Hati Zea seakan retak setelah mendengar fakta dari papanya. Bisa-bisanya dunia tidak adil kepada dirinya?
Menerima kenyataan itu bukan hal yang mudah .
I thought this was a game but it turns out ,this is reality .
"Zea tetap anak bunda sama papa " ucap Alina lalu memeluk Zea dengan erat bahkan sangat erat layaknya manusia yang tidak mau kehilangan. Zea menangis, rasanya hancur berkeping-keping kenapa dia baru tahu saat ini tidak sejak dulu?
"Hikss papa sama bunda kenapa baru ngomong sekarang hikss?" tanya Zea yang masih menangis.
"Bunda takut kalau kamu nggak menganggap kami ini orang tua kamu" jawab Alina mengelus puncak kepala Zea , lalu di susul dengan pelukan dari Devan.
Flashback on
Malam ini begitu dingin disertai dengan derasnya air hujan yang turun dan petir yang menggelegar.
Jalanan sangat sepi , hanya ada beberapa kendaraan beroda empat yang malaju kencang. Salah satunya adalah Artha , membawa istrinya yang sedang pingsan karena penyakit jantung.
Mereka meninggalkan putri satu-satunya di rumah bersama dengan baby sitter nya.
Artha tidak tahu sedari kapan Aiza istrinya tergeletak di lantai dan tidak ada satupun dari para pembantunya yang mengetahui kalau Aiza pingsan.
Artha langsung bergegas membawanya ke rumah sakit walaupun cuaca di luar tidak memungkinkan.
Artha menitipkan putrinya kepada baby sitter nya.
Putrinya adalah Zea pada saat itu Zea berumur 9 bulan dan pada saat kejadian itu Zea sedang tertidur.
Artha mempercepat laju mobilnya , dia sangat panik dengan keadaan istrinya sekarang. Terlalu tidak peduli dengan keadaan luar sekarang, yang ia pikirkan hanya istrinya. Ia benar-benar menginjak pedal gas nya dengan kencang sehingga full gas.
Saat melewati pertigaan jalan tiba-tiba ada sebuah truk yang mengangkut bebatuan menabrak mobil Artha dengan posisi truk tersebut juga dalam keadaan cepat laju.
Tidak ada kendaraan lain pada saat itu.
Mobil Artha terpental jauh sampai ke perbatasan jalan .Mobil Artha rusak bahkan hampir hancur tertabrak truk diduga rem blong tersebut. Tubuh Artha terjepit kursi dan setir mobil , mulutnya mengeluarkan banyak darah . Kepalanya terkena pecahan-pecahan kaca . Dia langsung tidak sadar . Sedangkan Aiza , Kepalanya hancur isi kepala nyaris keluar dari tulang kepala karena posisinya di baringkan menghadap arah datangnya truk tersebut.
Pengemudi truk tersebut diduga sedang mabuk sehingga tidak sadar dirinya menginjak pedal gas bukan rem dan di duga truk tersebut blong.
Korban di evakuasi setelah ada beberapa yang melihatnya lalu melapor kepada pihak yang berwajib.
Artha dan Aiza dinyatakan tewas di tempat kejadian.
Jenazah Artha dan Aiza di bawa ke rumah sakit untuk diserahkan kepada keluarganya.
Devan adalah adik dari Artha , orang tua mereka meninggal sebelum mereka sukses.
Pada saat itu kebetulan Devan dan Alina belum tertidur pulas sehingga dapat mendengar telepon dari rumah sakit .
Setelah mendengar berita tersebut Devan dan Alina langsung pergi ke rumah sakit untuk melihat kakaknya untuk terakhir kalinya sebelum di kuburkan.
Setelah menguburkan jenazah kakaknya dan kakak iparnya , Devan dan Alina memutuskan untuk mengadopsi Zea . Devan sekarang juga mengelola bisnis Artha dan Aiza.
Flashback off
"Saat itu bunda sedang mencoba menerima kenyataan kalau bunda nggak bakal punya anak dan bunda pengen kamu Zea " lanjutnya.
"Zea masih menganggap kita papa sama bunda kamu kan?" Tanya Devan .
Zea hanya mengangguk lalu membalas pelukan dari keduanya. Walaupun sedikit kecewa kenapa tidak di beri tahu saja dari awal.
Tiba-tiba seperti ini berkesan seperti ingin mengusirnya .
Zea bersyukur jika saat itu tidak ada bunda Alina entah apa yang akan terjadi. Mungkin Zea akan tumbuh tanpa kasih sayang dari orang tua dia akan sangat kesepian .
Setidaknya sekarang dia sudah tahu tentang kenyataannya.
"Makasih bunda papa" ucap Zea .
"Udah jangan nangis lagi ya putri papa harus kelihatan cantiknya , kalau nangis gini cantiknya hilang" ujar Devan mengecup puncak kepala Zea.
"Sekarang bunda suapi kamu ya " ucap Alina lalu mengambil nampan yang berisi piring dan segelas air mineral.
"Papa ke bawah gih " ucap Alina memerintahkan Devan agar turun kebawah . Tidak patut jika tuan rumahnya tidak ada yang terlihat .
Devan menuruti Alina. Dia turun yang akan dia cari sekarang adalah Elvin . Elvin sedang duduk bersama Gio dan beberapa keluarga lainnya. Lalu Devan menghampiri Elvin dan Gio.
" Akhirnya kita besanan" ucap Gio senang setelah melihat Devan.
" Haha iya pak " jawab Devan.
"Boleh saya pinjam Elvin sebentar" lanjutnya.
" Aah boleh pak kenapa tidak , sekarang Elvin juga menantumu berarti juga anakmu haha" ucap Gio berbicara seperti bapak-bapak pada umumnya.
"Benar"
"El ,kamu ikut pak Devan sepertinya dia akan membicarakan sesuatu dengan mu " ucap Gio pada Elvin . Elvin hanya mengangguk.
Elvin mengikuti Devan sampai di taman samping rumah.
" Ada apa pa?" Tanya Elvin.
" Saya titip Zea ke kamu , kamu jaga baik-baik , kamu bimbing ya ." Ucap Devan pada Elvin.
" Siap pa , Elvin janji akan menjaga Zea baik-baik dan bimbing Zea " jawab Elvin yakin seyakin-yakinnya.
"Terimakasih Vin "
"Kalau Zea bandel jangan di bentak ya , nasehatin aja kalau nggak nurut marahin aja jangan sampai kamu bentak Zea" lanjutnya.
"Iya pa , apakah boleh Elvin bertanya?"
Devan hanya mengangguk.
" Apakah benar Zea bukan anak..." Elvin menggantung kata-katanya.
"Iya , Zea anak dari kakak saya "
"Zea baru mengetahui kenyataan tadi"
"Jadi kamu bisa paham kan?"
"Paham pa "jawab Elvin.
" Ahh sudahlah , nanti coba temui Zea di kamar " ucap Devan.
"Iya pa"
Devan memeluk Elvin. Lalu berucap " Jaga janjimu "
Elvin tersenyum lalu membalas pelukan dari ayah mertuanya.
Elvin akan segera menemui Zea setelah ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments