Pulang sekolah tiba, para murid berhamburan keluar, ada yang di jemput, ada yang pulang bersama teman nya, sebagian masih ada yang ikut eskul di sekolah. Sedangkan deanna pulang dengan mobil yang dikemudikan supir nya, pak yono. Setelah ber cipika cipiki bersama kedua sahabat nya.
Perjalanan pulang memang selalu hening, deanna sibuk dengan ponsel nya, sedangkan pak yono sibuk dengan mengamati jalan agar perjalanan selamat.
Setengah perjalanan pak yono tiba tiba mengehentikan mobil nya, deanna pun tersadar dan melihat pak yono keluar dari mobil, "Ada apa pak?" tanya deanna penasaran.
"Itu non bapak ada urusan dulu, tunggu sebentar yah non" ucap pak yono, yang hanya dibalas anggukan oleh deanna.
Deanna pun mengamati apa yang pak yono lakukan, diluar pak yono sedang berbicara dengan seorang lelaki paruh baya, deanna melihat pak yono berbincang bincang sopan. Seperti sudah mengenal laki laki paruh baya itu.
Penasaran, deanna pun keluar dari mobil, "Ada masalah pak?" tanya deanna penasaran. Karena tak biasanya pak yono berhenti ditengah jalan seperti ini.
Pak yono pun menjawab, "Ini non tuan ini teman nya papah non dan mobil yang dia kendarai mogok, dia sedang terburu buru untuk pergi kekantor nya ada urusan mendadak, apa boleh kita mengantar nya terlebih dahulu.?" ucap pak yono menjelaskan.
Deanna pun mengangguk mengerti, "Yaudah gak papa, ayo om masuk biar kami mengantar om dulu," deanna memang tak kenal siapa laki laki paruh baya yang ada di depan nya ini, tapi mengingat pak yono bilang itu adalah teman sang papah deanna mengerti, mungkin laki laki didepan nya ini seorang teman yang sangat dekat dengan papah nya. kolega bisnis misalnya.
"Wah saya jadi ngerepotin nih, gak papa nak?," tanya laki laki paruh baya itu pada deanna.
Deann pun tersenyum dengan sopan, "gak papa kok om, ayo masuk!" ajak deanna.
Laki laki paruh baya itu pun mengikuti deanna dan segera masuk kedalam mobil, setelah meninggalkan mobil mogok nya dengan sang supir laki laki paruh baya yang menjadi supirnya tadi.
Mobil pun berjalan, dan kedua nya sama sama diam, tak tau harus memulai perbincangan apa, dan tiba tiba laki laki paruh baya itu bertanya pada deanna. "Kamu kelas berapa nak?" tanya laki laki paruh baya itu memecah keheningan.
Deanna yang awalnya melihat ponsel nya pun mengalihkan perhatian nya pada laki laki patuh baya yang duduk disamping nya. "Kelas 12 om, om nya teman dekat papah yah,?".
Laki laki paruh baya disamping nya ini terlihat menyeramkan dan terlihat lebih tua dibanding sang papa tapi walau begitu laki laki paruh baya yang duduk disamping nya itu masih terlihat gagah walau diusia nya yang sudah tua.
"Iya, bisa dibilang teman lama, kami kenal sejak dulu tapi baru bertemu setahun terakhir ini," jelas laki laki paruh baya itu, "Maaf yah om jadi mengganggu perjalanan kamu," laki laki paruh baya itu tersenyum ramah pada deanna.
Deanna menggeleng, merasa tak keberatan."Gak papa kok om santai saja," deanna tak kalah tersenyum ramah. Dirinya merasa canggung karena teman sang papa merasa bersalah karena mengganggu perjalanan dirinya.
Lama lama perjalanan di iringi dengan candaan dari laki laki paruh baya ini, ternyata candaan nya tak seseram wajah nya, deanna kira laki laki paruh baya disamping nya ini tak seramah itu, melihat wajah nya yang seram, tapi ternyata suka sekali membuat lelucon yang sangat lucu. Dan deanna menikmati candaan nya. Deanna seperti, sedang berbicara dengan sang papah.Deanna jadi merindukan sang papah.
Tak terasa mereka pun sampai didepan gedung pencakar langit, yang sangat mewah, bisa dilihat hanya dari luar nya saja bisa sangat mewah apalagi didalam nya. Gedung itu terlihat mengkilat dengan tinggi yang seperti akan menyentuh langit.
Sebelum masuk kedalam, pak yono membuka kaca mobil, satpam yang berjaga pun bertanya, "Ada perlu apa pak? tanya nya ramah, sebelum pak yono menjawab laki laki paruh baya itu ikut membuka kaca mobil juga, satpam itu langsung menunduk hormat dan membiarkan mobil masuk.
Deanna yang memperhatikan interaksi itu, menebak jika laki laki paruh baya yang dia antarkan ini bukan orang sembarangan di perusahaan ini. Melihat dari sopan nya satpam padanya.
"Terimakasih ya nak," ucap laki laki paruh baya itu, sembari turun dari mobil, deanna pun mengikuti dia turun, "Iya om sama sama" deanna menjawab ramah sambil sedikit melihat lihat sekeliling nya.
Setelah melihat laki laki paruh baya itu masuk kedalam gedung pencakar langit , deanna pun bergegas masuk kedalam mobil dan meninggalkan area kantor.
"Pak yono kenal banget yah, sama om om yang tadi itu,?" deanna kembali bertanya karena penasaran.
"Iya, saya kan sering nganterin tuan kemana kemana jadi saya tau non," jawab pak yono, pak yono memang supir pribadi papah nya, jadi wajar saja jika pak yono tau kemana saja papah nya pergi, tapi memang terkadang pak yono jadi supir deanna juga, dikarenakan supir yang satu nya lagi sedang cuti dan papah nya pun sedang ada kerjaan di luar negeri jadi pak yono yang menjadi supir nya sekarang. Dan setelah supir nya yang satu lagi sudah selesai cuti deanna mungkin akan diantarkan oleh supir yang satu nya lagi yang bernama pak Tarno.
"Oh kaya baik banget yah dia, asik juga kaya papah" deanna mengingat perbincangan mereka tadi yang cukup menyenangkan.
Pak yono pun hanya tersenyum menanggapi hal itu. Dan Deanna pun kembali sibuk dengan ponsel nya.
Sekitar 30 menit perjalanan dari kantor tadi, deanna pun sampai rumah, "Kok telat pak?" chelsea sedang diluar dan pasti sedang menunggu kedatangan putri tunggal nya itu memang sudah jadi kebiasaan jika deanna pulang telat chelsea akan menunggu deanna diluar dengan khawatir seperti sekarang. Dan mungkin saja pak yono lupa mengabari.
"Ya ampun bunda cuma sebentar kok telat nya" deanna turun dari mobil lalu mencium pipi bundanya dan segera bergegas masuk kedalam, dia ingin segera mandi dan tidur.
Chelsea pun hanya berdecak kesal melihat tingkah anak semata wayang nya itu, chelsea pun langsung bertanya alasan kenapa deanna bisa pulang terlambat pada pak yono.
"Maaf nyonya, tadi saya mengantar tuan Harrison Davidson dulu, dan saya lupa mengabari nyonya dulu," jelas pak yono dengan jujur.
Mendengar penjelasan pak yono chelsea mengangguk mengerti.
"Yaudah pak, lain kali kabari saya dulu yah," ucap chelsea pada pak yono.
Pak yono mengangguk patuh, chelsea segera masuk kedalam untuk melihat sang putri. Yang bisa chelsea pastikan deanna akan tertidur tanpa mengganti pakaian nya terlebih dahulu.
________________________
Malam pun tiba, berwyn papah deanna sudah sampai dirumah setelah menyelesaikan pekerjaan nya diluar negeri, deanna yang melihat kedatangan sang papah langsung berlari dan berhambur memeluk sang papah, "Ya ampun dea kangen banget deh sama papah" ucap dea tersenyum kepada sang papah.
Ehhemm
Deheman itu membuat deanna menoleh ke asal suara, "Main peluk peluk aja, awas ini suami bunda" chelsea berucap kesal pada deanna.
Chelsea memang pencemburu jangankan dengan orang lain, dengan anak sendiri pun chelsea akan cemburu.
Deanna yang melihat kecemburuan chelsea pada dirinya pun menggeleng, "Ampun deh bunda iya iya," deanna pun melepaskan pelukan nya pada sang ayah. Deanna pun melihat sang bunda yang langsung memeluk sang papah, deanna berdecak ngeri, bisa bisa nya diumur segitu mereka bermesraan seperti anak remaja, di depan anak nya pula.
"Gak usah cemberut gitu, nih papah bawa ini buat anak papah," sang papah memberi kantong belanjaan yang sangat besar pada deanna, deanna yang mendapat oleh oleh dari sang papah pun berjingkrak senang, "Makasih yah pah, yaudah deh, kalian bermesraan aja, aku mau unboxing belanjaan dari papah" deanna yang merasa senang pun yang mengecup pipi sang papah dengan senang, lalu berlari menaiki anak tangga menuju kamar nya.
"Heyy... bunda bilang jang mencium papah kaya gitu," teriak sang bunda tak terima pada deanna, deanna pun yang sedang menaiki tangga dirumah nya hanya tersenyum menanggapi omelan sang bunda, sayup sayup deanna dengar rayuan maut sang papah pada bunda nya, "Ya ampun istriku yang cantik ini masih saja marah marah padahal pada anak sendiri"
Deanna sudah tak merasa asing lagi dengan kecemburuan chelsea pada deanna karena sejak dulu sang bunda memang begitu.
"Kamu sih kok deanna yang duluan di kasih sih, punyaku mana coba" ucap sang bunda merajuk, berwyn hanya menggeleng tak percaya pada sang istri karena kecemburuan chelsea masih sama saja seperti saat mereka awal menikah.
"Sebelum unboxing belanjaan yang aku bawa mending aku unboxing kamu dulu" berwyn menggendong sang istri dengan langkah cepat masuk kedalam kamar, "Dasar mesum" teriak chelsea kesal pada sang suami berwyn hanya tertawa puas melihat teriakan chelsea.
_______________________
Hari pun berlalu dan ini adalah hari sabtu, seperti yang di janjikan sang papah, sang papah akan mengajak anak serta istri nya untuk makan malam diluar dinner keluarga, karena akhir akhir ini sang papa sibuk jadi sebagai permintaan maaf sang papah kepada anak dan istri, karena kurang nya waktu sang papah akhir akhir ini.
"Dea cepetan," teriak chelsea dari bawah, "dasar anak remaja lelet banget kalo mau kemana mana," chelsea masih dengan omelan nya karena deanna benar benar lama.
"Kaya kamu sedari siang sibuk padahal hanya makan malam keluarga saj_ awhhh," berwyn meringis kesakitan karena chelsea mencubit nya keras.
"Ini kan bukan makan malam keluarga biasa, mana bisa aku dandan biasa saja," chelsea mendelik kesal.
Berwyn pun memberi aba aba bahwa sang anak turun, takut jika deanna mendengar percakapan mereka."Cantik banget sih anak papah" puji berwyn pada sang putri.
Deanna yang mendapat pujian dari sang papah pun tersenyum, "Iya dong siapa dulu bunda dan ayah nya," peluk deanna pada kedua orang tua nya.
Deanna terlihat cantik dengan dress berwarna peach yang sama dengan sang bunda yang hanya beda model nya saja, dengan hells yang tidak terlalu tinggi. Rambut nya pun dibiarkan bergerai begitu saja.
Mereka bertiga pun berangkat menuju tempat dinner yang sudah mereka pesan, Berwyn, chelsea dan juga deanna masuk kedalam mobil.
Sesampai nya disana sang pelayan memberi petunjuk pada Berwyn untuk mengikuti mereka ketempat yang sudah dipesan sebelumnya oleh berwyn.
"Oh ya dea, nanti beri salam yah pada teman papah, yang akan bergabung dengan kita" ucap berwyn pada deanna.
Deanna pun mengernyit heran, "Kok papa gak bilang dulu kalo bukan cuma kita bertiga yang makan," deanna merasa tak percaya pada sang papa. Karena deanna fikir jika hanya mereka saja yang akan dinner, melainkan sang papah mengundang orang lain juga.
"Gak papa dea, dia teman papa, papa ingin memperkenalkan mereka sama kamu, mungkin aja kamu bisa jadi menantu dari keluarga mereka" berwyn tertawa sambil menggoda sang putri yang melongo tak percaya dengan ucapan sang papa.
Deanna pun berdiri, "Mau kemana nih anak papa" tanya sang papah pada dea yang bangun dari duduk nya.
"Deanna cuma mau ke kamar mandi"
Sang papah pun mengangguk, "Jangan lama lama sayang" ucap sang bunda.
Deanna mengangguk sebagai jawaban, dan melanjutkan jalan nya untuk kekamar mandi.
Dikamar mandi di depan wastafel deanna menatap cermin dengan cemberut, "Jangan bilang bawa anak nya lagi, takut banget di jodoh jodohin lagi" deanna merasa was was takut jika sang papah menjodoh jodohkan dirinya, deanna pun kembali membenarkan riasan nya, yang walaupun deana tak berias aneh aneh, dia hanya berias yang simpel simple saja.
Setelah selesai dengan riasan nya, deanna keluar dari kamar mandi, tak disangka seseorang berjalan terburu buru dan menabrak nya, hingga oleng dan.
Hap
Badan nya terasa ditahan oleh seseorang deanna pun terkesiap melihat tatapan tajam bak elang sedang menatap nya, deanna pun terpaku pada tatapan itu tanpa sadar.
To be continue guyss.
Jangn lupa like comen dan vote
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
Nuroden Lina
kenapa ayatnya terlalu banyak punnya
2024-02-10
1
Zhu Yun💫
Lanjut kakak 💪🤗
2023-12-10
1