Kehamilan Ratu Anne

Beberapa minggu telah berlalu, Ratu Anne akhirnya dapat pulih kembali. Dia meminta agar Raja Edward mengganti beberapa dayang yang kemungkinan masih berpihak pada Ratu Isabella. Permintaan itu dikabulkan oleh Raja Edward dengan mudah.

Ratu Anne menjadi semakin waspada, dia tidak ingin lengah seperti kemarin. Marry Parker ternyata bersembunyi dan pindah ke kerajaan lain, sehingga dia tidak mendapatkan hukuman yang pantas.

Hari ini, Ratu Anne merasa sangat pusing dan mual. Dia memberitahukan pada pelayan untuk menyajikan sarapannya di kamarnya. Ratu Anne yang merasa sangat lapar segera memakan makanannya. Dia merasakan sesuatu yang berbeda pada makannya. Lalu, memuntahkan makanannya.

"Apa yang kalian suguhkan padaku?" tanya Ratu Anne pada beberapa pelayan yang menyajikan makanan pada Sang Ratu.

Anne memuntahkan makanannya, dia merasa sangat mual dan ingin pingsan. Ditatapnya pada pelayan, dengan kekuatan yang masih dia miliki. "Cepat panggilkan tabib! Apa sebenarnya yang kalian tunggu?" ucap Anne memandangi wajah para pelayan satu persatu.

"Yang kami tunggu? Kau tahu yang kami tunggu adalah kematianmu!" ujar salah satu pelayan dengan sinis.

Ratu Anne segera membelalakkan matanya, dia berdiri dan ingin pergi meninggalkan para pelayan yang malah menertawakannya. "Kau tahu Yang Mulia. Kami sangat tidak menginginkanmu menjadi seorang Ratu! Kamu hanyalah seorang perebut. Yang sepantasnya menjadi ratu hanyalah Ratu Isabella, kamu akan segera pergi meninggalkan dunia ini!" ungkap pelayan yang mempunyai tahi lalat di bibirnya.

Dengan sekuat tenaga, Ratu Anne mencoba berdiri dan keluar dari kamar tidurnya. Dia terus berlari menuju istana utama, sampai akhirnya bertemu dengan seseorang yang dia ketahui sebagai Duke Ashworth. "Tuan Duke! Tolong saya, para pelayan ingin membunuh saya. Saya mohon," pinta Ratu Anne sambil memegang lengan Sang Duke.

Terdapat beberapa orang yang mengikuti Duke Ashworth hanya terdiam melihat hal tersebut. Ratu Anne berpenampilan acak-acakan dan meminta pertolongan. "Tenanglah, Ratu. Katakan dengan tenang hal yang terjadi padaku," ucap Duke Ashworth.

"Aku ... Tolong aku!" pinta Ratu Anne yang sudah memucat. Pandangan matanya melemah hingga membuatnya limbung.

"Yang Mulia!" teriak Duke Ashworth dengan panik. Di belakang Ratu Anne terdapat beberapa pelayan yang mengikuti Ratu. Duke Ashworth memberikan perintah untuk menahan para pelayan Ratu. "Tahan mereka semua! Jangan biarkan mereka lolos!" perintah Duke Ashworth dengan lantang.

***

Ratu Anne masih tidak sadarkan diri ditemani oleh Raja Edward. Kejadian yang menimpa Ratu Anne, membuat Raja Edward murka dan mengurung para pelayan yang berniat mencelakai Ratu Anne.

"Tolong! Bangunlah, Sayang. Jangan tinggalkan aku! Aku ingin kamu mengandung dan melahirkan anak kita dengan selamat! Bangunlah, Sayang!" Raja Edward terus menggenggam tangan Ratu Anne dengan erat.

Saat mengetahui hal yang menimpa Ratu Anne, Raja Edward memanggil tabib istana. Raja Edward menunggu dengan cemas hasil pemeriksaan. Tabib yang memeriksa Ratu Anne terkejut mengetahui satu hal.

"Bagaimana keadaan, Ratu Anne?"tanya Raja Edward pada tabib, pria itu cemas saat melihat tabib terlihat sangat khawatir dan cemas akan suatu hal.

"Maaf, Yang Mulia! Hamba harus mengatakan ini, Ratu Anne sedang mengandung keturunan Kerajaan Evrist, tetapi kondisinya cukup lemah. Saya akan berusaha sebaik mungkin untuk menyelamatkan Ratu dan janin yang ada dalam kandungannya." jawab Raja Edward.

Hati Raja Edward langsung dilanda oleh kegelisahan dan kekhawatiran yang mendalam dengan kondisi Ratu Anne. Dia tidak tahu kalau istrinya sedang hamil dan hampir dibunuh para pelayannya sendiri. Kesal dengan semua yang terjadi, dia memerintahkan untuk memenggal semua pelayan yang membuat Ratu Anne terluka.

"Hukum penggal semua orang yang terlibat dalam kejadian ini. Aku tidak ingin memelihara seseorang yang dapat menggigit majikannya sendiri!" perintah Raja Edward.

Perintah tersebut segera dilaksanakan, Raja Edward tidak lagi membiarkan seseorang menyakiti istrinya. Sang Raja merasa tidak dapat melindungi Ratu Anne bahkan di istananya sendiri. Kejadian ini adalah sebuah pelajaran bagi Raja Edward untuk selalu waspada pada semua orang bahkan dengan pelayan mereka sendiri.

"Kamu harus melakukan apa pun untuk menyelamatkan Ratu Anne dan calon bayinya. Aku tidak akan bisa memaafkan diriku sendiri bila mereka tidak selamat!" seru Raja Edward pada sang tabib.

"Baik, Yang Mulia. Hamba akan berusaha sebaik mungkin untuk menyelamatkan Ratu Anne dan calon penerus Kerajaan Evrist." ucap tabib istana yang masih terus memantau keadaan Ratu Anne.

Sementara itu, di bagian istana lain ada seorang wanita yang tersenyum senang. Dia adalah dalang dari semua kejadian yang menimpa Anne. Namun, kesenangan itu tertunda ketika mendengar berita tentang Ratu Anne yang sedang mengandung.

"Apa? Ratu Anne ternyata sedang mengandung?" tanya Putri Rosette pada mata-mata yang dikirimkan ke kediaman Ratu Anne.

"Benar, Yang Mulia Putri. Ratu Anne sedang mengandung keturunan Raja Edward. Haruskah kita menghentikan semuanya? Bagaimana pun juga yang berada dalam kandungan Ratu Anne adalah keponakanmu dan keturunan Raja," jawab bawahan Putri Rosette yang sedikit khawatir tindakan atasannya ini akan berdampak padanya suatu hari nanti.

"Sial! Bagaimana bisa dia mengandung keponakanku? Aku tidak terima perempuan sepertinya menjadi ibu dari para keponakanku. Bahkan, Ratu Isabella tidak bisa mengandung keturunan Raja. Apa yang dimiliki oleh Ratu Anne sehingga dia selalu mendapatkan keberuntungan ini?" umpat Putri Rosette.

Putri Rosette mempunyai alasan tersendiri tidak menyukai Ratu Anne. Dia mempunyai trauma mendalam pada orang ketiga. Raja terdahulu yang merupakan ayahnya mempunyai banyak selir yang membuat dirinya harus bertahan hidup di istana dengan segala intriknya.

Raja Edward yang merupakan kakak kandungnya berhasil menduduki tahta dengan membunuh semua saudaranya. Oleh karena itu, dia tidak menyukai saat Raja Edward berpaling pada Ratu Anne. Baginya, Ratu Anne adalah perebut kebahagiaan wanita lain.

Putri Rosette menginginkan Raja Edward menikah dengan wanita yang lembut dan tenang agar dapat fokus memerintah Kerajaan Evrist dengan baik. Bukan dengan Anne yang dapat membuat semua orang tertarik padanya.

Pikiran Putri Rosette terus membayangkan cara untuk menyingkirkan Ratu Anne dari hidup Raja Edward. Dia benar-benar tidak ingin Ratu Anne terus hidup dan menguasai hati kakaknya. Putri Rosette akhirnya tersenyum setelah mengetahui cara untuk menyingkirkan Ratu Anne.

"Aku akan memastikan kamu kehilangan janin yang ada dalam kandunganmu, Ratu Anne!" gumam Putri Rosette sambil menatap ke arah kediaman Ratu Anne.

***

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!