Episode 16, Tak akan terjadi

Deanna hanya mengaduk ngadukkan minuman nya dengan sedotan tak selera, dia sangat merindukan albern padahal baru sehari albern dan dirinya menjalani LDR tapi deanna sudah merindukan albern saja.

  Apalagi dengan jarak jauh seperti ini dia tak bisa bebas berkomunikasi karena perbedaan waktu dan juga kesibukkan yang dijalani albern.

"Berat banget kayak nya", dixie membuka pembicaraan karena sejak tadi dixie memperhatikan deanna selalu menghembuskan nafas nya Berat.

"Tau punya pikiran apa sih lo?," darleena juga penasaran karena perubahan sikap deanna menyita perhatian kedua sahabat nya yaitu dixie dan darleena.

"LDR gue sama albern," deanna menjawab dengan lesu.

Dixie dan darleena pun hanya ber oh ria seolah mengerti dengan apa yang dirasakan deanna.

  Mereka bertiga sedang berada dihalaman belakang rumah deanna yang terdapat kolam renang, awalnya dixie dan darleena akan mengajak deanna untuk pergi keluar, tapi deanna menolak karena alasan malas.

  Deanna malah mengajak darleena dan dixie untuk kumpul dirumah nya saja.

Mereka berdua pun tak memaksa dan secara sukarela mengikuti keinginan deanna.

"Pantes lesu amat muka lo" ejek dixie.

"Namanya juga lagi cinta cinta nya," ledek darleena juga, mereka berdua tertawa terbahak bahak melihat deanna memutar bola mata nya malas karena mendapatkan ledekan dari kedua sahabat nya.

"Sialan kalian berdua," deanna melempar sedotan nya pada kedua sahabat nya.

Tapi bukannya kesal, darleena dan dixie malah semakin tertawa kencang.

 "Lagian lo kalo mau nyusulin albern juga bisa kan, kenapa harus galau kaya gitu" darleena berucap lagi sambil mengusap air mata nya yang keluar akibat menertawakan deanna.

"Gak bakal diizinin sih sama papah, lo kan tau kalo gue sengaja ninggalin sekolah bukan karena alasan masuk akal bisa bisa papah marah sama gue," ucap deanna menjelaskan dengan agak kesal juga.

 Deanna memang sangat dimanjakan oleh sang papah tapi bukan berarti deanna bisa bolos sekolah sesuka hati nya, bagi papah deanna pendidikan adalah hal yang sangat penting. Jadi jika deanna meminta izin untuk menyusul albern sekalipun sang papah pasti akan sangat marah padanya.

"Dia kan gak akan lama dea, sabar aja gue yakin nih nanti kalo albern pulang dia pasti bawa hadiah yang banyak buat lo," hibur dixie yang diangguki oleh darleena.

"Tau gak usah dipikirin segitu nya juga," darleena ikut menenangkan.

Deanna pun hanya menganggukan kepala nya tanda dia menerima hiburan dari kedua sahabat nya.

Mau bagaimana lagi bukan deanna hanya bisa bersabar menunggu kepulangan albern dan segera mengakhiri LDR yang mereka berdua jalani.

"Oh iya, gimana ada gak temen albern yang ganteng plus kaya raya juga?" dixie baru ingat dengan permintaan nya pada deanna untuk mengenalkan dirinya pada teman nya albern.

Deanna pun melihat kearah dixie, "Ada dua, kalian bisa satu satu jadi nanti kalo kita udah nikah kita bisa deketan,".

Dixie langsung berbinar mendengar ucapan deanna, "Minta dong nomor nya, biar gue hubungin ".

Dixie mengambil ponsel ditas miliknya untuk meminta no teman albern.

Tapi Darleena memukul lengan dixie pelan, "Gak tau malu lo"

Dixie mendelik, "Gak papa biar cepet gitu, sat set biar gak jomblo terus," kesal dixie.

"Nanti mereka ilfil sama lo, mau?'' darleena berucap dengan kesal juga. Karena kadang dixie terlalu terburu buru dalam mengambil tindakan.

"Udah Udah kalian tuh yah berantem mulu," deanna menengahi dixie dan darleena untuk tidak meneruskan perdebatan mereka.

"Oh ya, gue baru inget albern juga punya sahabat cewe, dan kayak nya dia suka deh sama albern," deanna pun teringat dengan rose sahabat albern lalu menceritakan soal rose yang seperti ingin merendahkan nya saat itu.

 Saat deanna selesai bercerita, darelaan dan dixie ikut emosi mendengar apa yang deanna ceritakan.

 "Wah gila, awas lo jangan mau kalah," peringat darleena,

"Iya, awas aja lo kalo ngalah buat dia," dixie pun ikut memperingati deanna.

  Deanna pun tersenyum seraya menggelengkan kepala nya, kedua sahabat nya ini memang akan selalu mendukung nya dan juga membela nya.

**

"Ngapain lo dateng kesini?" dalbert terkejut saat melihat rose yang sudah ada didepan pintu apartemen nya, hari sudah malam dan dalbert baru pulang setelah seharian suntuk bekerja.

"Gak usah banyak nanya, cepet buka pintu nya!" bukannya menjawab rose malah menyuruh dalbert untuk membuka pintu nya segera.

  Rose sudah merasa pegal sekaligus kesal karena menunggu cukup lama didepan pintu apartemen dalbert.

Dalbert pun hanya menggeleng, dan membuka pintu apartemen nya dengan sidik jari nya.

   Rose pun mendahului dalbert memasuki apartemen nya.

Seraya ingin segera duduk disofa.

"Dasar kau ini tak punya sopan santun," kesal dalbert pada rose.

"Lagian siapa suruh hari libur masih kerja, bikin lama tau gue nungguin lo," omel rose.

Dalbert memutarkan matanya malas, "Ada kerjaan mendadak gue, lagian lo juga ngapain dateng dateng tanpa mengabari," dalbert pun tak kalah kesal, rose datang hanya membuat nya pusing saja karena omelan nya.

Rose tak memperdulikan ocehan dalbert, dia langsung menuju kulkas untuk mencari minuman untuk dia minum, rose merasa kehausan.

"Gue mau mandi dulu, awas lo ngintip," peringat dalbert meninggalkan rose yang berdiri didepan kulkas sambil meminum soda, rose tak menanggapi dia hanya sibuk dengan ponsel nya dan duduk disofa dengan meminum soda yang tadi dia ambil di kulkas dalbert.

Dalbert pun memasuki kamar nya untuk mandi, badan nya terasa lengket karena seharian kerja.

  Setelah menyelesaikan rutinitas mandi nya dalbert keluar dengan memakai baju santai, saat keluar dari kamar nya dia melihat freddy yang sudah duduk dengan rose disofa nya.

"Kapan lo dateng?" tanya dalbert pada freddy.

"Baru sampe dan ternyata rose ada disini," jawab freddy.

Dalbert pun menganggukan kepala nya dan ikut duduk bersama kedua sahabat nya, setelah mengambil soda.

"Abis golf lo?" tanya dalbert lagi saat melihat pakaian freddy yang masih memakai pakaian golf nya.

"Iya, ada salah satu pemilik perusahaan yang nawarin sesuatu, ngapain rose kesini?" tanya freddy pada dalbert.

Dalbert hanya menggelengkan kepala nya tak tau.

 Tapi memang biasanya rose akan menemui mereka jika sedang ada masalah atau ada hal yang membuat rose merasa sedih.

"Ngapain lo kesini, gak biasanya?" dalbert mulai bertanya karena rose jarang datang ke apartemen nya tak seperti ke apartemen albern, sejak dulu pun rose tak akan kerepotan jika harus berkumpul di rumah albern walau jarak nya agak jauh.

"Bete gue, gak bisa dateng ke apartemen albern karena dia lagi ada kerjaan diluar negeri," jawab rose.

"Suka lo sama dia?" ucapan freddy membuat rose tersedak dengan minuman nya.

"Uhuk Uhuk, apaan sih lo" elak rose.

"Masa iya lo suka sama albern kita kan udah sahabatan sejak kecil," dalbert merasa tak percaya dengan ucapan freddy. Jika memang benar rose menyukai albern.

"Apa sih," kesal rose, "Lo tau darimana gue suka sama albern," rose kesal karen kadang freddy sangat menyebalkan, tebakannya selalu akurat.

"Dari tatapan lo, apalagi sejak kemarin lo ketemu pacar albern, lo dengan terang terangan memperlihatkan ketidak sukaan lo terhadap deanna," freddy menatap rose yang mulai salah tingkah dan juga kesal karena freddy sepertinya tau apa yang rose pendam dan rasakan.

"Sejak kapan lo tau gue suka sama albern,?" tanya rose penasaran.

"Sejak dulu juga gue tau, tapi gue pura pura gak tau aja, biar lo gak malu," freddy tersenyum mengejek kepada rose.

"Sialan lo, bukannya lo nerusin kepura puraan lo, ngapain lo ngomong kayak gitu kemarin dekat albern," rose menatap freddy dengan mata memicing menuntut penjelasan.

Freddy menyilangkan kedua tangan nya didepan dada, "Biar lo tau kalo albern gak pernah liat lo sebagai wanita, dia cuma nganggep lo sebagai sahabat nya_ dan itu gak lebih"

"Sialan lo" rose melemparkan bantal sofa pada freddy.

Rose tak terima dengan ucapan yang baru saja freddy ucapkan. itu semua adalah fakta yang tak ingin rose dengar.

Dalbert yang sejak tadi memperhatikan percakapan mereka berdua merasa tercengang mendapati fakta bahwa rose diam diam menyukai albern,"Jadi selama ini lo suka sama albern gitu," dirinya masih merasa tak percaya jika rose menyukai albern.

"Iya, semua prestasi nya dan sifat mandiri nya semata mata buat nge buat albern melihat dia sebagai wanita bukan sahabat, lo inget dulu albern pernah bilang dia suka sama cewek yang gak ngeribetin dan pinter, jadi rose selalu mencoba menuhin itu semua,".

Rose pun kesal dan kembali melempari Freddy dengan bantal, "kalo lo masih ngelanjutin omongan lo, gue cekik lo yah," peringat rose kesal.

Freddy hanya tertawa melihat tingkah rose yang kesal.

Rose yang semakin kesal pun menghampiri freddy yang duduk didepannya yang terhalang meja, "Sialan lo, awas kalo albern sampe tau," rose tak henti henti memukuli freddy.

"Aduh kalian kaya bocah banget tau gak,"dalbert yang melihat rose memukuli freddy pun bersuara karena melihat tingkah mereka seperti anak kecil.

"Ngomong apa lo?," kesal rose, rose akan memukuli dalbert juga tapi terhenti saat freddy mengangkat telpon dari ponsel nya.

"Hallo al," ucap freddy, rose mengehentikan langkah nya dan melihat kearah freddy.

"Kita lagi kumpul dan ngomongin cowok yang rose suka," ucapan freddy mampu membuat rose membelalak kan matanya, tak percaya dengan ucapan freddy.

  Rose langsung menghampiri freddy, takut takut freddy berucap yang tidak tidak.

"Kau mengenalnya dengan sangat baik," rose langsung mengambil ponsel freddy dan mematikan sambungan telpon nya.

"Apa lo takut gue bilang ke albern," ucapan freddy membuat rose kesal lagi dan lagi.

"Awas lo kalo bilang ke albern, biar gue yang bilang sendiri ke dia," peringat rose pada freddy.

"Gila lo, lo mau ungkapin cinta sama albern, dia udah punya pacar" dalbert yang sejak tadi diam langsung berbicara mengingatkan rose.

Rose mengedikkan bahu nya acuh, dan kembali duduk ditempat tadi dia duduk, "Gue gak peduli, sebelum nikah albern masih sah buat gue rebut,".

"Dan persahabatan lo sama albern gak akan bertahan" ucapan freddy lagi lagi membuat rose tertampar kenyataan.

Tapi rose tak mau menghiraukan itu sekarang dia hanya harus membuat albern jatuh cinta dulu padanya, jadi ucapan freddy barusan tak akan terjadi.

To be continue...

Episodes
1 Episode 1, Perkenalan
2 Episode 2, Calon mantu mungkin
3 Episode 3, Gadis itu
4 Episode 4, Saya gak peduli
5 Episode 5, Menolak halus
6 Episode 6, Jatuh Cinta
7 Episode 7, Mantan
8 Episode 8, Laper
9 Episode 9, Jelasin
10 Episode 10, Tiga gadis
11 Episode 11, Gak mau pacaran
12 Episode 12, calon mertua
13 Episode 13, Calon istri albern
14 Episode 14, Kemesraan Albern
15 Episode 15, LDR
16 Episode 16, Tak akan terjadi
17 Eps 17, Kekesalan rose
18 Episode 18, Mantan pertama
19 Episode 19, Menginap saja?
20 Episode 20, Menghampiri albern.
21 Episode 21, Merajuk nya deanna
22 Episode 22, Penolakan albern
23 Episode 23, Kemesuman Albern
24 Episode 24, Tamparan
25 Episode 25, Ketegangan di ruang BK
26 Episode 26, Jahatnya jasmine
27 Episode 27, Senyum licik
28 Episode 28, Babak belur
29 Episode 29, Bukan sembarang anak SMA
30 Episode 30, Menemui rose
31 Episode 31, Ibu rose
32 Episode 32, Jangan terbebani
33 Episode 33, Menyerah atau tidak?
34 Episode 34, Ulang tahun Deanna
35 Episode 35, Tak menyangka
36 Episode 36, Lamaran albern
37 Episode 37, Jari tengah
38 Episode 38, Merasakan hal yang sama
39 Episode 39, Perlakuan manis
40 Episode 40, Ucapan tulus rose
41 Episode 41, Melupakan Albern
42 Episode 42,Mengusir halus
43 Episode 43, Obsesi
44 Episode 44, Sella
45 Episode 45, Pasangan Bucin
46 Episode 46, Waspada
47 Episode 47, Trio Es
48 Episode 48, Keinginan Raisa
49 Episode 49, Diculiknya Deanna
50 Episode 50, Albern tertembak
51 Episode 51, Duplikat
52 Episode 52, Ponakan
53 Episode 53, Pencair suasana
54 Episode 54, Tangis bahagia
55 Episode 55, Pernikahan Albern dan Deanna
56 Episode 56, Senyum senyum sendiri
57 Episode 57, Rumah orang tua deanna.
58 Episode 58, Kemurahan hati
59 Episode 59, Bulan madu singkat
Episodes

Updated 59 Episodes

1
Episode 1, Perkenalan
2
Episode 2, Calon mantu mungkin
3
Episode 3, Gadis itu
4
Episode 4, Saya gak peduli
5
Episode 5, Menolak halus
6
Episode 6, Jatuh Cinta
7
Episode 7, Mantan
8
Episode 8, Laper
9
Episode 9, Jelasin
10
Episode 10, Tiga gadis
11
Episode 11, Gak mau pacaran
12
Episode 12, calon mertua
13
Episode 13, Calon istri albern
14
Episode 14, Kemesraan Albern
15
Episode 15, LDR
16
Episode 16, Tak akan terjadi
17
Eps 17, Kekesalan rose
18
Episode 18, Mantan pertama
19
Episode 19, Menginap saja?
20
Episode 20, Menghampiri albern.
21
Episode 21, Merajuk nya deanna
22
Episode 22, Penolakan albern
23
Episode 23, Kemesuman Albern
24
Episode 24, Tamparan
25
Episode 25, Ketegangan di ruang BK
26
Episode 26, Jahatnya jasmine
27
Episode 27, Senyum licik
28
Episode 28, Babak belur
29
Episode 29, Bukan sembarang anak SMA
30
Episode 30, Menemui rose
31
Episode 31, Ibu rose
32
Episode 32, Jangan terbebani
33
Episode 33, Menyerah atau tidak?
34
Episode 34, Ulang tahun Deanna
35
Episode 35, Tak menyangka
36
Episode 36, Lamaran albern
37
Episode 37, Jari tengah
38
Episode 38, Merasakan hal yang sama
39
Episode 39, Perlakuan manis
40
Episode 40, Ucapan tulus rose
41
Episode 41, Melupakan Albern
42
Episode 42,Mengusir halus
43
Episode 43, Obsesi
44
Episode 44, Sella
45
Episode 45, Pasangan Bucin
46
Episode 46, Waspada
47
Episode 47, Trio Es
48
Episode 48, Keinginan Raisa
49
Episode 49, Diculiknya Deanna
50
Episode 50, Albern tertembak
51
Episode 51, Duplikat
52
Episode 52, Ponakan
53
Episode 53, Pencair suasana
54
Episode 54, Tangis bahagia
55
Episode 55, Pernikahan Albern dan Deanna
56
Episode 56, Senyum senyum sendiri
57
Episode 57, Rumah orang tua deanna.
58
Episode 58, Kemurahan hati
59
Episode 59, Bulan madu singkat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!