Keesokan harinya, Anne terbangun dengan hati yang gundah. Dia terpikirkan dengan kata-kata ayahnya yang menginginkan dirinya menjadi seorang selir. Bahkan, obsesi Thomas tidak berubah. Dia menginginkan Anne menjadi seorang ratu.
"Nona, Anda sudah bangun?" tanya Jessy yang menunggu Anne bangun dari tidurnya.
"Ya, Jes! Tolong siapkan air mandiku. Aku bertugas di Istana hari ini," jawab Anne bangkit dari tidurnya.
Jessy menyiapkan air mandi untuk Anne, kemudian membantu Anne untuk berpakaian.
"Nona, Anda mendapatkan sebuah surat dari Duke Ashworth," ucap Jessy.
Anne langsung mengalihkan pandangannya ke Jessy. Wajahnya memancarkan keceriaan saat Jessy mengatakan hal tersebut. "Benarkah? Cepat berikat surat itu padaku!" titah Anne dengan senyum mengembang.
Jessy senang melihat wajah nona mudanya terlihat begitu senang. Dia berharap Duke Ashworth mengabulkan permintaan Anne untuk berkunjung, sepertinya nonanya sangat mengharapkan hal itu.
Dengan cepat Jessy memberikan surat yang diberikan cap singa memegang pedang dan perisai. Cap tersebut adalah simbol keluarga Ashworth yang secara turun temurun merupakan pelindung Kerajaan Evrist.
Anne mengambil surat tersebut lalu dengan cepat membukanya. Jessy melihat perubahan yang sangat kontras dari wajah Anne. Senyum terus mengembang di wajah majikannya.
"Besok kita dapat berkunjung ke Kediaman Ashworth, aku harap kamu menyiapkan hal tersebut dengan baik, Jes," perintah Anne.
Jessy menganggukkan kepalanya menerima perintah dari Anne. Setelah itu, Anne bergegas untuk sarapan. Kebetulan Thomas sedang pergi karena ada pertemuan dengan para bangsawan. Jadilah, Anne hanya sarapan bersama dengan Laura.
"Kamu akan ke istana, Anne?" tanya Laura.
"Ya, aku akan ke istana. Aku masih harus bertugas sebagai dayang Ratu Isabella," jawab Anne dengan malas.
Sejujurnya dia telah mengajukan pengunduran diri dari tugasnya sebagai dayang. Memang tujuannya ingin membalaskan dendam pada Raja Edward, tetapi dia lelah berhadapan dengan Ratu Isabella. Dahulu, dengan mudah dia melawan sang ratu karena obsesi dan gairah mudanya timbul agar dapat merebut Raja Edward dari tangan ratu. Saat ini, yang dia inginkan adalah dapat bertahan hidup lebih lama.
"Anne, ada yang ingin aku tanyakan," bisik Laura.
"Ada apa, Bu? Tidak perlu berbisik seperti itu. Tidak ada Ayah di sekitar kita!" balas Anne.
"Para pelayan dapat mendengar perkataanku," cuap Laura masih dengan berbisik. "Apa kamu serius dengan perkataanmu tentang Duke Ashworth?" tanya Laura.
Anne mengerutkan keningnya heran dengan pertanyaan Laura. "Apa maksud, ibu?" Anne tidak menjawab pertanyaan Laura, dia malah membalas nya dengan sebuah pertanyaan.
Anne melihat para pelayan yang terlihat tertarik dengan pembicaraan mereka. "Ehm, kalian bisa meninggalkan kami berdua saja," titah Anne yang dituruti oleh para pelayan.
Anne cukup disegani oleh para pelayan karena merupakan nona tertua di Keluarga Bellard. Bahkan, rumor tentangnya yang menjadi orang ketiga di antara raja dan ratu tidak menyurutkan rasa hormat pada atasan mereka.
Ketika para pelayan sudah pergi, Anne dapat berbicara dengan bebas bersama ibunya. "Apa yang ibu khawatirkan?" tanya Anne.
"Ibu hanya khawatir mereka memberitahukan pembicaraan kita pada ayahmu," jawab Laura. "Ibu pikir kamu harus segera meminta Duke Ashworth untuk melamarmu. Ibu tahu dengan jelas ayahmu pasti akan melakukan segala cara agar kamu menjadi ratu," ungkap Laura.
"Aku tidak mungkin menjadi ratu, Bu. Kita lihat saja nanti!" ucap Anne dengan tenang.
"Jadi, kamu memang memiliki hubungan dengan Duke Ashworth?" tanya Laura penasaran.
"Belum, tapi aku pastikan dia akan segera melamarku. Baiklah, kalau begitu aku sudah selesai. Aku harus pergi ke istana karena bertugas hari ini." Anne berdiri kemudian mengecup pipi ibunya.
...***...
Anne bergegas menuju istana, hari ini dia akan menemani Ratu Isabella yang diundang ke pasta minum teh. Beberapa dayang sudah bersiap untuk ikut bersama Ratu Isabella, begitu pula dengan Anne.
Keadaan Ratu Isabella terlihat sedikit aneh, matanya membengkak seperti habis menangis. Kejadian kemarin ternyata berdampak begitu besar untuknya. Raja Edward jadi semakin menjauh dari sisi Ratu Isabella.
"Apa kamu senang, Anne?" tanya Ratu Isabella ketika Anne memberikan hormat pada ratu.
Anne menatap Ratu Isabella. "Apa maksud Anda?"
"Kamu senang hubunganku dengan Edward menjadi renggang bukan, jadi kamu bisa masuk ke dalam hubungan kami. Tidak perlu pura-pura menolak semua perhatian Edward. Aku mengetahui kalau suamiku tertarik padamu," ungkap Ratu Isabella.
"Apa belum jelas hal yang saya ungkapkan, Ratu? Aku tidak akan menjadi orang ketiga yang berada di antara kalian. Aku pastikan itu," ucap Anne.
"Sudah waktunya kita berangkat, Yang Mulia," potong Lady Fiona ketika melihat Ratu Isabella masih ingin mendebat Anne.
Ratu Isabella menghentikan keinginannya untuk terus mendebat Anne. Kini, Fiona lebih bersikap netral mengingat Ratu Isabella terlihat sangat cemburu bila melihat Anne berada di istana. Sikap Ratu Isabella yang seperti itu membuat simpati Fiona hilang pada sang ratu.
Mereka akan minum teh di kediaman Hester. Duchess Hester mengundang Ratu Isabella untuk menghadiri pesta minum teh. Fiona dan Anne hanya akan mendampingi ratu dan tidak mengikuti acara tersebut.
Ketika sampai di kediaman Hester, mereka mendengar beberapa bangsawan berbisik-bisik tentang Anne. Namun, Anne hanya menampilkan wajah datarnya tidak memperdulikan perkataan mereka. Saat kehidupan pertamanya dahulu, dia selalu menghindari perkumpulan para bangsawan yang biasanya selalu bergosip dan melakukan hal yang tidak begitu berguna.
Anne dan Fiona berdiri sedikit jauh dari Ratu Isabella yang telah duduk mengitari meja yang diadakan untuk perjamuan. Semua telah memberikan hormat pada Ratu Isabella yang disambut dengan baik olehnya.
"Selamat pagi, Yang Mulia. Aku lihat Anda pergi bersama Lady Anne. Haruskah dia tetap menjadi dayang pribadi Anda ditengah rumor yang beredar di masyarakat?" tanya Countess Caleste —Ibu Julia Caleste— yang hadir pada pesta minum teh ini.
Rahang Anne mengeras, dia dapat mendengar setiap perkataan Countess Caleste. Jangan dikira dia tidak mengetahui rencananya untuk memasukkan Julia ke dalam istana. Akan tetapi, Anne diam melihat reaksi Ratu Isabella.
"Rumor apa yang ada maksudkan, Countess Caleste?" sahut Ratu Isabella dingin. "Dayang pribadiku telah diseleksi dengan ketat oleh pihak istana. Tentu Lady Anne merupakan gadis yang cocok untuk menjadi dayangku," lanjut sang ratu dengan menatap datar Countess Caleste.
Countess Caleste menjadi canggung karena telah menyinggung perasaan ratu. "Maafkan saya, Yang Mulia. Saya hanya berpendapat bahwa sebaiknya Anda memberhentikan Anne sebagai dayang pribadi Anda agar rumor tersebut tidak menjadi nyata. Kita tidak mengetahui dalamnya hati seseorang, mungkin Anda dapat memilih gadis muda lain untung mendampingi Anda," ungkap Countess Caleste.
Anne menyunggingkan senyumnya. Countess Caleste seakan sangat terobsesi menjadikan anaknya sebagai dayang istana.
"Jangan ikut campur tentang urusan istana, Countess. Hal itu tidak patut kita bicarakan di acara ini," sahut Ratu Isabella.
"Maafkan saya, Yang Mulia," sesal Countess Caleste. Dia kesal karena tidak dapat memengaruhi pikiran Ratu Isabella.
Acara perjamuan teh berlangsung dengan lancar tanpa ada yang membahas tentang hubungan Anne Bellard dan Raja Edward. Selesai, acara tersebut Ratu Isabella menatap tajam Anne.
"Semua karenamu, hentikan hubunganmu dengan Edward atau aku akan memberhentikanmu dari tugas menjadi dayang istana," ancam Ratu Isabella.
...🌺🌺🌺...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
!M@m@#
lanjutkan thor,aku suka ceritanya/Determined//Determined/
2024-01-13
0