Banyak tempat wisata yang dikunjungi Anin. Gadis itu menikmati harinya dengan mengunjungi tempat-tempat menarik yang berada di Paris, gadis itu juga tidak lupa berbelanja.
Seharian Anin berada di luar, membuat wanita itu sedikit lelah. Terbukti setelah ia sampai di hotel langsung membersihkan tubuhnya dan tidur. Bahkan ia melewatkan makan malamnya dan tidak memperdulikan suaminya sejak ia berada di dalam hotel.
Melihat kelakuan istrinya membuat Rendy semakin kesal. Rendy yang selalu menganggap Anin sebagai wanita manja yang taunya hanya berbelanja karena Anin pulang dengan menenteng banyak kantong yang berisi belanjaan.
"Dasar gadis manja, tahunya hanya kelayapan dan menghabiskan uang saja. Istri macam apa seperti dia seharian hanya bermain nggak jelas dan pulang langsung tidur. Bahkan menyapa suaminya saja tidak." Batin Rendy kesal.
Hingga akhirnya Rendy hanya makan seorang diri setelah pelayan mengantarkan makan malam untuk mereka.
Pagi telah tiba. Tak terasa hari terus berlalu, kini bulan madu sepasang suami istri baru tersebut telah usai. Dan selama mereka berada di luar negeri, tak ada momen romantisme layaknya pasangan yang baru saja menikah. Keduanya hanya sibuk dengan kegiatan masing-masing. Angin yang sudah berusaha membangun komunikasi diantara mereka agar bisa mencairkan suasana, harus sabar saat Rendy tidak merespon usahanya.
Bahkan Rendy tidak mau diajak jalan-jalan istrinya untuk menikmati semua tempat wisata yang berada di Paris. Sehingga membuat Anin pergi seorang diri melihat keindahan di kota tersebut.
Angin hanya mampu bersabar dan berusaha terlihat tegar di depan Rendy. Ia lebih memilih menikmati kebebasannya di sana Karena jarang jarang-jarang ia bisa bebas melakukan apa saja ketika di dekat orang tuanya.
Besok pagi mereka akan kembali ke Indonesia, tapi ada yang berbeda dengan Anin. Malam ini dia nampak pucat dan merasakan lelah yang luar biasa serta kesulitan untuk bernapas. Dan membuat Rendy yang melihat ke kondisi istrinya tersebut sedikit panik.
"Anin, kamu kenapa?" Tanya Rendy panik.
Anin belum bisa menjawab pertanyaan Rendy dan hanya memegang dadanya yang terasa sesak sambil menunjuk ke arah tasnya yang berada di meja.
"Kamu kenapa?" Tanya Rendy lagi dengan khawatir.
"Tolong.... ambilin tasku..!" Jawab Anin dengan tergopoh-gopoh.
Rendy langsung mengambilkan tas Anin dan memberikan kepada istrinya tersebut. Setelah gadis itu memegang tasnya ya langsung mencari obat yang selalu ia bawa kemanapun. Setelah menemukannya perempuan itu langsung meminum obat tersebut dan berbaring setelahnya.
Sedangkan Rendy masih tertegun dan bingung melihat kondisi istrinya yang secara tiba-tiba terlihat lemah dan pucat.
"Kamu kenapa? Kamu sakit?" Tanya Rendy yang sudah mulai sedikit peduli pada istrinya.
"Aku nggak sakit Kak aku cuma sedikit aja. Mungkin karena terlalu banyak kegiatan di sini." Jawab Anin masih dengan nafasnya yang tersengal-sengal.
" Makanya jangan terlalu aktif jadi orang. Tubuh kamu itu sudah biasa dimanja, jadinya kalau dikit aja udah kayak gini. Jangan nyusahin aku. Aku bukan baby sister kamu." Cibir Rendy.
Anin hanya terdiam mendengar perkataan suaminya. Gadis itu sengaja menutup matanya agar ia segera tidur dan besok pagi ya sudah kembali sembuh seperti semula.
Malam itu terasa sangat panjang bagi Anin. Dia berbaring di tempat tidurnya di hotel di Paris, tetapi tidak bisa tidur. Rasa lelah yang tadi sore terasa begitu mendalam, sekarang tergantikan oleh perasaan cemas dan kekhawatiran.
Singkat cerita kini Anin dan Rendy sudah sampai di tanah kelahiran mereka dan dijemput sopir di bandara. Kondisi angin juga sudah sedikit membaik. Kini keduanya sudah duduk di kursi belakang. Sedangkan sopir keluarga Rendy membawa sepasang suami istri tersebut ke rumah majikannya.
" Assalamualaikum,," Ucap Anin Saat memasuki rumah mertuanya.
" Waalaikumsalam,masuk sayang!" Titah Citra sambil memanggil Arga suaminya untuk memberitahu bahwa Anin dan Rendy sudah sampai dirumah.
Harga yang berada di kamar langsung menyambut anak dan menantunya yang baru saja datang tersebut.
Lelaki paruh baya itu menghampiri istri anak dan menantunya yang kini sudah berkumpul di ruang keluarga.
" Wah pengantin baru udah datang nih. Kalian bawa oleh-oleh apa buat kita?" Ucap Arga bergurau.
"Bawa dong Pa." Ucap Anin dengan memasang wajah sumringah. Gadis itu langsung berdiri dari tempat duduknya kemudian menyalami tangan Papa mertuanya.
" Papa hanya bercanda nak. Kalian kalian sampai rumah dengan selamat aja udah bersyukur Alhamdulillah banget." Ucapkan Arga kemudian ikut bergabung dengan ketiga orang tersebut.
"Bagaimana bulan madunya sayang?" Tanya Citra kepada Anin.
"Sangat seru Ma. Anin seneng banget. Apalagi Paris adalah kota yang pernah aku impikan untuk mendatanginya. Terima kasih untuk Papa dan Mama yang sudah memberikan hadiah pernikahan kepada kami untuk pergi ke sana." Jawab Anin tersenyum bahagia.
Arga dan Citra sangat senang melihat angin yang sangat antusias menceritakan perjalanan bulan madu mereka, walaupun keduanya hanya melihat angin saja yang begitu bahagia dengan liburan tersebut. Sedangkan putra mereka sedari tadi hanya diam saja dan sibuk dengan ponselnya.
Arga dan Citra memahami dan maklumi karena tidak mudah bagi Rendy untuk menerima semua ini. Mereka hanya bisa berdoa agar pintu hati Rendy segera terbuka untuk Anin dan Rendy segera melupakan Reva dari kehidupannya.
"Pa, ma, Rendy kamar dulu ya! Badan Rendy capek banget Ma." Pamit Rendi yang langsung meninggalkan ketiganya tanpa mengajak Anin.
"Rendy!" Panggil Arga.
" Ada apa lagi Pa?" Rendy kembali menoleh ke belakang karena panggilan Papanya.
"Ajak istri kamu istirahat juga! Kamu pikir kamu saja yang capek? Anin pasti juga capek dan butuh istirahat." Titah Arga.
" Ya udah kalau gitu ayo buruan! Kalau kamu masih mau bercerita ya udah aku tinggal ke kamar duluan." Ucap Rendy Raya meninggalkan tempat tersebut.
"Sayang, sebaiknya kamu istirahat dulu aja ya! Besok kita cerita lagi." Ucap Citra sambil menatap Anin dengan hangat.
"Baik mah kalau gitu aku susul Kak Rendy ya Ma, Pa!" Ucap Anin.
Pagi hari sudah menyapa, sinar matahari mulai tampak menyinari bumi meninggalkan kegelapan malam.
Rendy terbangun dari tidurnya, pria tersebut terlihat tidak nyaman pada tubuhnya akibat tidur di sofa kamarnya.
Rendy terpaksa tidur di sofa karena ia tidak ingin tidur seranjang dengan Anin. Ia tidak ingin kejadian seperti di Paris kembali terulang, di mana ia bangun di samping Anin yang sedang memeluknya.
Bahkan Anin sudah berusaha membujuknya agar mau tidur satu ranjang dengannya, tapi ajakan tersebut tidak diindahkan oleh Rendy. Rendy justru membangun benteng agar Anin tidak dapat mempunyai celah untuk masuk kedalam hidupnya, karena sekarang saja bagi Rendy gadis itu sudah sangat membuatnya pusing.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
yani suko
bbrp kali ANGIN...ANGIN
maksudnya ANIN kan
2024-02-22
0