Hari ini adalah hari senin, deanna menuruni tangga dengan wajah yang berseri seri, wajah cantik itu tak henti henti nya tersenyum.
"Pagi papah bunda" sapa deanna pada kedua orang tua nya dengan mengecup pipi mereka bergantian.
"Pagi sayang" jawab mereka bersama sama.
"Ceria amat muka nya" ucap berwyn pada putri nya.
"Iyalah orang lagi jatuh cinta, semaleman abis telponan sama seseorang" ledek chelsea.
"Siapa tuh" ledek sang papah pada deanna.
"Biasalah yang kemarin gengsi eh jadi mau", deanna hanya menggelengkan kepala nya malas mendengar orang tua nya yang meledek nya.
"Merah tuh pipi nya" ledek sang bunda sambil mencubit pipi deanna.
"Bunda ih ngeledekin anak nya mulu" ucap deanna kesal dengan bunda nya yang malah tertawa kencang melihat deanna yang merasa malu.
"Aduh katanya gak ganteng biasa aja ehh ternyata kecantol juga, hhahahaa"
bunda nya ini memang suka sekali meledek nya.
"Papah ih istrinya tuh" adu deanna pada sang papah.
"Udah dong sayang kasian tuh anak nya" tegur sang papa pada chelsea.
"Iyah deh iya" sang bunda menyeka air mata di ujung mata nya karena tertawa.
Makan pun dilanjutkan dengan pembicaraan ringan.
"Oh iya pah, deanna kan bentar lagi ulang tahun, boleh gak bawa mobil sendiri ke sekolah?" tanya deanna pada sang papah.
Sejak dulu dia ingin sekali membawa mobil kesekolah sendiri tapi sang papah sangat posesif pada dirinya, deanna tak boleh membawa kendaraan sendiri.
"Gimana yah" berwyn masih menimbang nimbang keinginan putri nya itu.
Berwyn memang tak berani melepas deanna membawa mobil sendiri dikarenakan dulu chelsea hampir meninggal karena mengendarai mobil, kejadian itu juga yang menewaskan anak mereka dulu yang kembar.
Berwyn tau itu kecelakaan tapi ingatan dia yang hampir kehilangan istrinya itu membuat berwyn trauma hingga kini, dan itu berdampak pada putri nya.
Sampai sekarang berwyn tak pernah mengizinkan chelsea untuk membawa mobil sendiri, begitu pun dengan deanna.
Dengan membayang kan nya saja berwyn sudah bergidik ngeri.
"Ayolah pah" rengek deanna.
"Cepetan berangkat, nanti kamu telat lagi" pembicaraan itu terhenti saat sang bunda menyuruh deanna untuk berangkat sekolah.
"Bunda mah, suka ngalihin pembicaraan", deanna berdiri dan merajuk, pergi tanpa bersalaman pada kedua orang tua nya.
"Deanna salaman dulu" teriak sang bunda saat putri nya berjalan terus menerus tanpa memperdulikan teriakan nya.
"Anak itu masih saja kalo merajuk seperti itu" heran chelsea.
"Persis seperti kamu" cengir berwyn saat melihat reaksi chelsea yang langsung cemberut.
________________________
Di dalam mobil, deanna masih kesal dan hanya diam saja, pak yono pun tak berani bertanya karena sudah pasti deanna akan kesal jika ia tanyai saat deanna sedang kesal seperti ini. Pak yono sudah tau sifat nya deanna karena sudah lama dia bekerja dengan berwyn.
Drrt Drrt
Ponsel deanna berbunyi, deanna melihat siapa yang menelpon nya.
"Hallo" ucap deanna.
"Sudah berangkat Anna?" Tanya orang di sebrang sana.
"Sudah," jawab singkat deanna.
"Kenapa, ada sesuatu?" Tanya albern, yah yang menelpon adalah albern.
"Tidak, hanya kesal"
"Kenapa, mau cerita?" suara lembut albern membuat deanna agak luluh.
"Enggak," jawab deanna.
"Baiklahh, nanti pulang ku jemput"
"Gak bakal bisa, nanti Gak bakal di izinin papah"
"Akan tetap kujemput", Sambungan telepon pun terputus.
Deanna hanya mendengus kesal, albern adalah laki laki yang dominan, seperti nya dia laki laki yang tak akan pernah mau di bantah.
Deanna pun kembali melamun, deanna merasa kesal karena beluk diizinkan untuk belajar naik mobil sendiri, ayah nya begitu posesif pada nya, tapi di sisi lain deanna sangat ingin bisa membawa mobil sendiri, seperti teman teman nya yang lain.
Tak terasa mobil pun sampai disekolah, deanna turun dengan lesu, berjalan dengan gontai, deanna tak punya semangat dihari senin dia merasa lemas sekaligus kesal.
"Deanna" panggil dixie berjalan menghampiri deanna yang baru sampai juga.
Deanna hanya menoleh tanpa menjawab.
"Kenapa lemes banget, mentang mentang hari senin" canda dixie.
"Lagi kesal nih"
"Sama siapa? jangan jangan karena mantan mau balik sekolah kesini lagi yah".
Deanna yang mendengar itu pun menatap dixie penasaran, "Siapa yang mau balik kesini?" tanya deanna.
"Mantan lo, aldo" dixie menjawab enteng.
"Ngapain mikirin orang kaya dia", deanna menjawab sekena nya. Deanna memang tak terpengaruh atas kehadiran aldo kesekolah nya, walau deanna baru tau dari dixie barusan.
"Kali aja lo tau dia mau pindah"
"Tau dari mana, gak mau nyari tau juga," deanna berucap malas saat menyebut mantan nya itu.
Menurut deanna, dia tak punya hubungan apapun lagi dengan aldo, dia tak ingin tau apalagi mencari tau.
Dixie hanya tertawa kecil melihat reaksi deanna yang biasa saja atas kehadiran mantan nya lagi.
"Oh Iya, tumben lo di anterin supir? tanya deanna.
Biasanya dixie membawa mobil nya sendiri, dixie orang yang paling malas jika harus diantar antar oleh supir. Jadi saat dixie diantarkan oleh mobil deanna cukup penasaran.
"Mobil nya harus jajan kebengkel dulu" dixie memjawab sambil cengengesan.
"Darleena kayak belum dateng" , Deanna mencari cari keberadaan darleena yang belum sampai juga, biasa nya darleena akan sampai sebelum deanna atau dixie.
Saat deanna baru selesai berucap darleena sampai dengan mobil pribadi nya.
"Panjang umur dia" tunjuk dixie kemobil darleena.
"Pagi guys" darleena melambaikan tangan nya kepada dua sahabat nya.
"Pagi juga" jawab dixie semangat dan jawab deanna lemas.
"Kenapa nih tuan putri lemes banget?" tanya darleena sambil merangkul pundak kedua sahabat nya.
"Biasalah kesel sama hal yang biasa"
Kedua sahabat nya pun mengangguk mengerti, mereka sudah tau jika deanna sudah menjawab seperti itu, berarti dia kesal dengan papah nya.
"Masih belum di izinin juga?" tanya darleena, mereka bertiga pun berjalan menuju kelas mereka dengan berjalan bersamaan.
"Iya jadinya lemes banget" deanna menunduk dengan wajah yang semakin lesu.
"Sabar mungkin nanti diizinin" dixie mengelus punggung deanna mencoba menenangkan sahabat nya yang sedang merasa sedih ini.
"Tau ah di sabarin mulu juga gak diizinin melulu"
Kedua sahabat nya itu pun tak menjawab lagi hanya menepuk nepuk punggung deanna dengan lembut yang kebetulan berjalan di tengah tengah dixie dan darleena.
Mereka bertiga pun sampai dikelas, dan duduk di bangku masing masing.
"Pulang nanti nongkrong yuk, di cafe terbaru yang gak jauh dari sekolah" ajak darleena, karena tadi pagi dia tak sengaja melihat cafe yang baru buka yang tak jauh dari sekolah.
jadi darleena mengajak kedua sahabat nya untuk nongkrong bersama, seperti nya akan sangat menyenangkan.
"Ayo Ayo," dixie berucap kegirangan sedangkan deanna malah sibuk dengan ponsel nya.
"Dea, ayo ikut gak"
deanna yang tersadar pun langsung menoleh pada dixie dan darleena yang juga menatap nya.
"Gue gak bisa deh kayak nya" jawab deanna langsung membuat dengusan kecewa dari kedua sahabat nya.
"Sorry ya, hari ini ada urusan, besok deh mau gak?" Tolak deanna halus.
Mendengar jawaban deanna, dixie darleena pun mengiyakan.
"Yaudah ayo, tapi jangan bohong yah" ucap darleena pada deanna.
"Iya Iya" deanna tak bisa pergi ke cafe sekarang karena albern akan menjemput nya kesekolah, saat deanna sibuk dengan ponsel nya barusan albern menanyakan, deanna lebih suka coklat atau caramel.
"Kau mau apa coklat atau caramel?" isi pesan itu.
"Apa saja al" jawab deanna.
Albern bilang dia akan membawakan sesuatu yang manis untuk deanna. Agar deanna tak merasa lemas lagi.
Senyum manis tercipta, deanna yang mendengar hal itu merasa senang karena albern mau membawakan nya sesuatu yang bisa membuat deanna merasa lebih baik.
Deanna mulai berfikir, mungkin ini adalah keuntungan mempunyai teman laki laki yang usia nya lebih tua darinya. Lebih mengerti deanna.
Bel pun berbunyi, semua murid mulai memasuki kelas dan mulai menunggu guru masuk kekelas masing masing untuk memulai pelajaran.
Guru dikelas deanna pun masuk, "Pagi anak anak" sapa guru wanita setengah baya itu ramah.
Sontak semua murid pun menjawab, "Pagi bu" jawab semua murid di kelas itu.
"Anak anak, hari ini kita kedatangan murid yang sudah kita kenal," Ucap bu guru, "Aldo ayo masuk", bu guru itu memperkenalkan anak laki laki murid baru.
Laki laki dengan postur tampan itu masuk kedalam kelas, mengenakan seragam rapi dengan tas ransel yang dibawa nya.
"Kalian pasti sudah kenal aldo kan, hari ini dia akan kembali bersekolah disini" ucap bu guru lagi.
Beberapa anak menyapa aldo dengan ramah dan beberapa lagi hanya bersikap biasa saja, karena sudah mengenal aldo.
Dulu aldo juga pernah sekolah disini jadi wajah aldo tak begitu asing dimata mereka, dari banyak nya yang menyapa aldo.
Aldo hanya menatap deanna dengan intens, sedangkan sang empu hanya menatap sebentar setelah itu deanna menatap papan tulis di depannya.
Deanna seperti tak ingin bertatapan lama dengan aldo.
"Aldo ayo duduk" titah bu guru itu pada aldo.
Aldo pun berjalan dan duduk di bangku paling belakang, dia bisa melihat deanna yang duduk tak jauh darinya.
Aldo senang dia bisa melihat deanna dari jarak dekat lagi, aldo bertekad dia akan merebut hati mantan kekasih nya itu, aldo yakin deanna belum melupakan nya, dan aldo sangat yakin deanna masih mempunyai perasaan padanya.
"Dea aldo liatin lo mulu tuh" goda dixie pada deanna yang duduk tepat di depannya.
"Jangan Jangan bakalan ada yang clbk nih" darleena ikut nimbrung menggoda deanna.
Deanna hanya diam dia tak mau menjawab ucapan kedua sahabat nya, deanna malah makin lemas melihat mantan nya kembali sekolah disini lagi. Sekelas dengan nya pula.
Dixie dan darleena pun tersenyum cekikikan melihat tingkah deanna yang tak menjawab itu.
Mereka pikir deanna senang dengan kedatangan mantan kekasih nya itu..
To be continue...
Jangan lupa like comen dan vote...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments