reality

Pagi ini sekitar pukul 04.58 pagi Zea sudah terbangun dari tidurnya setelah tadi malam dia menangis di pelukan papanya. Setelah itu Zea tidak mengingat lagi, sepertinya dia langsung tertidur setelah berpelukan dengan papanya.

Zea bangun pagi sekali untuk persiapan-persiapannya. Dengan mata yang sedikit sembab karena acara menangisnya tadi malam . Dia disuruh mandi oleh bundanya agar terlihat segar. Zea melaksanakan perintah ibundanya itu dengan segenap haru bahkan jiwa dan raganya walaupun sebenarnya dia merasa sangat mengantuk dan kedinginan.

Sementara di rumah Gio .

Elvin sudah menyiapkan pakaiannya sendiri untuk di pakai nanti . Sekarang dia akan mandi .

Gio juga sibuk dengan persiapan-persiapannya , dia sangat sibuk dia tidak mempunyai teman hidup lagi . Dia juga ingin menikah lagi sebenarnya tapi dia akan berfikir-fikir lagi.

Jika dilihat dari tampang Gio ini terlihat masih muda seperti 27-an padahal umurnya sekarang 44 sedangkan umur Elvin 24. Tidak apa bukan jika dirinya menikah lagi?

Sekarang putranya akan menikah,putra satu-satunya yang belum lama ia temui. Gio yakin Melvin pasti bisa menjadi kepala keluarga yang baik, bertanggung jawab dan mandiri karena dari kecil dia sudah dididik dengan baik oleh pengurus panti. Sungguh Gio kecewa pada dirinya sendiri.

Pembantu di rumah ini juga disibukkan dengan perintah dari bossnya seperti mengelap mobil lalu memasukkan barang-barang yang akan di bawa ke gedung pernikahan ,dan barang-barang Elvin yang sudah di kemas . Selesai acara nanti Elvin dan Zea akan istirahat terlebih dahulu lalu akan langsung pindah saja .

Elvin sudah selesai dengan acara pemandiannya dia sudah mengenakan jas berwarna hitam dan dengan dalaman berwarna putih plus celananya. Gio juga sama , mereka sarapan terlebih dahulu sebelum keberangkatan.

Lalu merekapun berangkat dengan mobil inti yang di tumpangi oleh Gio dan Elvin di depan . Lalu di tengah yaitu mobil mahar berupa Lamborghini Aventador . Dan di belakang mobil mahar ada sebuah mobil lagi untuk barang-barang.

Sekarang pukul 07.10 Zea sudah siap dengan gaun pernikahannya dan dengan polesan make up yang memenuhi seluruh wajahnya membuat dirinya merasa aneh karena dia tidak pernah memoles make up seluruh wajahnya. Zea terlihat cantik natural walaupun memakai make up. Ke-bar-barannya sedikit tertutupi oleh gaunnya yang terlihat estetik setelah dipakai dan membuat Zea terlihat lebih anggunly .

Alina dan Devan juga sudah siap . Sekarang tinggal hanya menunggu Zea turun .

"Gue aaaa tai " Zea tidak bisa berkata-kata dia ingin menghilang saja sekarang.

Zea turun , sebelum turun tepat di tangga ada 3 orang pembantu rumahnya membawa beberapa kardus dan koper. Zea hanya melihatnya saja sambil turun satu persatu dari tangga yang membuatnya merasa gerah.

"Anak bundaaa" ucap Alina terharu sekaligus tak percaya bahwa manusia didepannya ini adalah anaknya.

Dia memeluknya.

"Bundaa berat banget bundaa gaunnya" ucap Zea mengeluh, bukannya membalas pelukan dari bundanya itu.

"Makanya jangan males-males jadi kamu nggak bakal ngerasain itu berat " jawab Alina yang masih memandangi wajah Zea yang sekarang begitu cantik tidak terkenali nyaris berbeda sekali dengan Zea original.

Hehe , Zea hanya bisa cengengesan mendengar penuturan dari bundanya. Itu memang benar.

"Kamu ini ada-ada saja , ayo berangkat Elvin sudah di sana" ujar Devan.

Mereka berangkat ke gedung tujuan . Setelah mendengar perintah dari papanya Zea sekarang sedang sibuk berfikir bagaimana nantinya . Semoga saja acara ini benar-benar di private dia tidak ingin ada seseorang di sekolahnya yang tahu kalau dia akan menikah.

"Bunda , acaranya di private kan ? " Tanya Zea kepada Alina yang duduk di sampingnya.

"Iya Zea tenang aja "

Hanya membutuhkan waktu beberapa menit mereka akhirnya sampai .

Di dekorasi dengan cukup mewah .

Cukup banyak orang yang sudah datang. Terutama rekan kerja Elvin , masing-masing membawa istri dan ada beberapa dari mereka yang sudah di karuniai anak.

Kedatangan Zea membuat orang disekitarnya menatapnya tanpa berpaling sedikitpun . Melihat Zea yang sangat cantik sungguh cantik bak dewi Yunani apalagi Elvin sekarang dia sampai membuka mulutnya menganga melihat calon istrinya yang cantik rupawan. Sangat-sangat tidak menyesal ia memilih Zea sebagai pendamping hidup.

Apalagi Marsel yang berada di samping Elvin saat itu."Vin buat gue aja ya ?" ucap Marsel dan di jawab tatapan tajam dari Elvin."Oke-oke dinyatakan seratus persen sahabat gue normal kembali " ujar Marsel sembari bertepuk tangan.

"Bacot" ucap Elvin di telinga Marsel."Astaga" ucap Marsel shok menutup mulutnya yang menganga karena kata-kata yang Elvin keluarkan dari mulutnya.

Berabe ini kalau udah punya bini lagi , tambah galak anying.

Setelah itu acara di mulai .

Mulai dari pembukaan , pembacaan doa agar acara berjalan dengan lancar , lalu akad .

Dug-dug-ser

Itu yang sedang di rasakan oleh Zea .

Tangannya gemetar berkeringat dingin .

Saat ini Elvin akan mengucapkan kabulnya.

"Saya terima nikah dan kawinnya Zea Genevieve Calliope binti Devan Elgrafi dengan maskawin berupa emas 500 gram , mobil Lamborghini Aventador , 1 apartemen, 1 villa pribadi dan rumah di bayar tunai" ucap Elvin lancar tanpa ada halangan suatu apapun dalam satu tarikan nafas .

"Para saksi sah?" ucap penghulu.

SAHH jawab semua orang yang sedang menyaksikan pernikahan Elvin dan Zea.

"Alhamdulillah"

Suara riuh tepuk tangan memenuhi gedung ini.

Elvin dan Zea menyalami tamu-tamu undangan , yang Zea kenali tidak ada . Hampir semua tamu undangan kebanyakan adalah rekan kerja ayahnya , pak Gio , Elvin dan beberapa sahabat ibunya .

Zea hanya pasrah berdiri didepan sangat lama sampai tungkainya merasa sangat sakit karena memakai high heels ditambah dengan gaun yang menurutnya sangat berat .

Sebelum kepulangan para tamu diadakan acara makan-makan terlebih dahulu lalu mereka pulang.

Sekarang pukul 3 sore . Keluarga Elvin pulang ke rumah Zea untuk acara pengantaran pengantin baru ke rumah barunya , walaupun mereka hanya mengantarnya sampai di rumah orang tua Zea lalu Elvin sendiri yang akan membawa Zea ke rumah baru mereka.

Rumah Devan saat ini cukup ramai .

Beberapa orang sudah mengemasi barang-barang milik Zea. Zea sekarang berada di kamar yang sekarang entah kemana isinya. Hanya ada lemari, meja dan ranjang . Barang-barang lain tidak ada.

Zea merebahkan tubuhnya di kasur empuknya . Sangat lelah berdiri sampai kakinya merah.

" Bisa-bisanya gue langsung di usir"

"Gue cape anjay , mana lagi buku novel gue "

"Boleh nggak sih nangis?"

"Boleh lah anjir gila kali lo nanya boleh nggak , lo mau stress Zee? " Ujarnya bermonolog sendiri.

Alina dan Devan memasuki kamar Zea.

" Zea" panggil Alina.

"Iya bunda" jawab Zea masih sambil rebahan.

Alina membawa baju ganti untuk Zea , sedangkan Devan membawa makanan untuk Zea.

Zea bangun lalu duduk di pinggir ranjang.

" Zea , papa sama bunda mau bicara dulu sama kamu" ucap Devan mendekati Zea lalu duduk di sampingnya.

"Iya pa ada apa?" Tanya Zea.

" Kamu mending ganti dulu gih , ini bajunya " ucap Alina lalu menyerahkan baju ganti untuk Zea pakai.

" Oke bunda" ucap Zea patuh menerima bajunya lalu memasuki kamar mandi.

" Jangan pa kasihan Zea kalau tau" ucap Alina , dia tidak mau kalau Zea tahu kenyataannya."Jangan gimana bunda? Zea berhak tau , Zea sekarang sudah dewasa "jawab Devan berbeda pendapat dengan Alina.Mereka terdiam sebentar , bergelut dengan pikiran masing-masing.

"Bunda cuma nggak mau kalau nanti Zea tau kalau Zea itu bukan anak kita terus Zea nggak menganggap kita papa sama bundanya lagi" ucap Alina.

"A-apa?" ucap Zea terbata-bata .

Zea sudah keluar dari kamar mandi .

"Zea?" Ucap Alina panik.

"Bunda papa?"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!