agreement

Sekarang pukul 7 malam,Zea sedang menunggu bunda dan papanya pulang. Zea menunggu sembari menikmati coklat panas, duduk di balkon kamarnya tidak lupa dengan menyetel musik kesukaannya. Menikmati terpaan angin yang menabrak wajahnya,segar.

Sedang asyik menikmati coklat panasnya , tiba-tiba dia teringat besok dia akan menikah . Dimana sahabatnya? Kemana? Dirinya atau sahabatnya yang jahat?

Rere itu ibaratkan sebagai rumah kedua setelah orang tuanya . Bagaimana dirinya tidak memberitahukan acara spesial yang mungkin akan dilakukan sekali seumur hidup. Mungkin?

Dimana dia sekarang pun Zea tidak tahu dia melakukan hal yang bisa dia lakukan selebihnya tidak tahu.

Lalu bagaimana jika nanti waktunya berangkat sekolah lagi lalu Rere tidak ada. Bagaimana dia beradu mulut dengan nenek ronggeng itu.

"Reee lo dimana sih? "

"Gue bukan sahabat lo ya?"ucap Zea sedih .

"Besok re! Bayangin aja coba gue masih se cebol gini nikah terus gue harus gimana? Kabur?"

"Nggak ada lo juga!"

"Terus gue kalo di sekolah gimana?"ucap Zea bermonolog sendiri.

Coba saja jika sekarang ada Rere , dia pasti sedang tertawa sekarang membayangkan hari esok yang tidak tahu akan seperti apa.

~anjing

bunyi notifikasi masuk dari handphone Zea.

"Jangan terlalu lama di balkon, malam ini dingin" ucap Zea membaca pesan dari Elvin.

"Lohh?" ucap Zea bingung. Lalu berdiri dan melihat ke bawah dan sekelilingnya , bahkan melihat atas siapa tahu ada yang sedang merekamnya dengan drone dari atas.

...Elvin bool...

Jangan tanya aku tau dari mana

19.39

✓✓

lebih baik sekarang kamu masuk

19.40

✓✓

^^^Lo punya mata batin?^^^

^^^19.41^^^

^^^✓✓^^^

Engga

19.41

✓✓

^^^WAH BAGUS BRO^^^

^^^19.42^^^

^^^✓✓^^^

Apanya?

19.42

✓✓

^^^Nggak jadi^^^

^^^19.42^^^

^^^✓✓^^^

^^^Gue perlu ketemu lo ,lo sibuk?^^^

^^^19.43^^^

^^^^^^✓✓^^^^^^

Sepertinya tidak aku akan kerumah mu

sekarang.

19.44

✓✓

Zea baru saja memuji karena ada sedikit perubahan dalam bahasanya Elvin ehh kumat lagi. Sepertinya sekarang Zea tidak memikirkan gengsinya itu , Zea juga tidak terpaksa harus mengirim pesan itu.Karena dia harus membicarakannya dengan Elvin dan ini perlu. Very important!

⛓️

Elvin masih berada di kantornya mengurus beberapa pekerjaan yang sebenarnya sebentar lagi akan selesai .Tapi setelah menerima pesan dari Zea , sepertinya dia harus mendahulukan calon istrinya itu dari pada kertas-kertas yang bertumpukan.

"Sell" panggil Elvin kepada Marsel yang sedang tertidur lelap di atas sofa empuk dan lembut membuat dirinya semakin nyaman untuk tidur jadi dirinya tidak mendengar panggilan dari Boss sekaligus sahabatnya itu.

Marsel sudah memberikan laporan kepada Elvin, sekarang Elvin sedang meneliti lagi. Menunggu Elvin selesai dirinya tidur terlebih dahulu di sofa samping meja kerja Elvin. Ia berfikir mungkin ia akan lembur lagi.

"Marselll" panggil Elvin lagi.

Dan tidak ada pergerakan samasekali.

Byurr

"Beh Bangkee lo " ucap Marsel kaget , bagaimana tidak sedang enak-enaknya tidur bahkan sedang dalam tahap mimpi terindah baginya . Malah disiram air?!

" Kantor bukan tempat tidur" ucap Elvin sembari mengembalikan gelas yang tadi digunakannya untuk membangunkan Marsel kepada tempatnya.

"Lo selesein ini semua , Gue ada kepentingan"

"Gue naikin gaji lo 15 % " Lanjutnya lalu meninggalkan ruangannya dan menuju ke parkiran segera pergi ke rumah Zea .

"Sabar sell sabarr" ucap Marsel tabah dengan mengelus lembut dadanya.

"UNTUNG BOS!" lanjutnya lalu segera menggarap tugas yang diberikan Elvin.

"Tuh kan bener dugaan gue! Lembur lagi lembur lagi" ucap Marsel sangat berpasrah, sembari mengelap wajahnya yang basah akibat disiram air oleh Melvin.

⛓️

Elvin menuju kerumah Zea dengan kecepatan sedang saja. Ah ralat , rumahnya mertuanya . Karena jalanan pada malam ini cukup ramai jadi Elvin memilih untuk dapat selamatnya saja, besok ia akan menikah. Dia takut dia ini masih perjaka , kasihan nanti juniornya belum merasakan kehangatan.

Dia juga mampir ke sebuah ruko martabak kesukaan Zea. Jangan tanyakan Elvin tahu dari mana.

Zea menyukai martabak manis dengan toping cokelat keju atau hanya cokelat, hanya itu saja .

Elvin membeli dua bungkus saja, awalnya dia berfikir makanan seperti ini tidak sehat tapi setelah dia bertanya kepada Marsel katanya aman . Jadi Elvin tetap membelinya.

Tidak butuh waktu lama, sekarang Elvin sudah berada di depan pintu rumah mertuanya. Dia bingung harus mengetuk , memencet bel atau memanggil Zea.

Lalu terdengar suara panggilan dari balkon dan pemilik suara itu adalah Zea.

"MASUK AJA BEGO" Teriak Zea dari atas.

Elvin geleng-geleng kepala lalu menuruti perkataan Zea.

Dia langsung menuju ke kamar Zea, dia tidak berani macam-macam kepada Zea , dia bukan manusia yang semacam 'itu'.

"Ngga sopan" Ucap Elvin setelah sampai di balkon kamar Zea.

"Hehe , lagian lo matung di depan pintu segala " jawab Zea cengengesan. Lalu beralih menatap apa yang di bawa oleh Elvin. "Lo bawa apa?" tanya Zea.

"Martabak" jawab Elvin singkat padat dan jelas bagi pendengaran Zea.

"Buat gue?" tanya Zea polos.

"Buat burung " jawab Elvin.

ternyata bisa ngejokes anjay! ucap batin Zea.

Mendengar jawaban dari Elvin Zea jadi semakin yakin kalau Elvin itu cool tampangnya saja tidak dengan perilaku atau cara bicaranya.

"Buat gue kann?" tanya Zea lagi lalu di jawab anggukan dari Elvin.

"Tinggal ngomong iya aja susah bett deh loo" ucap Zea sembari membuka bungkus martabak kesukaannya yang terlihat masih mengeluarkan asap. Ini akan nikmat sekali ketika dimakan bersama dengan cokelat hangat. Ia tidak akan memikirkan berat badannya saat ini, ia hanya ingin menikmati kenikmatan. Coklat hangat dan martabak manis adalah kenikmatan yang haqiqi.

Elvin memperhatikan manusia didepannya ini ,dia makan seperti belum makan satu Minggu . Makan saja tidak benar bibirnya di penuhi cokelat yang belepotan kesana-kemari.

"Zea" panggil Elvin sembari memberikan tissue . Zea hanya menatap tissuenya saja , dia tidak bereaksi apa-apa.

jadi cowok peka dikit napa ucap batinnya ingin berteriak.

Elvin melihat Zea tidak bereaksi apa-apa jadi dia yang membersihkan sisa-sisa cokelat yang belepotan di bibir Zea.

Mereka mematung sebentar .

"Wehh!" ucap Zea.

"Maaf" jawab Elvin gemetar , baru kali ini dia melakukan seperti ini pada perempuan.

"Oke , gue hampir lupa "

" Dengerin gue baik-baik " ucap Zea tiba-tiba untuk menghilangkan rasa geroginya setelah kejadian tadi.

Elvin menunggu Zea berbicara lagi.

" Jawab dongg" ucap Zea , rasanya ingin sekali menyakar manusia didepannya ini.

" Katanya di suruh dengerin" jawab Elvin santai.

"Maksudnya argghhh" ucap Zea gemas sendiri.

" Gue punya syarat dan ketentuan" ucap Zea.

"Syarat dan ketentuan apa?" jawab Elvin polos. Seperti perjanjian bisnis saja jika seperti ini.

"Dengerin ya, pasang kuping lo baik-baik"

"Pertama setelah nikah gue sama lo pisah kamar , kedua lo jangan macem-macem sama gue "

"Ketiga, gue minta sama lo hubungan ini tidak dipublikasikan "

" Ketentuan akan tetap berlaku... "

"Sampai?" tanya Elvin setelah Zea mengakhiri perkataannya padahal belum sampai ending.

"sampai gue..."

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!