Why?

"WEH"

.

.

.

Zea tidak ingin menatap mata Melvin dalam-dalam. Dia tidak ingin jatuh hati ataupun jatuh cinta pada Melvin.

Zea masih belum bisa melupakan mantan pacarnya itu.

Walaupun jika di pikir pacaran dengan Arga itu aneh tapi ada kesan lain menurut Zea .

Nyaman .

Sudah terlanjur nyaman.

Cinta itu sulit dinyatakan lewat lisan,apalagi orang yang dicintai tepat di depan mata. Cinta juga aneh bahkan lebih aneh lagi dari cara berfikir. Cinta itu tidak memandang ke wajah , postur tubuh atau apapun itu. Tapi dia datang dengan sendirinya.

Tidak tahu siapa yang mendorongnya.

Dan tidak tahu dimana dia akan jatuh.

Beda lagi jika mencintai seseorang karena harta atau tampang!

Zea pasrah,ia sudah menarik kembali tangannya.

Sebenernya ini ujian atau karma si? Ucap Zea dalam hati. Melihat manusia di depannya matanya memerah dan nafas sudah tidak beraturan.

Zea ini tipikal perempuan yang akan merasa ilfeel jika melihat laki-laki yang tidak gentle tapi kenapa ketika melihat Melvin hatinya merasa lain.

Kasihan.

Mungkin karena kurang kasih sayang dari ibu pikir Zea.

"El" panggil Zea.

"hm"jawab Melvin menahan tangisnya.

"Maaf ya" ucap Zea . Terpaksa.

"hm" jawab Melvin.

Idih si anjir sok cool , kayak babi.

"Maafin El ya " ucap Melvin , dia juga merasa bersalah melihat Zea kebingungan . Mungkin karena dirinya aneh.

"Zea ngga marah kan?" Lanjutnya.

Gue ngga marah kok ,naik pitam iya.

"Engga kok " ucap Zea.

"Tenang El kayak gini kalau sama Zea doang"

"El cool kalau di luar"

"Sadar juga beliau" ujar Zea menggerutu. Tidak tahu Melvin mendengarnya tidak.

"Apa?" tanya Melvin kurang jelas mendengar jawaban dari Zea.

"Ngga"

"Ngga papa nangis di depan istri"

"Yang penting ketentuan dan syarat yang kamu mau tetap ada kan?" Ucap Melvin sudah seperti biasanya.

Zea kebingungan sejenak. Sampai berfikir kalau Melvin itu berkepribadian ganda. Bisa mengubah mimik wajah dalam waktu yang sangat dekat . Dan bisa mengubah suara lembek jadi tegas.

Astaga!

Mau heran tapi...

Takut ketularan!

Zea hanya mengangguk.Dia memilih untuk membuka benda pipih cukup berharga miliknya.Sedangkan Melvin , dia bersender di sofa dan melihat kegiatan istrinya.

Setelah melihat Zea membuka aplikasi beribu umat dan dapat melihat dengan jelas. Terpampang nama Alden dan terlihat banyak sekali pesan dan balasan pesan dari Zea.

Itu sedikit mengganggu penglihatan Melvin.

"Itu siapa?" Tanya Melvin .

"Temen" jawab Zea santai.

"Liat" ucap Melvin lalu mengambil handphone Zea dari tangan Zea, sedikit dengan paksaan.

Ih rese banget dah ni orang!?

Zea hanya diam pasrah saja. Entah apa yang akan dilakukan oleh Melvin kali ini. Lagipula Zea dan Alden hanya chattingan seperti teman pada umumnya, tidak lebih.

Zea dan Alden juga mempunyai otak yang kalau berfikir itu satu server . Jadi mereka tidak kehabisan topik.

"Temen kok lancar banget chattingan nya?" Tanya Melvin setelah memeriksa.

"Masalah buat ente?" Tanya Zea kembali.

Sebenernya ini orang mempermasalahkan apa si anjay .

"Masalah"

"Why?"

"Aku ngga suka" jawab Melvin masih dengan memeriksa chattingan Zea dan Alden dari atas sampai bawah.

"Kan yang ngga suka lo bukan gue" jawab Zea . Santai dulu ngga seh?

"Udah dibilangin pakenya aku-kamu jangan lo-gue "

"El ngga suka Zea terlalu akrab sama laki-laki lain" lanjutnya.

Weh ini orang?

"Suka-suka Zea"ucap Zea santai.

"Zea"

"Zea nggak boleh terlalu akrab sama laki-laki lain" ucap Melvin lagi dengan menekankan kata 'akrab'.

"Kamu itu kenapa?" Tanya Zea. Lalu mengecek suhu tubuh melalui jidat Melvin.

Alhamdulillah normal.

"Zea nggak boleh terlalu akrab sama laki-laki lain" ucapnya.

Melvin memberikan hp Zea kepada Zea kembali. Lalu beralih melihat bintang-bintang yang bertaburan di atas sana. Ia berdiri lalu membalikkan badannya dan keluar dari kamar Zea.

Zea melihat itu hanya menaikkan bahu. Zea membuka pintu balkon dan duduk di kursi yang tersedia disana. Menikmati angin malam dengan melihat bintang-bintang.

Zea melihat ke bawah . Di sana ada Melvin yang sedang berdiri di dekat kolam . Terlihat dia sedang melihat-lihat bintang juga.

Zea menautkan alisnya. Ia berinisiatif untuk turun kebawah bersama Melvin.

"Kamu suka bintang?" Tanya Zea.

"Iya" jawab Melvin masih dengan mendongak menatap bintang.

"Dulu aku sama Marsel di panti kalau ngga bisa tidur sering keluar liat bintang terus kalau udah ngantuk masuk dan tidur lelap" lanjutnya.

"Nah gini dong bahasanya berubah dikit ,kan gue paham jangan baku-baku banget" ucap Zea. Bukan untuk menanggapi cerita dari Melvin tapi mengomentari tentang bahasa yang sekarang digunakan oleh Melvin.

"Aku waktu itu hanya berbasa-basi" ucapnya.

What the fuck‽

"Lo itu punya kepribadian berapa ?"

"Eh kamu" ucap Zea menutup mulutnya. Merasa yang dia katakan itu salah.

Melvin hanya mengangkat bahu.

Masih sibuk melihat keindahan bintang yang amat banyak diatas sana. Sudah lama dirinya tidak melihat bintang.

"Zea?" Ucap Melvin.

"Ha?"

"Aku boleh minta sesuatu?"tanya Melvin.

"Apa?"

"Nggak usah aneh-aneh" lanjut Zea.

"Bol..."

anjing anjing anjing~

Belum selesai Melvin mengucapkan keinginannya malah tertabrak oleh notifikasi panggilan dari hp Zea.

Zea mengangkat telfonnya karena itu dari bunda.

"Assalamu'alaikum Zeaaa" salam Alina dari seberang sana.

^^^"Waalaikumsalam bundaa"^^^

^^^"Ini udah malem , kenapa bunda belum tidur?"^^^

"Ngga kenapa-napa , seharusnya bunda yang tanya.

Kenapa Zea belum tidur?"

"Atau lagi buat cucu ya ? Hahaha"

^^^"Sembarangan, Zea masih kecil"^^^

"Aah iya-iya. Sekarang Melvin dimana?"

^^^"Ini bun lagi di luar"^^^

"Malem-malem loh kok di luar lagi ngapain, cepat masuk "

^^^"Oke bunda , Zea masuk dulu ya salam buat papa"^^^

"Iya ,oh iya sebentar kamu berangkat sekolah kapan?"

^^^"Ngga tau Bun belum ada informasi"^^^

"Kalau udah ada calling bunda yaa"

^^^"Oke bunda , Zea tutup dulu "^^^

Tutt

Zea mematikan panggilannya terlebih dahulu.

Melvin sedang menguping pembicaraan Zea dan bundanya, ia ingin sekali melanjutkan permintaannya tapi ia urungkan.

Mungkin jangan malam ini.

"Ayo masuk" ajak Melvin.

Zea membalasnya dengan mengangguk.

Zea sudah sampai di kamarnya. Ia sedang bersiap-siap untuk tidur cantik setelah acara tadi pagi . Walaupun Zea sudah tidur tadi tapi itu tetap tidak membuatnya merasa tidak mengantuk. Karena baginya adalah

'tidur siang ya tetep siang , tidur sore ya tetep sore dan tidur malam ya tetep malam. Nggak bisa ya nabung tidur buat nanti malam.'

Begitu prinsip tidurnya.

Zea merebahkan diri di atas kasurnya. Kakinya tambah pegal ,ia memijatnya sebentar lalu menarik selimutnya dan tertidur.

Melvin melihat aktivitas Zea karena bodohnya Zea ,lupa tidak menutup pintu kamarnya.

Melvin memasuki kamar Zea , menghampiri Zea lalu membuka selimut yang Zea pakai.

Dan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!