bab 5

"Ya nggak masalah kak, kan yang ngabisin duit istri kakak juga. Mending aku yang ngabisin daripada nanti uang suami ku dihabisin wanita lain." Balas Anin berusaha tetap tegar.

Sesampainya di hotel, keduanya bergegas untuk membersihkan diri secara bergantian karena sepasang pengantin baru itu akan kembali pergi untuk makan malam romantis. Kali ini Rendy juga terpaksa menuruti permintaan Anin karena Anin mengancam akan mengadu kepada Dika ayahnya.

Dress berwarna navy yang begitu cantik melekat pada tubuh mungil Anin, membuat penampilannya semakin anggun dan menawan.

Melihat penampilan Anin membuat lelaki yang sedang dirundung rasa bosan akibat lama menunggu sang istri dandan terpana melihat tampilan Anin yang terlihat lebih anggun dan dewasa.

Karena dimata Rendy, Anin adalah wanita manja dan seperti anak kecil yang menjengkelkan dan kini menjelma sebagai wanita dewasa yang terlihat begitu feminim dan begitu cantik dengan balutan pakaian dan aksesoris yang melekat ditubuhnya.

"Udah ayo buruan berangkat kak! Kok malah bengong? Kakak kagum dengan kecantikanku ya?" Ucap Anin dengan percaya diri.

"Kagum? Jangan mimpi deh! Aku cuma nggak nyangka aja kalau kamu bisa memakai baju seperti ini. Ku kira kamu wanita polos, tapi ternyata aku salah. Kamu berani memakai pakaian sedikit terbuka seperti ini. Kamu mau menggodaku tapi itu nggak mempan!" Ejek Rendy sambil tertawa untuk menutupi rasa kagumnya.

Di lantai dua menara Eiffel, Rendy dan Anin mendapatkan restoran dengan menu lokal yang rasanya tak akan lekang oleh waktu.

Berada diketinggian dari restoran tersebut membuat mereka bisa menikmati pemandangan di sekitar menara Eiffel dengan lebih leluasa. Restoran itu memang terlihat sangat luar biasa dari ketinggian yang berkilau.

Anin begitu menikmati pemandangan yang memanjakan mata sembari menunggu makanan yang mereka pesan datang. Sementara Rendy masih tetap cuek dan terlihat sibuk dengan ponselnya.

Akhirnya tak lama kemudian makanan pun datang dengan bau yang begitu wangi dan rasa yang sangat nikmat di lidah yang terasa begitu segar bertekstur dan mempunyai keunikan cita rasa yang susah untuk berhenti menyuap.

Duduk dan makan di tempat seperti ini serasa seperti dihipnotis yang membuat hati selalu berbunga-bunga dan ingin terus menikmati tempat indah lainnya di kota Paris, apalagi ditemani pria yang sangat dicintai oleh Anin meskipun cintanya tidak berbalas.

Setelah makan malam selesai, Rendy memaksa Anin untuk segera pulang ke hotel dengan alasan sudah sangat capek seharian yang sudah menemani Anin.

Sebenarnya Anin masih enggan untuk meninggalkan tempat romantis tersebut, tetapi dengan terpaksa ia harus menuruti Rendy karena sudah tidak tega melihat wajah lelah suaminya tersebut.

Sesampainya di hotel, Rendy langsung tidur dan tidak memperdulikan Anin yang masih duduk di dekat jendela yang masih memandangi Menara Eiffel yang terlihat indah di malam hari dari tempat mereka menginap.

"Andai saja suamiku mencintaiku pasti bulan madu ini terasa sangat romantis dan bahagia. Tapi kenyataannya justru aku merasa sedih karena sudah jauh-jauh datang ke sini dengan harapan akan bersenang-senang tapi kenyataannya aku tidak bahagia. Ya Allah tolong sadarkan suami hamba, lembutkan hatinya dan sadarkan dirinya untuk ikhlas menerima takdir bahwa akulah jodoh yang memang Engkau pilihkan untuknya." Batin Anin yang masih melamun.

Pagi harinya Rendy sudah bangun dari tidur lelapnya. Ia merasa sangat nyaman dan tidurnya sangat lelap hingga pria itu merasa seolah tubuhnya sedang dipeluk.

Tapi di saat Rendy sudah sadar dari tidurnya, ia masih merasakan ada seseorang yang memeluknya sehingga ia menoleh ke samping dan ternyata Anin benar-benar memeluknya.

"Kok sampai sekarang aku masih merasa seperti dipeluk ya?" Ucap Rendy pelan. Dan ketika Rendy sudah mengetahui bahwa Anin benar-benar memeluknya ia langsung menghempaskan tangan Anin yang semula berada di atas perutnya.

"Astaga! Bangun kamu!" Teriak Rendy dengan lantang.

Anin yang terbangun dengan kaget lantas menundukkan kepalanya di atas ranjang sembari mengumpulkan nyawanya yang belum terlalu sadar dengan apa yang terjadi.

" Ada apa sih kak? Kok ribut banget pagi-pagi begini." Ucap Anin sambil menguap.

" Dasar perempuan murahan, berani-beraninya kamu tidur memelukku. Siapa yang menyuruhmu untuk tidur berada di sampingku?" Tanya Rendy kepada istrinya tersebut dengan emosi.

"Tidak ada yang menyuruhku Kak. Tapi kan kita udah resmi menikah jadi apa salahnya kalau kita tidur seranjang." Jawab Anin dengan nada santai.

" Aku tidak akan pernah lupa dengan pernikahan ini. Karena pernikahan ini membuat hidupku menjadi kacau dan berantakan. Menikah denganmu adalah bencana bagiku, karena aku menikahi mu hanya untuk menuruti permintaan kedua orang tua ku. Jadi kamu jangan banyak berharap kalau aku akan benar-benar mencintaimu, dan sampai kapanpun hanya Reva yang aku cintai. Hanya dialah yang pantas menjadi pendamping hidupku dan menjadi ibu dari anak-anakku!" Ucap Rendy dengan ketus.

"Tapi perempuan yang kakak bela-belain itu dengan tega meninggalkan kakak satu hari sebelum H pernikahan kakak dengannya akan segera datang dengan alasan yang tidak jelas. Apa pantas wanita pengecut seperti dia menjadi ibu dari anak-anak kakak. Harusnya kamu sadar kak, kalau dia benar-benar mencintai kakak pasti dia tidak akan pernah meninggalkan Kakak dalam keadaan serumit apapun. Harusnya kakak mulai membuka hati untuk orang yang sudah menolong kakak dan keluarga kakak tidak malu karena pernikahan kakak yang batal secara mendadak." Ucap Anin sendu.

Karena sudah merasa kesal dengan suaminya, Anin langsung berdiri dan melangkah ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Hari masih pagi tetapi mood Anin sudah berantakan karena tinggal suaminya yang masih belum bisa untuk melupakan mantannya dan menerimanya sebagai istri.

"Sabar sabar,, Harusnya Aku tidak terpancing emosi tadi. Lebih baik aku menikmati saja waktuku untuk saat ini karena aku yakin perjalanan di depan akan lebih terjam daripada yang sekarang aku rasakan." Ucap Anin pada gayung yang ia pegang.

Selesai mandi kini Anin sudah rapi menikmati menu sarapan yang sudah berada di kamarnya.

"Kak, hari ini kita mau jalan-jalan kemana lagi?" Tanya Anin berusaha melupakan kejadian sebelumnya.

"Nggak kemana-mana aku mau tidur hari ini. Apa kamu nggak capek kemarin seharian jalan-jalan terus?" Ucap Rendy dengan nada kesal.

" Santai aja dong Kak.Gitu aja marah." Sambung Anin.

Pagi ini Anin pergi sendirian di tempat wisata lain yang berada di Paris. Gadis itu tidak takut untuk pergi sendirian. Rendy tidak mau ikut dengan alasan capek seharian kemarin sudah jalan-jalan di beberapa tempat.

Banyak tempat wisata yang dikunjungi Anin. Gadis itu menikmati harinya dengan mengunjungi tempat-tempat menarik yang berada di Paris, gadis itu juga tidak lupa berbelanja.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!