Hari pertama Naresha di perusahaan

Kedatangan Nadia sudah ditunggu oleh Naresha di sekolahnya. Kakak perempuan Nadia itu merasa khawatir dengan keadaan Nadia.

Dia juga berniat untuk meminta maaf pada Nadia. Sudah cukup selama ini ia menjadi kakak yang jahat dan tidak peduli dengan keadaannya.

Penampilan Naresha saat ini membuat beberapa siswa penasaran sekaligus terkikik geli. Namun sebagian lagi memilih acuh dan melanjutkan langkahnya.

Naresha memakai celana hitam, kemeja putih dengan blazer hitam berlengan panjang. Selain itu dia juga menggunakan masker hitam dan kacamata hitam. Jangan lupa topi bundar yang juga berwarna hitam.

Penampilan Naresha memang seperti seseorang yang hendak pergi ke pemakaman. Nadia yang memang tidak terlalu mengenal sang kakak berjalan dengan santai.

Arimbi yang sedang berjalan disamping Nadia berusaha untuk menahan tawanya. Takut jika tindakannya membuat orang lain tersinggung.

"Nad!" panggil Naresha membuat Nadia dan Arimbi menghentikan langkahnya.

Kening Nadia mengkerut begitu Naresha berjalan kearahnya dengan anggun. Dia menebak-nebak siapa wanita itu.

"Siapa?" tanya Nadia datar.

Saat ini Naresha sudah berdiri didepan sang adik. Karena Nadia tidak mengenalnya, Naresha melepas topi serta kaca mata yang ia pakai. Namun tidak dengan masker yang ia pakai.

"Ini kakak. Kakak mau bicara sebentar boleh?" pinta Naresha dengan lembut.

"Siapa yang mati?"

Bukannya menjawab, Nadia malah menanyakan hal lain. Pertanyaan itu membuat Naresha bingung.

"Siapa bilang ada yang mati?"

"Kalau tidak ada yang mati ngapain pakai kostum seperti ini?" sindir Nadia tanpa filter.

"He he he..."

Naresha tersenyum kikuk. Sebenarnya ini bukan gayanya. Namun dia masih takut jika dikenali.

Skandalnya dalam dunia maya masih dalam hangat-hangatnya. Wahyu sudah berusaha untuk menekan berita itu. Namun karena sudah bayak yang melihat jadi masih saja banyak yang membicarakannya.

"Bicara sebentar boleh kan," bujuk Naresha dengan melas.

"Buat apa?" tanya Nadia dengan enggan.

"Sebentar saja, boleh?" pinta Naresha dengan wajah melas.

Nadia menoleh pada Arimbi yang berada di sampingnya. Dari tatapan Arimbi, Nadia sudah menebak jika Arimbi penasaran dengan orang yang mengaku sebagai kakaknya.

"Perkenalkan ini kakak kandung aku," ucap Nadia memperkenalkan Naresha pada Arimbi.

Dengan senang hati Arimbi memperkenalkan dirinya pada Naresha. Dia mengeluarkan tangannya pada Naresha.

"Halo kak. Namaku Arimbi. Aku adik kelas kak Nadia," sapa Arimbi dengan ramah.

"Hai... Aku Naresha kakak Nadia,"jawab Naresha tak kalah ramah.

"Senang berkenalan dengan kak Resha."

"Kakak juga. Bolehkan kakak pinjam kak Nadianya dulu."

"Tentu saja. Kalau begitu aku masuk ke kelas dulu."

"Oke!"

Arimbi meninggalkan Naresha dan Nadia masuk terlebih dulu. Setelah itu Naresha menggandeng tangan Nadia berjalan ke mobil yang ia parkir di pinggir jalan.

Nadia diam saja saat tangannya digandeng. Namun muncul pertanyaan dalam benaknya.

Nadia yang asli tidak mempunyai kenangan bersama Naresha. Karena sejak tragedi yang menimpa Nadia di usia yang ketiga, Naresha langsung dibawah tantenya keluar negri.

Meskipun Naresha sering berkunjung ke Indonesia, tetapi dia tidak berusaha dekat dengan Nadia.

Kini keduanya sudah ada di dalam mobil. Naresha menatap Nadia dengan mata mengembun.

"Maaf,"ucap Naresha.

"Untuk?"

"Semuanya. Maaf tidak bisa menjadi kakak yang baik buat kamu. Maaf tidak pernah ada saat kamu butuhkan. Maaf atas semua rasa sakit yang pernah kakak_"

Naresha tidak bisa melanjutkan perkataannya. Tangisnya pecah. Dia merasa manjadi kakak yang buruk selama ini.

Dia melampiaskan kehilangan ibunya pada Nadia yang saat itu masih kecil. Padahal bukan hanya dia saja yang kehilangan ibu. Tapi adik dan juga kakaknya sama-sama merasakan.

Nadia merasa tak sanggup melihat Naresha menangis tergugu. Perlahan ia membawa Naresha ke pelukannya.

Perlakuan Nadia membuat hati Nadia menghangat. Dia menghapus airmata yang mengalir di wajahnya. Kemudian melepas pelukan Nadia dengan lembut.

"Apakah kamu mau memaafkan semua kesalahan kakak?"

Nadia menganggukkan kepalanya. Tiba-tiba bel masuk berbunyi. Mau tidak mau Naresha membiarkan Nadia untuk keluar dari mobilnya.

"Kamu sekarang tinggal dimana?" tanya Naresha sebelum Nadia turun dari mobil.

"Di rumah temanku."

"Bagaimana kalau tinggal di apartemen Rendra?"

"Tidak. Terimakasih. Maaf aku harus segera masuk."

"Baiklah. Kalau ada apa-apa jangan lupa hubungi kakak."

"Hemm."

Setelah itu Nadia pun masuk kedalam. Naresha menatap kepergian Nadia hingga hilang dari pandangannya.

Hari ini untuk pertama kalinya ia akan bekerja kantoran. Wahyu memintanya untuk belajar dari Narendra. Namun karena dia kepikiran dengan Nadia, maka Naresha memutuskan untuk mampir dulu di sekolahnya.

Penampilan Naresha lagi-lagi membuat orang tercengang. Kini yang jadi korban karyawan ayahnya.

"Tuh orang siapa sih. Mau kerja apa mau pergi ke pemakaman?"

"Ish...kalau ngomong tuh dijaga. Kalau dengar bagaimana. Style orang itu berbeda-beda."

"Karyawan baru kali."

"Tapi badannya seksi woi!"

.

"Betul. Tubuhnya nggak kalah sama model-model yang nongol di Tv."

Naresha yang menjadi bahan gosip dari mereka terus berjalan dengan anggun. Dia belum menyadari jika penampilannya telah menjadi bahan gosip para karyawan yang melihatnya

Naresha berjalan ketempat resepsionis. Ada dua orang wanita yang fokus dengan buku didepannya.

"Selamat pagi," sapa Naresha sambil melepas kaca mata hitamnya.

"Selamat pagi. Ada yang bisa kami bantu?" tanya resepsionis iti dengan ramah.

"Saya ingin bertemu dengan bapak Narendra. Apa beliau ada ditempat?"

"Sepertinya tuan Narendra masih belum datang. Anda bisa menunggu kedatangan beliau di sana," jawab salah satu resepsionis itu sambil menunjuk kursi kosong yang tidak jauh dari tempatnya.

Naresha menurut. Dia berjalan ke kursi kosong yang tadi ditujukan oleh resepsionis.

Narendra memang masih belum tiba di kantor. Mobil yang ia kendarai mogok di tengah jalan. Kini sedang di tangani oleh montir yang ia panggil.

Wahyu hari ini juga datang ke perusahaan. Melihat kedatangan sang ayah, Naresha beranjak menghampirinya.

"Yah..."

"Kok kamu masih ada disini?"

"Kak Rendra masih belum datang."

"Memangnya kemana?"

"Katanya sih masih dijalan. Mobilnya mogok."

"Ya udah. Ayo ikut ke ruangan ayah!"

Naresha mengikuti langkah Wahyu yang berjalan ke arah lift. Pemandangan itu membuat karyawan yang melihatnya tercengang.

Ruangan wahyu ada dilantai tujuh. Sedangkan ruangan Narendra ada dilantai lima.

Laura sudah stan by di tempatnya saat Wahyu dan Naresha tiba disana. Dia langsung melempar senyum manis saat melihat kedatangan Wahyu.

Namun senyumnya langsung surut begitu melihat Wahyu datang dengan seorang wanita yang tidak terlihat wajahnya.

"Selamat pagi tuan," sapa Laura.

"Pagi,"jawab Wahyu datar.

Wahyu hanya melihat sekilas tanpa menghentikan langkahnya. Naresha dan asistennya mengikutinya di belakang.

Laura kembali duduk begitu ketiga orang tersebut masuk kedalam ruangan. Pandangannya tajam.

"Selama ini aku sudah sabar menunggu. Jangan salahkan aku jika semua yang kau punya hancur," gumam laura dengan muka memerah.

Sebenarnya permasalahan yang disebabkan Nadia tidak terlalu berdampak buruk pada perusahaan. Namun penolakan Wahyu untuk kesekian kalinya membuat Laura murka.

Kini ia akan membuat perusahaan ini hancur sehancur-hancurnya inilah janji yang sudah ia ucapkan.

Laura mengeluarkan ponsel dan mengirim pesan yang entah pada siapa. Namun senyumnya bisa membuat orang yang melihatnya merinding. Untungnya saat ini Ia sedang sendiri.

Terpopuler

Comments

Sri Puji

Sri Puji

Psikopat ihh serem

2024-03-18

0

Mus Zuliaka

Mus Zuliaka

wahyu gk sadar sdh miara musuh, tp untung gk tergoda sm Laura ulet keket

2024-01-30

3

X'tine

X'tine

pelihara ulat keket dalam kantor.. hiiiiih.. ngeriiii

2024-01-10

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!