Anne menaikkan alisnya mendengar ucapan Ratu Isabella. "Anda ingin memberhentikan saya sebagai dayang Anda, Yang Mulia?" tanya Anne.
"Ya, tentu saja. Walaupun ayahmu merupakan Duke di negara ini. Aku berani memberhentikanmu dari tugas menjadi dayang," jawab Ratu Isabella.
"Kalau Anda sangat yakin, Anda bisa mencobanya. Saya ingin melihat sejauh mana usaha Anda untuk menyingkirkan saya," tantang Anne.
Dayang istana adalah posisi yang terhormat. Apalagi Anne mendapatkannya tidak dengan bantuan dari Duke Bellard. Istana melakukan seleksi ketat karena wanita yang terpilih akan menjadi pendamping ratu. Namun, pemberhentian dayang istana tidak dapat begitu saja terjadi karena harus melalui persetujuan raja.
Anne yang telah mengetahui peraturan istana ingin melihat sejauh mana Ratu Isabella berusaha menyingkirkannya. Di kehidupannya dahulu, Ratu Isabella tidak berhasil melakukannya. Bahkan, hal itu membuat Raja Edward semakin tergila-gila pada dirinya.
Ratu Isabella tidak menjawab perkataan Anne. Mereka akhirnya kembali menuju istana. Sesampainya di istana, Anne dan Fiona membantu Ratu Isabella menyiapkan diri untuk makan malam bersama Raja Edward.
"Jangan berani kamu menggoda suamiku, Lady Anne!" ancam Ratu Isabella ketika mereka bersiap menuju ruang makan.
Anne hanya diam dan menghela napasnya. Dia cukup kesal dengan tingkah laku Ratu Isabella. Wanita itu terlampau cemburu pada Anne hingga membuatnya muak.
"Selamat Malam, Yang Mulia," sapa Ratu Isabella.
Fiona membantu Ratu Isabella untuk duduk dengan menarik kursi di samping Raja Edward.
"Selamat Malam, Ratu," balas Raja Edward.
Netra Raja Edward tidak tertuju pada Ratu Isabella, pria itu melihat Anne yang berdiri sedikit jauh dari meja makan. Walaupun Anne telah menjalani hari sebagai dayang dan tidak mungkin merias diri untuk menemui Raja Edward, wanita itu tetap sangat cantik di mata Raja Edward.
"Ehm, sebaiknya kalian pergi. Tugas kalian sudah selesai hari ini. Aku dapat melakukan hal lainnya dibantu dengan pelayan," perintah Ratu Isabella sambil menoleh ke arah Anne dan Fiona berdiri.
"Baik, Yang Mulia. Selamat Malam," ucap Anne dan Fiona berbarengan sambil melakukan penghormatan.
Anne dan Fiona berjalan beriringan meninggalkan ruang makan. Ratu Isabella mengalihkan pandangannya ke arah Raja Edward. Namun, dia melihat sesuatu yang membuat emosinya kembali naik.
"Apa begitu menarik wanita itu, Yang Mulia?" tanya Ratu Isabella dengan sinis.
"Ya, bagiku dia sangat menarik. Untuk apa kau menanyakan hal yang sudah jelas jawabannya," jawab Raja Edward tanpa memperdulikan perasaan Ratu Isabella.
"Apa rasa cintamu padaku sudah benar-benar hilang, Edward?" Dengan mata yang berkaca-kaca, Ratu Isabella menanyakan kembali rasa cinta Raja Edward padanya.
Ratu Isabella dapat memaklumi bila Raja Edward bosan padanya, tetapi dia tetap tidak ingin raja mempunyai seorang selir. Dia takut berbagi dengan wanita lain. Emosinya terus meledak-ledak bila melihat Raja Edward bersama wanita lain.
"Aku sudah lelah dengan topik ini Ratu Isabella. Lagi pula Anne tidak mungkin ingin menjadi seorang selir. Asal kau tahu, dia tidak pernah menerima hadiah dariku. Jadi, buang jauh-jauh rasa cemburumu," kilah Raja Edward.
"Bagaimana mungkin aku tidak cemburu? Matamu selalu tertuju pada wanita itu. Apakah aku harus diam saja melihatmu mengagumi wanita lain?" lirih Ratu Isabella.
Pernikahan mereka merupakan pernikahan politik. Ratu Isabella menikah dengan Raja Edward untuk mempererat hubungan antar kerajaan. Awalnya hubungan mereka terjalin dengan baik. Terlihat saling mencintai, tetapi lambat laun Raja Edward menuntut seorang ahli waris. Hal itu, belum dapat diberikan oleh Ratu Isabella yang membuat rasa cinta Raja Edward seolah terkikis.
"Kau tahu dulu aku mencintaimu, Bella. Akan tetapi, cinta saja tidak cukup untuk mempertahankan hubungan ini. Aku membutuhkan seorang ahli waris yang dapat menjadi penerusku," ungkap Raja Edward.
"Anne belum tentu dapat melahirkan ahli waris untukmu!" ucap Ratu Isabella sedikit tersinggung bila Raja Edward membicarakan tentang ahli waris.
"Ini tidak ada hubungannya dengan Anne! Ini tentang kita! Alasan sikapku berubah karena dirimu tidak dapat mewujudkan keinginanku! Bahkan, seorang putri saja belum dapat kamu lahiran," tukas Raja Edward dengan emosi.
"Aku sudah selesai. Aku harap kamu dapat intropeksi dirimu dan belajar menjadi seorang ratu yang lebih baik. Baca kembali tugas seorang ratu agar kamu lebih mengerti posisimu saat ini. Jangan berbuat berlebihan dengan cemburu yang tidak beralasan. Sekali lagi aku katakan, Anne tidak ingin menjadi seorang selir. Kalaupun aku menginginkannya, aku akan menjadikannya ratuku," tambah Raja Edward.
"Edward! Perkataanmu sangat tidak baik! Bagaimana mungkin kamu ingin melengserkan ku? Aku adalah istri sahmu!" teriak Ratu Isabella.
Raja Edward bangkit tanpa membalas teriakkan Ratu Isabella. Dia sudah lelah dengan semua tuduhan yang ditujukan padanya. Meskipun benar dia tertarik pada Anne, seharusnya dia dapat bersikap lebih baik dalam menyikapi keinginan Raja Edward.
"Edward! Jangan tinggalkan aku! Kita belum selesai bicara!" teriak Ratu Isabella.
Raja Edward terus berjalan pergi meninggalkan ruang makan. Dia tidak lagi peduli dengan Ratu Isabella. Raja Edward bertekad untuk melakukan segala cara untuk mendapatkan Anne. Semua perilaku Isabella sudah membuat perasaannya terkikis. Dia ingin menempatkan seseorang yang dia cintai. Anne adalah wanita yang tepat untuk menggantikan Ratu Isabella.
Sementara itu, Fiona yang berjalan bersama Anne menghentikan langkahnya di taman istana. Dia ingin mendengar langsung dari Anne tentang rumor yang beredar dan diyakini oleh Ratu Isabella. Sebagai pendukung Ratu Isabella, Fiona tidak ingin ratunya salah langkah dan malah menyulut api permusuhan dengan Anne Bellard.
"Lady Anne, bolehkah saya bertanya dengan Anda?" tanya Fiona.
"Tentu Lady, apa yang hendak Anda tanyakan? Aku akan menjawabnya pertanyaan Anda bila aku mampu," jawab Anne dengan tersenyum.
"Aku hanya ingin bertanya tentang hubunganmu dengan Raja Edward. Benarkah Anda ingin menjadi seorang selir?" gumam Fiona dengan pelan.
Sejujurnya, Fiona sedikit takut menanyakan hal ini karena dapat menyinggung perasaan Anne. Namun, perlakuan Ratu Isabella pada gadis di depannya ini sangat berbeda. Ratu Isabella selalu sinis bila Anne bertugas sebagai dayang istana.
"Aku tidak ingin menjadi orang ketiga, Lady Fiona. Walaupun banyak keuntungan yang aku dapatkan bila menjadi seorang selir. Itu tidak akan mengubah pandangan orang lain kalau aku hanyalah orang ketiga diantara raja dan ratu," ungkap Anne jujur.
Sejak kehidupan sebelumnya, Anne tidak menginginkan menjadi orang ketiga diantara Ratu Isabella dan Raja Edward. Namun, usaha Raja Edward yang terus berusaha mengejarnya dan ingin menjadikannya istri membuat Anne luluh. Belum lagi, kenyataan bahwa Raja Edward tidak lagi mencintai Ratu Isabella dan rela menceraikan sang ratu untuk mendapatkan Anne.
Desakan Thomas Bellard dan persetujuan para bangsawan juga menjadi landasan Anne untuk berhubungan dengan Raja Edward. Akan tetapi, kehidupan yang buruk menantinya di masa depan. Dia berakhir di eksekusi oleh Raja Edward.
"Tenang saja Lady, aku tidak akan merusak hubungan Raja Edward dan Ratu Isabella. Lagi pula, seperti kamu ketahui hubungan mereka memang telah renggang sebelum aku dirumorkan dekat dengan raja," ucap Anne dengan senyuman.
...🌺🌺🌺...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
!M@m@#
siip lah /Good//Good/
lanjutkan ya thor/Rose/
2024-01-13
0