Episode 15, LDR

Deanna sudah sampai dirumah milik orang tua nya diantarkan oleh albern, dan ini sudah jam 10 malam.

 "Mau manpir dulu gak?" Tanya deanna saat deanna sudah turun dari mobil albern.

"Aku langsung pulang yah," albern menarik lengan deanna pelan dengan satu tangan nya lalu memeluk tubuh deanna dengan satu tangan nya, albern mengecup rambut deanna yang masih wangi.

 Tubuh deanna seperti nya memang pas saat albern peluk, tak terlalu kecil dan tak terlalu besar.

Mendengar jawaban albern deanna hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Selamat malam", albern mengecup bibir deanna sebelum benar benar pergi.

"Nanti ada papah sama bunda tau," deanna memperhatikan sekeliling nya takut nya bunda dan papah nya tiba tiba datang dan melihat ciuman albern padanya barusan.

"Gak ada siapa siapa," albern tersenyum melihat deanna yang menatap sekeliling nya dengan rasa was was.

"Masa mau ciuman lagi, tadi kan udah," deanna berucap sambil memanyunkan bibir nya. Merasa jika albern sepertinya selalu ingin mencium nya terus menerus.

"Lagi dong," albern kini semakin merengkuh pinggang deanna dengan kedua tangan kekar nya, menahan nya agar tidak bergerak, deanna pun tak bisa bergerak dan hanya bisa memegang lengan albern yang kekar dengan urat nya yang menonjol.

 Apalagi sekarang albern hanya memakai kaos lengan pendek yang mana bisa deanna lihat dengan jelas urat tangan albern.

Sepertinya deanna cukup menyukai urat tangan albern yang menonjol ini.

Saat albern akan mencium deanna, deanna mendorong dada albern pelan lalu mundur untuk menjaga jarak agar albern tak menahan nya lagi. "Lain kali aja, aku ngantuk."

  Deanna berlari kecil menuju rumah nya dengan melambai lambaikan tangan nya pada albern, albern hanya memperhatikan lalu tersenyum melihat tingkah deanna, setelah deanna masuk kedalam rumah barulah albern pun masuk kedalam mobil untuk pergi meninggalkan halaman rumah deanna.

**

Rose menggigit jari kuku nya dengan gelisah, dia masih memikirkan apa yang tadi dia lihat dan dengar.

  Bagaimana bisa albern menyukai deanna, sedangkan dirinya sejak dulu tak pernah albern anggap sebagai wanita.

Rasanya tak adil jika albern langsung memilih wanita yang hanya baru ditemui nya beberapa hari, sedangkan pada rose albern seperti tak tertarik sama sekali.

"Masa iya gue kalah sama bocah kemarin sore," rose bergumam dengan kesal dan masih mondar mandir di apartemen nya.

  Rose tak menyangka akan kalah seperti ini, rose merasa sudah banyak berkorban untuk albern bagaimana mungkin cinta nya tak akan terbalas.

Sejak dulu rose selalu mengejar albern dan selalu menjadi tipe wanita yang albern inginkan, rose ingat saat dulu dia bertanya pada albern tipe perempuan seperti apa yang albern sukai.

"Tipe cewek idaman lo kaya gimana al?," rose bertanya saat mereka sedang berdua duduk di taman kampus, mereka berdua sedang menunggu freddy dan dalbert yang belum selesai dengan kelasnya.

"Cewek mandiri yang gak ngeribetin, dan pastinya pintar," jawab albern.

Rose langsung menganggukan kepala nya paham.

Sejak saat itu lah rose mulai mandiri dengan hidup nya dan mencoba jadi perempuan yang bertumpu dikaki nya sendiri.

  Dia juga mulai giat dengan belajar nya, untuk mendapatkan banyak prestasi agar albern menyukai nya, tapi kenapa sekarang albern seolah memilih perempuan dengan tingkat dibawah nya.

Walau deanna memang dari keluarga yang terpandang tapi kalau dilihat dari diri nya sendiri deanna sangat jauh darinya, pengalaman nya dan segala hal lainnya lagi.

Dirinya merasa dipermainkan oleh ucapan albern dahulu, kalau tau albern akan memilih wanita seperti deanna kenapa dia cape cape mengejar semuanya.

"Gimanapun caranya albern harus suka sama gue," ucap rose kembali bertekad pada dirinya sendiri.

  Rose seperti nya harus merangkai rencana untuk membuat albern menyukai dirinya.

**

Albern mengernyit bingung saat rose berada didepan pintu apartemen nya.

"Ada apa rose?" tanya albern.

Rose pun menatap albern, yang sudah ada disamping nya, dia tak menyadari jika albern keluar dari pintu apartemen nya, karena rose keasyikan melamun sejak tadi.

"Gak papa mau ngajak sarapan bareng aja," jawab rose tapi matanya menatap pakaian albern yang terlihat rapi seperti ingin berangkat kerja, "Mau kemana, ini kan hari libur?", rose kembali bertanya.

"Ada urusan bisnis mendadak, dan harus berangkat hari ini," Albern menatap jam mahal di tangan kiri nya, albern seperti sedang menghitung waktu agar tak terlambat.

"Oh, aku datang jauh jauh kesini hanya untuk mengajak mu sarapan, kau tidak bisa mengundur waktu mu untuk berangkat," rose menggigit bibir nya berharap albern akan meluangkan waktu untuknya. Rose sudah berusaha dengan bernada sedikit manja.

"Tidak, gue berangkat dulu," albern menolak mentah mentah keinginan rose.

  Albern pun berjalan tanpa menunggu jawaban dari rose, dirinya sudah telat sekarang. Tapi langkah nya terhenti karena rose tiba tiba memegang lengan nya.

"Kumohon!" rose memohon dengan wajah memelas nya berharap albern akan luluh.

Tapi bukannya luluh albern malah tertawa, "Apa yang kau lakukan rose, gue bukan pacar lo ngapain ngebuat wajah memohon kaya gitu,".

Rose mencelos dan melepaskan tangan nya yang memegang tangan albern, dan memalingkan wajah nya kesal.

Albern menggeleng kan kepala nya dan melanjutkan jalannya menuju lift, dirinya tidak biasa jika harus telat_itu bukan dirinya.

Setelah pintu lift tertutup, rose menatap pintu lift itu dengan perasaan kesal karena albern sepertinya tak peduli dengannya. Seperti biasanya.

**

Pagi hari dirumah deanna, berwyn dan chelsea sedang sarapan berdua, deanna masih tidur, ini hari libur jadi deanna tak mau diganggu oleh siapapun karena baginya hari libur adalah hari istirahat baginya.

"Papah yakin jika deanna menikah muda," chelsea membuka pembicaraan saat mereka sedang sarapan.

Chelsea penasaran kenapa berwyn setuju jika deanna menikah dengan albern, apalagi berwyn adalah tipe ayah yang sangat posesife pada deanna.

 Berwyn begitu pemilih tentang apa saja yang bersangkutan dengan deanna.

"Kalo sama albern papah yakin, tapi kalo sama yang lain papah gak yakin," ucap berwyn yakin.

"Kok papah bisa yakin banget sama albern?" chelsea sangat penasaran dengan berwyn yang sangat mempercayai albern.

Berwyn tersenyum, "Entahlah, papah pikir albern laki laki yang baik, terlepas dari dia pengusaha kaya raya,".

Chelsea pun mengangguk mengerti dengan apa yang dibicarakan suami nya, chelsea sudah mengenal sikap berwym jadi chelsea memilih mempercayai apa yang berwyn pikirkan.

 Lalu mereka berdua pun kembali melanjutkan sarapan mereka.

Dikamar deanna, ponsel nya berdering tak henti henti.

Deanna pun merasa terusik dengan deringan nya yang tak henti henti, menggangu Deanna yang sedang asyik tertidur.

Deanna mengangkat telpon itu tanpa membuka mata nya, "Hallo" ucap deanna dengan suara serak bangun tidur nya.

"Pagi honey," ucap seseorang disebrang sana

Mendengar suara itu deanna tersenyum, "Pagi".

"Masih tidur eh?"

"Iya, ini kan hari libur,"

"Aku akan berangkat keluar negeri, sepertinya seminggu kedepan kita tak akan bertemu," albern berucap dengan nada sedih nya. Karena tak bisa berpamitan langsung pada deanna.

"Kok gak bilang?" deanna seketika bangun dan membuka matanya.

Suara kekehan dari sebrang sana membuat deanna semakin kesal, "Ngapain ketawa seneng kaya gitu? seneng jauh dari aku?" kesal deanna.

 Seketika rasa kantuk yang dirasakan nya hilang karena mendengar bahwa albern harus pergi keluar negeri.

"Enggak sama sekali anna, pulang mau dibawakan apa?"

"Kok ngalihin pembicaraan", deanna kembalu merasa kesal karena albern malah mengalihkan pembicaraan nya.

"Enggak sayang, kamu mau aku bawakan apa pulang nanti?" bujuk albern lagi.

"Apa aja, " jawab deanna lemas.

"Udah dulu yah, sebentar lagi aku akan sampai, bye" albern mematikan sambungan telpon nya membuat deanna merasa sedih sekaligus kesal.

"Huh_kesal deh harus LDR an" gumam deanna kembali berbaring dan melanjutkan tidur nya lagi.

**

To be continue

Jangan lupa like comen, subscribe dan follow author yah..

See you guys...

Episodes
1 Episode 1, Perkenalan
2 Episode 2, Calon mantu mungkin
3 Episode 3, Gadis itu
4 Episode 4, Saya gak peduli
5 Episode 5, Menolak halus
6 Episode 6, Jatuh Cinta
7 Episode 7, Mantan
8 Episode 8, Laper
9 Episode 9, Jelasin
10 Episode 10, Tiga gadis
11 Episode 11, Gak mau pacaran
12 Episode 12, calon mertua
13 Episode 13, Calon istri albern
14 Episode 14, Kemesraan Albern
15 Episode 15, LDR
16 Episode 16, Tak akan terjadi
17 Eps 17, Kekesalan rose
18 Episode 18, Mantan pertama
19 Episode 19, Menginap saja?
20 Episode 20, Menghampiri albern.
21 Episode 21, Merajuk nya deanna
22 Episode 22, Penolakan albern
23 Episode 23, Kemesuman Albern
24 Episode 24, Tamparan
25 Episode 25, Ketegangan di ruang BK
26 Episode 26, Jahatnya jasmine
27 Episode 27, Senyum licik
28 Episode 28, Babak belur
29 Episode 29, Bukan sembarang anak SMA
30 Episode 30, Menemui rose
31 Episode 31, Ibu rose
32 Episode 32, Jangan terbebani
33 Episode 33, Menyerah atau tidak?
34 Episode 34, Ulang tahun Deanna
35 Episode 35, Tak menyangka
36 Episode 36, Lamaran albern
37 Episode 37, Jari tengah
38 Episode 38, Merasakan hal yang sama
39 Episode 39, Perlakuan manis
40 Episode 40, Ucapan tulus rose
41 Episode 41, Melupakan Albern
42 Episode 42,Mengusir halus
43 Episode 43, Obsesi
44 Episode 44, Sella
45 Episode 45, Pasangan Bucin
46 Episode 46, Waspada
47 Episode 47, Trio Es
48 Episode 48, Keinginan Raisa
49 Episode 49, Diculiknya Deanna
50 Episode 50, Albern tertembak
51 Episode 51, Duplikat
52 Episode 52, Ponakan
53 Episode 53, Pencair suasana
54 Episode 54, Tangis bahagia
55 Episode 55, Pernikahan Albern dan Deanna
56 Episode 56, Senyum senyum sendiri
57 Episode 57, Rumah orang tua deanna.
58 Episode 58, Kemurahan hati
59 Episode 59, Bulan madu singkat
Episodes

Updated 59 Episodes

1
Episode 1, Perkenalan
2
Episode 2, Calon mantu mungkin
3
Episode 3, Gadis itu
4
Episode 4, Saya gak peduli
5
Episode 5, Menolak halus
6
Episode 6, Jatuh Cinta
7
Episode 7, Mantan
8
Episode 8, Laper
9
Episode 9, Jelasin
10
Episode 10, Tiga gadis
11
Episode 11, Gak mau pacaran
12
Episode 12, calon mertua
13
Episode 13, Calon istri albern
14
Episode 14, Kemesraan Albern
15
Episode 15, LDR
16
Episode 16, Tak akan terjadi
17
Eps 17, Kekesalan rose
18
Episode 18, Mantan pertama
19
Episode 19, Menginap saja?
20
Episode 20, Menghampiri albern.
21
Episode 21, Merajuk nya deanna
22
Episode 22, Penolakan albern
23
Episode 23, Kemesuman Albern
24
Episode 24, Tamparan
25
Episode 25, Ketegangan di ruang BK
26
Episode 26, Jahatnya jasmine
27
Episode 27, Senyum licik
28
Episode 28, Babak belur
29
Episode 29, Bukan sembarang anak SMA
30
Episode 30, Menemui rose
31
Episode 31, Ibu rose
32
Episode 32, Jangan terbebani
33
Episode 33, Menyerah atau tidak?
34
Episode 34, Ulang tahun Deanna
35
Episode 35, Tak menyangka
36
Episode 36, Lamaran albern
37
Episode 37, Jari tengah
38
Episode 38, Merasakan hal yang sama
39
Episode 39, Perlakuan manis
40
Episode 40, Ucapan tulus rose
41
Episode 41, Melupakan Albern
42
Episode 42,Mengusir halus
43
Episode 43, Obsesi
44
Episode 44, Sella
45
Episode 45, Pasangan Bucin
46
Episode 46, Waspada
47
Episode 47, Trio Es
48
Episode 48, Keinginan Raisa
49
Episode 49, Diculiknya Deanna
50
Episode 50, Albern tertembak
51
Episode 51, Duplikat
52
Episode 52, Ponakan
53
Episode 53, Pencair suasana
54
Episode 54, Tangis bahagia
55
Episode 55, Pernikahan Albern dan Deanna
56
Episode 56, Senyum senyum sendiri
57
Episode 57, Rumah orang tua deanna.
58
Episode 58, Kemurahan hati
59
Episode 59, Bulan madu singkat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!