Pesta pernikahan yang disiapkan telah siap digelar. Para bangsawan berdatangan untuk merayakan kehamilan Ratu Anne. Bermacam-macam minuman dan makanan yang terlihat lezat tersedia di depan Ratu Anne. Namun, dia enggan untuk memakannya. Dirinya masih trauma dengan kejadian tempo lalu yang membuat dia hampir kehilangan janinnya.
"Kamu tidak memakan apa pun?" tanya Raja Edward pada istrinya. Dia memperhatikan gelagat Ratu Anne yang terlihat menegukkan ludahnya sendiri melihat berbagai makanan tersedia di depannya.
"Tidak, Yang Mulia! Aku tidak ingin memakan apa pun," jawab Ratu Anne yang menggigit bibirnya.
Raja Edward menggelengkan kepalanya, kekhawatiran istrinya terhadap sesuatu yang berhubungan dengan hal yang dikonsumsinya sedikit berlebihan. Namun, Raja Edward dapat memahami hal tersebut.
Tiba-tiba tangan Ratu Anne tergerak memakan sebuah hidangan di depannya. Terdapat sebuah roti yang sangat menggugah seleranya. Dia selalu merasakan hal itu ketika sedang hamil. Ratu Anne memotong roti itu dengan tangannya, ketika hendak sampai di mulutnya, dia menciumnya terlebih dahulu.
"Sweet heart, semua makanan yang terhidang di depanmu sudah dicicipi sebelumnya dan semuanya aman. Tidak ada racun yang terkandung dalam makanan yang tersaji di meja ini," Raja Edward mengatakannya, kemudian memakan roti yang tersaji di depannya.
Lama-lama, Raja Edward sangat kesal karena perilaku Ratu Anne yang terlampau hati-hari. Dia mewajarkan Ratu Anne yang waspada, tetapi bila hal tersebut mengganggu kehidupan mereka, dia tidak menyukainya.
Ratu Anne terdiam dan memakan roti tersebut dengan pelan. Apakah aku sudah keterlaluan? Aku harus hati-hati dan menjaga kehamilanku dengan baik. Aku tidak ingin berakhir seperti Ratu Isabella, batin Ratu Anne.
Putri Rosette tersenyum mendengar nada suara kakaknya yang tampak tegas pada Ratu Anne. Dia berharap hubungan keduanya terus memburuk sehingga dengan mudah dia dapat menjalankan rencananya.
"Yang Mulia, aku lihat sedari tadi Anda belum minum," ucap Putri Rosette sambil menyunggingkan senyumnya yang khas.
Ratu Anne tersenyum dan mengambil cangkir yang berada di depannya. Cangkir yang diukir dengan bunga berwarna merah muda tersebut terlihat cantik, Ratu Anne menyeruput sedikit teh tersebut.
Tiba-tiba, Ratu Anne tersedak dan mengeluarkan darah. Setelah itu, tubuhnya lunglai tidak berdaya, Raja Edward dengan cepat menangkap tubuh Ratu Anne yang tidak sadarkan diri. Raja Edward terlihat sangat panik dan berteriak pada semua tamu pesta. Dia sangat khawatir dengan keadaan Ratu Anne.
"Cepat! Panggilkan tabib! Ratu membutuhkan tabib sekarang juga!" teriak Raja Edward pada semua orang yang berada dalam ruangan.
Raja Edward lalu menggendong Ratu Anne menuju kamarnya, beberapa pelayan mengikuti Raja Edward. Ratu Anne terlihat begitu pucat, selain itu terdapat darah yang menembus berasal dari gaun indahnya.
"Maafkan aku, Sayang. Aku seharusnya menjagamu dengan baik. Aku tidak menyangka ada orang yang meracuni dirimu bahkan di depan batang hidungku sendiri.
Setelah beberapa lama, tabib segera datang dan memeriksa keadaan Ratu Anne. Hampir sama dengan kejadian yang lampau, tabib tersebut menggelengkan kepalanya. Tabib istana menyayangkan kejadian yang menimpa Ratu Anne.
"Bagaimana keadaan Ratu Anne dan janin yang ada dalam kandungannya?" tanya Raja Edward dengan penuh kekhawatiran.
Tabib ragu untuk mengabarkan duka yang akan menyelimuti Kerajaan Evrist. Namun, apa boleh buat dia harus mengatakan hal tersebut pada Raja Edward.
"Mohon maaf, Yang Mulia. Ampuni hamba! Keadaan Ratu Anne sedang kritis. Saya akan berusaha untuk menyelamatkannya. Akan tetapi, haman meminta maaf kembali karena tidak dapat menyelamatkan janin yang ada dalam kandungan Ratu Anne," ucap tabib istana dengan wajah ketakutan.
"Apa maksudmu?" tanya Raja Edward dengan menatap tabib lewat pandangannya yang tajam.
"Maaf, Yang Mulia, Kami tidak dapat menyelamatkan penerus Kerajaan Evrist. Ratu Anne keguguran karena terdapat racun yang menyerang tubuh Ratu Anne dan menyebabkan dirinya kehilangan banyak darah. Hal ini, bahkan masih mengancam nyawa Ratu Anne karena beliau belum melewati masa kritisnya," jawab tabib dengan sedikit takut. Dia harus menjelaskan keadaan Ratu Anne dengan rinci pada Raja Edward karena Sang Raja terlihat sangat terpukul dengan hal yang terjadi di depannya.
"Apa yang kamu bicarakan? Tidak! Anne tidak keguguran! Semua makanan dan minuman yang tersaji telah dicicipi terlebih dahulu. Bagaimana bisa Anne terkena racun!" teriak Raja Edward yang hampir kehilangan kendalinya.
Dia ingin sekali menebas leher tabib yang berada di depannya karena telah lancang mengatakan Anne keguguran, dia sangat kesal dengan semua perkataan tabib itu. "Kamu berbohong, bukan? Anne baik-baik saja! Anakku juga baik-baik saja. Pewaris Kerajaan Evrist akan lahir beberapa bulan lagi!" racau Raja Edward dengan suara yang bergetar.
"Kali ini kalian harus menemukan dalang dari orang yang memberikan Ratu Anne racun! Segera lakukan penyelidikan! Aku ingin segera laporan pelaku perbuatan ini!" perintah Raja Edward yang dianguki oleh beberapa orang.
...🥀🥀🥀...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments