanmu, tiap malam gawangmu selalu aku bobol, hehehe." Rendy bicara dengan sedikit terkekeh menggoda istrinya menuju ke hal intim.

"Ih, Kakak, apaan sih. Jangan bahas itu lagi, Anin malu tahu. Sudah ayo makan, nanti Kakak telat." Ucap Anin dengan wajah merah merona bak kepiting rebus.

Rendy masih menahan tawanya, sebenarnya ia ingin membobol gawang milik istrinya lagi pagi ini, tapi Anin selalu menyuruh ya untuk segera berangkat bekerja. Dalam hati Rendy akan balas dendam nanti malam dengan main lama bersama sang istri.

"Kak, kok malah ngelamun sih?" Tanya Anin sambil menepuk bahu suaminya.

"Eh,iya maaf. Yaudah kalau gitu aku berangkat dulu ya! Kalau ada apa-apa hubungi Kakak. Oh iya, nanti siang kamu datang ke kantorku ya, kita akan makan siang diluar bersama rekan bisnis Kakak dari luar kota yang kebetulan dia membawa istrinya , jadi aku juga akan membawa kamu sekalian mengenalkan kamu pada mereka."

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!