Di usir

Naresha dan Narendra merupakan saudara kembar. Keduanya berumur dua puluh lima tahun. Mereka ditinggal oleh ibu mereka saat usianya enam tahun.

Saat itu mereka sangat senang mengetahui jika adik yang ada di perut sang ibu telah lahir. Namun kebahagian itu hanya mereka rasakan sebentar. Setelah kehadiran sang adik, sang ibu tidak pernah lagi mereka lihat keberadaannya.

Mereka sangat rindu dengan ibu mereka. Namun tidak ada siapapun yang tahu ibu dimana. Hingga suatu hari mereka mendengar jika sang ibu telah meninggal karena melahirkan sang adik.

Sejak itu baik itu Naresha dan Narendra membenci keberadaan sang adik. Mereka percaya jika keberadaan sang adiklah yang membuat ibu mereka meninggal.

Kebencian mereka pada Nadia semakin besar saat duduk dibangku sekolah. Keduanya sering jadi bahan ejekan karena tidak memiliki ibu.

Puncaknya saat Nadia berusia tiga tahun. Naresha hampir saja membunuh Nadia. Dia melampiaskan kekesalannya dengan memasukkan Nadia kedalam kolam renang. Padahal Nadia tidak bisa berenang.

Untungnya Nadia masih bisa terselamatkan. Namun adik Wahyu yang juga tante Nadia mengajak Naresha untuk tinggal bersamanya di luar negeri.

Wahyu sendiri menjadi tertutup sejak menghilangnya Bella. Setiap hari dia hanya bekerja dan mencari keberadaan Bella. Hingga menelantarkan ketiga buah hatinya

Jika Naresha dibawah oleh sang tante, maka Nadia di urus oleh bi Salma. Narendra juga tinggal dirumah.

Wahyu tidak suka menatap mata Nadia yang mirip dengan mata sang istri. Jadi sebisa mungkin untuk menghindarinya.

Wahyu menyerahkan semua urusan Nadia pada bi Salma. Bahkan kamar yang ia tempati saat ini juga atas perintah Wahyu.

Tante Nadia bernama Cahya. Saat ini tante cahya sudah memiliki suami dan juga dua orang anak. Namanya Laila dan Lily.

Meskipun begitu, tante cahya tidak membedakan kasih sayangnya. Tante cahya menjadikan Naresha sebagai putri angkatnya.

Perlahan Naresha tumbuh menjadi gadis yang cantik. Sejak kecil ia sudah kenal dunia model. Sehingga saat ini Naresha berhasil menjadi model internasional. .

Meskipun begitu Naresha tidak pernah bertindak di luar batas. Dia selalu memegang teguh adat ketimuran yang selalu tantenya ajarkan.

Hingga usianya yang kedua puluh lima, Naresha masih betah dengan kesendiriannya. Dia trauma menjalin hubungan.

Kekasih yang sudah bersamanya selama lima tahun berselingkuh dengan rekan sesama model. Sejak saat itu ia enggan untuk menjalin kasih.

Saat ini media online ramai dengan beredarnya video tak senonoh tentang dirinya. Padahal dia tidak pernah melakukannya.

Entah siapa yang iri dengan kesuksesannya. Namun saat ini karirnya sebagai seorang model terancam.

Semua kontrak kerja di putus secara sepihak. Dia sudah melakukan klarifikasi bahwa semua itu kebohongan. Namun sepertinya sia-sia.

Apalagi setelah muncul beberapa foto seksi miliknya. Kariernya sebagai seorang model benar-benar hancur.

Naresha meminta maaf kepada tante dan keluarganya. Karena telah mencoreng nama baik mereka. Meskipun dia tidak merasa bersalah karena dia tidak melakukannya.

Naresha memutuskan untuk kembali ke tanah kelahirannya. Rasanya dia tidak sanggup lagi jika harus tinggal di negara itu.

Ternyata kepulangannya bertepatan dengan kondisi perusahaan yang sedang dalam masalah. Ayah yang sebelumnya berada di kalimantan saat ini berada di rumah. Begitupun dengan kakak kembarnya.

Yang belum Naresha lihat keberadaannya hanya sang adik. Menurut Bi Salma, Nadia sedang melakukan study tour.

Naresha berniat untuk meminta maaf pada Nadia. Dia merasa menyesal telah membenci sang adik. Padahal Nadia tidak bersalah sama sekali.

Sebenarnya sudah lama Naresha ingin meminta maaf pada Nadia. Namun belum terealisasi karena kesibukannya.

Saat ini Naresha tengah berkumpul bersama kakak dan juga ayahnya. Ayah dan kakaknya sudah mengetahui tentang skandal yang menimpanya.

Wahyu meminta Naresha untuk keluar dari dunia model dan masuk dalam perusahaan. Dia sempat menolak, namun ayahnya tidak terima penolakan.

Saat sedang mengobrol, Nadia pulang. Naresha sangat ingin memeluk tubuh sang adik. Namun ucapan sang ayah membuatnya terdiam.

Naresha tidak menyangka jika ayahnya mengusir sang adik. Tapi siapa yang tidak sakit hati jika anak mereka tidak mengakuinya. Namun apa ayahnya sudah hilang ingatan?

Naresha sangat tahu jika ayahnya tidak pernah memberikan kasih sayang pada Nadia. Sejak kecil hanya Bi Salma lah yang merawat dan menyayanginya.

Naresha tambah shock saat sang adik benar-benar berniat keluar dari rumah. Dia meminta sang adik untuk berfikir.

Tapi sia-sia saja. Nadia akhirnya keluar dari rumah. Saat ayahnya naik keatas, Naresha buru-buru keluar dari rumah. Berharap sang adik masih ada.

Naresha akan meminta Nadia untuk tinggal sementara di apartemen sang kakak. Untuk yang lain akan ia pikirkan nanti.

Namun Naresha harus kecewa. Nadia hilang dari pandangan mata. Naresha sampai melihat ke jalan. Tetapi tidak ia temukan keberadaan sang adik.

Padahal Nadia hanya berbelok ke arah kanan. Dia berjalan tanpa arah. Sambil berpikir apa yang akan ia lakukan selanjutnya. Hingga sebuah mobil berhenti di sampingnya.

Nadia menoleh untuk melihat siapa pemilik mobil itu. Ternyata orang itu tak lain Arshaka.

"Mau kemana kamu?"

"Mau cari rumah. Apa tuan punya rumah yang bisa saya sewa?"

"Buat apa?"

"Buat ditempati lah."

Arshaka bingung dengan jawaban Nadia. Bukankah dia punya rumah?

Sepertinya Nadia mengetahui apa yang ada di pikiran bosnya. Jadi dia pun menyebutkan alasannya.

"Ada masalah di rumah. Untuk lebih jelasnya saya tidak bisa mengungkapkan pada Tuan."

"Masuklah!"

Nadia masuk dengan santai. Dia duduk disamping Shaka yang menyetir. Setelah memastikan Nadia duduk dengan sempurna, Shaka melajukan mobilnya.

Arshaka membawa Nadia ke apartemen miliknya. Selama ini apartemen itu jarang ditempati. Meski begitu kondisinya tetap terjaga.

Arshaka selalu meminta asisten nya untuk membersihkan apartemen itu dua hari sekali. Sehingga apartemen itu selalu bersih

Lokasi apartemen Shaka tidak jauh dari perusahaannya. Hanya berjarak dua gedung. Jika pun harus berjalan hanya butuh waktu lima menit perjalanan.

"Kamu bisa tinggal di apartemen ini,"ucap Shaka saat tiba di apartemen.

"Tuan yakin?"

"Tidak usah panggil Tuan."

"Memangnya harus panggil apa?"

Shaka menghendikkan bahunya. Terserah mau panggil apa yang penting bukan tuan.

"Kalau begitu aku panggil mas saja. Bagaimana?"

Nadia sebenarnya bingung. Hanya panggilan itu saja yang terlintas di otaknya.

"Boleh. Ayo masuk!" ajak Shaka.

Pintu apartemen telah terbuka. Shaka masuk terlebih dulu diikuti Nadia di belakangnya.

"Disini hanya tersedia dua kamar. Kamu bisa tinggal di kamar nomer dua. Sedangkan kamar nomer satu itu kamarku."

"Terimakasih."

"Tidak perlu sungkan. Anggap saja sebagai fasilitas yang disediakan oleh perusahaan. Beres kan?"

"Oke. Aku boleh masuk ke kamar kan?"tanya Nadia.

Sebenarnya Shaka cukup tercengang dengan sikap Nadia yang terkesan datar. Jika itu wanita lain pasti mereka akan mendekatinya.

Sebenarnya ini sangat aneh. Arshaka sebenarnya tidak suka berdekatan dengan wanita. Bahkan dalam jarak satu meter dia sudah merasakan ketidak nyamanan.

Belum lagi tubuhnya akan mengeluarkan bintik-bintik merah jika bersentuhan langsung dengan wanita.

Sebenarnya Shaka sudah melakukan pengobatan. Namun hingga saat ini belum mendapatkan hasil sama sekali.

Selama ini hanya mama dan adiknya saja yang bisa menyentuhnya. Namun berdekatan dengan Nadia, dia merasa baik-baik saja. Entah jika bersentuhan dengannya.

"Tentu saja. Tapi aku harus pulang ke rumah. Kamu tidak masalah kan tinggal di sini sendiri?"

"Tidak masalah. Cuma aku minta passwordnya."

"113068."

"Terimakasih."

"Hemm...masuklah ke kamar!"

"Oke!"

Setelah Nadia masuk kedalam kamar, Arshaka memutuskan untuk pulang ke rumah. Dia tidak mau membuat mamanya menunggu.

Apartemen milik Shaka tergolong apartemen mewah. Ada ruang tamu, dua kamar dengan kamar mandi di masing-masing kamar, dapur, ruang makan, ruang bioskop, ruang Gym,dan kolam renang.

Kamar yang ditempati Nadia sangat luas. Didalamnya selain kamar mandi, ada juga ruang ganti tersendiri. Nadia sangat puas dengan kamar ini. Tidak jauh beda dengan kamar yang ia miliki sebelumnya.

Nadia memutuskan untuk membersihkan tubuhnya yang lengket. Namun tiba-tiba dia ingat jika tidak membawa baju sama sekali. Sepertinya dia harus belanja terlebih dulu.

Nadia pun mengambil dompet dan juga ponsel dari dalam tas. Didalam tas itu tidak ada barang lain selain lap top,dompet dan ponsel.

Nadia mencari toko yang tidak jauh dari apartemen. Untung saja ada butik dan juga minimarket.

"Idih...siapa nih yang sedang berbelanja. Biasanya juga beli di pasar loak,"sindir Mella yang baru datang bersama dua sahabatnya. Siapa lagi jika bukan Friska dan Velly.

Nadia menghela nafasnya kasar. Saudara sepupunya ini benar-benar menyebalkan.

"Kalian apa tidak punya kegiatan lain selain membuntutiku?"

"Idieu...siapa juga yang membuntutimu. Memangnya kita tidak punya kegiatan lain. Asal lo tahu saja, kita sudah menjadi pelanggan tetap butik ini,"ucap Mella dengan bangga.

"Betul tidak Ce," sambungnya pada salah satu pelayan butik.

"Benar. Nona Mella sudah menjadi tamu VIP kami."

"Dengar tuh yang di bilang oleh Cece."

"Terserah deh."

Nadia memutuskan untuk meninggal kan ketiga orang itu mencari baju yang diinginkan. Namun Mella tidak membiarkan begitu saja.

"Mau kemana lo?"

"Mau makan. Lo mau?"

"Dasar gila. Cece harus tahu. Gadis itu tidak punya uang. Lebih baik cece usir saja."

Nadia terdiam dan menatap wanita yang dipanggil cece oleh Mella. Dia ingin tahu apa yang akan dilakukan oleh wanita tersebut.

"Maaf Nona Mella. Saya tidak bisa mengusir pelanggan seenaknya. Dia tidak mungkin masuk kedalam butik jika tidak memiliki uang. Lebih baik nona Mella memilih baju yang anda inginkan," bujuk pelayan itu dengan sopan.

Nadia tersenyum melihatnya. Kemudian berbalik tanpa menghiraukan wajah Mella yang sudah merah padam.

Nadia membeli lima potong celana panjang, lima kaos oblong, kemeja, pakaian dalam, piyama dan juga jaket.

Saat melihat semua baju pilihan Nadia, Mella dan keduanya sempat mencibir. Namun Nadia tidak menghiraukan. Anggap saja ketiga gadis itu sebagai orang gila.

Selesai belanja baju, Nadia pergi ke supermarket yang hanya berjarak dua rumah dengan butik. Dia menyimpan barang belanjaannya di loker yang tersedia.

Nadia membeli beberapa peralatan mandi dan berbagai bahan masakan. Sebelum pulang dia juga membeli makanan jadi. Barulah setelah itu ia pulang dengan banyak barang di tangannya.

Terpopuler

Comments

ardan

ardan

bawa tas ransel dan koper saat keluar rumah, isinya apa aja yah? ga bawa baju sama sekali, hehe

2024-03-09

0

Sandisalbiah

Sandisalbiah

menjauh dr org yg mengabaikanmu itu mungkin lebih baik.. biar mereka merasakan jika keberadaanmu itu beneran gak berarti bagi mereka atau justru sebaliknya... biar waktu yg merubah semuanya.. termasuk itu hati dan perasaan mereka..

2024-03-08

4

Kartika Lina

Kartika Lina

emang sesibuk apa sih sampai tak bisa berkomunikasi,, kadang suka heran dengan alasan sibuk sampai tak ada waktu untuk berkomunikasi dengan yang lain,, alasan klise 😡

2024-02-20

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!