"Gimana Albern, ganteng gak?" tanya sang bunda pada deanna.
Deanna yang sedang melihat jalanan di balik kaca mobil yang dia dan orang tua nya tumpangi, langsung menoleh pada sang bunda dengan tatapan bertanya.
"Apanya yang ganteng?" tanya deanna pada sang bunda.
"Mata kamu bermasalah yah, masa gak bisa liat kegantengan Albern, tadi aja kamu main lirik lirikan sama albern" sang bunda langsung tertawa cekikikan melihat pipi sang putri yang memerah karena malu. Chelsea memang tak sengaja melihat deanna yang mencuri pandang pada albern. Dan juga sebaliknya, albern mencuri pandang pada deanna saat deanna fokus pada ponsel nya.
Deanna hanya mendelik kesal pada chelsea, bagaimana bisa juga pipi nya bisa memerah seperti ini, memalukan.
Dan bunda nya juga kenapa bisa tau jika deanna melirik lirik Albern, apa bunda nya memperhatikan nya.
"Albern laki laki baik tau, dia udah mapan dan dari keluarga baik baik, papah setuju kalo kamu nikah sama dia" ucap sang papah pada deanna.
Deanna yang mendengar penuturan sang papah pun hampir tersedak dengan air liur nya sendiri.
"Ih bunda sama papah, apaan sih deanna masih belum mau nikah tau, masih mau happy happy" deanna tak tau kenapa orang tua nya bisa bisa membicarakan pernikahan disaat usia nya masih muda seperti ini.
"Happy happy sama suami lebih menyenangkan tau, ada yang jagain" sang bunda menggoda lagi.
"Jangan jodoh jodoh hin ih, albern kan om om, sedangkan aku masih kecil, dia gak bakalan nyambung kalo ngomong sama aku."
"Tau darimana kamu dia gak cocok kalo ngobrol sama kamu, dicoba juga belum" sang papah meyakinkan. Seolah tak ingin deanna menolak.
"Papah ih, apaan sih" kesal deanna pada sang papah, sang papah seolah memaksa deanna dan mendekatkan nya pada albern.
Deana pun merajuk dan memalingkan wajah nya untuk melihat pemandangan diluar saja. daripada meladeni papah dan bunda nya yang terus terusan memuji albern.
Sang bunda dan sang papah hanya tersenyum menggoda melihat tingkah putri satu satu nya ini.
Deanna memang terpana dengan wajah albern yang tampan dan juga badan nya gagah, Terlihat dari urat tangan albern yang menyembul, apalagi pundak albern yang terlihat tegap dan gagah, Enak untuk dipeluk, sulit bukan menemukan laki laki dengan paket komplit seperti itu.
Tapi jika harus dijodohkan dan dipaksa agar menikah deanna tak mau, deanna masih ingin menikmati masa muda nya dengan tenang tanpa terikat dengan apapun.
________________________
Pagi Harinya di hari minggu.
Deanna terbangun dijam 09:25, memang sudah kebiasaan jika hari minggu dia akan tidur sampai siang, apalagi tadi malam pulang agak larut jadi deanna meminta sang bunda untuk tidak membangunkan nya di pagi hari.
Deanna bangun dan meminum air putih yang sudah dia sediakan di kulkas mini yang berada di dalam kamar nya, kamar deanna memang sangat komplit, semua yang dia butuhkan sudah di fasilitasi, oleh kedua orang tua nya.
Maklum saja deanna anak satu satu nya jadi semua yang deanna inginkan akan dikabulkan oleh orang tua nya.
Kamar deanna diisi oleh apa yang deanna inginkan, semua yang berada dikamar itu deanna pilih sendiri.
Deanna berjalan keluar dari kamar nya dan turun menuruni tangga menuju bawah, dia mulai lapar dan ingin segera sarapan.
"Bundaa" teriak deanna saat menuruni tangga, tak ada sautan dari sang bunda.
"Bundaaa" teriak deanna lagi.
"Ya ampun dea, baru bangun udah teriak teriak" ucap sang bunda pada deanna, chelsea menghampiri deanna saat mendengar teriakan deanna saat chelsea berada diruang tamu. mereka berdua pun berjalan menuju meja makan.
Deanna pun tersenyum memperlihatkan deretan gigi rapih nya, "Laper tau bunda" deanna memeluk tangan sang bunda dengan manja.
"Ada tamu, katanya mau ajak kamu main hari ini" ucap sang bunda saat deanna sudah duduk di meja makan.
Chelsea pun mengambilkan nasi dan beberapa lauk kedalam piring deanna.
Mendengar penuturan sang bunda deanna mengernyit, karena seingatnya dia tak punya janji temu dengan siapapun hari ini, "Siapa?".
Belum sempat chelsea memberi tau deanna, bi inem menghampiri chelsea sang bunda dan membisikan sesuatu.
Chelsea pun mengangguk mengerti, "Suruh masuk aja bi dan panggil papah deanna juga" titah chelsea.
"Siap_a" belum sempat deanna menyelesaikan ucapan nya betapa terkejut nya deanna dengan kehadiran Albern dirumah nya.
"Siang tante" albern berjalan menghampiri chelsea lalu menyalimi chelsea dengan senyum sopan.
Deanna yang melihat albern tersenyum sopan tak menyangka jika albern bisa tersenyum seperti itu.
"Udah sarapan belum nak albern, kalo belum ayo sarapan dulu" ajak chelsea pada albern.
"Saya sudah sarapan tante, terimakasih" ucap albern pada chelsea.
Deanna menatap albern dan sang bunda dengan bergantian, bisa bisa nya albern datang pagi pagi begini dengan kondisi dia belum mandi dan muka bantal kaya gini.
Bukan ingin terlihat cantik dimata albern tapi deanna merasa tak pede jika bertemu orang dengan penampilan acak acakan seperti ini, ya walau diliat bagaimnapun penampilan deanna sangat cantik walau belum mandi.
Tiba tiba berwyn datang dari arah ruang kerja miliknya,
"Nak albern sudah datang, " berwyn menghampiri albern dan albern pun bersalaman pada berwyn.
"Mau jemput deanna yah, maaf yah deanna belum apa apa baru sarapan baru bangun tadi" berwyn menjelaskan pada albern sambil tertawa .
Albern pun tersenyum membalas, "Gak papa om", sedangkan deanna yang melihat papah nya seolah tersenyum sedang meledeknya pun mencebik kesal, mana dia tau akan ada albern datang kerumah nya dia tidak di beri tau sama sekali.
Jadi bukan salah nya bukan jika deanna baru sarapan dan juga baru bangun.
"Deanna, ayo sarapan nya jangan membuat nak albern menunggu" ucap berwyn lagi pada deanna.
Deanna pun dengan cepat menyelesaikan sarapan nya dengan terburu buru, kemudian berdiri dan akan naik ke atas di temani chelsea sang bunda.
Albern hanya menatap dengan tatapan datar, padahal dalam hati nya mencebik kesal melihat pakaian deanna, deanna hanya memakai hotpants dan kaos atasan nya, sepertinya itu baju satu paket, "Sial, sexy juga" ucap albern dalam hati. Body deanna terlihat menggoda walau masih duduk dibangku SMA.
Albern pun di ajak berwyn untuk berbincang di ruang tamu sambil menunggu deanna bersiap.
Sedangkan deanna yang sudah sampai kamarnya, "Bunda ih kok gak bilang bilang sih kalo albern mau kesini, malu tau belum mandi" ucap deanna kesal pada sang bunda.
"Bunda juga dikasih tau nya tadi pagi, mommy nya yang nelpon, bunda bangunin kamu tadi, tapi biasa kamu kan kaya kebo kalo tidur" jelas chelsea pada sang putri.
"Males ah, gak mau pergi sama dia" kesal deanna yang sudah duduk di ujung ranjang kasur nya yang belum dirapihkan.
Chelsea pun menggeleng dengan tegas, "Harus ikut, kalo enggak, semua kartu kredit kamu bunda blokir."
Deanna langsung bangun dari duduk nya, "Iya iya ih," deanna pun berjalan ke kamar mandi dengan langkah kesal untuk melakukan rutinitas mandi.
Mana mau deanna kartu yang diberikan papah nya diblokir begitu saja karena alasan tak mau jalan dengan albern. Lebih baik deanna jalan dengan albern dan fasilitas dari sang papah aman terkendali.
Lumayan kan uang tetap aman, dan jalan dengan laki laki yang tampan pula.
30 menit pun berlalu.
Deanna turun dari kamarnya dan berjalan menuju ruang tamu. Deanna menggunakan rok cream dengan tangtop putih dan cardingan putih juga.
"Ya ampun anak papah cantik banget," ucap berwyn saat deanna berjalan menghampiri nya, lalu berwyn mengecup puncak kepala deanna dengan sayang. Yang selalu berwyn lakukan pada putri kesayangan nya.
"Hati hati yah," lanjut berwyn saat deanna akan pergi dengan albern. Sang bunda pun mengecup pipi deanna tak kalah sayang nya juga.
"Kami pamit dulu om tante" pamit albern pada kedua orang tua deanna.
Mereka berdua pun berjalan beriringan keluar menuju mobil yang dikendadari albern. Diikuti oleh chelsea dan berwyn. Dengan sopan albern membuka pintu mobil untuk deanna dan deanna pun masuk, "Dah pah bunda" lambai deanna pada bunda dan papah nya.
Berwyn dan chelsea pun ikut melambaikan tangan nya.
Mobil yang ditumpangi albern dan deanna pun meninggalkan halaman rumah deanna.
Didalam mobil deanna merasa canggung dan hanya memainkan ponsel nya, albern tak berbicara sama sekali sejak tadi.
"Canggung amat ya ampun" batin deanna mencoba sibuk dengan ponsel yang dipegang nya.
Tiba tiba albern bertanya pada deanna, "Kelas berapa sekarang?" tanya albern dengan wajah datar nya.
Deanna pun menoleh ke arah albern yang sedang fokus dengan kemudi nya, "12" jawab deanna singkat.
"Udah 18 tahun berarti" albern bertanya lagi.
"Belum, masih 17, bentar lagi ulang tahun yang ke 18, kalo om?" deanna balik bertanya.
"Om" ulang albern tak suka dengan deanna yang menyebutnya om.
Memang nya albern terlihat tua sampai harus dipanggil om.
"Iya, umur om pasti lebih tua dari aku ya".
Mendengar ucapan deanna albern merasa tak suka, "Saya masih muda jangan panggil saya om" bagaimana bisa dia yang masih muda begini di panggil om.
"Terus panggil apa?"
"Nama saja," jawab albern singkat.
Deana pun mengangguk tanda mengerti.
"Kita mau kemana memangnya?" deanna penasaran sekali akan dibawa kemana, orang tua nya tak bilang deanna akan dibawa kemana oleh albern, ingin bertanya sejak tadi tapi dia merasa malu jika harus bertanya lebih dulu. Deanna bingung mau di ajak kemana karena albern tak memberi tau nya begitu pun kedua orang tua nya tadi.
"Ketemu mommy, dia bilang ingin mengajakmu berbelanja" jelas albern.
"Om_eh albern udah punya pacar? tanya deanna begitu saja.
Albern melirik deanna singkat, perempuan ini penasaran sekali dan itu membuat albern senang karena deanna penasaran dengan dirinya.
"Belum" jawaban singkat albern, deanna pun kembali berucap, "Kirain udah punya pacar, kenapa memang nya belum punya pacar, harus nya kamu udah nikah kan di umur segini?" cerocos deanna.
"Saya mau nikahin kamu" ucapan albern membuat deanna membulatkan mata nya dan menatap albern.
"Hahaha masa sih mau nikahin aku, kita aja baru kenal" tawa deanna merasa lucu dengan apa yang diucapkan albern, walau dalam hati nya dia merasa berdebar mendengar penuturan albern yang frontal.
"Kenapa memang nya?" tanya albern memicingkan mata nya meminta penjelasan pada deanna.
"Ya kan kalo nikah harus saling cinta, apalagi aku masih SMA, mana mungkin sih kamu mau nikahin aku, apalagi nih yah kita baru dua kali ketemu kemarin dan sekarang" geleng deanna mendengar candaan albern, tak terasa suasana diantara kedua nya pun mencair.
"Saya bisa nikahin kamu walaupun kamu masih SMA" ucap albern dengan nada tegas nya.
Deanna menggeleng tak percaya, "Candaan nya gak lucu tau al, " tawa deanna yang masih menertawakan albern.
"Saya gak bercanda!" ucapan albern sangat tegas yang membuat deanna langsung menatap albern dengan serius.
"Kalo aku gak mau?" tanya deana dengan wajah serius nya menatap albern yang masih fokus menyetir.
"Saya gak peduli!" albern menyeringai yang membuat deanna bergidik ngeri melihat sikap albern yang seperti itu.
To Be Continue..
Jangan lupa like comen dan vote ya guys...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
Betty Fatimah
lanjut/Ok/
2024-04-29
1
Nuroden Lina
masi banyak sih punnya..cuba tidak pake banyak ayat pun...ceritanya menarik
2024-02-10
1
Nabila
udah kebelet nikah albern nya
2024-01-28
2