Episode 8, Laper

Waktu istirahat pun tiba.

Deanna sedang membereskan buku nya, untuk pergi kekantin setelah nya.

"Ayo ke kantin" darleena dan dixie sudah berdiri di samping meja deanna.

Menunggu deanna yang sedang membereskan meja belajar nya.

Aldo berjalan menghampiri deanna dan kedua sahabat nya.

"Bisa bicara?" tanya aldo.

Darleena dan dixie pun berpamitan, membiarkan aldo untuk mengajak deanna berbicara, walau deanna diam seolah tak terusik dengan kehadiran aldo. "Yaudah dea kita duluan kekantin nya" mereka berdua pun pergi tanpa mendengar persetujuan deanna.

Darleena Dan dixie pun melihat ke arah deanna, "Emang gak papa kalo kita tinggalin berdua sama aldo?" tanya dixie merasa tak yakin.

"Biarin aja, kali aja mereka balikan" ucap darleena meyakinkan dixie.

Mereka berdua pun melanjutkan perjalanan mereka menuju kantin.

Didalam kelas deanna masih sibuk dengan buku yang dia rapihkan tanpa memperdulikan kehadiran aldo.

"De aku mau ngomong" aldo memanggil deanna dengan sebutan sayang nya aldo dulu saat mereka masih berpacaran.

Deanna berdiri dan berjalan tapi langkah nya terhenti karena aldo mencekal pergelangan tangan nya.

Deanna berbalik dan menatap aldo malas, "Lepas" deanna melepaskan tangan nya yang di pegang aldo.

"Aku mau ngomong de" aldo memohon dengan melas.

"Ngomong apa?" tanya deanna, deanna sangat malas untuk berbicara sama mantan nya ini, bukan karena dia masih cinta dengan aldo, tapi malas rasanya masih mengingat apa yang sudah berlalu.

"Aku minta maaf" ucapan aldo hanya dibalas dengan wajah datar deanna.

"Aku minta maaf de, maaf aku gak bisa bahagiain kamu, aku mau nebus kesalahan aku, kasih aku kesempatan untuk perbaikin semua ini ya, aku janji untuk gak ulangin kesalahan yang sama" aldo berucap tulus tapi lagi lagi deanna hanya menanggapi dengan wajah datar nya.

"Ngomong de, aku mau kejelasan dari kamu" aldo berbicara dengan wajah memaksa.

"Kita udah selesai," jawaban deanna membuat aldo prustasi, aldo tak mau jika deanna tak menerima nya lagi, aldo mau deanna menyetujui apa yang aldo inginkan.

"Gak bisa de, aku tau kamu masih cinta sama aku", ucap aldo yakin.

Deanna tertawa, dia tak mengangka aldo akan sangat percaya diri seperti ini, setelah apa yang sudah berlalu deanna tak ingin kembali lagi kepada aldo lagi.

"Enggak" deanna berjalan tanpa memperdulikan aldo yang memanggil nama nya.

Deanna berjalan menuju kantin menghampiri kedua sahabat nya yang sudah duduk dengan pesanan mereka.

"Gak lama dea?" tanya darleena yang melihat deanna berjalan dan sudah duduk di samping mereka.

"Enggak, ngapain lama lama".

"Mau makan apa biar gue pesenin" tawar dixie.

"Gue pesen sendiri aja" deanna kembali berdiri untuk memesan apa yang akan dia makan, harusnya deanna tadi langsung memesan saja kenapa malah duduk, deanna merutuki kebodohan nya sendiri.

Saat deanna berjalan, "Awh," deanna meringis Saat kuah baso panas menyiram tangan nya, panas sekali.

Deanna mengibas ngibaskan tangan nya yang terkena kuah baso yang masih panas itu.

"Upss sorry sengaja eh maksudnya gak sengaja" jasmine menutup mulut nya dengan tertawa mengejek dengan diikuti oleh kedua teman nya.

Deanna tak tinggal diam dia mengambil minum orang lain dan menumpahkan kewajah jasmine hingga baju nya basah oleh minuman itu.

"Ahhh sialan lo" teriak jasmine tak terima.

Deanna berjalan mendekat kearah jasmine yang berdiri di depan nya yang masih sibuk mengelap ngelap wajah nya yang basah oleh air minum tadi dengan tangan nya.

"Loe pikir gue gak berani, lo salah besar jasmine jangan macem macem sama gue" deanna menatap wajah jasmine dengan sorot mata serius, deanna tak main main dengan ucapan nya.

Diam nya deanna selama ini bukan karena takut tapi karena ia malas meladeni tingkah jasmine yang menyebalkan. Tapi sekarang jasmine sudah keterlaluan karena sudah berani menyiram nya dengan kuah bakso yang panas

Melihat reaksu deanna yang berani, jasmine mendengus kesal ke arah deanna, dan melototi deanna tapi bukan nya gentar deanna semakin menantang jasmine dengan melototi jasmine balik.

Jasmine yang mulai kesal pun takut tak terkendali pun ditarik oleh kedua teman nya untuk meninggalkan deanna, jika tidak mungkin akan terjadi sesuatu yang lebih besar lagi.

Semua teman teman yang ada dikantin meneriaki jasmine yang pergi karena mendapat balasan dari deanna.

Mungkin jasmine malu, karena dia tak bisa menindas deanna dengan mudah.

"Good job girl" ucap darleena kepada deanna dengan menepuk nepuk punggung deanna bangga.

"Gak papa tangan lo?" dixie langsung memegang tangan deanna khawatir.

"Ayo kita obatin" ajak darleena kepada deanna, darleena juga khawatir takut tangan deanna kenapa napa.

Mereka bertiga pun pergi menuju uks untuk mengobati tangan deanna yang mulai memerah takut melepuh dan lebih parah lagi.

"Kenapa gak di gampar aja sih tuh orang, bikin gedeg tau gak" dixie mengomel sambil mengoleskan salep ke tangan deanna dengan hati hati.

"Males gue, lagi lemes" jawab deanna.

"Tapi tadi loe hebat tau" darleena mengapreasi keberanian deanna.

"Gila aja kalo gue gak berani'' deanna ikut tersenyum.

"Gimana nanti lo mau bilang ke papah lo, kalo ngeliat ini" darleena berbicara sambil menunjuk tangan deanna yang memerah itu.

"Gak tau gue," deanna pun bingung harus kasih alasan apa pada papah nya, jika sang papa tau bisa bisa dia akan menghampiri jasmine ke sekolah, dan semua nya pasti runyam.

"Gue gak bisa bayangin sih gimana tanggapan papah loe" dixie pun sama tak bisa membayangkan apa yang akan terjadi.

Papah deanna tak akan tinggal diam jika tau deanna tertindas seperti ini. Lagipula siapa juga seorang ayah yang akan diam saja melihat pitri nya ditindas oleh orang lain.

Bel masuk pun berbunyi.

"Kita pikirin nanti, udah masuk bel berbunyi tuh" ajak dixie.

"Iyah nanti kita bantu mikir" tambah darleena lagi.

Mereka bertiga pun masuk kedalam kelas.

***

Pulang sekolah.

Deanna melihat ponsel nya dan melihat notifikasi di ponsel nya, deanna tercengang dan buru buru berdiri dan berlari.

"Deanna buru buru amat woy"

"Deanna"

Teriakan kedua sahabat nya tak deanna hiraukan, deanna hanya fokus ingin sampai kedepan gerbang sekolah sekarang.

Albern sudah sampai di depan gerbang sekolah nya, deanna sangat takut jika albern dilihat oleh teman teman sekolah nya.

Itu pasti akan jadi berita panas disekolah nya, deanna tak mau itu terjadi bisa bisa nama albern akan tercoreng.

Sampai gerbang, deanna melihat albern berdiri menyender di mobil mewah hitam miliknya, dengan memasukan kedua tangan nya kedalam saku celana nya.

Laki Laki itu tersenyum, "Kenapa berla_" belum selesai albern menyelesaikan ucapan nya, deanna menarik albern untuk masuk kedalam mobil.

"Ayo berangkat" ajak deanna saat sudah duduk di kursi penumpang dengan nafas ngos ngosan.

Albern menatap deanna aneh tapi belum mau bertanya apa yang terjadi, albern hanya menjalankan mobil nya.

Tanpa disadari deanna, aldo melihat deanna dari kejauhan dengan wajah marah dan tangan terkepal marah.

Deanna menghembuskan nafas nya tenang saat mobil sudah melaju meninggalkan halaman sekolah.

"Kenapa berlari seperti itu?" tanya albern penasaran.

"Gak papa, cuma takut ada yang melihat saja" jawab deanna.

Albern mengernyit bingung, "Memang nya Kenapa jika ada yang lihat?".

Deanna menatap albern, sepertinya albern tak suka dengan jawaban deanna terlihat dari wajah albern yang kembali membuat wajah datar nya.

"Kenapa jadi takut" batin deanna, deanna menelan saliva nya dengan susah payah.

"Aku cuma takut orang orang akan membicarakan mu," deanna berucap hati hati.

Albern tersenyum kecil, albern cukup mengerti apa yang di rasakan deanna, deanna pasti takut jika terjadi sesuatu apalagi albern adalah anak pengusaha.

Mungkin akan jadi berita besar jika orang orang lain tau seoarang Albern pengusaha muda mengencani seorang gadis SMA, disekolah deanna adalah termasuk sekolah elit banyak anak pengusaha yang mungkin akan tau dirinya dari orang tua mereka.

Sesungguhnya Albern tak perduli dengan semua itu, tapi bagi deanna mungkin itu berbeda.

"Aku mengerti" Albern mengusap puncak kepala deanna dengan sayang, "Setelah ini mau langsung kemana?" tanya albern.

Deanna tersenyum manis melihat albern yang mengerti, "Aku mau makan, laper," jawab deanna dengan senyum manis nya yang semakin melebar.

Albern mengangguk dan mengemudikan mobil nya untuk menuju tempat makan.

To be continue...

Jangan lupa like comen nya guys...

Episodes
1 Episode 1, Perkenalan
2 Episode 2, Calon mantu mungkin
3 Episode 3, Gadis itu
4 Episode 4, Saya gak peduli
5 Episode 5, Menolak halus
6 Episode 6, Jatuh Cinta
7 Episode 7, Mantan
8 Episode 8, Laper
9 Episode 9, Jelasin
10 Episode 10, Tiga gadis
11 Episode 11, Gak mau pacaran
12 Episode 12, calon mertua
13 Episode 13, Calon istri albern
14 Episode 14, Kemesraan Albern
15 Episode 15, LDR
16 Episode 16, Tak akan terjadi
17 Eps 17, Kekesalan rose
18 Episode 18, Mantan pertama
19 Episode 19, Menginap saja?
20 Episode 20, Menghampiri albern.
21 Episode 21, Merajuk nya deanna
22 Episode 22, Penolakan albern
23 Episode 23, Kemesuman Albern
24 Episode 24, Tamparan
25 Episode 25, Ketegangan di ruang BK
26 Episode 26, Jahatnya jasmine
27 Episode 27, Senyum licik
28 Episode 28, Babak belur
29 Episode 29, Bukan sembarang anak SMA
30 Episode 30, Menemui rose
31 Episode 31, Ibu rose
32 Episode 32, Jangan terbebani
33 Episode 33, Menyerah atau tidak?
34 Episode 34, Ulang tahun Deanna
35 Episode 35, Tak menyangka
36 Episode 36, Lamaran albern
37 Episode 37, Jari tengah
38 Episode 38, Merasakan hal yang sama
39 Episode 39, Perlakuan manis
40 Episode 40, Ucapan tulus rose
41 Episode 41, Melupakan Albern
42 Episode 42,Mengusir halus
43 Episode 43, Obsesi
44 Episode 44, Sella
45 Episode 45, Pasangan Bucin
46 Episode 46, Waspada
47 Episode 47, Trio Es
48 Episode 48, Keinginan Raisa
49 Episode 49, Diculiknya Deanna
50 Episode 50, Albern tertembak
51 Episode 51, Duplikat
52 Episode 52, Ponakan
53 Episode 53, Pencair suasana
54 Episode 54, Tangis bahagia
55 Episode 55, Pernikahan Albern dan Deanna
56 Episode 56, Senyum senyum sendiri
57 Episode 57, Rumah orang tua deanna.
58 Episode 58, Kemurahan hati
59 Episode 59, Bulan madu singkat
Episodes

Updated 59 Episodes

1
Episode 1, Perkenalan
2
Episode 2, Calon mantu mungkin
3
Episode 3, Gadis itu
4
Episode 4, Saya gak peduli
5
Episode 5, Menolak halus
6
Episode 6, Jatuh Cinta
7
Episode 7, Mantan
8
Episode 8, Laper
9
Episode 9, Jelasin
10
Episode 10, Tiga gadis
11
Episode 11, Gak mau pacaran
12
Episode 12, calon mertua
13
Episode 13, Calon istri albern
14
Episode 14, Kemesraan Albern
15
Episode 15, LDR
16
Episode 16, Tak akan terjadi
17
Eps 17, Kekesalan rose
18
Episode 18, Mantan pertama
19
Episode 19, Menginap saja?
20
Episode 20, Menghampiri albern.
21
Episode 21, Merajuk nya deanna
22
Episode 22, Penolakan albern
23
Episode 23, Kemesuman Albern
24
Episode 24, Tamparan
25
Episode 25, Ketegangan di ruang BK
26
Episode 26, Jahatnya jasmine
27
Episode 27, Senyum licik
28
Episode 28, Babak belur
29
Episode 29, Bukan sembarang anak SMA
30
Episode 30, Menemui rose
31
Episode 31, Ibu rose
32
Episode 32, Jangan terbebani
33
Episode 33, Menyerah atau tidak?
34
Episode 34, Ulang tahun Deanna
35
Episode 35, Tak menyangka
36
Episode 36, Lamaran albern
37
Episode 37, Jari tengah
38
Episode 38, Merasakan hal yang sama
39
Episode 39, Perlakuan manis
40
Episode 40, Ucapan tulus rose
41
Episode 41, Melupakan Albern
42
Episode 42,Mengusir halus
43
Episode 43, Obsesi
44
Episode 44, Sella
45
Episode 45, Pasangan Bucin
46
Episode 46, Waspada
47
Episode 47, Trio Es
48
Episode 48, Keinginan Raisa
49
Episode 49, Diculiknya Deanna
50
Episode 50, Albern tertembak
51
Episode 51, Duplikat
52
Episode 52, Ponakan
53
Episode 53, Pencair suasana
54
Episode 54, Tangis bahagia
55
Episode 55, Pernikahan Albern dan Deanna
56
Episode 56, Senyum senyum sendiri
57
Episode 57, Rumah orang tua deanna.
58
Episode 58, Kemurahan hati
59
Episode 59, Bulan madu singkat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!