Elvin menuju kekamar Zea .Dia sebenarnya ragu untuk bertemu lalu bertanya kepada Zea . Tapi dia juga ingin bertanya . Dia harus mengalahkan 99.9% gengsinya untuk bertanya untuk tahu jawabannya.
tok tok
Elvin mengetok dua kali pintu kamar Zea lalu berdiri tegak mengatur nafasnya yang sedikit tidak beraturan mungkin karena akan bertemu dengan Zea , seperti awal mereka bertemu di cafe.
Zea menuju kenop pintu kamar yang terkunci lalu membuka kunci itu . Dia pikir yang mengetuk pintu itu bunda atau ayahnya jadi dia hanya membuka pintunya. Sedangkan yang berada di depan pintu hanya mendengar suara kunci besi yang bergesekan dengan cylinder dan berharap pintu itu terbuka untuknya.
"masuk aja bundaa"suara Zea dari dalam.
Walaupun Melvin bukan bundanya Zea tetapi Zea sudah mempersilahkan masuk Elvin akan tetap masuk.
"Zea"panggil Melvin dengan kedua tangan berada di saku masing-masing .
"Heh! Lo? Ngapain? Mau macem-macem? "
"Gue sepak biji lo!?" Ujar Zea setelah tau siapa yang datang ke kamarnya sambil melepaskan headsetnya.
"kenapa kamu tadi pergi ke sekolah?"
"apalagi malam-malam?"
"dan kamu tahu kan kemarin malam ada kejadian apa?"tanya Elvin dengan kedua tangan masih berada di posisi yang sama.
"kok lo tau?" Tanya Zea heran.
Woe dia cenayang kah?...
"Tidak usah basa-basi,saya yang bertanya"
"Suka-suka gue dong !"jawab Zea sedikit emosi karenanya.
"Urusan gue!" Lanjutnya tambah emosi. Mungkin karena hormon, apalagi Zea belum mens bulan ini. Untungnya Alina tidak mendengar perbincangan Zea dan Melvin.
"Mulai sekarang kalau kamu mau keluar izin sama saya dulu!" setelah Elvin mengatakan itu dia berbalik badan dan bersiap menuju ke bawah untuk pulang . Susah sekali berbicara dengan Zea ,Zea ini tipikal orang yang gampang emosi , atau mungkin dia sedang PMS pikirnya.
"siapa lo nyuruh-nyuruh gue?"
"CA-LON SU-A-MI" Elvin menegaskan kata-kata itu tanpa berbalik badan lalu segera pergi.
Sebenarnya jika Zea tidak izin pun dia akan tahu Zea berada dimana dengan siapa dan melakukan kegiatan apa . Dia ingin tahu Zea akan jujur atau tidak.
Apakah Zea akan patuh atau tidak kepadanya, dia juga ingin menjaganya karena dia sudah berjanji kepada papanya untuk menjaganya seumur hidupnya. Walaupun belum memulai hubungan.
"Heran gue sama orang gitu ,ya Tuhan kayaknya gue salah milih pilihan deh anjir" Ujar Zea bermonolog sendiri.
Setelah kepergian Elvin dari kamar Zea langsung mengunci kembali pintunya. Lalu dia kembali ke sofa dan mengecek hpnya.
Baru saja manusia itu pergi dia sudah mengirim pesan.

Zea ingin tertawa lepas di akhir setelah dia menjawabnya , sepertinya dia akan kalah jika beradu mulut secara langsung.
Melvin POV
Sebenarnya aku bisa saja menggunakan bahasa non formal ,tapi aku sudah terbiasa berbicara seperti itu kepada klien dan membuatnya menjadi kebiasaan dan lama-kelamaan itu tidak bisa dilupakan dan di lepas begitu saja.
Mungkin aku akan sedikit mengubah bahasa ku.
Bagaimana papa Devan dan bunda Alina bersabar mendapati anaknya yang semacam itu. Aku harus sabar dan aku akan mencoba mengubahnya nanti . Menurut ku dia masih terlalu kekanak-kanakan , atau mungkin aku yang lebih tua membuat aku merasa dia itu seperti anak kecil .
Sekarang aku akan mandi walaupun sudah malam ,ini sudah menjadi kebiasaanku . Sakit adalah hal yang wajar karena tidak semua orang itu kuat. Bahkan mental seseorang akan terguncang jika fisiknya sedang merasa lemah ataupun sakit. Beberapa orang merasakan itu. Dan aku pernah merasakannya ditambah lagi orang yang dicintai ternyata...
Besok aku akan kerumahnya lagi untuk fighting baju pernikahan kami , bunda Alina mengatakan jika Zea itu tidak menyukai tempat yang ramai dan dia tidak suka bersosialisasi jadi wajar dia hanya memiliki beberapa teman di sekolah .
Menurut Zea bersosialisasi itu hanya akan membuang-buang tenaga dan waktu saja , walaupun dia sudah memasang wajah ramah dengan senyum eloknya dia tidak akan disapa terlebih dahulu sebelum dia menyapa orang lain ,ada kejadian yang membuat Zea tidak ingin menyapa orang yang tidak dikenalnya. Jadi waktu itu Zea berada di mall dia menaiki lift dan didalam sana ada seseorang mungkin lebih tua 1-2 tahun darinya untuk menghormatinya Zea tersenyum tapi malah di abaikan saja ,itu membuat Zea tidak ingin menyapa orang yang tidak dikenalnya itu.Bunda Alina yang bercerita itu padaku.
Melvin POV END
Sepertinya secangkir kopi tidak mempan bagi Zea , itu tetap membuatnya mengantuk.
Zea sudah mulai mengantuk tapi dia sedang memikirkan Rere , setelah dia mengabari kejadian malam itu dan Zea menjawabnya sampai sekarang Rere tidak menjawab apapun bahkan masih centang satu.
"ini orang kenapa ?"tanya Zea sendiri dan langsung terlelap kedalam mimpinya. Zea masih berada di atas sofa dia tidak sempat pindah dia sangat mengantuk.
Karena terlalu sibuk dengan pekerjaannya Devan tidak sadar kalau ada seseorang yang masuk kerumahnya lewat pintu depan dengan membongkar cylinder . Semua orang tertidur bahkan penjaga gerbang pun tertidur , mungkin amat lelah pekerjaan hari ini atau memang hanya mengantuk lalu tertidur .
Orang itu juga merusak cylinder pintu kamar Zea dia meletakkan secarik kertas, diletakkannya di sebelah sofa tepat Zea tidur nyenyak dalam keadaan masih menggunakan headset dan musik yang menyala, lalu dia mematikan musik itu dan keluar melalui jendela rumah lalu menginjak beberapa genteng tebal di balut dengan cat keemasan lalu dia turun ,dia tidak tergesa-gesa dia merasa tenang selayaknya pemilik rumah ini . Memanjat gerbang lalu segera menyalakan mesin motor dan menjalankannya dengan kecepatan sedang.
Dia akan pergi ke bandara dia sudah menyiapkan semuanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments