Deanna hanya mengaduk ngadukkan minuman nya dengan sedotan tak selera, dia sangat merindukan albern padahal baru sehari albern dan dirinya menjalani LDR tapi deanna sudah merindukan albern saja.
Apalagi dengan jarak jauh seperti ini dia tak bisa bebas berkomunikasi karena perbedaan waktu dan juga kesibukkan yang dijalani albern.
"Berat banget kayak nya", dixie membuka pembicaraan karena sejak tadi dixie memperhatikan deanna selalu menghembuskan nafas nya Berat.
"Tau punya pikiran apa sih lo?," darleena juga penasaran karena perubahan sikap deanna menyita perhatian kedua sahabat nya yaitu dixie dan darleena.
"LDR gue sama albern," deanna menjawab dengan lesu.
Dixie dan darleena pun hanya ber oh ria seolah mengerti dengan apa yang dirasakan deanna.
Mereka bertiga sedang berada dihalaman belakang rumah deanna yang terdapat kolam renang, awalnya dixie dan darleena akan mengajak deanna untuk pergi keluar, tapi deanna menolak karena alasan malas.
Deanna malah mengajak darleena dan dixie untuk kumpul dirumah nya saja.
Mereka berdua pun tak memaksa dan secara sukarela mengikuti keinginan deanna.
"Pantes lesu amat muka lo" ejek dixie.
"Namanya juga lagi cinta cinta nya," ledek darleena juga, mereka berdua tertawa terbahak bahak melihat deanna memutar bola mata nya malas karena mendapatkan ledekan dari kedua sahabat nya.
"Sialan kalian berdua," deanna melempar sedotan nya pada kedua sahabat nya.
Tapi bukannya kesal, darleena dan dixie malah semakin tertawa kencang.
"Lagian lo kalo mau nyusulin albern juga bisa kan, kenapa harus galau kaya gitu" darleena berucap lagi sambil mengusap air mata nya yang keluar akibat menertawakan deanna.
"Gak bakal diizinin sih sama papah, lo kan tau kalo gue sengaja ninggalin sekolah bukan karena alasan masuk akal bisa bisa papah marah sama gue," ucap deanna menjelaskan dengan agak kesal juga.
Deanna memang sangat dimanjakan oleh sang papah tapi bukan berarti deanna bisa bolos sekolah sesuka hati nya, bagi papah deanna pendidikan adalah hal yang sangat penting. Jadi jika deanna meminta izin untuk menyusul albern sekalipun sang papah pasti akan sangat marah padanya.
"Dia kan gak akan lama dea, sabar aja gue yakin nih nanti kalo albern pulang dia pasti bawa hadiah yang banyak buat lo," hibur dixie yang diangguki oleh darleena.
"Tau gak usah dipikirin segitu nya juga," darleena ikut menenangkan.
Deanna pun hanya menganggukan kepala nya tanda dia menerima hiburan dari kedua sahabat nya.
Mau bagaimana lagi bukan deanna hanya bisa bersabar menunggu kepulangan albern dan segera mengakhiri LDR yang mereka berdua jalani.
"Oh iya, gimana ada gak temen albern yang ganteng plus kaya raya juga?" dixie baru ingat dengan permintaan nya pada deanna untuk mengenalkan dirinya pada teman nya albern.
Deanna pun melihat kearah dixie, "Ada dua, kalian bisa satu satu jadi nanti kalo kita udah nikah kita bisa deketan,".
Dixie langsung berbinar mendengar ucapan deanna, "Minta dong nomor nya, biar gue hubungin ".
Dixie mengambil ponsel ditas miliknya untuk meminta no teman albern.
Tapi Darleena memukul lengan dixie pelan, "Gak tau malu lo"
Dixie mendelik, "Gak papa biar cepet gitu, sat set biar gak jomblo terus," kesal dixie.
"Nanti mereka ilfil sama lo, mau?'' darleena berucap dengan kesal juga. Karena kadang dixie terlalu terburu buru dalam mengambil tindakan.
"Udah Udah kalian tuh yah berantem mulu," deanna menengahi dixie dan darleena untuk tidak meneruskan perdebatan mereka.
"Oh ya, gue baru inget albern juga punya sahabat cewe, dan kayak nya dia suka deh sama albern," deanna pun teringat dengan rose sahabat albern lalu menceritakan soal rose yang seperti ingin merendahkan nya saat itu.
Saat deanna selesai bercerita, darelaan dan dixie ikut emosi mendengar apa yang deanna ceritakan.
"Wah gila, awas lo jangan mau kalah," peringat darleena,
"Iya, awas aja lo kalo ngalah buat dia," dixie pun ikut memperingati deanna.
Deanna pun tersenyum seraya menggelengkan kepala nya, kedua sahabat nya ini memang akan selalu mendukung nya dan juga membela nya.
**
"Ngapain lo dateng kesini?" dalbert terkejut saat melihat rose yang sudah ada didepan pintu apartemen nya, hari sudah malam dan dalbert baru pulang setelah seharian suntuk bekerja.
"Gak usah banyak nanya, cepet buka pintu nya!" bukannya menjawab rose malah menyuruh dalbert untuk membuka pintu nya segera.
Rose sudah merasa pegal sekaligus kesal karena menunggu cukup lama didepan pintu apartemen dalbert.
Dalbert pun hanya menggeleng, dan membuka pintu apartemen nya dengan sidik jari nya.
Rose pun mendahului dalbert memasuki apartemen nya.
Seraya ingin segera duduk disofa.
"Dasar kau ini tak punya sopan santun," kesal dalbert pada rose.
"Lagian siapa suruh hari libur masih kerja, bikin lama tau gue nungguin lo," omel rose.
Dalbert memutarkan matanya malas, "Ada kerjaan mendadak gue, lagian lo juga ngapain dateng dateng tanpa mengabari," dalbert pun tak kalah kesal, rose datang hanya membuat nya pusing saja karena omelan nya.
Rose tak memperdulikan ocehan dalbert, dia langsung menuju kulkas untuk mencari minuman untuk dia minum, rose merasa kehausan.
"Gue mau mandi dulu, awas lo ngintip," peringat dalbert meninggalkan rose yang berdiri didepan kulkas sambil meminum soda, rose tak menanggapi dia hanya sibuk dengan ponsel nya dan duduk disofa dengan meminum soda yang tadi dia ambil di kulkas dalbert.
Dalbert pun memasuki kamar nya untuk mandi, badan nya terasa lengket karena seharian kerja.
Setelah menyelesaikan rutinitas mandi nya dalbert keluar dengan memakai baju santai, saat keluar dari kamar nya dia melihat freddy yang sudah duduk dengan rose disofa nya.
"Kapan lo dateng?" tanya dalbert pada freddy.
"Baru sampe dan ternyata rose ada disini," jawab freddy.
Dalbert pun menganggukan kepala nya dan ikut duduk bersama kedua sahabat nya, setelah mengambil soda.
"Abis golf lo?" tanya dalbert lagi saat melihat pakaian freddy yang masih memakai pakaian golf nya.
"Iya, ada salah satu pemilik perusahaan yang nawarin sesuatu, ngapain rose kesini?" tanya freddy pada dalbert.
Dalbert hanya menggelengkan kepala nya tak tau.
Tapi memang biasanya rose akan menemui mereka jika sedang ada masalah atau ada hal yang membuat rose merasa sedih.
"Ngapain lo kesini, gak biasanya?" dalbert mulai bertanya karena rose jarang datang ke apartemen nya tak seperti ke apartemen albern, sejak dulu pun rose tak akan kerepotan jika harus berkumpul di rumah albern walau jarak nya agak jauh.
"Bete gue, gak bisa dateng ke apartemen albern karena dia lagi ada kerjaan diluar negeri," jawab rose.
"Suka lo sama dia?" ucapan freddy membuat rose tersedak dengan minuman nya.
"Uhuk Uhuk, apaan sih lo" elak rose.
"Masa iya lo suka sama albern kita kan udah sahabatan sejak kecil," dalbert merasa tak percaya dengan ucapan freddy. Jika memang benar rose menyukai albern.
"Apa sih," kesal rose, "Lo tau darimana gue suka sama albern," rose kesal karen kadang freddy sangat menyebalkan, tebakannya selalu akurat.
"Dari tatapan lo, apalagi sejak kemarin lo ketemu pacar albern, lo dengan terang terangan memperlihatkan ketidak sukaan lo terhadap deanna," freddy menatap rose yang mulai salah tingkah dan juga kesal karena freddy sepertinya tau apa yang rose pendam dan rasakan.
"Sejak kapan lo tau gue suka sama albern,?" tanya rose penasaran.
"Sejak dulu juga gue tau, tapi gue pura pura gak tau aja, biar lo gak malu," freddy tersenyum mengejek kepada rose.
"Sialan lo, bukannya lo nerusin kepura puraan lo, ngapain lo ngomong kayak gitu kemarin dekat albern," rose menatap freddy dengan mata memicing menuntut penjelasan.
Freddy menyilangkan kedua tangan nya didepan dada, "Biar lo tau kalo albern gak pernah liat lo sebagai wanita, dia cuma nganggep lo sebagai sahabat nya_ dan itu gak lebih"
"Sialan lo" rose melemparkan bantal sofa pada freddy.
Rose tak terima dengan ucapan yang baru saja freddy ucapkan. itu semua adalah fakta yang tak ingin rose dengar.
Dalbert yang sejak tadi memperhatikan percakapan mereka berdua merasa tercengang mendapati fakta bahwa rose diam diam menyukai albern,"Jadi selama ini lo suka sama albern gitu," dirinya masih merasa tak percaya jika rose menyukai albern.
"Iya, semua prestasi nya dan sifat mandiri nya semata mata buat nge buat albern melihat dia sebagai wanita bukan sahabat, lo inget dulu albern pernah bilang dia suka sama cewek yang gak ngeribetin dan pinter, jadi rose selalu mencoba menuhin itu semua,".
Rose pun kesal dan kembali melempari Freddy dengan bantal, "kalo lo masih ngelanjutin omongan lo, gue cekik lo yah," peringat rose kesal.
Freddy hanya tertawa melihat tingkah rose yang kesal.
Rose yang semakin kesal pun menghampiri freddy yang duduk didepannya yang terhalang meja, "Sialan lo, awas kalo albern sampe tau," rose tak henti henti memukuli freddy.
"Aduh kalian kaya bocah banget tau gak,"dalbert yang melihat rose memukuli freddy pun bersuara karena melihat tingkah mereka seperti anak kecil.
"Ngomong apa lo?," kesal rose, rose akan memukuli dalbert juga tapi terhenti saat freddy mengangkat telpon dari ponsel nya.
"Hallo al," ucap freddy, rose mengehentikan langkah nya dan melihat kearah freddy.
"Kita lagi kumpul dan ngomongin cowok yang rose suka," ucapan freddy mampu membuat rose membelalak kan matanya, tak percaya dengan ucapan freddy.
Rose langsung menghampiri freddy, takut takut freddy berucap yang tidak tidak.
"Kau mengenalnya dengan sangat baik," rose langsung mengambil ponsel freddy dan mematikan sambungan telpon nya.
"Apa lo takut gue bilang ke albern," ucapan freddy membuat rose kesal lagi dan lagi.
"Awas lo kalo bilang ke albern, biar gue yang bilang sendiri ke dia," peringat rose pada freddy.
"Gila lo, lo mau ungkapin cinta sama albern, dia udah punya pacar" dalbert yang sejak tadi diam langsung berbicara mengingatkan rose.
Rose mengedikkan bahu nya acuh, dan kembali duduk ditempat tadi dia duduk, "Gue gak peduli, sebelum nikah albern masih sah buat gue rebut,".
"Dan persahabatan lo sama albern gak akan bertahan" ucapan freddy lagi lagi membuat rose tertampar kenyataan.
Tapi rose tak mau menghiraukan itu sekarang dia hanya harus membuat albern jatuh cinta dulu padanya, jadi ucapan freddy barusan tak akan terjadi.
To be continue...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments