"Biiii "panggil Zea, memanggil bi Yanti.
"Naon non?" tanya bi Yanti . Muncul dari belakang Zea .Dia tadi sedang membersihkan ruangan depan yang tadi digunakan. Walaupun sudah sore bi Yanti tetap membersihkannya karena salah satu dari mereka ada yang sedang pulang kampung.
"Bii kan tadi pas belum ada desainernya Zea megang surat yang bi Yanti temuin di kamar Zea, terus kan Zea belum sempet buka Zea taruh di atas meja tadi bibi ada liat?" tanya Zea setelah menjelaskan.
"Ooh kertas pink burem itu?" tanyanya.
"iya bii" ucap Zea girang.
"bibi simpan di sebelah televisi"jawab bi Yanti.
"okee makasih bi udah disimpen "ucap Zea lega setelah mendengar kalau surat itu disimpan.
Zea segera menuju tempat disimpannya surat itu oleh bi Yanti dan dia menemukannya lalu membawanya ke kamar untuk dibaca disana ,siapa tahu itu dari Elvin mungkin.
kok gue jadi berharap sama bool itu sih ,anjir ucap Zea dalam hati lalu memegangi kepalanya. Tapi daripada dia mati karena penasaran dia akan tetap membukanya.
"gue nggak berharap sama bool" ucapnya meyakinkan diri. Dia mengira bahwa surat itu ditulis oleh Elvin karena waktu itu yang terakhir dari kamarnya adalah Elvin sebelum Zea mengunci pintu kamarnya lagi. Zea belum sadar kalau cylinder pintunya sudah rusak.
...Zea Genevieve Calliope, tunggu gue kembali....
Hanya itu isi dari suratnya . Kertasnya kelihatan lumayan besar seukuran layar handphone tapi isinya hanya sedikit.
"tunggu gue kembali?" monolognya.
"Tunggu gue kembali gimana orang tadi baru kesini anjoy?" Ujar Zea merasa kalau surat itu dari Elvin.
Zea jadi berfikir apa maksudnya tunggu gue kembali?
bukankah Elvin ada di sini . Bahkan tadi mereka baru saja bertemu.
"Si bool menulis 'gue'? "tanya Zea pada dirinya sendiri.
"Ooh gue jadi tauu tampang sok cool kayak tadi ngomongnya ' itu bahasa saya sehari-hari' huuu prett"
ucapnya kesal sendiri.
"iti bihisi siyi sihiri-hiri"
"iti bihisi siyi sihiri-hiri"
"iti bihisi siyi sihiri-hiri"
"iti bihisi siyi sihiri-hiri"
"iti bihisi siyi sihiri-hiri"
"iti bihisi siyi sihiri-hiri"
"iti bihisi siyi sihiri-hiri"
"iti bihisi siyi sihiri-hiri" Zea mengulangi kalimat itu sampai dia lelah karena harus 'hi' saja .
"Ngantuk gue, bunda kemana ya?" ujar Zea bermonolog sendiri lalu dia terlelap kedalam mimpinya. Biasanya Zea tidak akan tidur siang tapi hari ini dia merasa sangat lelah . Dia tidur dengan masih memegang surat itu.
⛓️
Di perusahaan Askara's agency , Elvin sedang duduk dan menggarap beberapa tugasnya setelah pulang dari rumah calon mertuanya. Dia akan menyelesaikan pekerjaannya hari ini karena untuk kedepannya dia mungkin akan cuti selama satu Minggu ,dia menuruti perintah ayahnya.
Sebagai seorang Chief Executive Officer Elvin bertanggung jawab atas kestabilan perusahaan yang dipimpinnya apalagi yang menyerahkan tanggung jawab itu agar di jaga dengan baik adalah Gio Askara , ayahnya sendiri. Perusahaan ini turun menurun diwariskan,dan sekarang yang memegangnya adalah Elvin . Sebelum dirinya menjadi pemiliknya dia belajar terlebih dahulu tentang dasar kepemimpinan dalam perusahaan dan lainnya.
Sekarang Askara's agency lebih maju 23% setelah dipengang oleh dirinya dan dia bangga , walaupun masa kecilnya di panti asuhan tapi dia bisa sukses dengan bantuan ayahnya. Sedikit kecewa karena dia dulu dititipkan di panti asuhan oleh ayahnya. Dan tidak mendapatkan bahkan merasakan kasih sayang dari seorang ayah.
Gio memberikan perusahaan Askara's agency ini kepada Elvin juga karena dirinya bingung sendiri banyak yang harus dikerjakan di perusahaan lain miliknya. Ia juga sedang fokus pada salah satu bisnis yang belum lama ia dirikan.
Gio pernah memiliki cita-cita. Cita-citanya ingin menjadi sumur tujuh. Yaitu tujuh sumber yang dapat membantu semua orang di manapun dan kapanpun. Ia mendapatkan ide memiliki cita-cita itu dari ayahnya. Karena memang saat dirinya kecil dulu ia tidak seperti ini, ayahnya hanya pekerja biasa yang hidup sederhana. Dan sekarang Gio sudah berhasil mengubahnya. Tapi sayangnya sebelum ia sukses ayahnya sudah meninggal, padahal dirinya belum sempat untuk memberitahukan kalau dirinya telah berhasil.
tok tok
Tanpa di beri aba-aba masuk oleh Elvin pria ini tetap masuk. Tidak beradab memang.
"Bro gue nggak salah denger tadi?" tanya seorang pria yang tingkat ketampanannya tidak jauh dari Elvin hanya saja minusnya dia itu play boy.
"Apa?" tanya Elvin kembali. Baru datang bertanya seperti itu memang ada apa? pikirnya.
"Lo mau nikah?" tanyanya lagi. Seperti tidak percaya dengan apa yang telah ia dengar tadi saat akan memasuki gedung bercakar ini.
Elvin menjawabnya dengan anggukan kepala tanpa melihat lawan bicaranya. Ia terus mengotak-atik laptopnya.
"BENERAN?" ucap si Marsel histeris. Dan di jawabi anggukan oleh Elvin.
"Wahh ternyata sahabat gue normal "ucap Marsel si cowok playboy sahabat Elvin dari panti asuhan.
"Memangnya gue terlihat seaneh itu?" Jawab Elvin dia akan terbiasa menggunakan kata 'lo - gue ' jika sedang bersama dengan Marsel . Dari Smp dan sampai sekarang Elvin tidak pernah pacaran jadi menurut Marsel , Elvin itu tidak normal.
"Nih ya tampang lo itu cakep dan secara umum cewek-cewek itu suka sama lo tapi kenapa lo nggak pernah pacaran bro?"
" Gue nggak mau kayak lo setiap Minggu ganti perempuan dan gue nggak mau bekas lo" jawab Elvin.
"Mungkin mereka suka sama gue tapi kalau gue nggak suka gimana?"lanjutnya.
"ASTAGA VINN " ucap Marsel histeris.
"Gue ganti cewek tiap Minggu?"lanjut Marsel dengan nada di dramatiskan .
"Gue salah ngomong?"
" Sangat benar tapi perlu di ralat dengan kata 'bekas' "jawab Marsel.
"Lo hidup sendiri di dunia? "
"Mendingan lo pindah planet dah "lanjutnya sedikit heran . Memangnya dia laki-laki satu-satunya yang hidup sendiri di bumi dan yang lainnya adalah wanita?.
"Siapa cewek itu yang bisa mencuri hati sahabat gue?" Tanya Marsel masih tetap tidak percaya.
Elvin hanya diam dia akan tambah lelah jika menanggapi persoalan yang tidak tahu akan berakhirnya sampai kapan jika membicarakannya dengan Marsel .
Di perusahaan Askara's agency Marsel mempunyai jabatan sebagai Chief Operating Officer bertugas sebagai pengawas fungsi administrasi dan operasionalnya lalu dia akan melaporkannya kepada Elvin sebagai yang berhak atas pengambilan keputusan.
⛓️
Zea melihat Arga memasuki sebuah gedung besar. Disana terlihat Arga sedang berbincang dengan satu pria yang rambut kepalanya sudah tampak beruban . Terdengar samar mereka membicarakan tentang bisnis mereka.
Arga memasuki ruangan, didalamnya terdapat sebuah meja yang diatasnya terdapat sebuah papan nama ' Arga Virendra's ' , terpampang dengan jelas.
Sekarang Arga harus mengurus pekerjaannya, dia menggantikan posisi ayahnya sebagai pemilik, pengendali dan pengelola saham perusahaan Virendra's Company.
Dia duduk di kursi kebesarannya, membuka handphonenya lalu menatap lock screennya , menggunakan wallpaper wajah Zea. Mengecup singkat foto Zea .
" Wait for me to come back!"ucapnya .
"AAA!"
"APA?"
"MAKSUDNYA APA ANJIR?" Ucap Zea histeris , kaget dengan mimpi buruknya .
"Ada apa Zea??" tanya Alina yang tiba-tiba datang setelah mendengar teriakan dari kamar Zea. Karena terlalu panik takut Zea kenapa-napa Alina bergegas kemari .
"Bundaaa tadi Zea mimpi burukkk bangett!" ucap Zea masih histeris.
"Kalau mimpi buruk jangan di ceritain" jelas Alina. Setelah melihat Zea baik-baik saja. Sebaiknya jika mimpi buruk jangan di ceritakan lebih baik disimpan begitu juga sebaliknya.
"Tapi ini mimpi buruk bukan si?" tanya Zea.
" Lah katanya mimpi buruk kok malah nanya ini mimpi buruk bukan ? gimana maksudnya" tanya Alina heran . Mungkin karena baru bangun tidur jadi ngomongnya agak ngelantur pikirnya.
"Hehehe" Zea hanya terkekeh sembari menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Kamu ini ada-ada aja! "
"Bunda mau ke toko bunda dulu "
"Jangan kemana-mana! " ucapnya lalu meninggalkan kamar Zea tidak lupa menutup pintunya.
"Loh?" ucap Alina , pintunya tidak bisa di tutup.
"Kamu apain ini pintu Zeaaa??" tanyanya. Tak habis pikir dengan apa yang telah dilakukan Zea sampai-sampai kenop pintunya bergoyang-goyang.
"Zea nggak ngapa-ngapain kok" jawab Zea ,lalu segera melihat bundanya dan kenop pintu yang dipegang oleh bundanya itu.
"Nggak ngapa-ngapain kok bisa rudal gini loh?" ucap Alina terheran-heran melihat gagang pintu yang sudah ondal- andel tidak karuan.
"Hah kok bisa ,Zea baru liat bunda aselii" ucap Zea sambil mengisyaratkan jari telunjuk dan jari tengah ' suer'.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments