Waktu istirahat pun tiba.
Deanna sedang membereskan buku nya, untuk pergi kekantin setelah nya.
"Ayo ke kantin" darleena dan dixie sudah berdiri di samping meja deanna.
Menunggu deanna yang sedang membereskan meja belajar nya.
Aldo berjalan menghampiri deanna dan kedua sahabat nya.
"Bisa bicara?" tanya aldo.
Darleena dan dixie pun berpamitan, membiarkan aldo untuk mengajak deanna berbicara, walau deanna diam seolah tak terusik dengan kehadiran aldo. "Yaudah dea kita duluan kekantin nya" mereka berdua pun pergi tanpa mendengar persetujuan deanna.
Darleena Dan dixie pun melihat ke arah deanna, "Emang gak papa kalo kita tinggalin berdua sama aldo?" tanya dixie merasa tak yakin.
"Biarin aja, kali aja mereka balikan" ucap darleena meyakinkan dixie.
Mereka berdua pun melanjutkan perjalanan mereka menuju kantin.
Didalam kelas deanna masih sibuk dengan buku yang dia rapihkan tanpa memperdulikan kehadiran aldo.
"De aku mau ngomong" aldo memanggil deanna dengan sebutan sayang nya aldo dulu saat mereka masih berpacaran.
Deanna berdiri dan berjalan tapi langkah nya terhenti karena aldo mencekal pergelangan tangan nya.
Deanna berbalik dan menatap aldo malas, "Lepas" deanna melepaskan tangan nya yang di pegang aldo.
"Aku mau ngomong de" aldo memohon dengan melas.
"Ngomong apa?" tanya deanna, deanna sangat malas untuk berbicara sama mantan nya ini, bukan karena dia masih cinta dengan aldo, tapi malas rasanya masih mengingat apa yang sudah berlalu.
"Aku minta maaf" ucapan aldo hanya dibalas dengan wajah datar deanna.
"Aku minta maaf de, maaf aku gak bisa bahagiain kamu, aku mau nebus kesalahan aku, kasih aku kesempatan untuk perbaikin semua ini ya, aku janji untuk gak ulangin kesalahan yang sama" aldo berucap tulus tapi lagi lagi deanna hanya menanggapi dengan wajah datar nya.
"Ngomong de, aku mau kejelasan dari kamu" aldo berbicara dengan wajah memaksa.
"Kita udah selesai," jawaban deanna membuat aldo prustasi, aldo tak mau jika deanna tak menerima nya lagi, aldo mau deanna menyetujui apa yang aldo inginkan.
"Gak bisa de, aku tau kamu masih cinta sama aku", ucap aldo yakin.
Deanna tertawa, dia tak mengangka aldo akan sangat percaya diri seperti ini, setelah apa yang sudah berlalu deanna tak ingin kembali lagi kepada aldo lagi.
"Enggak" deanna berjalan tanpa memperdulikan aldo yang memanggil nama nya.
Deanna berjalan menuju kantin menghampiri kedua sahabat nya yang sudah duduk dengan pesanan mereka.
"Gak lama dea?" tanya darleena yang melihat deanna berjalan dan sudah duduk di samping mereka.
"Enggak, ngapain lama lama".
"Mau makan apa biar gue pesenin" tawar dixie.
"Gue pesen sendiri aja" deanna kembali berdiri untuk memesan apa yang akan dia makan, harusnya deanna tadi langsung memesan saja kenapa malah duduk, deanna merutuki kebodohan nya sendiri.
Saat deanna berjalan, "Awh," deanna meringis Saat kuah baso panas menyiram tangan nya, panas sekali.
Deanna mengibas ngibaskan tangan nya yang terkena kuah baso yang masih panas itu.
"Upss sorry sengaja eh maksudnya gak sengaja" jasmine menutup mulut nya dengan tertawa mengejek dengan diikuti oleh kedua teman nya.
Deanna tak tinggal diam dia mengambil minum orang lain dan menumpahkan kewajah jasmine hingga baju nya basah oleh minuman itu.
"Ahhh sialan lo" teriak jasmine tak terima.
Deanna berjalan mendekat kearah jasmine yang berdiri di depan nya yang masih sibuk mengelap ngelap wajah nya yang basah oleh air minum tadi dengan tangan nya.
"Loe pikir gue gak berani, lo salah besar jasmine jangan macem macem sama gue" deanna menatap wajah jasmine dengan sorot mata serius, deanna tak main main dengan ucapan nya.
Diam nya deanna selama ini bukan karena takut tapi karena ia malas meladeni tingkah jasmine yang menyebalkan. Tapi sekarang jasmine sudah keterlaluan karena sudah berani menyiram nya dengan kuah bakso yang panas
Melihat reaksu deanna yang berani, jasmine mendengus kesal ke arah deanna, dan melototi deanna tapi bukan nya gentar deanna semakin menantang jasmine dengan melototi jasmine balik.
Jasmine yang mulai kesal pun takut tak terkendali pun ditarik oleh kedua teman nya untuk meninggalkan deanna, jika tidak mungkin akan terjadi sesuatu yang lebih besar lagi.
Semua teman teman yang ada dikantin meneriaki jasmine yang pergi karena mendapat balasan dari deanna.
Mungkin jasmine malu, karena dia tak bisa menindas deanna dengan mudah.
"Good job girl" ucap darleena kepada deanna dengan menepuk nepuk punggung deanna bangga.
"Gak papa tangan lo?" dixie langsung memegang tangan deanna khawatir.
"Ayo kita obatin" ajak darleena kepada deanna, darleena juga khawatir takut tangan deanna kenapa napa.
Mereka bertiga pun pergi menuju uks untuk mengobati tangan deanna yang mulai memerah takut melepuh dan lebih parah lagi.
"Kenapa gak di gampar aja sih tuh orang, bikin gedeg tau gak" dixie mengomel sambil mengoleskan salep ke tangan deanna dengan hati hati.
"Males gue, lagi lemes" jawab deanna.
"Tapi tadi loe hebat tau" darleena mengapreasi keberanian deanna.
"Gila aja kalo gue gak berani'' deanna ikut tersenyum.
"Gimana nanti lo mau bilang ke papah lo, kalo ngeliat ini" darleena berbicara sambil menunjuk tangan deanna yang memerah itu.
"Gak tau gue," deanna pun bingung harus kasih alasan apa pada papah nya, jika sang papa tau bisa bisa dia akan menghampiri jasmine ke sekolah, dan semua nya pasti runyam.
"Gue gak bisa bayangin sih gimana tanggapan papah loe" dixie pun sama tak bisa membayangkan apa yang akan terjadi.
Papah deanna tak akan tinggal diam jika tau deanna tertindas seperti ini. Lagipula siapa juga seorang ayah yang akan diam saja melihat pitri nya ditindas oleh orang lain.
Bel masuk pun berbunyi.
"Kita pikirin nanti, udah masuk bel berbunyi tuh" ajak dixie.
"Iyah nanti kita bantu mikir" tambah darleena lagi.
Mereka bertiga pun masuk kedalam kelas.
***
Pulang sekolah.
Deanna melihat ponsel nya dan melihat notifikasi di ponsel nya, deanna tercengang dan buru buru berdiri dan berlari.
"Deanna buru buru amat woy"
"Deanna"
Teriakan kedua sahabat nya tak deanna hiraukan, deanna hanya fokus ingin sampai kedepan gerbang sekolah sekarang.
Albern sudah sampai di depan gerbang sekolah nya, deanna sangat takut jika albern dilihat oleh teman teman sekolah nya.
Itu pasti akan jadi berita panas disekolah nya, deanna tak mau itu terjadi bisa bisa nama albern akan tercoreng.
Sampai gerbang, deanna melihat albern berdiri menyender di mobil mewah hitam miliknya, dengan memasukan kedua tangan nya kedalam saku celana nya.
Laki Laki itu tersenyum, "Kenapa berla_" belum selesai albern menyelesaikan ucapan nya, deanna menarik albern untuk masuk kedalam mobil.
"Ayo berangkat" ajak deanna saat sudah duduk di kursi penumpang dengan nafas ngos ngosan.
Albern menatap deanna aneh tapi belum mau bertanya apa yang terjadi, albern hanya menjalankan mobil nya.
Tanpa disadari deanna, aldo melihat deanna dari kejauhan dengan wajah marah dan tangan terkepal marah.
Deanna menghembuskan nafas nya tenang saat mobil sudah melaju meninggalkan halaman sekolah.
"Kenapa berlari seperti itu?" tanya albern penasaran.
"Gak papa, cuma takut ada yang melihat saja" jawab deanna.
Albern mengernyit bingung, "Memang nya Kenapa jika ada yang lihat?".
Deanna menatap albern, sepertinya albern tak suka dengan jawaban deanna terlihat dari wajah albern yang kembali membuat wajah datar nya.
"Kenapa jadi takut" batin deanna, deanna menelan saliva nya dengan susah payah.
"Aku cuma takut orang orang akan membicarakan mu," deanna berucap hati hati.
Albern tersenyum kecil, albern cukup mengerti apa yang di rasakan deanna, deanna pasti takut jika terjadi sesuatu apalagi albern adalah anak pengusaha.
Mungkin akan jadi berita besar jika orang orang lain tau seoarang Albern pengusaha muda mengencani seorang gadis SMA, disekolah deanna adalah termasuk sekolah elit banyak anak pengusaha yang mungkin akan tau dirinya dari orang tua mereka.
Sesungguhnya Albern tak perduli dengan semua itu, tapi bagi deanna mungkin itu berbeda.
"Aku mengerti" Albern mengusap puncak kepala deanna dengan sayang, "Setelah ini mau langsung kemana?" tanya albern.
Deanna tersenyum manis melihat albern yang mengerti, "Aku mau makan, laper," jawab deanna dengan senyum manis nya yang semakin melebar.
Albern mengangguk dan mengemudikan mobil nya untuk menuju tempat makan.
To be continue...
Jangan lupa like comen nya guys...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments