Episode 14, Kemesraan Albern

Deanna melepaskan rangkulan tangan albern dipinggang nya saat mereka sudah sampai didepan pintu kamar albern.

Deanna masih merasa kesal dengan ucapan albern. bahwa deanna bukan kekasih albern, bagaimana bisa albern bersikap seolah olah tak pernah mengucapkan hal itu, dasar albern benar benar menyebalkan.

Albern mengernyit bingung melihat tingkah deanna yang terlihat kesal sejak tadi, "Ayo katanya mau ganti baju", ajak albern sambil membuka kan pintu kamar nya.

Deanna melipat kedua tangan nya didepan dada dan memalingkan wajah nya dari albern agar tak bertatapan dengan albern, "Tidak, kau duluan saja!", titah deanna sambil berbicara ketus.

Albern semakin bingung dengan sikap deanna, "Bareng aja, aku gak bakal ngapa ngapain", albern mencoba meyakinkan deanna mungkin saja deanna takut albern melakukan yang tidak tidak kan.

Deanna tertawa hambar meledek albern, "Gak ah aku kan bukan siapa siapa nya kamu, kita kan gak pacaran,". tekan deanna dengan nada kesal.

Ucapan deanna mengingatkan ucapan albern tadi malam, mungkinkah deanna salah paham dengan ucapan nya tadi malam?

"Aku jelasin didalam kamar, ayo!" bujuk albern lagi, tapi deanna tak bergeming sama sekali.

Albern seperti nya tidak bisa menahan kesabaran nya lagi dalam menghadapi tingkah merajuknya deanna, dengan entengnya albern menggendong tubuh deanna seperti, karung beras.

"Lepaskan albern, apa apaan kau ini!" teriak deanna sambil memukul mukul punggung albern, tapi itu tentu saja tak membuat albern menurunkan tubuh nya.

Albern menidurkan deanna diatas ranjang, dengan tubuh nya yang hampir menindih tubuh deanna, "Lepas mau ngapain, mau macem macem yah", tuduh deanna dengan mata melotot dan tangan nya yang menahan dada bidang albern agar tak menindih nya.

 Deanna benar benar takut jika albern akan melakukan hal aneh padanya.

Cup

Albern malah mengecup bibir deanna agar diam, dan mengunci tangan deanna diatas kepala nya agar deanna tak berontak lagi.

 Sejak tadi deanna terus saja berontak membuat bagian tubuh bawahnya merasakan gerakan dari tubuh deanna. Lagipula deanna sama sekali tak mau mendengarkan penjelasan Albern.

Seolah tak puas dengan hanya mengecupnya, albern kembali mencium deanna dengan sedikit menggigit bibir deanna agar deanna mau membuka mulutnya, saat deanna membuka mulutnya albern mulai mengecupnya merasakan manis nya bibir deanna yang ranum, cukup lama albern dan deanna berpagutan kini kedua tangan deanna sudah berada dibelakang kepala albern untuk meremas rambut albern karena deanna mulai terhanyut dalam ciuman itu..

   Albern melepaskan ciuman nya saat deanna kehabisan nafas.

Ciuman laki laki dewasa memang menghanyutkan, bukan?.

Albern menyatukan hidung nya dengan hidung deanna agar sang empu menatap matanya, cara itu ternyata berhasil deanna menatap mata elang albern yang memabukkan.

 Bibir albern tampak basah, laki laki itu tampak tak kehabisan nafas walau mereka berciuman cukup lama, sedangkan deanna harus menghirup udara sedalam dalam nya karena mabuk kepayang akibat ciuman albern yang menggairahkan.

"Sepertinya kau salah paham dengan perkataan ku semalam anna," albern menggesek gesekan hidung nya dengan hidung deanna.

 Deanna tampak sexy dengan nafas nya yang memburu, albern bisa melihat betapa menggoda nya deanna apalagi sekarang deanna berada dibawahnya.

"Aku memang tak mau berpacaran dengan mu anna, aku ingin menikah denganmu", albern mencium tangan deanna yang masih berasa diatas kepalanya akibat ciuman panas mereka barusan.

Deanna terkesiap saat melihat cincin berlian dijari manis nya, kapan cincin berlian ini ada dijari nya? deanna rasa dia tak pakai cincin tadi?

Deanna menatap albern yang masih menatap nya, "Apa ini?, tanya deanna penasaran.

"Aku melamarmu," albern tersenyum manis dan mengecup bibir deanna lagi, tapi deanna menghindar sekarang dia butuh jawaban bukan ciuman.

"Masa ngelamar kaya gini gak ada romantis romantis nya", protes deanna, harusnya jika melamar harus romantis kan bukan langsung memakai kan cincin seperti ini setelah berciuman pula, seperti main main saja

Albern terkekeh, "Kau yang merajuk duluan, kalau kau sabar aku sudah menyiapkan lamaran romantis untukmu, tapi sepertinya aku tak bisa menundanya lagi,", albern menangkup pipi deanna dengan sebelah tangan nya yang kekar.

 Pipi deanna tampak halus, albern jadi gemas dibuatnya.

Deanna tersenyum senang lalu kembali melingkarkan tangan nya di leher albern, "Aku harus senang atau tambah merajuk sekarang?".

 Entahlah deanna jadi malu sekarang, padahal tadi deanna tak mau mendengarkan penjelasan albern tapi kini deanna sudah tersenyum lebar, karena mendapatkan lamaran dari albern.

"Terserah kau saja anna," albern sepertinya tak peduli, albern lebih tertarik untuk kembali mencium bibir deanna yang merekah akibat ciuman mereka barusan, dan kini mereka berpagutan mesra lagi,

 Mencecap bibir satu sama lain..

Deanna sudah berganti baju dengan gaun sepaha yang albern bawa tadi, sekarang dia menatap dirinya di cermin diruangan walk in closet milik albern, deanna mengusap bibir nya yang bengkak karena bibir albern tadi.

 Dan pipi nya pun kembali bersemu merah, mengingat betapa memabukan nya ciuman albern tadi.

"Gimana nutupin nya yah, masa kaya gini malu kalo ditanyain," deanna bergumam sendiri sambil memikirkan cara untuk menutupi bibir nya yang bengkak.

"Tak perlu menutupi nya, kau cantik dengan bibir tebal itu", ucapan albern mengagetkan deanna.

 Padahal albern pamit untuk mandi tadi tapi sekarang sudah berada dibelakang nya.

Deanna menoleh dan langsung menutupi matanya dengan kedua tangan nya, "Ihh mesum_kenapa gak pake baju dulu sih" teriak deanna, deanna malu melihat albern yang hanya melilitkan handuk di pinggang nya, dengan dada terbuka yang bidang. apalagi masih ada sisa air yang menetes dari rambut nya membuat albern tampak sexy, deanna jadi ingin mengokopnya, eh.

Albern terkekeh melihat tingkah deanna yang malu malu, "Baju nya disini anna,", albern berbisik ditelinga deanna. Dengan tubuh yang sengaja dicodongkan didekat telinga deanna. Dengan mengecupnya sedikit, membuat deanna merinding seketika.

Deanna langsung mendorong tubuh albern, dan berlari keluar dari walk in closet ini, bisa bisa dia mati malu karena albern.

Deanna mencium aroma maskulin dengan sabun mandi yang membuat deanna mabuk jika berlama lama disana.

"Kau mau kemana Anna?" teriak albern dengan kekehan nya. Senang sekali ternyata menggoda deanna. Sepertinya albern akan sering menggoda deanna.

Deanna membanting pintu yang menghubungkan walk in closet itu dengan keras, deanna memegang dada nya yang berdetak lebih kencang.

  "Gila badan nya bagus banget," gumam deanna dengan menggelengkan kepala nya untuk menyadarkan dirinya sendiri, "Gak_Gak boleh terpesona,".

Setelah menguasai dirinya agar tak membayangkan tubuh atletis albern, Deanna keluar dari kamar albern dan turun menuju taman belakang yang akan diadakan nya makan malam bersama.

"Kau sudah turun deanna?" martha langsung memanggil deanna, deanna pun langsung menghampiri martha yang duduk bersama rose di sofa yang sudah disediakan.

"Daddy belum pulang ya mom?" tanya deanna karena sejak tadi dia tak melihat kehadiran harrison.

"Sebentar lagi pulang, albern belum selesai yah?" tanya balik martha sambil mengusap ngusap rambut deanna dengan sayang. Martha menatap deanna dengan tatapan tulus dan sayang nya.

Rose yang melihat itu pun merasa iri, martha tak pernah begitu padanya padahal sejak dulu dia selalu mencoba merebut hati martha, agar mempermudah dirinya untuk mendapatkan hati albern, tapi martha tak pernah melakukan itu padanya nya, tatapan kasih sayang, walau bisa dibilang martha tidak pernah jahat padanya.

   Martha selalu melihatnya teman albern sama seperti pada freddy dan dalbert, tidak pernah lebih. Rose pun tersenyum kecut. mendapati kenyataan yang membuat hati nya teriris.

"Ngomong ngomong albern kenal dimana sama deanna,?" tanya rose penasaran, karena setau nya albern sangat pilih pilih pada perempuan, apalagi jika diliat liat deanna seperti lebih muda dari albern walaupun body nya tak bisa rose pungkiri sangat bagus.

"Mereka ketemu saat orang tua deanna dan mommy makan malam bersama, di saat itu mereka ketemu dan saling suka," jelas martha pada rose.

Rose menganggukan kepala nya mengerti.

"Eh, daddy albern pulang mommy samperin dulu yah," pamit martha saat melihat harrison mendatangi nya, martha yakin harrison harus ditemani dan ingin diurusi oleh nya.

 Maka dari itu martha meninggalkan deanna bersama rose.

   "Kalian berdua ngobrol aja dulu," martha pergi meninggalkan rose dan deanna.

Setelah martha pergi, rose kembali bertanya, "Udah kuliah semester berapa?" tanya rose pada deanna.

Deanna pun melihat kearah rose yang duduk disebelah nya, "Belum kuliah masih SMA," jawab deanna yang membuat rose melongo tak percaya bagaimana bisa albern kepincut anak kecil seperti deanna, sangat jauh bukan dengan dirinya yang sudah dewasa dan sudah kenal lama dengan albern.

"Kenapa mau sama albern? dia kan udah dewasa, beda jauh sama kamu dari segi apapun," rose kembali bertanya tapi sekarang dia tak bisa menyembunyikan rasa kesal sekaligus penasaran nya.

Deanna yang sedang melihat ponsel nya kembali melihat kearah rose, "Ganteng dan kaya," jawab deanna sekena nya.

"Itu saja, sepertinya kau keliru" ucap rose yang membuat deanna kesal.

"Perempuan ini menyukai albern apa yah, gak jelas banget," batin deanna kesal.

"Iya itu aja, munafik kan kalo suka sama albern gak ngeliat dua hal itu," deanna menjawab pertanyaan rose dengan sedikit senyuman yang mana malah membuat rose kesal, bisa diliat dari wajahnya yang terlihat mulai kesal dan menatap deanna kesal.

"Sedang membicarakan apa?", suara bariton albern membuat deanna dan rose menoleh bersamaan.

Deanna bisa liat di belakang albern ada dua laki laki yang sepertinya seumuran dengan albern.

 Wajahnya sama dengan foto yang deanna lihat tadi sore.

"Wah siapa ini cewek cantik," seru dalbert akan menghampiri deanna tapi lengan nya sudah ditarik paksa oleh albern, "Jangan macem macem!" albern melototi dalbert yang membuat dalbert mundur kebelakang.

 Mengangkat kedua tangan nya tanda menyerah.

"Ini calon istri gue, kenalin namanya deanna," albern menarik pelan pergelangan tangan deanna untuk berdiri disamping nya dan memperkenalkan kepada dalbert dan freddy, "Dan deanna ini dalbert dan ini freddy," albern pun mengenalkan kedua sahabat nya pada deanna, deanna pun bersalaman dengan kedua sahabat albern. memperkenalkan diri masing masing.

"Lo gak ngenalin deanna sama rose?" tanya dalbert penasaran, karena albern hanya mengenalkan deanna pada mereka berdua sedangkan pada rose tidak.

"Mereka udah kenalan tadi," jawab albern.

Memang benar rose lebih dulu dikenalkan pada deanna, jadi tak perlu albern kenalkan lagi bukan?

Dalbert hanya ber oh ria, "Masih kuliah ya, calon istri lo,"? tanya dalbert penasaran lagi karena diliat dari penampilannya sepertinya deanna masih ABG.

"Masih SMA," bukan deanna yang menjawab itu melainkan rose yang menjawab.

Dalbert pun melongo tak bisa menyembunyikan keterkejutan nya, tak percaya bagaimana bisa albern akan menikahi pelajar, "Gila lo mau nikahin pelajar ya", ucap dalbert yang langsung dapat tarikan dibahu nya dari freddy.

 Dalbert sepertinya sudah berbicara melantur, jadi freddy langsung menyadarkan dalbert dengan menarik bahu nya cukup keras.

Laki laki yang sejak tadi diam saja itu ikut nimbrung, takut jika deanna akan tersindir dengan ucapan dalbert,"Bukan urusan lo, yang panting kan bukan dibawah umur".Ketus freddy.

Albern langsung merangkul freddy merasa senang karena freddy mengerti apa yang diinginkan albern, "Ini baru sahabat gue."

"Yaelah gue cuma nanya," dalbert pun cukup kesal melihat freddy dan albern yang mengolok ngolok nya.

Deanna tersenyum menggeleng melihat tingkah sahabat albern. sifat kedua nya tampak bertolak belakang.

"Emang gak ada cewek lain apa? sampe harus sama yang masih SMA?" rose menyilangkan tangan nya didepan dada dan bertanya pada albern.

Rose bertanya dengan senyuman diwajahnya, tapi tetap saja deanna bukan orang yang tak bisa melihat tatapan merendahkan rose padanya.

Albern menatap rose lalu menatap deanna, "Banyak, tapi mau nya sama yang ini".

Albern mengangkat tangan deanna yang Albern genggam. menyirtakan bahwa albern berada dipihak deanna.

Deanna yang mendengar ucapan albern tersentuh dan wajah nya memerah, "Bisa bisa jantung gue loncat keluar," batin deanna.

"Kenapa lo cemburu?" kali ini Freddy lah yang bertanya pada rose.

Rose menatap orang orang yang berada dihadapan nya, mereka menatap rose seperti menunggu jawaban, "Enggak, apa urusannya sama gue. Tuh tante martha dan om harrison udah dateng," tunjuk rose pada martha dan harrison yang berjalan menuju mereka.

"Ayo mulai bakar bakar nya," ajak martha.

Para laki laki pun bergegas untuk memanggang daging dan pendamping makanan yang lain nya.

Saat deanna akan membantu, martha mengehentikan deanna, "Ayo duduk aja sama mommy biar para cowok aja yang bakar bakar kita tinggal makan aja,".

Deanna pun hanya mengikuti saja, martha, deanna dan rose sudah duduk dimeja makan.

"Kamu udah tau makanan kesukaan albern,?" rose membuka pembicaraan diantara martha dan deanna.

"Belum, kita baru kenal beberapa hari, jadi belum tau," jawab deanna jujur.

"Harusnya tau dong masa calon istri gak tau apa apa," rose berbicara sambil tersenyum, tapi bisa deanna rasakan jika rose sedang meledek nya.

"Nanti juga lama kelamaan tau kok, pelan pelan aja," ucap martha seperti membela deanna, deanna sudah pasti senang, sedangkan rose kembali tersenyum kecut. Karena mendapati bahwa martha membela deanna terus menerus.

Beberapa saat kemudian, para laki laki sudah selesai memanggang daging dan mereka semua mulai makan bersama sama.

"Makan ini," Albern memberikan sepiring daging yang sudah terpotong pada deanna.

"Aku bisa potong sendiri", deanna merasa tak enak karena sejak tadi albern memanggang daging dan kini harus memberikan daging yang sudah dipotong potong menjadi bagian kecil untuk deanna.

"Makanlah!" titah albern. Seperti tak menerima penolakan.

Deanna pun tersenyum mamis dan mengucapkan terimakasih nya pada kekasih nya, Eh calon suami nya.

Rose menggenggam garpu dan pisau ditangan nya dengan keras, hati nya panas melihat albern yang dengan terang terangan memperlihatkan kemesraan nya dengan deanna.

To Be Continue guys...

Jangan lupa like, comen, vote dan subscribe...

Follow author juga yah guys...

see you....

Episodes
1 Episode 1, Perkenalan
2 Episode 2, Calon mantu mungkin
3 Episode 3, Gadis itu
4 Episode 4, Saya gak peduli
5 Episode 5, Menolak halus
6 Episode 6, Jatuh Cinta
7 Episode 7, Mantan
8 Episode 8, Laper
9 Episode 9, Jelasin
10 Episode 10, Tiga gadis
11 Episode 11, Gak mau pacaran
12 Episode 12, calon mertua
13 Episode 13, Calon istri albern
14 Episode 14, Kemesraan Albern
15 Episode 15, LDR
16 Episode 16, Tak akan terjadi
17 Eps 17, Kekesalan rose
18 Episode 18, Mantan pertama
19 Episode 19, Menginap saja?
20 Episode 20, Menghampiri albern.
21 Episode 21, Merajuk nya deanna
22 Episode 22, Penolakan albern
23 Episode 23, Kemesuman Albern
24 Episode 24, Tamparan
25 Episode 25, Ketegangan di ruang BK
26 Episode 26, Jahatnya jasmine
27 Episode 27, Senyum licik
28 Episode 28, Babak belur
29 Episode 29, Bukan sembarang anak SMA
30 Episode 30, Menemui rose
31 Episode 31, Ibu rose
32 Episode 32, Jangan terbebani
33 Episode 33, Menyerah atau tidak?
34 Episode 34, Ulang tahun Deanna
35 Episode 35, Tak menyangka
36 Episode 36, Lamaran albern
37 Episode 37, Jari tengah
38 Episode 38, Merasakan hal yang sama
39 Episode 39, Perlakuan manis
40 Episode 40, Ucapan tulus rose
41 Episode 41, Melupakan Albern
42 Episode 42,Mengusir halus
43 Episode 43, Obsesi
44 Episode 44, Sella
45 Episode 45, Pasangan Bucin
46 Episode 46, Waspada
47 Episode 47, Trio Es
48 Episode 48, Keinginan Raisa
49 Episode 49, Diculiknya Deanna
50 Episode 50, Albern tertembak
51 Episode 51, Duplikat
52 Episode 52, Ponakan
53 Episode 53, Pencair suasana
54 Episode 54, Tangis bahagia
55 Episode 55, Pernikahan Albern dan Deanna
56 Episode 56, Senyum senyum sendiri
57 Episode 57, Rumah orang tua deanna.
58 Episode 58, Kemurahan hati
59 Episode 59, Bulan madu singkat
Episodes

Updated 59 Episodes

1
Episode 1, Perkenalan
2
Episode 2, Calon mantu mungkin
3
Episode 3, Gadis itu
4
Episode 4, Saya gak peduli
5
Episode 5, Menolak halus
6
Episode 6, Jatuh Cinta
7
Episode 7, Mantan
8
Episode 8, Laper
9
Episode 9, Jelasin
10
Episode 10, Tiga gadis
11
Episode 11, Gak mau pacaran
12
Episode 12, calon mertua
13
Episode 13, Calon istri albern
14
Episode 14, Kemesraan Albern
15
Episode 15, LDR
16
Episode 16, Tak akan terjadi
17
Eps 17, Kekesalan rose
18
Episode 18, Mantan pertama
19
Episode 19, Menginap saja?
20
Episode 20, Menghampiri albern.
21
Episode 21, Merajuk nya deanna
22
Episode 22, Penolakan albern
23
Episode 23, Kemesuman Albern
24
Episode 24, Tamparan
25
Episode 25, Ketegangan di ruang BK
26
Episode 26, Jahatnya jasmine
27
Episode 27, Senyum licik
28
Episode 28, Babak belur
29
Episode 29, Bukan sembarang anak SMA
30
Episode 30, Menemui rose
31
Episode 31, Ibu rose
32
Episode 32, Jangan terbebani
33
Episode 33, Menyerah atau tidak?
34
Episode 34, Ulang tahun Deanna
35
Episode 35, Tak menyangka
36
Episode 36, Lamaran albern
37
Episode 37, Jari tengah
38
Episode 38, Merasakan hal yang sama
39
Episode 39, Perlakuan manis
40
Episode 40, Ucapan tulus rose
41
Episode 41, Melupakan Albern
42
Episode 42,Mengusir halus
43
Episode 43, Obsesi
44
Episode 44, Sella
45
Episode 45, Pasangan Bucin
46
Episode 46, Waspada
47
Episode 47, Trio Es
48
Episode 48, Keinginan Raisa
49
Episode 49, Diculiknya Deanna
50
Episode 50, Albern tertembak
51
Episode 51, Duplikat
52
Episode 52, Ponakan
53
Episode 53, Pencair suasana
54
Episode 54, Tangis bahagia
55
Episode 55, Pernikahan Albern dan Deanna
56
Episode 56, Senyum senyum sendiri
57
Episode 57, Rumah orang tua deanna.
58
Episode 58, Kemurahan hati
59
Episode 59, Bulan madu singkat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!