Deanna yang mendengar ucapan albern pun langsung mematikan sambungan telpon nya dan membanting ponsel nya kekasur dengan rasa kesal.
Lalu albern menganggap dirinya sebagai apa, lalu sikap baiknya pada deanna juga untuk apa kalau albern saja tak mau berpacaran dengan nya.
"Dasar cowok semua nya sama aja" teriak deanna kesal.
Deanna menatap dirinya dicermin riasan yang ada didepan nya, deanna merasa kesal sekarang. Benar benar kesal.
"Dasar cowok sialan" ucap deanna kesal, deanna langsung membanting badan nya kekasur tanpa memperdulikan deringan panggilan dari albern.
Disisi lain, albern melihat ponsel nya, deanna mematikan sambungan telpon nya sepihak dan sekarang deanna tak mau menjawab panggilan telpon darinya.
Deanna sepertinya merajuk padanya, albern harus memikirkan cara untuk membujuk deanna.
Sepertinya deanna salah paham dengan ucapan nya, "Apa aku harus menyusul nya" albern mengetuk ngetuk ponsel nya dengan jari telunjuk menimbang nimbang akan menghampiri deanna atau tidak.
Saat albern berdiri, ingin menghampiri deanna rose membuka pintu ruang kerja miliknya.
"Kenapa masih belum keluar teman teman yang lain udah nunggu tuh" ucap rose saat melihat albern berdiri dan sedang memegang kunci mobil nya. Seperti berniat ingin pergi.
Albern sekarang ada di apartemen miliknya, albern memang tinggal diapartemen dan hanya sesekali pulang kerumah orang tua nya.
Albern memutuskan untuk tinggal diapartemen bukan karena tak mempunyai rumah, tapi karena rumah nya terlalu besar jika untuk ditinggali sendiri. Jadi mungkin nanti jika dia punya seorang istri barulah albern akan tinggal di penthouse miliknya bersama istrinya.
Kebetulan rose ikut bersamanya disusul kedua sahabat nya yang lain, "Lama amat lo al" laki laki yang bernama dalbert teman albern pun ikut menyusul untuk melihat allbern yang lama betada diruang kerja miliknya.
Padahal tadi albern hanya pamit untuk menelpon sebentar tapi setelah cukup lama, albern belum datang juga.
Albern pun menghembuskan nafas nya kasat, sepertinya dia tak bisa menemui Anna nya hari ini, karena sahabat terdekat nya sedang berkunjung kerumah nya.
Mereka sudah cukup lama tak bertemu.
"Ini mau keluar" albern berjalan dan menyuruh rose dan dalbert untuk ikut dengan nya keluar dari ruang kerja miliknya.
"Nelpon siapa sih lo lama amat? tumben" dalbert begitu penasaran dengan albern yang izin menelpon tapi lama sekali tak biasa nya albern bersikap seperti itu.
"Apa jangan jangan albern punya pacar", batin dalbert.
"Punya pacar lo yah" ledek dalbert penasaran, dia tak bisa hanya berbicara dalam hati saja dia harus menanyakan nya langsung. Dalbert begitu penasaran dengan kisah cinta albern yang sudah lama menjomblo.
Albern tak menjawab tapi langsung duduk di sofa, tak memperdulikan pertanyaan dalbert sahabat nya.
Rose pun sama penasaran nya dengan dalbert dia langsung duduk di samping albern, "Gak mungkin kan lo punya pacar al," rose seperti menginginkan jawaban tidak dari mulut albern.
Albern hanya mengedikan bahu acuh, "Gue gak punya pacar" jawab albern,
Rose yang mendengar jawaban albern pun merasa tenang, rose seolah masih mempunyai peluang untuk mendapatkan albern, karena sejak dulu rose menyukai albern tanpa albern ketahui.
"Lo mau langsung nikah?" ucapan seorang pria yang sejak tadi hanya diam saja, dia bernama freddy.
Ucapan freddy mampu membuat rose tak terima,"Gak mungkin lah, pacar aja albern gak punya mana mungkin langsung nikah begitu saja" rose langsung menjawab ucapan freddy, rose takut ucapan freddy itu benar, rose pun menatap wajah albern untuk memastikan, tapi seperti biasa albern hanya memasang wajah datar dan fokus melihat ponselnya, Albern tak bisa rose tebak, tapi semoga saja itu tidak benar rose sepertinya tak akan terima jika albern mempunyai kekasih. rose hanya ingin albern menyukai nya bukan wanita lain.
Sudah lama rose menanti momen ini, menunggu albern tak mempunyai kekasih agar rose bisa merebut hati albern.
****
Hari berganti, deanna sedang berjalan menuju gerbang sekolah untuk segera pulang karena sekolah sudah selesai.
"De gue duluan yah, bye bye" dixie melambaikan tangan nya pada deanna dari dalam mobil yang dikendarai nya, begitu pun dengan darleena.
Deanna pun membalas melambaikan tangan nya kepada kedua sahabat nya yang sudah pulang dengan mobil nya masing masing.
Deanna sudah ditawari untuk diantarkan oleh dixie dan darleena, tapi deanna menolak. Supir pribadi yang disuruh oleh papanya pasti sudah menunggu nya didepan gerbang sekolah.
Tapi tak seperti biasanya mobil yang biasa dikendarai supir pribadi nya belum sampai juga. Cukup lama deanna menunggu, deanna mengambil ponsel yang berada ditas nya untuk menelpon pak yono karena belum datang menjemputnya juga.
Saat mengecek ponsel nya, deanna melihat notifikasi dari martha mommy albern, "Deanna hari ini mommy jemput yah, karena mommy mau ajak deanna jalan jalan dan shoping shoping lagi, tenang saja mommy udah izin sama bunda kamu" isi pesan dari martha.
Deanna pun melihat satu notifikasi lagi dari bunda nya, "Mommy albern mau jemput kamu kesekolah katanya, bunda udah izinin" isi pesan dari chelsea bunda nya deanna.
Belum sempat deanna membalas pesan dari martha dan chelsea, deanna mendengar namanya dipanggil.
"Deanna," suara itu berasal dari martha deanna pun langsung tersenyum dan menghampiri martha dan menyalimi martha.
"Masuk sayang," martha langsung mengajak deanna masuk kedalam mobil nya.
Saat sudah masuk kedalam mobil barulah martha berbicara, "Gimana kabarnya sayang?" tanya martha sayang pada deanna.
Deanna tersenyum dan mengangguk, "Baik kok mom, mommy gimana kabar nya?".
"Baik sayang, gak papa kan mommy jemput kamu hari ini" martha bertanya sambil mengusap rambut deanna yang panjang dan ter urai dengan sayang.
Deanna merangkul tangan martha, "Gak papa kok mom, deanna juga gak ada jadwal apa apa hari ini", jelas deanna pada martha.
"Oh iya, nanti malam kita makan malam sama sama yah, kebetulan ada teman teman masa kecil nya albern, akan datang makan malam bersama juga, sekalian mommy kenalin kamu sama mereka." jelas martha.
Albern memang sudah mengabari bahwa sahabat nya akan makan malam bersama dirumah martha, martha pun setuju karena sudah lama juga martha tak bertemu dengan sahabat albern.
Deanna hanya tersenyum dan mengangguk, deanna malas sebenarnya untuk bertemu albern karena pernyataan albern tadi malam yang bilang tak mau berpacaran.
"Gimana cara nya menghindari albern" batin deanna.
Deanna ingin menghindari albern tapi semesta malah membuat deanna dekat dengan albern melalui martha.
"Sekarang kita langsung belanja aja ya, kemarin mommy suka sama perhiasan, kayak nya perhiasan itu akan cocok jika dipakai sama kamu" ucap martha yang membuyarkan lamunan deanna.
"Iya mom" deanna tersenyum canggung masih memikirkan cara menghindari albern.
Saat sudah sampai di pusat perbelanjaan martha benar benar membelikan perhiasan yang sangat banyak untuk deanna.
Deanna bahkan merasa tak enak pada martha karena membelikan nya perhiasan sebanyak ini.
"Ini gak kebanyakan mom" deanna merasa ini sangat banyak sudah hampir sepuluh box perhiasan seperti kalung, cincin, anting dan itu berbagai model, deanna tak enak meneriman nya seolah deanna sedang memoroti martha.
"Gak papa sekalian belanja buat tu_" ucapan martha terhenti dan seperti mengalihkan perkataan nya, "Kita beli baju dulu buat kamu yah".
Deanna penasaran dengan ucapan martha tadi, tapi teralihkan dengan martha yang ingin membelikan nya baju, "Deanna beli baju deanna sendiri aja yah mom, deanna juga bawa kartu kredit dari papah kok", deanna tak enak jika semua nya dibelikan oleh martha.
Tapi martha pasti langsung menolak, "Gak boleh gitu dong dea, kan mommy yang ngajak dea belanja masa bayar sendiri".
"Tap_" belum selesai deanna menyelesaikan ucapan nya martha langsung memotong ucapan deanna, "Gak papa ayo, ini mba perhiasan nya biar mereka yang bawa" martha menunjuk kedua pengawal yang mengikuti nya.
Sang pelayan toko perhiasan itu pun mengangguk mengerti dan menyelesaikan pembayaran dan membungkus semua perhiasan nya dan menyerahkan semua nya pada bodyguard yang dibawa martha.
Setelah selesai, martha langsung menggandeng tangan deanna untuk keluar dari toko perhiasan itu menuju toko baju untuk remaja.
Saat memilih milih baju deanna terkejut saat ada yang memegang bahu nya dari belakang dan saat melihat orang yang melakukan itu, deanna semakin terkejut saat melihat wanita paruh baya seumuran bunda nya menyapa nya.
"Deanna" ucap perempuan itu ramah, sedangkan deanna tersenyum canggung.
"Tante siska" kaget deanna saat melihat orang yang menyapa nya adalah ibu nya aldo.
"Gimana kabarnya deanna, udah ketemu aldo,? aldo udah balik sekolah ke SMA HARAPAN lagi loh sekarang," ibu aldo begitu antusias bertemu deanna mantan kekasih anaknya.
Deanna hanya tersenyum canggung, tante siska dulu begitu baik padanya saat deanna masih berpacaran dengan aldo, sekarang pun sepertinya masih begitu.
"Baik kok tan, tante gimana kabarnya?" tanya deanna balik.
"Baik Baik kok deanna kamu udah balik_" belum selesai ibu aldo menyelesaikan ucapan nya martha memanggil deanna.
"Dea udah selesai belum?", martha mengernyit bingung melihat deanna dengan seorang wanita sepantaran ibu nya deanna.
"Siapa dia deanna?" tanya siska penasaran.
Deanna menatap siska dan martha bergantian dia bingung harus mengenalkan mereka atau tidak.
Deanna juga bingung harus mengenalkan martha sebagai apa, tak mungkin deanna bilang bahwa martha ibu mertua nya bukan. Jelas jelas albern tak mau berpacaran dengannya.
"Saya martha, calon mertua nya deanna" martha langsung mengenalkan dirinya.
Siska terkejut dan menatap deanna meminta penjelasan tidak mungkin kan deanna langsung mempunyai calon suami, apa deanna tidak akan kembali lagi dengan anak nya, melihat kedekatan deanna dengan calon mertua nya siska merasa tak percaya bagaimana deanna memilih menikah muda sedangkan dia anak orang kaya, apa keluarga deanna bangkrut sehingga harus menjual deanna.
Siska belum membalas salam perkenalan dari martha siska masih melamun dan tak percaya.
Martha pun kebingungan begitu pun deanna.
Karena tak kunjung di balas oleh siska martha menarik kembali tangan nya, dan segera mengajak deanna untuk pergi, "Ayo dea kita cari baju yang lain", ajak martha.
"Kami pergi dulu," pamit martha.
"Deanna pergi dulu tan" pamit deanna pada siska.
Siska masih tak membalas dia hanya menatap deanna dengan perasaan bingung bagaimana mungkin deanna memilih menikah muda daripada berbalikan dengan aldo anak nya, melihat gaya mewah calon mertua deanna siska yakin dia bukan orang sembarangan.
To be Continue...
jangan lupa like comen dan subscribe guysss
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments