Deanna dan martha sudah sampai dirumah martha, mereka tak jadi belanja baju.
Mereka berdua memutuskan untuk segera pulang saja karena hari sudah sore, takut jika terlambat mempersiapkan makan malam untuk sayang albern yang akan datang.
Mereka berdua berjalan beriringan, "Yang tadi itu siapa dea?" tanya martha penasaran saat mereka masih berjalan.
"Dia ibu nya teman aku mom" jawab deanna.
"Mommy kira, ibu nya mantan kamu",
Deanna terbelalak kaget bagaimana martha bisa tau, apa martha mendengar percakapan mereka tadi.
Melihat reaksi deanna martha pun kembalu berucap, "Gak papa kok dea, mommy ngerti", senyum tenang dari martha membuat deanna lega.
Saat sudah masuk ruang tamu, martha mengajak deanna masuk kedalam kamar albern, "Kamu ganti baju dulu pake baju albern dulu saja ya, kali aja ada yang muat".
Martha pergi ke ruang walk in closet milik albern untuk mencari baju yang pas untuk deanna.
Walaupun mungkin deanna harus memakai baju laki laki, tapi daripada deanna tak ganti baju itu pasti tak nyaman.
Deanna mengangguk dengan mengedarkan pandangan nya ke beberapa bingkai foto yang ada di kamar albern, ini sudah kedua kali nya deanna melihat kamar albern, sekarang dia bisa lebih jelas melihat kamar albern, pertama deanna masuk kekamar ini deanna tak begitu memperhatikan tapi sekarang deanna bisa jelas melihat apa yang ada dikamar laki laki itu.
Kamar ini seperti kamar laki laki pada umum nya, aroma kamar ini sangat khas dengan bau laki laki, ada rak buku yang tertata rapi.
Ada beberapa foto albern saat kuliah, wisuda dan masih kecil, dan ada foto albern dengan kedua laki laki dan seorang perempuan mereka berfoto berempat memakai toga dan tersenyum berbarengan, mereka terlihat seumuran.
Deanna berjalan mendekati foto itu, dan menatap foto itu lebih dekat.
"Itu teman masa kecil albern," martha berkata dan membawa sebuah kaos panjang berwarna hitam yang deanna yakini itu milik albern.
"Mereka berempat sudah berteman sejak kecil," tunjuk martha pada foto itu.
"Ini rose" martha menunjuk pada foto wanita, "ini dalbert" tunjuk martha pada laki laki yang senyum nya yang paling lebar diantara ketiga orang itu, "Ini freddy",martha kembali menunjuk seorang laki laki berwajah datar.
"Kok dia gak senyum sih mom mirip albern" tunjuk deanna pada foto freddy yang berwajah datar seperti albern, albern tersenyum walau sedikit tapi freddy sama sekali tak tersenyum wajah nya sangat datar.
"Udah bawaan dari lahir" ucap martha sambil tersenyum.
Deanna pun menggeleng dan tersenyum juga, "Ada ada aja mom".
"Kamu pake baju ini aja ya, nanti mommy telpon albern biar bawain baju buat kamu", martha menyerahkan kaos hitam milik albern pada deanna.
"Albern jarang tidur dikamar ini, biasanya dia akan pulang keapartemen miliknya,".
Deanna menerima nya,"Iya mom, deanna ganti baju dulu yah".
"Iya mommy juga mau ganti baju," martha pun pergi meninggalkan deanna sendirian dikamar albern.
Deanna melepaskan tas sekolah nya dikasur albern, dan segera masuk kedalam kamar mandi untuk berganti pakaian.
Kaos albern memang sangat besar, panjang nya setengah paha deanna, untung saja deanna memakai dalaman leging pendek. jadi takkan terlihat area dalam nya.
Deanna bercermin menatap penampilan nya, "Bagus juga baju nya jadi oversize" gumam deanna saat menatap dirinya dipantulan cermin.
"Kaya nya kalo pake sabuk ditengah gini jadi lebih bagus", deanna memegang pinggang nya dan membayangkan jika ada sabuk deanna akan memakai nya dan mencocokkan nya dengan kaos yang dia pakai.
Deanna turun kebawah dan melihat martha sedang menelpon, "Iya beliin baju buat deanna, dia lagi dikamar kamu buat ganti baju dengan baju kamu dulu".
Deanna yakin martha sedang menelpon dengan albern, melihat kedatangan deanna martha berbicara lagi, "Kok kamu gak tau deanna disini, memang nya dia gak hubungin kamu" ucap martha keheranan.
Deanna mengernyit bingung dengan apa yang dibicarakan martha dia sama sekali tak mendengar ucapan albern karena memang martha tak meloud speaker kan suara nya.
"Yaudah mommy mau berduaan dulu dengan deanna" ucap martha yang langsung mematikan telpon nya.
"Albern yah mom?" tanya deanna.
"Iya, dia gak tau kamu kesini, kamu gak hubungin dia yah?" Tanya martha sambil menyimpan ponsel nya dimeja yang ada didepan nya.
Deanna menggaruk kepala nya yang tak gatal, "dea lupa mom, apalagi tadi dea kan sibuk milih perhiasan sama mommy", kilah deanna.
"Oh Iya ya mommy lupa" martha menepuk kening nya baru ingat jika deanna sejak tadi sibuk dengan dirinya.
"Hah untung saja martha percaya pada nya" batin deanna lega.
"Kita masak makan siang yuk, mommy laper" ajak martha yang langsung diangguki oleh deanna.
Mereka berdua berjalan menuju dapur untuk mengolah apa yang akan mereka makan, walaupun hari sudah mulai sore.
Disisi lain dikantor albern.
Albern mengetuk ngetuk meja kerja nya, dan memutar mutarkan kursi kerja nya. Seolah tak fokus dengan pekerjaannya. Hal yang tak biasa nya terjadi pada Albern. Albern adalah laki laki yang begitu menyukai pekerjaan nya dia bisa bekerja seharian penuh tanpa merasa lelah atau bosan.
Tapi tidak dengan hari ini, Albern tak fokus dengan pekerjaan nya sama sekali.
Albern terus memikirkan deanna, deanna hanya deanna.
Deanna memblok nomor albern, albern tak bisa menghubungi deanna, dan sekarang deanna sedang berada dirumah mommy nya, albern ingin sekali langsung pulang tapi rapat kali ini tak bisa albern tinggalkan.
"Huh"
"Rapat nya mau mulai tuan" ucap erick saat memasuki ruangan albern.
Albern berdiri malas, dia ingin sekali langsung pulang kerumah orang tua nya, tapi apalah daya dia tak bisa meninggalkan pekerjaan nya.
Sampai ruang rapat, semua orang menunduk hormat, suasana ruangan pun jadi suram, karena albern terlihat tak senang, semua orang pun bertatap tatapan satu sama lain, mereka takut jika melakukan kesalahan karena jika mereka melakukan kesalahan di saat suasana hati albern sedang buruk, mereka akan kena imbas habis habisan.
Meeting pun selesai, semua orang menghembuskan nafas nya tenang karena meeting sudah selesai, tadi mereka kena marah habis habisan hannya karena pengucapan mereka yang salah.
"Langsung pulang saja" perintah albern pada erick sambil berjalan terburu buru.
Saat sudah sampai pintu keluar dilantai bawah, albern hampir bertabrakan dengan rose.
"Yaampun al, buru buru amat sih" ucap rose kaget.
"Mau pulang" albern langsung berjalan meninggalkan rose, dia ingin segera masuk kedalam mobil sekarang.
Erick sudah siap dan menunggu albern.
"Aku ikut yah, sekalian" rose mengikuti langkah albern tanpa menunggu persetujuan albern.
Albern pun tak menjawab dia langsung masuk kedalam mobil yang diikuti rose.
"Baju yang dipesan tadi sudah siap?" tanya albern pada Erick.
Tadi albern menyuruh Erick memesan kan baju untuk deanna, lengkap dengan ukuran nya.
Erick mengangguk,"Sudah, kita hanya perlu mengambilnya" jawab Erick.
Rose yang sedang memakai sabuk pengaman pun menoleh ke arah albern, menatap albern dengan bingung, albern memesan baju, untuk siapa, apa untuk mommy nya albern.
Mobil pun berjalan, saat mobil berjalan, rose penasaran tapi tak langsung bertanya.
Saat dekat butik yang sudah jadi langganan mommy albern, Erick turun dan masuk kedalam butik itu tak lama kemudian erick kembali lagi membawa kotak box yang rose yakini itu berisi baju yang albern bilang tadi.
"Itu baju buat siapa al?" tanya rose penasaran.
"Untuk Anna",
"Anna?" rose mengulangi ucapan albern, rose tak salah dengar kan, Anna, itu nama perempuan, nama mommy albern kan bukan Anna.
"Siapa anna?" tanya rose.
"Kau akan tau nanti", albern menjawab sambil sibuk dengan ponsel nya.
Rose pun menggigit bibir nya penasaran, apa jangan jangan itu kekasih albern, rose pun menggeleng kan kepala nya, "Tak mungkin kan tadi malam saja albern bilang dia tak punya kekasih," batin rose meyakinkan dirinya bahwa itu bukan untuk kekasih nya.
Mobil yang ditumpangi albern dan rose pun sampai dikediaman orang tua albern.
Albern keluar dengan terburu buru tanpa memperdulikan rose, albern hanya membawa kantong belanjaan yang tadi.
"Mom mom" panggil albern.
Martha yang mendengar panggilan dari albern langsung menghampiri albern.
"Ya ampun al, kamu tumben banget teriak teriak" martha menggelen heran. Tak biasanya Albern memasuki rumah dengan berteriak teriak seperti ini.
Albern mengedarkan pandangan nya mencari deanna.
"Cari deanna?" tebak sang mommy.
"Mana anna?" albern sepertinya sudah tak sabar bertemu deanna.
Martha kembali menggeleng, anak nya seperti nya sudah jatuh cinta berat dengan deanna.
"Deanna deanna" panggil martha pada deanna yang sedang berada di dapur, tadi mereka sedang menyiapkan makan malam bersama dan juga para pelayan, ya walaupun para pelayan hanya memeperhatikan karena deanna dan martha sedang asik berdua.
Deanna yang mendengar panggilan martha langsung menghampiri martha, sudah deanna duga albern sudah sampai, "Iya mom", jawab deanna saat sudah dekat dengan martha.
Bisa deanna liat, albern menatap deanna intens, tidak deanna tak boleh terlihat salah tingkah, nanti albern besar kepala.
"Kamu pake bajuku?" tanya albern penasaran, walaupun albern sudah tau deanna memakai baju nya.
"Iya, gak boleh" deanna menjawab dengan sedikit ketus, albern benar benar menatap deanna dari atas kepala sampai ujung kaki.
Deanna berdehem, merasa sedikit canggung sekaligus malu karena ditatap intens seperti ini.
Albern yang mendengar deheman deanna pun tersadar dari lamunan nya.
"Cantik", Puji albern.
Deanna yang mendengar pujian albern, langsung merasa malu sampai pipi deanna memerah.
"Ya ampun indah nya masa muda", martha tak habis fikir ternyata anak nya bisa berucap manis juga, ah martha jadi mengingat harrison saat masih muda dulu.
Deanna mencubit perut albern karena malu, disini bukan hanya mereka berdua tapi ada martha juga, deanna merasa malu jika harus dipuji didepan ibu albern..
"Hallo tante", sapaan itu membuat martha, dan deanna menoleh ke asal suara.
Rose menunduk hormat dan tersenyum, martha pun langsung memeluk rose, "Ya ampun rose kamu makin Cantik aja", puji martha.
"Tante juga, makin cantik aja" puji rose balik pada martha.
"Maaf yah tante gak merhatiin ada kamu tadi", saking asik nya martha melihat anak nya yang mulai bucin pada deanna.
Jadi tak sadar jika ada rose disini.
"Gak papa tan" rose tersenyum ramah.
"Kenalin ini deanna, calon istri nya albern" martha memperkenalkan rose pada deanna.
Deanna pun menunduk memberi salam pada rose, sahabat kecil albern yang tadi dia liat di foto.
"Calon istri tan?" ulang rose yang tak percaya dengan perkataan martha.
Martha mengangguk, mengiyakan perkataan rose.
"Deanna ganti baju dulu, albern udah bawain baju nya tuh," titah martha pada deanna.
Deanna pun ingin mengambil kantong belanjaan yang dibawa albern, tapi albern menolak deanna yang akan mengambil kantong belanjaan yang dibawa nya.
"Aku juga mau mandi dulu mom," pamit albern, "Ayo deanna," ajak albern.
Deanna melongo bagaimana bisa albern mengajak nya mandi bersama didepan mommy nya.
"Kamu duluan aja," tolak deanna.
"Aku gak bakal ngapa ngapain, ayo!", albern sepertinya tak bisa dapat penolakan, albern menarik tangan deanna untuk menuju kamar albern.
Tanpa mereka sadari sejak tadi rose menatap albern dengan hati yang ter iris, bagaimana bisa albern bilang tak punya kekasih tapi sekarang dia membawa deanna kerumah orang tua nya.
"Ayo rose, kita keluar kayak nya semua nya sudah selesai tinggal nunggu yang lain, tante pengen ngobrol ngobrol sama kamu", ajak martha.
Rose pun mengangguk dan mengikuti martha menuju taman yang berada dibelakangrumah nya yang akan di adakan makan makan bersama.
Rose menatap tangga dimana albern dan deanna pergi menuju kamar albern, dengan hati yang teriris perih, pupus sudah harapan nya untuk mendapatkan albern.
To Be Continue....
Jangan lupa like comen dan subscribe guysss.
Jangan lupa follow aku author nya, see you guys...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
Betty Fatimah
lanjut lagi kk/Joyful/
2024-04-29
0